Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN AKHIR PROYEK LUAR KELAS

MATAKULIAH CHARACTER BUILDING PANCASILA


CHARACTER BUILDING DEVELOPMENT CENTER
BINA NUSANTARA UNIVERSITY
GANJIL 2021-2022

KELAS LM01 KELOMPOK 1

1. Judul “Inikah Mental Penerus Bangsa?”


Kegiatan

2. Latar Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar, mengingat posisinya


Belakang sebagai negara dengan populasi terbanyak ke-4 di dunia dan juga
wilayahnya yang sangat luas, kaya, dan beragam. Maka dari itu, terdapat
banyak potensi di dalamnya untuk bisa berkembang menjadi negara yang
maju. Namun, semua itu tidak semudah kelihatannya, karena terdapat
berbagai tantangan dan halangan yang menanti. Meninjau ulang dari masa
lalu, bangsa ini sudah menghadapi berbagai masalah yang menghambat
perkembangannya, dan bukan hanya dari luar, melainkan juga dari dalam.
Hambatan dari dalam ini terlihat dalam sikap-sikap para pejabat dan pihak
yang memiliki kekuasaan yang seharusnya bekerja demi kepentingan rakyat
dan kemajuan bangsa justru melakukan tindakan tidak bermoral seperti
korupsi. Lebih buruknya, tidak hanya pejabat yang sudah termasuk dalam
generasi lama saja, banyak generasi muda bangsa juga terlihat memiliki
bibit-bibit korupsi dalam tujuan mereka mencapai sesuatu dengan mudah.
Mental seperti ini mampu menghambat kemajuan bangsa terlebih jika
generasi muda yang akan meneruskan bangsa ini pun juga memiliki sikap
buruk seperti itu.
Korupsi merupakan tindakan menyimpang yang dilakukan seseorang
yang memiliki kendali atau kesempatan, untuk mengambil keuntungan bagi
dirinya sendiri dengan merugikan orang lain. Dari pengertian tersebut, ada
banyak sekali tindakan yang dapat digolongkan sebagai korupsi, yang
bahkan pelakunya sendiri mungkin tidak sadar bahwa tindakan mereka
tergolong sebagai salah satunya. Contoh dari tindakan tersebut yang paling
umum adalah plagiarisme dan suap. Plagiarisme secara tidak langsung
banyak dilakukan oleh generasi muda, terutama kalangan pelajar. Tindakan
plagiarisme tersebut dapat berupa menyalin tugas teman, atau jawaban
teman untuk mendapat nilai bagus atau bahkan mencuri ide orang lain atau
menggunakannya tanpa izin dan mengatasnamakan diri sendiri. Tindakan
tersebut menguntungkan pelaku tetapi merugikan korban yang idenya
dicuri. Lalu untuk suap, banyak sekali dilakukan di segala kalangan, baik
untuk menghindari tilang, untuk proyek atau yang termasuk kecil untuk
mengerjakan tugas agar tugas dikerjakan orang lain, dan masih banyak lagi.
Dalam proyek kali ini, itulah hal yang ingin kami tekankan, plagiarisme
dan suap dalam kehidupan generasi muda bangsa Indonesia. Hal tersebut
sangat penting karena tindakan tersebut kerap kali dilakukan oleh semua
kalangan di bangsa ini. Tindakan ini membuat manusia menjadi malas
berpikir dan lebih memilih jalan pintas setiap waktu, padahal tidak semua
hal ada jalan pintasnya. Pemikiran inilah yang perlu dihindari, terlebih jika
kita ingin Indonesia berkembang. Sebab, sekarang kita berada dalam waktu
yang krusial untuk perkembangan bangsa kita, di era dimana teknologi
berkembang dan Indonesia sebagai negara dengan sumber daya yang
melimpah seharusnya bisa maju seperti negara besar lainnya. Akan tetapi
jika mental dan perilaku generasi mudanya tidak berubah, kapan bangsa ini
bisa maju? Jika kita tidak mulai bertindak dari sekarang maka kesempatan
kita untuk memperbaiki diri dan mencegah perilaku seperti itu bisa pudar
dan benar-benar menghambat kemajuan bangsa.

3. Tujuan 3.1 Membangun cara pandang masyarakat mengenai perbedaan setiap


individu dalam mengerjakan suatu tanggung jawab serta pengaruh harga
diri terhadap penggunaan metode plagiarisme.
3.2 Memberi alternatif penggunaan sumber daya daripada untuk memberi
suap dan memperoleh jalan pintas, digunakan untuk pengembangan dan
pelatihan diri untuk menghindari terjadinya korupsi.
3.3 Membangun penggunaan jalan alternatif daripada jalan pintas - jalan
alternatif yang tidak merugikan orang lain namun memanfaatkan
kemampuan dan usaha dari diri sendiri.

4. Waktu Sabtu, 6 November – Sabtu, 11 Desember 2021

5. Lokasi Rumah masing-masing & kampus Binus Alam Sutera.

6. Anggota 1. Timothy Darren Arianto – 2501959296 – 1 - Computer Science


kelompok
2. Renaldo Furiady – 2501959301 – 2 - Computer Science
3. Nathan Alvino Fam – 2501959320 – 3 - Computer Science
4. Fico Pangestu – 2501959333 – 4 - Computer Science
5. Christofer Cuthbert – 2501963904 – 5 - Computer Science
6. Nathanael Juan Gauthama – 2501967253 – 6 - Computer Science
7. Muhammad Risky Prayogo – 2501969542 – 7 - Computer Science
8. William Siagian – 2501971774 – 8 - Computer Science

7. Deskripsi 7.1. Pembukaan :


singkat Video dibuka dengan perkataan Ir. Soekarno yang
kegiatan menggambarkan bahwa bila kita mengusahakan sesuatu, misalkan
yang telah berbuat baik, maka alam semesta akan mendukung kita untuk
dilaksanaka melakukannya.
n
Lalu, adegan berpindah pada Ir. Soekarno yang kecewa karena
tindakan beberapa generasi muda saat ini yang melakukan tindakan
koruptif.

7.2. Isi :
Adegan berlanjut pada tokoh Juan yang malas belajar, padahal
ulangan yang dia hadapi sudah dekat. Tak terasa pula, Juan terlambat
untuk datang ke kelas, padahal pagi itu terdapat ulangan. Juan pun
bergegas, tak lupa menyiapkan kertas contekan yang telah ia buat
sebelumnya.
Sesampainya di sekolah, Pak guru langsung memberikan kertas
ulangan untuk Juan kerjakan. Di saat ulangan, Juan pun menyontek
pada ulangan tersebut. Pak guru yang melihat aksi Juan lantas
memotret kejadian tersebut untuk dijadikan bukti nantinya. Saat
ulangan selesai, Juan menyerahkan kertas jawaban kepada guru, lalu
guru melihat kejanggalan lain, karena tes tersebut baru berjalan 10
menit, namun Juan sudah mengumpulkan hasil pekerjaannya dengan
jawaban yang benar semua. Pak Guru kemudian memanggil Juan
untuk disidang setelah ulangan selesai.
Siang itu, Pak guru menanyakan perihal aksi menyontek tersebut
kepada Juan. Pada awalnya, Juan tidak mengaku. Namun, setelah
ditunjukkan foto bukti, maka Juan pun akhirnya mengakui
kesalahannya. Namun, bukannya merasa bersalah, Juan justru
menyuap Pak guru untuk merahasiakan hal tersebut dan meloloskan
dia. Pak guru yang pertamanya berpikir, lalu menerima tawaran
tersebut. Di tengah terjadinya hal tersebut, Soekarno datang dan
menghentikannya. Dia pun mengirim Juan ke masa lalu untuk
memperbaiki perbuatannya.
Saat ini, Juan menjadi anak yang bermoral. Dia rajin belajar untuk
ulangan yang akan ia hadapi pada malam sebelumnya. Ia pun juga
bangun pagi agar tidak terburu – buru saat ujian. Sesampainya di
sekolah, Juan pun mengerjakan ulangan dengan baik dan mendapat
pujian dari gurunya. Soekarno yang menyamar/menjelma sebagai
pelajar yang mengerjakan ulangan di seberang tempat duduk Juan pun
menyukai perubahan sikap tersebut.

7.3. Penutup:
Video ditutup dengan narator/anggota tim lain yang menghimbau
mengenai bahwa saat ini, tindakan korupsi di Indonesia semakin
meningkat, yang mengharuskan kita sebagai generasi muda untuk
memerangi hal tersebut dengan bertindak yang sesuai dengan nilai
Pancasila dan bermoral, agar cara berpikir mental bangsa secara
perlahan mampu diubah ke arah yang lebih baik. Lalu, epilog video
berupa slogan yang berbunyi “Korupsi Sirna, Indonesia Sejahtera!”.

8. Evaluasi 8.1. Keunggulan kegiatan:


1. Dapat dilakukan secara fleksibel. Berkat bantuan teknologi,
kegiatan tetap dapat terlaksana meskipun tidak bertemu secara
langsung.
2. Memiliki alur yang unik dan dapat menghibur sekaligus dapat
mengedukasi masyarakat luas.
3. Dapat meningkatkan skill berorganisasi bagi para anggotnya
karena dalam project ini kita harus menuangkan setiap ide yang
kita miliki, memecahkan sebuah masalah jika terdapat masalah,
meningkatkan skill berkomunikasi dan skill bekerjasama.

8.2. Keterbatasan kegiatan:


1. Tidak bisa bertemu secara langsung, dikarenakan masa pandemi.
Sehingga beberapa kegiatan dilakukan dirumah masing-masing.
2. Tidak memiliki peralatan yang memadai untuk menghasilkan
hasil yang lebih baik.
3. Waktu maksimal untuk durasi video yang terbilang relatif singkat,
sehingga video dibuat seringkas mungkin dan membuat para
pemainnya hanya berdialog secara singkat karena terpacu oleh
durasi video.

8.3. Refleksi Makna/Nilai yang didapatkan dari kegiatan:


Terlampir
9. Foto foto Link video :
kegiatan dan
Link Google https://drive.google.com/file/d/14Pp_4NG0TBnkojUtRoBDEx17_R9
VT54U/view?usp=drivesdk
Drive
REFLEKSI
Nama : Timothy Darren Arianto
NIM : 2501959296
Absen : 1
Jadi dalam project anti korupsi kelompok kami, kami mengangkat cerita yang berjudul
“Inikah mental penerus bangsa?”. Tentunya dalam memberi judul bukan tanpa alasan, tetapi kami
mengangkat project dengan judul tersebut dengan tujuan agar generasi muda yang ada di indonesia
ini sadar akan bahayanya perilaku-perilaku koruptif yang kemungkinan besar sedang terjadi di
kalangan generasi muda jaman sekarang, bahkan perilaku ini bisa sampai ke kalangan orangtua
sampai pejabat negara sekalipun. Jadi perilaku koruptif yang kita angkat sebagai project adalah
perilaku plagiarism, suap, dan prokrastinasi. Jadi nilai yang bisa kita dapatkan dalam project
tersebut adalah kita sebagai warga indonesia yang baik, terutama sebagai generasi muda penerus
bangsa indonesia, sudah sepatutnya dan seharusnya kita tidak melakukan berbagai macam
tindakan korupsi seperti plagiarism, suap, dan prokrastinasi. Karena kegiatan yang berbau korupsi
tersebut selain dapat merugikan orang lain, itu juga dapat membuat nama kita tercemar, dan
otomatis nama baik bangsa indonesia akan di cap buruk oleh negara-negara luar karena terkenal
dengan generasi mudanya yang dipenuhi tindakan korupsi. Tentunya kita sebagai warga negara
indonesia tidak mau hal itu terjadi, maka dari itu kita harus menanam benih-benih sifat yang
menolak keras sikap korupsi sedini mungkin. Oleh karena itu, tujuan kelompok kita dalam
membuat project anti korupsi yaitu memberi edukasi tentang bahayanya perilaku plagiarism,
memberi cara alternaltif dalam menyelesaikan masalah ketimbang harus melakukan tindakan suap,
dan membangun cara alternaltif dalam menyelesaikan suatu masalah tetapi tidak merugikan orang
lain namun memanfaatkan kemampuan dan usaha dari diri sendiri.
Selain itu, softskill yang saya dapat selama pengerjaan project anti korupsi ini adalah saya
bekerjasama dalam sebuah tim yang sangat disiplin terhadapt waktu, karena setiap tugas yang
diberikan dapat dikerjakan bersama-sama dalam waktu yang relatif singkat dan pembagian tugas
pun terbagi dengan rata. Selain itu project ini membuat skill dalam berorganisasi saya meningkat,
seperti bekerjasama, berkomunikasi antar anggota, mengemukakan pendapat atau ide yang kita
punya. Selama pengerjaan project ini pun tentunya ada berbagai kendala yang kita hadapi, seperti
kendala dalam melakukan perekaman video, penentuan tokoh, dan lain-lain. Tetapi kendala seperti
ini akhirnya dapat kita lewati yang pada akhirnya membuat skill problem solving kita meningkat
dalam menghadapi suatu masalah. Selain itu, selama proses pembuatan project anti korupsi ini
dapat membuat karakter kita semakin bertumbuh menjadi dewasa, karena semakin sadar akan
pentingnya perilaku antikorupsi dan harus berbuat yang tidak merugikan oranglain agar bisa
menjadi warga negara bangsa indonesia yang baik. Karakter dalam berorganisasi pun semakin
terbentuk, yaitu karakter sebagai orang yang mau bekerjasama, karakter memahami pemikiran
oranglain, yang mana akan membuat karakter kita semakin bertumbuh menuju kedewasaan.
Banyak sekali hal berharga yang didapat dalam project anti korupsi kali ini, sehingga kita
dapat lebih bertumbuh lagi menjadi generasi muda penerus bangsa indonesia yang memiliki sifat
dan karakter yang diinginkan. saya berharap dengan pembuatan project anti korupsi ini dapat
membuat siapa saja yang menonton project ini dapat sadar akan pentingnya perilaku-perilaku anti
korupsi, dan agar dapat menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari dimanapun dan kapanpun itu
juga. Agar persatuan dan kesatuan bangsa indonesia dapat terjaga dengan baik dan nama baik
NKRI dapat dipandang baik oleh negara-negara lain.
Nama : Renaldo Furiady
NIM : 2501959301
Absen : 2
Dalam kegiatan final project ini, kelompok saya memilih prokrastinasi, plagiarisme, dan
suap sebagai topik pembahasan utama. Pemilihan topik ini didasari oleh dampak yang mungkin
dapat ditimbulkan oleh prokrastinasi yang mana merupakan suatu hal yang sering dilakukan
terutama oleh para generasi muda. Prokrastinasi dapat membuat seseorang menjadi tidak disiplin
dan malas yang mana akan memicu tindakan yang berhubungan erat dengan korupsi seperti
plagiarisme dan juga suap. Ketika mendiskusikan topik utama ini dengan kelompok, saya
mendapatkan berbagai macam pemikiran dari masing-masing anggota kelompok yang semakin
menyadarkan saya mengenai betapa terancamnya masa depan bangsa ini akibat benih-benih
korupsi yang mulai tumbuh di kalangan generasi muda. Maka dari itu, kami mengangkat topik ini
di bawah judul " Inikah Mental Penerus Bangsa?" dengan tujuan untuk menyadarkan generasi
muda lainnya akan pentingnya sikap jujur dan berintegritas demi kebaikan bangsa Indonesia dan
juga demi kebaikan umat manusia itu sendiri.
Pengerjaan final project ini tidak terlepas dari halangan-halangan, terutama halangan yang
timbul akibat pandemi. Pandemi ini menyebabkan ketidakmampuan bagi semua anggota untuk
bertatap muka langsung yang menyebabkan sebagian besar pekerjaan harus dilakukan secara
online. Padatnya kegiatan dari masing-masing anggota juga menjadi halangan dari tugas ini.
Namun, pada akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Dari pengalaman
ini saya dapat belajar mengenai berbagai nilai, mulai dari nilai kerja sama yang terwujud dalam
mengerjakan tugas kelompok ini, nilai disiplin terutama untuk waktu yang merupakan kunci untuk
menyelesaikan tugas ini, nilai toleransi yang sangat diperlukan dalam berdiskusi serta memahami
kesibukan satu sama lain, nilai kejujuran dan keterbukaan dalam berdiskusi sehingga tidak
menyebabkan miskomunikasi, nilai tanggung jawab dalam menyelesaikan tanggung jawab yang
saya miliki di dalam kelompok ini, dan masih banyak lagi. Nilai-nilai ini dan pemahaman yang
saya dapatkan dengan mengerjakan tugas ini juga secara tidak langsung memperkokoh karakter
saya untuk menjadi pribadi yang lebih jujur lagi, menghindari berbagai macam perilaku koruptif
yang dapat merusak bangsa ini dan juga bertanggung jawab atas tugas dan kewajiban yang saya
miliki, serta menjadikan integritas sebagai salah satu fokus atau pertimbangan utama dalam
bertindak. Sementara itu, selain mengembangkan nilai dan karakter, dalam mengerjakan tugas ini
saya juga mendapatkan berbagai macam softskill mulai dari time management yang mana sangat
relevan dalam berbagai macam aspek kehidupan, kemampuan untuk mengekspresikan diri serta
berbaur, berkomunikasi, dan berkoloborasi dengan orang lain, dan masih banyak lagi yang saya
tidak dapat jelaskan secara detail. Saya benar-benar bersyukur dengan anggota kelompok yang
saya dapatkan dimana semuanya mau ikut andil dalam menyelesaikan tugas ini dan juga mau
berkomunikasi antara satu sama lainnya.
Di akhir kata saya ingin menegaskan bahwa dengan selesainya tugas final project ini tidak
menandakan bahwa kampanye antikorupsi yang kami lakukan telah selesai, kedepannya kami akan
terus melanjutkan kampanye ini dari diri kami sendiri dimana saya akan terus berusaha untuk tidak
melakukan tindakan koruptif dan bertindak sebagai warga negara dan generasi muda yang
semestinya dimana saya berharap hal ini dapat mempengaruhi masyarakat sekitar untuk bertindak
demikian pula sehingga secara tidak langsung kampanye antikorupsi ini akan menyebar sebagai
pesan berantai yang dapat mengubah banyak orang untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Nama : Nathan Alvino Fam
NIM : 2501959320
Absen : 3
Dalam Kegiatan kali ini, kelompok saya mengambil tema Suap dan Plagiarisme sebagai
Fokus utama dalam kegiatan kampanye anti korupsi ini. Hal tersebut bukanlah tanpa alasan, karena
meski kedua hal tersebut mampu merugikan orang lain, ironisnya tidak sedikit yang mengunakan
cara tersebut demi kepuasan atau kepentingan pribadi, dan penggunanya bukan saja orang dewasa
atau pejabat atau orang yang berkuasa, tetapi juga generasi muda seperti pelajar atau mahasiswa,
misalnya dengan menyuap teman untuk titip absen atau mencopy hasil pekerjaan tugas teman lain
untuk nilai tugas, hal tersebut tidak hanya saja menguntungkan diri sendiri tetapi juga merugikan
orang lain, misal dengan titip absen secara tidak langsung kita merugikan orang tua yang
membayar biaya kuliah atau dengan plagiarisme kita merugikan orang yang idenya kita ambil,
karena seharusnya ide itu menjadi karya nya, tetapi karya yang sudah dengan kerja keras
dikerjakan diambil begitu saja tanpa persetujuan dan dipakai oleh orang yang sama sekali tidak
bekerja keras. Tindakan itu sangat buruk dan tidak manusiawi. Dan sebagai kelompok kami
sepakat untuk mengangkat dua hal tersebut sebagai fokus utama dari kegiatan kami. Dalam
melakukan kegiatan mulai dari perancangan sampai sekarang, bukannlah hal yang mudah, terlebih
dalam hal mengatur waktu untuk bertemu dengan latar belakang tugas yang menumpuk dan ujian
ditengah jalan serta kegiatan yang berkaitan dengan UKM. Tetapi kami tetap berusaha semaksimal
mungkin bertemu secara online untuk mendiskusikan dan bekerja bersama. Tentu tidak ada satu
orangpun yang terlalu dibebani atau diringankan karena kami ingin semua terlibat dalam proyek
ini sebagai satu kelompok. Dari kegiatan ini juga nilai yang bisa saya ambil adalah kerjasama,
pentingnya kerjasama untuk proyek ini dapat berjalan dengan baik terlebih dengan kesibukan
masing-masing anggota, tidak mungkin bisa menyelesaikan semua ini dengan mudah atau efisien.
Dengan ada nya kelompok ini tidak hanya nilai kerjasama tetapi juga nilai menghargai, yakni
menghargai bagaimana kita menghargai upaya teman kita atau orang lain dalam pekerjaannya,
tidak hanya berkaitan dengan kelompok tetapi juga dalam tema kasus yang kita ambil, kita tidak
bisa melakukan plagiarisme, dan harus menghargai karya orang tersebut, bukan mengambilnya.
Secara Keseluruhan, kegiatan ini memberikan banyak karakter yang bisa didapatkan seperti
karakter kejujuran dan kedisiplinan dalam pengerjaan dan perlakukans etiaap kegiatan, jujur dalam
artian melakukan kewajiban sesuai dengan kemampuan pribadi bukan dengan hanya
mengandalkan pekerjaan orang lain saja dan juga jujur dalam bekerja bersama kelompok dengan
tujuan untuk membuat solid dan melancarkan ikatan yang ada dalam kelompok. Lalu ada
kedisiplinan, dlaam hal pertemuan kelompok ataupun deadline pengumpulan bagian yang
dikerjakan masing-masing anggota, karena jika satu terlambat maka akan membuat seluruh
pekerjaan tertunda karena ada bagian yang hilang, dengan adanya kerja kelompok ini kedisiplinan
dilatih , bagaimana kita bisa menggumpulkan bagian pekerjaan masing masing tepat waktu
sehingga tugas dapat diselesaikan tanpa pengumpulan yang melebihi batas waktu, karena
keterlambatan satu orang terlebih yang membuat tugas pengumpulannya lewat dari deadline akan
berdampak juga pada anggota lain, meski anggota lain sudah disiplin dalam pengumpulan
pekerjaannya. Tidak hanya karakter dan nilai tetapi juga ada softskill dilatih atau saya baru pelajari
dalam kegiatan proyek kelompok kali ini. Seperti bagaimana kita bekerja dalam kelompok atau
dalam organisasi, karena tidak mungkin bisa selesai pekerjaan itu jika koordinasi dan arahan dalam
beekrja kelompok ini berantakan dan tidak ada kerjasama sama sekali. Lalu tentunya adalah
kemampuan berpikir kreatif untuk menciptakan ide bagaimana video ini menyampaikan kampanye
kita untuk menghindari nilai koruptif yang kita jadikan tema besar, berpikir kreatif untuk
menonjolkan pesan yang disampaikan. Lalu juga ada softskill melatih kemmapuan kita berbicara
kepada publik dengan pembuatan video, kita secara tidak langsung membuat dan merancang apa
hal yang ingin dikatakan dalam video, dan hal itu melatih mindset kita untuk berbicara pada publik
untuk bagaimana mengekspresikan pikiran kita dalam kata-kata yang tepat dan tidak menimbulkan
kesalah pahaman, dan tentunya tidak hanya dalam konteks itu tetapi juga dalam konteks kerjasama
dalam kelompok, bagaimana berinteraksi satu sama lain dalam kelompok untuk menjalin sebuah
hubungan solid agar kinerja kelompok meningkat. Banyak sekali yang didapatkan dalam kegiatan
kali ini, terutama bagi saya juga adalah pengalaman baik secara bekerja dalam kelompok, atau
berperan dalam kegiatan publik dengan kampanye anti korupsi dan memenuhi kewajiban saya
sebagai Warga negara dan generasi muda bangsa Indonesia yang akan terus berkembang. Dan saya
berharap bahwa pengalaman ini tentunya akan bermanfaat kedepannya baik bagi diri saya ataupun
bagi bangsa ini dan orang lain disekitar diri saya menjadi terbantu atau tergerak untuk bertindak
bagi bangsa ini.
Nama : Fico Pangestu
NIM : 2501959333
Absen : 4
Seperti yang kita ketahui, korupsi adalah hal yang sering terjadi di bangsa ini. Korupsi bisa
dilakukan dari hal yang kecil seperti plagiarisme hingga suap. Jika korupsi terus berlanjut, bangsa
kita tidak bisa maju. Oleh karena itu, kami membuat video untuk mendukung kampanye anti-
korupsi. Video tersebut berjudul “Inikah Mental Penerus Bangsa?”. Dalam video tersebut, kami
berusaha menunjukkan hal-hal yang dapat menanamkan bibit korupsi dan dampak di masa
mendatang. Karena sekali seseorang melakukan korupsi, maka selanjutnya akan melakukan hal
yang lebih dari hal sebelumnya. Hal yang ingin kami tekankan dalam kampanye kami adalah
prokrastinasi, plagiarisme, dan suap. Tindakan-tindakan tersebut banyak dilakukan oleh berbagai
kalangan di bangsa ini, terlebih lagi anak muda. Tindakan dasar seperti prokrastinasi atau
menunda-nunda tugas akan mendorong seseorang untuk melakukan plagiarisme. Karena
menganggap plagiarisme merupakan hal yang biasa, kemudian plagiarisme berkembang menjadi
suap. Jika kita tidak bertindak dari sekarang maka semakin sulit untuk mencegah korupsi bangsa
yang menghambat kemajuan bangsa.
Nilai yang dapat diambil berkaitan isi kampanye adalah kita sebagai generasi muda penerus
bangsa seharusnya memperbaiki kesalahan yang sudah dilakukan pada generasi di atas kita.
Caranya adalah dengan tidak mengulangi dan melakukan korupsi. Di era yang serba teknologi ini
mendorong kita menjadi pribadi yang lebih malas dan mau yang serba instan. Menghadapi hal
tersebut kita seharusnya memakai teknologi untuk meningkatkan kreativitas kita, bukan untuk
membuat kita menjadi semakin malas. Dari pembuatan kampanye, saya meningkatkan softskill
saya. Salah satunya adalah kerjasama. Dalam membuat kampanye kami berkelompok saling
membantu dan menukar pendapat satu sama lain. Lalu, softskill lainnya yang saya dapatkan adalah
mengatur waktu. Untuk melakukan diskusi kelompok, kami mencari jadwal yang cocok dan tidak
menghalangi jadwal yang lain sehingga kemampuan untuk mengatur jadwal kami sangat diasah.
Selain itu, saya juga mendapatkan softskill memecahkan masalah karena pada pembuatan naskah,
kami harus menentukan alur awal hingga akhir dari video. Tentunya hal tersebut membutuhkan
kemampuan pemecahan masalah yang baik. Saya juga menjadi lebih percaya diri karena
mendapatkan kelompok yang sangat mendukung dalam pengerjaan pembuatan kampanye.
Dalam pembuatan kampanye ini juga terdapat beberapa karakter yang terbentuk, seperti sadar
akan hak dan kewajiban diri dan orang lain. Untuk setiap anggota kelompok berperan dalam
pembuatan kampanye, maka dibutuhkan kesadaran an pengertian antar anggota untuk melakukan
tugas dan kewajibannya masing-masing. Kami juga menghormati pekerjaan orang lain dengan
menghargai pekerjaan yang dihasilkan. Dalam berkelompok kami juga menganggap setiap
anggota adalah sama sehingga tidak ada kesenjangan dalam pembuatan kampanye. Untuk karakter
diri sendiri, saya merasa lebih bertanggung jawab dengan tugas yang harus saya kerjakan.
Kemudian, saya juga berusaha disiplin dan memiliki rasa ingin tahu jika ada sesuatu hal yang tidak
saya pahami. Melihat beberapa korupsi yang terjadi akhir-akhir ini membuat bangsa kita semakin
terhambat untuk menjadi bangsa yang maju. Tentunya hal ini adalah hal yang buruk dan kita tidak
mau terjadi. Untuk itu kami sebagai generasi muda berusaha memberikan motivasi untuk anak
muda lainnya untuk membuat bangsa kita menjadi bangsa yang mandiri dan jujur dengan cara
tidak melakukan korupsi. Harapannya, video kampanye yang kami buat dapat memberikan
semangat kepada generasi muda untuk tidak melakukan korupsi. Seperti kata Basuki Tjahaja
Purnama, “Anda tidak perlu angkat senjata ke medan perang seperti jaman dulu, Anda cukup
jangan korupsi saja itu sudah cukup”.

Nama: Christofer Cuthbert


NIM: 2501963904
Absen : 5
Di proyek akhir Character Building Pancasila ini, kelompok kami memilih untuk membuat
video yang berjudul “Inikah Mental Penerus Bangsa?” untuk memperlihatkan sifat prokrastinasi,
plagiarisme, dan suap yang ada di generasi penerus bangsa Indonesia. Kami memilih sifat-sifat
tersebut dengan tujuan untuk membuka sudut pandang masyarakat mengenai pentingnya tanggung
jawab dan menghindari penggunaannya jalan pintas yang tidak memanfaatkan siapapun secara
jangka panjang.
Saat proses pembuatan video, nilai yang dapat diambil berkaitan dengan isi kampanye
proyek adalah untuk tidak melakukan korupsi terutama plagiarisme dan suap. Sudah banyak aksi
korupsi di Indonesia dan sebagai generasi penerus bangsa selanjutnya, kita perlu merubah hal
tersebut. Perubahan tersebut dapat dilakukan dengan merubah cara pikir kita, agar tidak melakukan
kesalahan yang sama. Tindakan korupsi telah tersebar luas di Indonesia apalagi di zaman dimana
barang-barang didapatkan secara instan dan mudah yang menyebabkan para generasi muda untuk
mencari jalan pintas ke segala hal dengan tidak mementingkan moral di belakang aksi tersebut.
Beberapa contoh yaitu para pelajar yang sering menunda mengerjakan tugas mereka yang akhirnya
meminta contekan ke orang lain atau saat menyuap seseorang untuk melakukan kehendak orang
lain. Sifat tersebut perlu dihindari, dikarenakan aksi tersebut tidak menguntungkan siapapun secara
jangka panjang. Tidak hanya itu, jika aksi tersebut terus dilakukan hal tersebut akan menjadi
kebiasaan dan merusak nama baik Indonesia. Maka dari itu, kita perlu merubah cara pikir para
generasi penerus bangsa dan menghindari tindakan korupsi untuk membuat Indonesia yang lebih
maju.
Selain mendapatkan nilai-nilai yang berharga saat mengerjakan proyek ini, saya juga
mendapatkan berbagai soft skill dan pengembangan karakter yang sangat bermanfaat untuk saya.
Soft skill yang saya dapat saat membuat proyek akhir ini adalah keahlian untuk berkomunikasi
dengan anggota lain. Selain itu, saya juga mendapatkan rasa tanggung jawab atas tugas-tugas yang
diberikan kepada saya. Rasa tanggung jawab tersebut juga membuat saya untuk mengatur waktu
dengan lebih baik agar tugas saya tidak menumpuk dan membuat waktu luang yang dapat
digunakan untuk berdiskusi kelompok atau bertemu secara tatap muka untuk merekam video.
Tentu agar sebuah kelompok dapat berjalan dengan baik dibutuhkannya kerja sama antar anggota,
selama pembuatan proyek ini saya juga mendapatkan soft skill untuk bekerja sama dengan anggota
yang lain agar proses diskusi dapat berjalan dengan baik.
Dalam pembuatan proyek ini, ada juga pengembangan karakter yang tidak kalah
pentingnya. Pembuatan proyek ini membutuhkan kontribusi dari setiap anggota agar tidak
membebankan satu anggota saja, oleh karena itu semua anggota diperlakukan secara adil. Setiap
anggota juga bisa berbagi pendapat dan pendapat tersebut akan dipertimbangakan. Tidak hanya
itu, tetapi sikap disiplin yang dimiliki setiap anggota untuk mengerjakan tugas mereka masing-
masing dan menyiapkan waktu luang untuk melakukan proyek ini sangatlah penting. Tanpa semua
ini, proyek ini tidak mungkin selesai dengan tepat waktu. Setiap anggota mengerti tugas mereka
masing-masing dan bertanggung jawab atas tugas yang sudah diberikan. Maka dari itu, proyek ini
dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Dari proyek ini, saya dapat mengebangkan sikap disiplin
dan kerjasama yang nantinya akan bermanfaat untuk kedepannya. Dengan proyek ini, saya
berharap proyek ini bisa bermanfaat untuk para penonton dan semua anggota kelompok ini dan
juga dapat memotivasi para generasi muda untuk tidak melakukan korupsi dalam bentuk apapun.

Nama : Nathanael Juan Gauthama

NIM : 2501967253

Absen : 6
Dalam kampanye kali ini, kami hendak menyebarkan pesan bahwa perilaku koruptif sangat
terselubung di tengah masyarakat Indonesia. Perilaku tersebut bisa muncul dari tindakan
sederhana, seperti lalai dalam mengerjakan tugas dan belajar, menyontek, berbohong, hingga
menyepelekan tindakan suap. Degan terbuatnya video ini, kami ingin menyadarkan masyarakat
mengenai perilaku koruptif yang kadang tidak dihiraukan ini. Sebagai pemuda penerus bangsa,
kita hendaknya menunjukkan nilai moral yang sesuai dengan butir-butir Pancasila.

Video “Inikah Mental Penerus Bangsa?” merupakan gebrakan bagi para generasi muda
untuk bergerak maju melawan berbagai tindakan koruptif yang ada. Karakter ‘Juan’ awalnya
digambarkan sebagai karakter yang pemalas dan penuh dengan kebohongan, namun berubah pada
akhir cerita sebagai seseorang yang rajin dan berintegritas. Karakter ini diibaratkan sebagai
perubahan seseorang menuju perilaku yang sesuai dengan nilai Pancasila. Lalu, jelmaan Soekarno
pada video ini selalu mengingatkan ‘Juan’ untuk berbuat baik. Hal ini merupakan representasi dari
hati nurani seseorang dalam memilih tindakannya. Menurut saya, kesadaran seseorang untuk
berbuat baik, selain didukung oleh orang lain, memerlukan kesadaran dari dalam diri sendiri.

Selama pembuatan video ini, saya sebagai anggota kelompok 1 belajar banyak mengenai kerja
sama dan pengorbanan. Saya menjadi sadar bahwa saya tidak hidup sendiri dan untuk mencapai
sesuatu yang besar, maka saya juga memerlukan rekan-rekan yang memiliki visi dan cita-cita yang
sama. Saya tahu bahwa mungkin terdapat konflik-konflik kecil yang terjadi, namun hal tersebut
biasa terjadi, sebab perbedaan pendapat merupakan hal yang lumrah dalam sebuah tim, dan hal
itulah yang memberikan keindahan dalam sebuah kelompok. Perbedaan pendapat dapat memicu
pikiran kita untuk berpikir lebih kreatif, dan pada akhirnya mampu menyokong pendapat satu sama
lain sehingga terjadi kesepakatan. Selain rasa kerja sama yang kuat, kita juga memerlukan waktu,
tenaga, dan niat untuk mengerjakan bagian pekerjaan kita. Hal ini membuat saya untuk lebih pintar
dan disiplin membagi waktu, yakni dengan mengorbankan waktu yang biasa saya gunakan untuk
bersantai, dan menggunakannya sebagai ajang mengasah diri dalam proyek ini. Memang,
terkadang mengorbankan sesuatu yang nyaman itu sulit, namun menurut saya hal itu perlu
dilakukan demi berkembangnya mental dan pola pikir seseorang. Lalu, saya juga belajar bahwa
hidup kita perlu memberikan manfaat dalam hidup orang lain. Dengan membuat video ini, kami
berharap dapat memberikan sumbangsih dalam menghentikan tindakan korupsi pada tahun-tahun
mendatang. Hal terakhir yang saya sadari dalam pembuatan video ini ialah kepedulian terhadap
anggota kelompok yang lain. Tanpa mengetahui kesulitan seseorang, kita tidak akan mampu
membantu mereka, sama halnya dengan dinamika kelompok kami. Bila terdapat anggota
kelompok yang benar-benar sibuk, maka anggota kelompok yang lain siap membantu dan
menggantikan tugasnya. Kepedulian tersebut mampu mengakrabkan hubungan anggota kelompok
antara satu dengan yang lain. Dengan rasa keakraban dan kekeluargaan itulah, kami mampu
menyelesaikan proses pembuatan video ini dengan lancar.

Nama : Muhammad Risky Prayogo


NIM : 2501969542
Absen : 7
Kegiatan Project Kampanye Anti Korupsi kelompok kami yang bertemakan judul “Inikah
Mental Penerus Bangsa?”. Dalam menentukan judulnya kelompok kami bukan sembarangan
menentukan judul, tetapi judul tersebut hasil rembukan kelompok dan hasil pengamatan terhadap
permasalahan yang sering di anggap remeh. Maka dari itu judul tersebut di angkat dengan tujuan
agar generasi muda yang ada di indonesia ini sadar akan bahayanya perilaku-perilaku koruptif
yang kemungkinan besar sedang terjadi di kalangan generasi muda jaman sekarang, bahkan
perilaku ini bisa sampai ke kalangan orangtua sampai pejabat negara sekalipun. Macam perilaku
apa yang kami angkat untuk menjadi project ini adalah plagiarism, suap, dan prokrastinasi. Jika
kita tidak memberantas permasalahan tersebut nantinya akan membesar dan lebih parahnya malah
akan menjadi adat istiadat kerna sangking terbiasanya perilaku tersebut, yang mana akan membuat
nama negara Indonesia menjadi buruk dikarenakan perilaku tersebut dilakukan pada warga
negaranya terutama bagi generasi muda yang rentan terhadap perilaku yang serba instan tanpa
mengenal bagaimana proses tersebut bekerja. Oleh karena itu, kelompok kami bertujuan untuk
memberikan edukasi tentang bahayanya perilaku-perilaku tersebut.
Dalam pengerjaan Project Kampanye Anti Korupsi ini saya mendapat dan menambah
softskill saya terutama dalam hal seperti : bagaimana cara bekerjasama dengan tim yang baik,
berkomunikasi dengan baik, mengemukakan masalah pendapat dengan rational dan adil, dan
berpikir kritis dalam hal menentukan bagaimana konsep video project tersebut. Sofskill tersebut
bukan bermanfaat hanya bagi saya saja, tetapi sangat bermanfaat juga bagi kelompok.
Dengan adanya Project Kampanye Anti Korupsi ini membuahkan sebuah karakter baru
seperti lebih toleransi terhadap perbedaan karakter masing-masing orang, lebih peduli terhadap
nasib perilaku generasi negara ini, dan mencoba untuk menerapkan dari project yang kelompok
kami buat. Jadi tidak hanya sekedar membuat saja dan tugas selesai, kami pun wajib dan
mengharuskan untuk tidak berperilaku seperti project yang kami buat demi menciptakan generasi
yang jujur dan yang lebih baik.

Nama : William Siagian


NIM : 2501971774
Absen : 8
Dalam keseharian hidup kita sebagai warga negara Indonesia, kita sering kali menemui
praktek praktek yang tidak sesuai dengan nilai- nilai yang terdapat pada pancasila. Praktek tersebut
tidak dapat kita pungkiri seberapa kecil maupun besar skala praktek yang telah dilakukan oleh
individu tersebut. Meskipun kegiatan korupsi yang dilakukan tidak menyangkut pada masyarakat
luas, contohnya: Menyontek, membayar teman untuk mengerjakan tugasnya, plagiat perkerjaan
teman. Praktek prakter tersebut dapat menjadi skala yang lebih besar dan dapat membahayakan
bahkan mengancam nilai- nilai yang terdapat pada pancasila itu sendiri, dikarenakan suatu bibit
dapat berbuah dan dapat tumbuh menjadi hal yang lebih besar dan akar yang kuat dan besar dapat
menghancurkan batu maupun beton dengan mudah, begitu juga dengan perbuatan- perbuatan yang
tidak sesuai dengan nilai- nilai pancasila tersebut.
Meskipun dalam keseharian kita mungkin perbuatan kecil tersebut disepelekan, namun kita
sebagai generasi bangsa harus tetap bangga dan memegang teguh nilai- nilai yang terdapat pada
pancasila, maka dari itu kami dari kelompok 1 kelas LM01 ingin menunjukkan perbuatan
perbuatan kecil yang dapat menjadi hal yang lebih besar, dan mengedukasi masyarakat dengan
berbagai contoh perilaku kecil yang sering kita sepelekan, padahal dapat menjadi suatu hal yang
fatal bagi pertumbuhan bangsa Indonsia. Maka kami memberi judul kampanye kami “Inikah
mental penerus bangsa?”, dimana kami ingin menunjukkan kegiatan- kegiatan kecil dan sedikit
mengelitik sang pelaku yang tanpa sadar telah melakukan korupsi sejak dini.
Kampanye kami dibuat dengan kesadaran penuh pada setiap anggota kelompok kami, kami
berusaha tidak menitikberatkan suatu pekerjaan pada satu orang, meskipun memang ada beberapa
kelompok kami yang memang sudah hebat dibidangnya seperti edit video, membuat presentasi
pada power point kami berusaha membantu mereka agar tidak satu orangpun yang merasa
dititikberatkan. Kelompok kami juga terus berkerja sama, dan semua orang sudah tau kewajiban
masing- masing kelompok sehingga tidak ada anggota yang tidak membantu ataupun tidak
mengerjakan kewajiban-nya sama sekali. Kami juga membuat dan memikirkan ide kampanye
kami secara bersama- sama, kami memiliki ide yang berbeda satu sama lain, namun kami terus
mencari ide dan menggabungkan ide yang kami miliki hingga kami menemukan ide yang paling
baik, dimana kami menggabungkan setiap ide kami dan mencari titik tengah dari setiap ide
tersebut. Saya juga telah mengembangkan soft skill berkerja sama. Dimana berkerja sama bukan
artinya berkeja sendiri sendiri dengan kewajiban yang telah dimiliki, namun kami saling
berkomunikasi antar satu sama lain, dan saling membantu satu sama lain untuk mengerjakan dan
menyelesaikan proyek ini.
Dalam suatu kelompok tentu adanya perbedaan karakter satu sama lain, sehingga adanya
karakter yang terbentuk yaitu, kami harus memahami setiap anggota kami dan bisa tetap
berkomunkasi dan berkerjasama. Setiap anggota juga memiliki waktu senggang dan jadwal yang
berbeda satu sama lain. Sehingga adanya juga skill yang terbentuk yaitu bagaimana mengatur
waktu dan dapat menyesuaikan waktu yang dimiliki dengan setiap anggota kelompok. Hal ini
dikarekan, bila kita tidak dapat menyesuaikan waktu satu sama lain maka tidak akan adanya kerja
kelompok yang kondusif, melainkan mungkin tugas yang seharusnya dapat dikerjakan bersama
sama namun dikerjakan oleh satu orang saja. Namun setiap anggota kelompok dapat mengatur
waktu dan dapat saling menyesusaikan satu sama lain, dan tidak lebih mengutamakan siapa yang
lebih penting dan tidak mau megalah satu sama lain, namun bisa meluangkan waktunya untuk
orang lain. Kampanye kami tidak mungkin akan berhasil bila salah satu anggota kelompok kami
tidak ada, dan kampanye kami mungkin tidak akan selesai pada waktu yang telah ditentukan.
Dengn kampanye kami ini, kami berharap dapat mengedukasi dan dapat membuka mata setiap
generasi muda agar dapat mencintai dan dapat tetap berdiri teguh dengan pancasila, dan generasi
muda dapat bersih anti korupsi dengan tidak menyepelekan praktek korupsi sekecil apapun praktek
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai