Anda di halaman 1dari 17

MODUL PRAKTIKUM KEPERAWATAN :

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK FISIK SISTEM


MUSKULOSKELETAL

Disusun oleh :

ASEP SOLAHUDIN
ASEP SARDI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES Dr. SISMADI JAKARTA
T. A. 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan inayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan Modul tentang pemeriksaan diagnostik fisik sistem muskuloskeletas ini
dengan baik. Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah berjuang membawa kita semua selaku umatnya dari alam kebodohan kealam
yang penuh dengan ilmu pengetahuan yang kita rasakan sekarang ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ns. Rogayah, Mkep selaku dosen
mata kuliah Keperawatan Medical Bedah I, kedua orangtua, dan semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan modul ini baik secara materil maupun moril.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan maupun pengkajiannya masih banyak
kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
berbagai pihak sangat penulis harapkan, demi untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Akhirnya, mudah-mudahan modul yang sederhana ini dapat menjadi bahan bacaan
yang bermanfaat dan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi
para pembaca pada umumnya. Semoga Allah Swt. senantiasa melimpahkan rahmat dan
inayah-Nya kepada kita semua. Amiin ya robbal ‘alamin.

Bekasi, 16 Oktober 2021

Pembuat
Asep Solahudin
Asep Sardi
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PEMERIKSAAN FISIK SISTEM MUSKULOSKELETAL
A. Pendahuluan....................................................................................................1
B. Definisi...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................1
D. Indikasi............................................................................................................1
E. Kontra Indikasi................................................................................................1
F. Hal Hal Yang Harus Diperhatikan..................................................................1
G. Prosedur Kerja.................................................................................................1

BAB II SOP PENGKAJIAN


A. SOP.................................................................................................................3
B. Definisi...........................................................................................................4

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................16
BAB I
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM MUSKULOSKELETAL

STANDAR KOMPENTENSI
Setelah mengikuti proses pembelajaran praktikum, mahasiswa diharapkan akan
dapat mendemontrasikan tindakan pemeriksaan fisik pada sistem
muskolskeletal.

KOMPETENSI DASAR
Setelah mengikuti proses pembelajaran ini tentang pengkajian sistem
muskoloskeletal, peserta didik diharapkan mampu:
1. Menjelaskan anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal
2. Mengidentifikasi persiapan pengkajian sistem muskoloskeletal
3. Mengidentifikasi aspek-aspek riwayat kesehatan yang dikaji pada sistem
muskoloskeletal
4. Mendemonstrasikan teknik-teknik inspeksi dan palpasi dalam pengkajian
sistem muskoloskeletal
5. Mendemonstrasikan pemeriksaan fisik sistem muskoloskeletal dengan
look, feel, moving, listening and auscultation, dan measuring.
6. Menganalisa hasil pengkajian.

A. PENDAHULUAN
Sistem muskuloskeletal merupakan sistem yang kompleks. Pengkajian sistem
muskoloskeletal meliputi pemeriksaan pada tulang, persendian dan otot.
Pengkajian ini rumit karena bagian-bagian ini bertanggung jawab untuk
pergerakan, penunjang, dan stabilitas tubuh. Selaian itu fungsinya juga
terintegrasi dengan sistem saraf dan integumen. Oleh karena itu sebelum
melakukan pemeriksaan fisik, seorang perawat terlebih dahulu harus
mengetahui tentang anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal dan integrasinya
dengan sistem persarafan dan integumen.
B. DEFINISI
Pemeriksaan fisik sistem muskuloskeletal adalah pemeriksaan fisik yang
dilakukan pada tulang, persendian dan otot. Biasanya, pengkajian sistem
muskoloskeletal merupakan bagian kecil dari keseluruhan pengkajian fisik,
terutama untuk klien yang mempunyai keluhan lain. Tetapi, jika pengkajian
umum menunjukkan abnormalitas atau riwayat gejala, maka pengkajian yang
lengkap terhadap sistem tersebut akan diperlukan.
Perawat dapat belajar mengintegrasikan bagian-bagian pengkajian
muskoloskeletal pada saat klien berjalan, bergerak di tempat tidur atau
melakukan segala jenis aktivitas fisik. Pengkajian fungsi muskoloskeletal
berfokus pada penentuan rentang gerak sendi dan otot. Pengkajian integritas
muskoloskeletal sangat penting terutama jika klien mengeluh nyeri atau
kehilangan fungsi sendi atau otot. Seringkali gangguan muskuler adalah
manifestasi dari penyakit neurologik. Untuk alasan inilah pengkajian neurologik
sering kali dilakukan secara bersamaan.

Teknik utama dalam pemeriksaan muskuloskeletal adalah dengan menggunakan


inspeksi dan palpasi. Otot dan sendi harus dipajankan dan bebas bergerak.
Tegantung dari otot apa yang dikaji klien dapat dalam posisi duduk, terlentang,
telungkup, atau berdiri. Pada pemeriksaan sistem muskoloskeletal dapat dipakai
pula tiga cara praktis yaitu; look (lihat), feel (rasa) dan move (gerak).

Pada saat pemeriksaan melakukan pemeriksaan muskoskeletal, perawat dapat


melakukannya dengan cara anamnesa untuk mengetahui riwayat kesehatannya,
termasuk riwayat penyakit dahulu, obat-obatan, fungsional sampai dengan
riwayat sosial, dimana akibat gangguan fungsional membuat klien tidak dapat
berjalan, makan dan lain-lain. Setelah anamnesa, maka dapat dilakukan
pemeriksaan fisik, dan diikuti pemeriksaan penunjang lainnya.

C. TUJUAN
Tujuan pemerikaan fisik sistem muskuloskeletal adalah :
1. Memperoleh data dasar tentang fungsi otot, tulang dan persendian
2. Mengetahui mobilitas otot (range of motion) pasif dan aktif
3. Mengetahui tonus otot
4. Mengetahui kekuatan otot
5. Mengetahui adanya gangguan pada sistem muskuloskeletal

D. INDIKASI
Pemeriksaan fisik sistem muskuloskeletal diindikasikan kepada semua klien yang
diindikasikan mengalami gangguan pada sistem muskuloskeletalal atau pada
klien yang menginginkan general check up
E. KONTRA INDIKASI
Kontraindikasi pemeriksaan ini hampir dipastikan tidak ada. Bahkan cenderung
merupakan pemeriksaan yang dianjurkan untuk mengetahui status sistem
muskuloskeletal dan neuromyskuler klien

F. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan fisik sistem muskoskeletal
adalah :
1. Pada pemeriksaan fisik sistem muskuloskeletal, posisi klien tergantung
pada kelompok otot mana yang akan diperiksa. Posisi klien dapat duduk,
berbaring terlentang, ataupun dalam posisi berdiri.
2. Pengkajian dilakukan pada saat klien dalam posisi tenang dan netral
3. Pastikan bahwa otot, sendi dan tulang yang akan diperiksa dalam keadaan
terbuka dan bebas bergerak.
4. Untuk dapat melakukan observasi dengan lengkap dan cermat, tubuh
klien harus dapat terlihat dengan jelas
5. Ruangan tempat pemeriksaan harus dalam keadaan nyaman dan tenang
serta suhu ruangan dijaga dalam kondisi yang cukup hangat.

G. PROSEDUR KERJA
1) Pengkajian Riwayat Kesehatan dan Keluhan Utama
Pengumpulan data riwayat kesehatan meliputi data pola sehat sakit. Pola sehat
sakit meliputi : riwayat kesehatan sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat
kesehatan keluarga dan pertimbangan perkembangan, pola kemampuan
pemeliharaan kesehatan, serta pola kekerabatan.

BAB II
SOP PENGKAJIAN

JUDUL SOP:

PENGKAJIAN RIWAYAT KESEHATAN


DAN KELUHAN UTAMA

Suatu prosedur pengumpulan data riwayat


1 PENGERTIAN kesehatan pasien yang meliputi data pola sehat dan
sakit.
Mengenali adanya masalah dari riwayat kesehatan
2 TUJUAN
pasien dan melakukan penanganan lanjutan.
3 INDIKASI Untuk mengetahui riwayat kesehatan dan keluhan
utama pasien.
4 KONTRA INDIKASI -
1. Meja periksa
5 PERSIAPAN ALAT 2. Tempat duduk
3. Sarung tangan
4. Masker (k/p)
1. Kaji identitas klien
6 PERSIAPAN KLIEN 2. Kaji kondisi klien
3. Posisikan klien posisi yang sesuai (duduk,
supinasi, berdiri)
1. Berikan kesempatan klien bertanya atau
melakukan sesuatu sebelum tindakan
2. Menanyakan keluhan utama klien
3. Jaga privacy klien
4. Memulai dengan cara yang baik
5. Atur posisi yang nyaman bagi klien
6. Cuci tangan bersih dan pakai sarung tangan
bersih.
7. Kaji keluhan utama yang dirasakan oleh klien
(apa, dimana, sejak kapan, mengapa dan
bagaimana keluhan dirasakan klien, meliputi :
8. Nyeri (pain)
9. Stiffness (kaku sendi) baik secara umum
ataupun terlokalisasi
10. Pembengkakan (swelling)
11. Kelainan atau perubahan bentuk (deformity)
12. Kelemahan (weakness)
13. Ketidakstabilan (instability)
14. Perubahan dalam sensasi (change in
sensibility), dan
15. Kehilangan fungsi (loss of function).
16. Kaji keluhan utama dengan menggunakan
pertanyaan dengan pola PQRST.
P: Provokatif atauBEKERJA
7 CARA paliatif (apakah
yang menyebabkan gejala? Apa saja yang
dapat mengurangi atau memperberatnya? Q: kualitas atau kuantitas (bagimana gejala
dirasakan, nampak atau terdengar? Sejauh
mana anda merasakan sekarang?)
R: regional/area radiasi (dimana gejala terasa?
Apakah menyebar?)
S: skala keparahan (seberapakah keparahan
dirasakan dengan skala 1 sampai dengan 10)
T: timing/waktu (kapan gejala mulai timbul?
Seberapa sering gejala terasa? Apakah tibaS
tiba atau bertahap?).
17. Tanyakan riwayat penyakit dahulu yang terkait
dengan masalah sistem muskoloskeletal,
seperti: apakah klien pernah mengalami cidera
pada tulang, persendian atau otot serta
tindakan termasuk operasi apa yang pernah
dialami.
18. Kaji riwayat penyakit dalam keluarga : apakah
ada anggota keluarga klien yang menderita
osteoporosis, arthritis atau tuberculosis atau
penyakit lainnya ?
19. Kaji apakah klien terlibat dalam olah raga
kompetitif ?(terutama yang melibatkan kontak
fisik), pemanasan tidak adekuat, berada dalam
kondisi fisik yang buruk, atau sedang dalam
masa pertumbuhan yang tepat (remaja)
20. Kaji riwayat : Alkohol, Rokok, Diet (t.u kalsium
kurang dari 500 mg per hari, rangka tubuh
yang kurus dan ringan dan pada perempuan :
Nulipara, menopause sebelum usia 45 tahun,
pasca menopause.
21. Tentukan bagaimana gangguan tersebut
mempengaruhi kemampuan melakukan
aktivitas hidup sehari-hari (missal mandi,
makan, berpakaian, eliminasi, dan ambulasi) dan
fungsi-fungsi sosial (missal tugas rumah tangga,
bekerja, rekreasi, aktivitas seksual).
22. Lepas sarung tangan dan buang ke tempat
sampah
23. Posisikan klien dalam posisi yang nyaman
24. Cuci tangan

1. Evaluasi hasil kegiatan (subjektif dan objektif)


2. Berikan umpan balik positif pada klien
8 EVALUASI 3. Kontrak pertemuan selanjutnya (kegiatan,
waktu, dan tempat)
4. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik
1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal
HAL-HAL YANG PERLU dan jam pelaksanaan
9 2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan
DIPERHATIKAN
objektif) di dalam catatan
3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP

2) Pemeriksaan Fisik
Pada saat pemeriksaan fisik, perawat harus menyiapkan dan menguasai
beberapa hal, yaitu peralatan, tempat, keterampilan, dan komunikasi. Keempat
aspek ini harus dipersiapkan dengan baik, agar diperoleh data yang benar-benar
valid.

2..1 pemeriksaan dengan Inspeksi

JUDUL SOP:
PEMERIKSAAN DENGAN INSPEKSI

Suatu prosedur pengumpulan data objektif


1 PENGERTIAN
kesehatan pasien yang meliputi data visual yang
dapat diamati secara umum.
2 TUJUAN Mengenali adanya masalah dari data kesehatan
pasien dan melakukan penanganan lanjutan.
3 INDIKASI Untuk mengetahui adanya masalah kesehatan dan
keluhan utama pasien.
4 KONTRAINDIKASI -
1. Meja periksa
5 PERSIAPAN ALAT 2. Tempat duduk
3. Sarung tangan
4. Masker (k/p)
1. Kaji identitas klien
6 PERSIAPAN KLIEN 2. Kaji kondisi klien
3. Posisikan klien posisi yang sesuai (duduk,
supinasi, berdiri)
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya
(kesukaanya)
2. Perkenalkan nama dan tanggung jawab
perawat
3. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya
tindakan pada klien/keluarga
4. Berikan kesempatan klien bertanya atau
melakukan sesuatu sebelum tindakan
5. Menanyakan keluhan utama klien
6. Jaga privacy klien
7. Memulai dengan cara yang baik
8. Atur posisi yang nyaman bagi klien
9. Cuci tangan bersih dan pakai sarung tangan
bersih.
10. Pakai masker wajah (k/p)
Inspeksi umum
Inspeksi gaya berjalan klien dan bagian tubuh
anterior, posterior dan lateral postur klien pada
saat klien ke ruang (pada saat klien tidak
menyadari sifat observasi, gaya berjalan akan lebih
alami)
7 CARA BEKERJA Nilai normal :
Klien harus berjalan dengan kedua lengan
bergerak bebas disisinya
Kepala mendahuli tubuh
Kedua ibu jari mengarah tepat kedepan.

Lakukan tes garis lurus :


Minta klien berjalan pada sebuah garis lurus, minta
klien berdiri, kemudian perhatikan cara berdiri dan
postur tubuh klien.
Nilai normal berdiri :
Posisi berdiri tegak, panggul dan bahu berada
dalam keselarasan. Harus ada kontur yang merata
di bahu, setingkat scapula dan krista iliaka,
kesejajaran kepala dengan lipatan gluteal, dan
kesimetrisan ekstremitas.
Pada saat berjalan, lakukan observasi terhadap :
Gaya berjalan
Gerakan ektrimitas
Adanya penegangan pada kaki
Nilai normal gaya berjalan :
Lengan mengayun bebas di kedua sisi dan kepala
dan wajah mendahului tubuh. Lansia seringkali
berjalan dengan langkah yang lebih kecil dan dasar
penompang yang lebih lebar.
Observasi penampilan klien secara
keseluruhan
Pada saat klien duduk, posisikan kepala pada posisi
tegak. beberapa derajat cekungan bahu
merupakan hal yang normal. Lansia cenderung
membungkuk, postur membungkuk ke arah depan,
dengan pinggul dan lulut fleksi dan lengan
membungkuk pada siku, mengangkat tinggi
lengan. Observasi klien dari samping, meliputi
lengkung tubuh dan penahan berat badan.
a. Kaji penyangga serta stabilitas penahan berat
badan
b. Kaji lengkung : Servikal, Torakal, dan Lumbal
c. Kaji adanya deformitas (lordosis, kifosis,
skoliosis)
- Kifosis atau bungkuk adalah perburukan
kurvatura posterior spinal thorak.
- Lordosis atau swayback adalah peningkatan
kurvatura lumbar.
- Scoliosis adalah Peningkatan kurvatura spinal
lateral disebut

Pembandingan Tinggi Badan


Lakukan pengukuran tinggi badan. Kaji adanya
penurunan tinggi badan, bandingkan dengan berat
badan sebelumnya, jika ada penurunan TB, curigai
adanya :
a. Osteoporosis
b. Fraktur vertebra/ kolaps
c. Penuaan
Inspeksi Kulit dan Jaringan sub kutan
Lakukan inspeksi terhadap kulit dan jaringan sub
kutan dibawah otot, tulang dan sendi terhadap:
warna yang tidak normal, pembengkakan, dan
adanya massa ?
Normal : jaringan mengikuti bentuk bagian tubuh
tanpa pembengkakan dan massa)

Observasi ekstrimitas
Lakukan observasi ekstrimitas dengan cara
mengkaji ukuran keseluruhan, adanya deformitas
secara kasar, pembesaran tulang, kesejajaran, dan
kesimetrisan. (Keselarasan, panjang terhadap
posisi tubuh. Harus terdapat kesimetrisan bilateral
dalam panjang, lingkar, kesejajaran dan posisi
serta jumlah lipatan kulit)

Lepas sarung tangan dan buang ke tempat sampah


Posisikan klien dalam posisi yang nyaman
11. Cuci tangan
1. Evaluasi hasil kegiatan (subjektif dan objektif)
2. Berikan umpan balik positif pada klien
8 EVALUASI 3. Kontrak pertemuan selanjutnya (kegiatan,
waktu, dan tempat)
4. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik
1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal
HAL-HAL YANG PERLU dan jam pelaksanaan
9 2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan
DIPERHATIKAN
objektif) di dalam catatan
3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP

2.2 Pemeriksaan dengan Auskultasi

JUDUL SOP:
PEMERIKSAAN DENGAN AUSKULTASI

Suatu prosedur pengumpulan data objektif


1 PENGERTIAN kesehatan pasien yang meliputi data Audio yang
dapat didengar secara umum.
Mengenali adanya masalah dari data kesehatan
2 TUJUAN
pasien dan melakukan penanganan lanjutan.
Untuk mengetahui adanya masalah kesehatan
3 INDIKASI
dan keluhan utama pasien.
4 KONTRAINDIKASI -
1. Meja periksa
5 PERSIAPAN ALAT 2. Tempat duduk
3. Sarung tangan
4. Masker (k/p)
1. Kaji identitas klien
6 PERSIAPAN KLIEN 2. Kaji kondisi klien
3. Posisikan klien posisi yang sesuai (duduk,
supinasi, berdiri)
1. Berikan kesempatan klien bertanya atau
melakukan sesuatu sebelum tindakan
2. Menanyakan keluhan utama klien
3. Jaga privacy klien
4. Memulai dengan cara yang baik
5. Atur posisi yang nyaman bagi klien
6. Cuci tangan bersih dan pakai sarung tangan
7 CARA BEKERJA bersih.
7. Pakai masker wajah (k/p)
8. Kaji adanya riwayat trauma atau penyakit
patologis
9. Kaji adanya suara :
- crepitating
- snapping
- murmur atau bruit.
10. Pada kondisi yang patologis seperti trauma
pada tulang/fraktur, pada saat pengkajian
perawat dapat mendengarkan adanya
crepitasi, snapping atau bunyi murmur/bruit
pada daerah yang mengalami fraktur. Temuan
tersebut dapat mendukung terhadap masalah
muskoloskeletal yang dirasakan oleh klien dan
memerlukan tindakan pemeriksaan yang lebih
lanjut.
11. Lepas sarung tangan dan buang ke tempat
sampah
12. Posisikan klien dalam posisi yang nyaman
13. Cuci tangan

8 1. Evaluasi hasil kegiatan (subjektif dan objektif)


2. Berikan umpan balik positif pada klien
EVALUASI 3. Kontrak pertemuan selanjutnya (kegiatan,
waktu, dan tempat)
4. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik
9 1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal
HAL-HAL YANG PERLU dan jam pelaksanaan
DIPERHATIKAN 2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan
objektif) di dalam catatan
3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP

2.3. Pemeriksaan dengan palpasi otot, pengkajian Tonus otot dan


Kekuatan Otot

JUDUL SOP:

PEMERIKSAAN PALPASI OTOT, PENGKAJIAN TONUS


DAN

KEKUATAN OTOT
Suatu prosedur pengumpulan data objektif
1 PENGERTIAN kesehatan pasien yang meliputi data perabaan
dan rentang gerak otot yang dapat diamati
secara umum.
2 TUJUAN Mengenali adanya masalah dari data kesehatan
pasien dan melakukan penanganan lanjutan.
3 INDIKASI Untuk mengetahui adanya masalah kesehatan
dan keluhan utama pasien.
4 KONTRAINDIKASI -
1. Meteran (pita ukur)
5 PERSIAPAN ALAT 2. Goniometer
3. Masker (k/p)
1. Kaji identitas klien
6 PERSIAPAN KLIEN 2. Kaji kondisi klien
3. Posisikan klien posisi yang sesuai (duduk,
supinasi, berdiri)
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya
(kesukaanya)
2. Perkenalkan nama dan tanggung jawab
perawat
3. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya
tindakan pada klien/keluarga
4. Berikan kesempatan klien bertanya atau
melakukan sesuatu sebelum tindakan
5. Menanyakan keluhan utama klien
6. Jaga privacy klien
7. Memulai dengan cara yang baik
8. Atur posisi yang nyaman bagi klien
9. Cuci tangan bersih dan pakai sarung tangan
bersih.
10. Pakai masker wajah (k/p)
Palpasi Umum
Lakukan palpasi secara perlahan di seluruh
tulang, sendi, dan otot sekitar dalam
pemeriksaan yang lengkap dengan teknik feel,
moving, dan measuring.
Catat adanya panas, nyeri tekan, edema, atau
resistensi terhadap tekanan.

Lakukan pengkajian rentang gerak sendi


Catat adanya nyeri, keterbatasan mobilitas,
gerakan spastic, ketidakstabilan sendi, kekakuan
dan kontraktur)
a. Fleksi : gerakan mengurangi sudut antara
dua tulang yang bersambungan; menekuk
7 CARA BEKERJA anggota gerak, contoh : siku, jari tangan, lutut
b. Ekstensi : gerakan meningkatkan sudut
antara dua tulang yang bersambungan,
contoh : Siku, jari tangan, lutut
c. Hiperekstensi : gerakan bagian tubuh
melewati posisi ekstensi istirahat normal.
Cotoh : kepala
d. Pronasi : gerakan bagian tubuh sehingga
permukaan depan atau ventralnya
menghadap ke bawah, contoh : lengan tangan
e. Supinasi : gerakan bagian tubuh sehingga
permukaan depan atau ventralnya
menghadap ke atas, contoh : lengan tangan
f. Abduksi : gerakan ekstremitas menjauh dari
garis tengah tubuh, contoh : tungkai, lengan,
jari tangan
g. Adduksi : gerakan ekstremitas ke arah garis
tengah tubuh, contoh : tungkai, lengan, jari
tangan
h. Rotasi internal : rotasi sendi kearah dalam,
contoh : lutut, pinggul
i. Rotasi eksternal : rotasi sendi kearah
dalam, contoh : lutut, pinggul
j. Dorsofleksi : fleksi jari kaki dan telapak kaki
ke atas, contoh : telapak kaki
k. Plantar fleksi : fleksi jari kaki dan telapak
kaki ke bawah, contoh : telapak kaki
Lakukan pengkajian tonus otot
Klien diminta untuk membiarkan ekstremitasnya
rileks atau menggantung
Topang dan pegang ekstrimitas dengan tangan
pemeriksa kemudian digerakkan melewati
rentang gerak normalnya.
Nilai :
Tonus normal : adanya resistensi ringan dan
merata pada gerakan di seluruh rentang.
Hipotonusitas : otot terasa lembek
Hipertonusitas : otot mengalami peningkatan
tonus adanya gerakan pasif tiba-tiba terhadap
sendi dihadapi dengan resistensi yang cukup
kuat.

Lakukan pengkajian kekuatan otot


Posisikan dalam posisi stabil, bandingkan
pasangan otot yang simetris. Lengan pada sisi
dominan normalnya lebih kuat dari pada lengan
pada sisi non dominan. Pada lansia kehilangan
massa otot menyebabkan kelemahan bilateral,
tetapi kekuatan otot lebih besar pada lengan
atau tungkai yang dominant.

Minta klien untuk merilekskan otot yang akan


diperiksa dan tidak menggerakkan sendi tersebut

Lakukan pemberian tekanan secara bertahap


pada kelompok otot (missal ekstensi siku)

Minta klien menahan tekanan yang diberikan oleh


perawat dengan mencoba melawan tahanan
tersebut (missal fleksi siku) sampai diintruksikan
untuk berhenti

Identifikasi adanya kelemahan, jika ada


bandingkan ukuran otot dengan bagian otot lain
yang sama dengan mengukur lingkar tubuh otot
dengan pita ukur. Otot yang mengalami atrofi
(penurunan ukuran) dapat terasa lunak dan liat.

Cara pemeriksaan :
a. Leher (sternokleidomastoideus
Letakkan tangan dengan menatap pada
rahang atas klien. Minta klien memiringkan
kepala melawan tahanan tersebut.
b. Bahu (tapezius)
Letakkan tangan di atas garis tengah bahu
klien, beri tekanan. Minta klien mengangkat
bahunya melawan tekanan tesebut
c. Siku:
Bisep
Tarik ke bawah lengan atas pada saat klien
berusaha memfleksikan lengannya tsb
Trisep
Pada saat klien memfleksikan lengan, beri
tekanan pada lengan atas. Minta klien untuk
mengencangkan lengan.
d. Pinggul
Kuadriseps
Pada saat klien duduk, beri tekanan ke bawah
pada paha. Minta klien untuk mengangkat
tungkai dari meja
Gastroknemius
Klien duduk, menahan garas tungkai yang
fleksi. Minta klien untuk mengencangkan
tungkai melawan tekanan tersebut.
Nilai :
0 : Tidak ada bukti kontraktilitas (0 %)
1 : Sedikit kontraktilitas, tidak ada gerakan (10 %
dari normal)
2 : Rentang gerak penuh, gravitasi tidak ada (25
% dari normal)
3 : Rentang gerak penuh dengan gravitasi (50 %
dari normal)
4 : Rentang gerak penuh melawan gravitasi,
beberapa resistensi (75 % dari normal)
5 : Rentang gerak penuh melawan gravitasi,
resistensi penuh (100 % normal)
Lepas sarung tangan dan buang ke tempat
sampah
Posisikan klien dalam posisi yang nyaman
Cuci tangan

1. Evaluasi hasil kegiatan (subjektif dan objektif)


2. Berikan umpan balik positif pada klien
8 EVALUASI 3. Kontrak pertemuan selanjutnya (kegiatan,
waktu, dan tempat)
4. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik
1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal
HAL-HAL YANG PERLU dan jam pelaksanaan
9 2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan
DIPERHATIKAN
objektif) di dalam catatan
3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP
DAFTAR PUSTAKA

Sims, L.K., D’amino., Stiesmeyer, J.K & Webster, J.K Webster, J.A (1995).
Health assessment in nursing.California : Addison Wesley Publishing C.O.
Bates, B. (1991). A guide to Physical Examination and history taking. 5th ed.
J.B. Lippincott. Philadelphia.
Morton, Patricia Gonce, (2003), Panduan Pemeriksaan Kesehatan
dengan Doumentasi SOAPIE ed 2, Jakarta: EGC.
Priharjo, Robert, (1996), Pengkajian Fisik Keperawatan, Jakarta: EGC
Goodner, Brenda, (1994), Panduan Tindakan Keperawatan Klinik Praktis,
Jakarta: EGC.
Kozier, B., Erb., & Oliver, R. (2004), Fundamental of nursing; consept,
process and practice, (fourth edition) California: Addison-Wesley Publishing
COEllis, J.R., Nowlis, E.A. & Bens, P.M. (1996). Modules for basic nursing
skills. (six edition). Philadelphia: Lipicont-Reven Publisher
Potter, P.A. & Perry, A.G. (1996). Fundamentals of Nursing: Concept, Process &
Practice. (third edition). St. Louis: Mosby-Year Book
Perry, A.G. & Potter, P.A. (1994). Clinical Nursing Skills & techniques (third
edition). St. Louis: Mosby-Year Book.

Anda mungkin juga menyukai