Laporan Akhir Kelompok - Kelompok 1 LM01 CB Pancasila
Laporan Akhir Kelompok - Kelompok 1 LM01 CB Pancasila
7.2. Isi :
Adegan berlanjut pada tokoh Juan yang malas belajar, padahal
ulangan yang dia hadapi sudah dekat. Tak terasa pula, Juan terlambat
untuk datang ke kelas, padahal pagi itu terdapat ulangan. Juan pun
bergegas, tak lupa menyiapkan kertas contekan yang telah ia buat
sebelumnya.
Sesampainya di sekolah, Pak guru langsung memberikan kertas
ulangan untuk Juan kerjakan. Di saat ulangan, Juan pun menyontek
pada ulangan tersebut. Pak guru yang melihat aksi Juan lantas
memotret kejadian tersebut untuk dijadikan bukti nantinya. Saat
ulangan selesai, Juan menyerahkan kertas jawaban kepada guru, lalu
guru melihat kejanggalan lain, karena tes tersebut baru berjalan 10
menit, namun Juan sudah mengumpulkan hasil pekerjaannya dengan
jawaban yang benar semua. Pak Guru kemudian memanggil Juan
untuk disidang setelah ulangan selesai.
Siang itu, Pak guru menanyakan perihal aksi menyontek tersebut
kepada Juan. Pada awalnya, Juan tidak mengaku. Namun, setelah
ditunjukkan foto bukti, maka Juan pun akhirnya mengakui
kesalahannya. Namun, bukannya merasa bersalah, Juan justru
menyuap Pak guru untuk merahasiakan hal tersebut dan meloloskan
dia. Pak guru yang pertamanya berpikir, lalu menerima tawaran
tersebut. Di tengah terjadinya hal tersebut, Soekarno datang dan
menghentikannya. Dia pun mengirim Juan ke masa lalu untuk
memperbaiki perbuatannya.
Saat ini, Juan menjadi anak yang bermoral. Dia rajin belajar untuk
ulangan yang akan ia hadapi pada malam sebelumnya. Ia pun juga
bangun pagi agar tidak terburu – buru saat ujian. Sesampainya di
sekolah, Juan pun mengerjakan ulangan dengan baik dan mendapat
pujian dari gurunya. Soekarno yang menyamar/menjelma sebagai
pelajar yang mengerjakan ulangan di seberang tempat duduk Juan pun
menyukai perubahan sikap tersebut.
7.3. Penutup:
Video ditutup dengan narator/anggota tim lain yang menghimbau
mengenai bahwa saat ini, tindakan korupsi di Indonesia semakin
meningkat, yang mengharuskan kita sebagai generasi muda untuk
memerangi hal tersebut dengan bertindak yang sesuai dengan nilai
Pancasila dan bermoral, agar cara berpikir mental bangsa secara
perlahan mampu diubah ke arah yang lebih baik. Lalu, epilog video
berupa slogan yang berbunyi “Korupsi Sirna, Indonesia Sejahtera!”.
NIM : 2501967253
Absen : 6
Dalam kampanye kali ini, kami hendak menyebarkan pesan bahwa perilaku koruptif sangat
terselubung di tengah masyarakat Indonesia. Perilaku tersebut bisa muncul dari tindakan
sederhana, seperti lalai dalam mengerjakan tugas dan belajar, menyontek, berbohong, hingga
menyepelekan tindakan suap. Degan terbuatnya video ini, kami ingin menyadarkan masyarakat
mengenai perilaku koruptif yang kadang tidak dihiraukan ini. Sebagai pemuda penerus bangsa,
kita hendaknya menunjukkan nilai moral yang sesuai dengan butir-butir Pancasila.
Video “Inikah Mental Penerus Bangsa?” merupakan gebrakan bagi para generasi muda
untuk bergerak maju melawan berbagai tindakan koruptif yang ada. Karakter ‘Juan’ awalnya
digambarkan sebagai karakter yang pemalas dan penuh dengan kebohongan, namun berubah pada
akhir cerita sebagai seseorang yang rajin dan berintegritas. Karakter ini diibaratkan sebagai
perubahan seseorang menuju perilaku yang sesuai dengan nilai Pancasila. Lalu, jelmaan Soekarno
pada video ini selalu mengingatkan ‘Juan’ untuk berbuat baik. Hal ini merupakan representasi dari
hati nurani seseorang dalam memilih tindakannya. Menurut saya, kesadaran seseorang untuk
berbuat baik, selain didukung oleh orang lain, memerlukan kesadaran dari dalam diri sendiri.
Selama pembuatan video ini, saya sebagai anggota kelompok 1 belajar banyak mengenai kerja
sama dan pengorbanan. Saya menjadi sadar bahwa saya tidak hidup sendiri dan untuk mencapai
sesuatu yang besar, maka saya juga memerlukan rekan-rekan yang memiliki visi dan cita-cita yang
sama. Saya tahu bahwa mungkin terdapat konflik-konflik kecil yang terjadi, namun hal tersebut
biasa terjadi, sebab perbedaan pendapat merupakan hal yang lumrah dalam sebuah tim, dan hal
itulah yang memberikan keindahan dalam sebuah kelompok. Perbedaan pendapat dapat memicu
pikiran kita untuk berpikir lebih kreatif, dan pada akhirnya mampu menyokong pendapat satu sama
lain sehingga terjadi kesepakatan. Selain rasa kerja sama yang kuat, kita juga memerlukan waktu,
tenaga, dan niat untuk mengerjakan bagian pekerjaan kita. Hal ini membuat saya untuk lebih pintar
dan disiplin membagi waktu, yakni dengan mengorbankan waktu yang biasa saya gunakan untuk
bersantai, dan menggunakannya sebagai ajang mengasah diri dalam proyek ini. Memang,
terkadang mengorbankan sesuatu yang nyaman itu sulit, namun menurut saya hal itu perlu
dilakukan demi berkembangnya mental dan pola pikir seseorang. Lalu, saya juga belajar bahwa
hidup kita perlu memberikan manfaat dalam hidup orang lain. Dengan membuat video ini, kami
berharap dapat memberikan sumbangsih dalam menghentikan tindakan korupsi pada tahun-tahun
mendatang. Hal terakhir yang saya sadari dalam pembuatan video ini ialah kepedulian terhadap
anggota kelompok yang lain. Tanpa mengetahui kesulitan seseorang, kita tidak akan mampu
membantu mereka, sama halnya dengan dinamika kelompok kami. Bila terdapat anggota
kelompok yang benar-benar sibuk, maka anggota kelompok yang lain siap membantu dan
menggantikan tugasnya. Kepedulian tersebut mampu mengakrabkan hubungan anggota kelompok
antara satu dengan yang lain. Dengan rasa keakraban dan kekeluargaan itulah, kami mampu
menyelesaikan proses pembuatan video ini dengan lancar.