Abstract
Pidada fruit (Sonneratia alba) is a coastal vegetation that has the
potential to be developed into a local food source, this Pidada fruit
processing into syrup is an innovation in the use of resources that
have been carried out by the Mentawir community. The innovations
in making mixed drinks from syrup made from PIPADA fruit will
increase economic and marketable value because PIDADA fruit has a
distinctive taste and aroma. Besides drinks from Pidada Mangrove
plants have health properties that make the value of its own
superiority that is able to compete with fruit syrup products and
other ready-to-drink beverages. The activity was carried out with the
community members of the "TIRAM TAMBUN" Tourism Awareness
Group (Pokdarwis), Mentawir Village, Sepaku District, Penajam Pasir
Utara Regency (PPU). The activities has been started from May to
December 2019. The program approach method is to educate on the
importance of hygiene and sanitation in food and beverage
processing, training, practice of processing mixed drinks from pidada
fruit syrup products. The results of this activity are additional skills
for the partner community in making of processed drinks made from
Pidada fruit syrup. New knowledge for the community in sustainable
use and environmental conservation, especially mangrove resources
for community food security. Types of innovations produced are
mixed drinks from Pidada syrup and Pidada mixed drinks that have
special characteristics and health benefits.
.
Keywords: Pidada Fruit, Mixed Drinks, Pidada Syrup.
PENDAHULUAN
Tingginya keanekaragaman hayati di wilayah kemudian dijadikan sebagai salah satu daya tarik
pesisir dan lautan Indonesia dalam bentuk wisata alam unggulan di daerah tersebut.
keanekaragaman genetik, spesies, maupun Buah pedada (Sonneratia caseolaris dan S.Alba)
ekosistem, merupakan aset yang paling memiliki 3 spesies yang tumbuh di Indonesia,
berharga untuk menunjang pembangunan yang paling umum digunakan sebagai bahan
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di makanan adalah Sonneratia caseolaris dan S,
Indonesia (Baderan, 2015). Alba, meski demikian spesies lain juga
Hutan mangrove secara fisik memiliki fungsi dikonsumsi. S. caseolaris dengan ciri buah yang
untuk melindungi pantai dan tebing sungai dari besar dan harum adalah yang paling banyak
proses abrasi, menjaga garis pantai agar tetap digunakan sebagai bahan campuran panganan.
stabil, sebagai kawasan penyangga proses Tidak diperlukan perlakuan khusus untuk
intrusi atau rembesan air laut ke darat, menjadikan panganan yang lezat. Buah pedada
meredam dan menahan hempasan badai bisa dimakan langsung atau diminum dalam
tsunami. (Saparinto 2007). Provinsi Kalimantan bentuk jus dan ketika dimasak akan muncul
Timur mempunyai Kawasan mangrove yang luas aroma keasaman. S, Alba memiliki bunga
salah satunya Kawasan mangrove tersebut berwarna putih, sedangkan S. caseolaris
berada di wilayah kelurahan mentawir, berwarna merah. Bunganya mekar dalam waktu
kabupaten Panajam Paser Utara (PPU). satu malam. Memiliki buah yang besar (4 cm)
Kelurahan Mentawir merupakan salah satu yang berwarna hijau dengan kelopak yang
kelurahan di Kecamatan Sepaku Kabupaten berbentuk bintang (Kasemat, 2011).
Panajam Paser Utara (PPU) yang berjarak 62,1 Buah Sonneratia alba tampak seperti bola
km dari Kota Balikpapan. dengan ujungnya bertangkai dan bagian
Dari 4 Rukun Tetangga (RT) yang ada di dasarnya terbungkus kelopak bunga. Spesies ini
Kelurahan Mentawir, RT.1 yang terletak paling memiliki potensi yang bisa dikembangkan
ujung di wilayah Keluruhan Mentawir yang menjadi sumber pangan lokal, dimana buah
merupakan daerah pesisir / tepi teluk Sonneratia alba. memiliki keunikan dari buah
Balikpapan sehingga terdapat dermaga dan mangrove lainnya yakni buah Sonneratia alba
kawasan hutan mangrove. Hutan Mangrove ini ketika sudah matang (masak) sudah bisa
masuk dalam konsesi PT Inhutani I UMHT langsung di manfaatkan menjadi jus sebagai
Batuampar seluas ± 1.925 Ha. Di dalam Hutan salah satu usaha olahan mangrove. Usaha
Mangrove telah dibangun jembatan (bridging) olahan mangrove menjadi produk makanan
sepanjang 500 meter untuk memudahkan para tampaknya belum banyak dikembangkan dan
pengunjung menikmati keindahan dan berbagai diminati oleh masyarakat pesisir. Banyak
jenis tumbuhan Mangrove sembari melihat masyarakat yang tidak tahu bahwa buah
berbagai macam satwa yang ada di dalamnya mangrove dapat dikonsumsi dan kulit kayunya
salah satunya yaitu Bekantan yang merupakan dapat dimanfaatkan sebagai pewarna kain.
satwa endemik Kalimantan. Melihat potensi Pengetahuan tentang potensi dan manfaat
kawasan hutan mangrove yang indah dan alami mangrove sebagai sumber pangan masih sangat
oleh masyarakat di Mentawir kawasan ini sedikit dan belum banyak diketahui (Dewi et al.
2014 Priyono et al. 2010).
221
Henry Winnarko, dkk. SEPAKAT 2019, Volume 01, Nomor 01.
Menurut masyarakat mentawir, buah pidada pembinaan kepada masyarakat mitra melalui
dipercaya memiliki banyak manfaat kesehatan, transfe pengetahuan, ketrampilan dan teknologi
antara lain mampu meningkatkan stamina dalam pengolahan minuman campuran dari
tubuh, merangsang libido dan menambah nafsu sirup buah pidada sehingga menjadi produk
makan. Pengolahan buah pidada menjadi sirup olahan yang memiliki nilai tambah (value added)
merupakan inovasi dalam pemanfaatan dalam aspek ekonomi dan ekologis sehingga
sumberdaya yang sudah dilakukan oleh masyarakat mitra mampu memproduksi produk
masyarakat mentawir. Inovasi dalam olahan minuman campuran berupa mocktail
pembuatan minuman campuran dari sirup yang sirup pidada dan menjadi alternatif ekonomi
berbahan baku buah pidada akan bagi masyarakat mitra di Mentawir. Berdasarkan
menimgkatkan nilai ekonomi dan marketable pembahasan masalah diatas, maka
karena buah pidada memiliki rasa, aroma yang permasalahan mitra dapat diidentifikasi sebagai
khas. berikut:
Lain halnya dengan Pidada, pemanfaatan (a) Bagaimana agar para ibu-ibu Kelompok
sumber daya mangrove sebagai makanan telah Sadar Wisata (Pokdarwis) “TIRAM
berkembang sejak dulu dan merupakan salah TAMBUN” memiliki kesadaran akan
satu kearifan tradisional masyarakat sekitar pentingnya hygiene dan sanitasi dalam
ekosistem mangrove, namun dalam pengolahan makanan dan minuman?
perkembangannya masih perlu pengembangan (b) Bagaimana memanfaatkan sirup buah
lebih lanjut dan perbaikan baik dalam teknik mangrove pidada agar memiliki nilai tambah
pembuatan maupun pengemasannya, sehingga (value added) dalam bentuk produk
menjadi alternatif bagi pengelolaan ekosistem minuman campuran sirup pidada?
mangrove secara berkelanjutan (Djajati dan
Rosida, 2015). Berbagai jenis buah mangrove METODE PELAKSANAAN
yang dapat dijadikan bahan baku panganan yang (a) Pelatihan Penerapan Hygiene dan Sanitasi
keberadaannya melimpah di sekitar pesisir Makanan.
mentawir adalah Pidada (Sonnerita spp), Bakau Dengan pelatihan ini diharapkan akan
(Rhizophora sp), Api-api (Apicenia marina), dan terbentuk perubahan pola pikir dan perilaku
Nipah (Nypa fruticans). atau kesadaran ibu-ibu pokdarwis tiram
Sasaran kegiatan pengabdian kepada tambun dalam menyikapi pentingnya
masyarakat dengan Program Penerapan Ipteks penanganan hygiene dan sanitasi selama
ini adalah ibu-ibu Kelompok Sadar Wisata proses produksi makanan dan minuman di
(Pokdarwis) “TIRAM TAMBUN” di kelurahan desa wisata mentawir. Adapun muatan
mentawir. Pemilihan mitra PKM tersebut materi pada pelatihan ini yaitu: 1) Prinsip
didasarkan pada tersedianya potensi pangan hygiene dan sanitasi makanan; 2) Sanitasi
lokal yaitu berupa buah mangrove pidada yang peralatan pengolahan makanan; 3) Sanitasi
dihasilkan oleh masyarakat setempat dan belum lingkungan/area kerja; 4) Hygiene
dapat dioptimalkan nilai ekonominya. perorangan; 5) Pengendalian mutu mandiri.
Sementara itu, masyarakat sasaran di pesisir (b) Penyuluhan kepada mitra tentang
mentawir belum mendapatkan dukungan untuk pengetahuan pengolahan minuman
menjadikan buah pidada dan mangrove menjadi campuran berbasis sirup buah mangrove
salah satu sumber pangan dan menghasilkan yang telah dibuat oleh pokdarwis tiram
produk yang dapat diproduksi secara ekonomis tambun mentawir.. Tujuan yang ingin
dan diterima pasar dengan kemasan yang layak dicapai adalah peningkatan wawasan dan
dan menarik. Tujuan kegiatan ini adalah untuk pengetahuan mitra tentang pengelolaan
membekali pemahaman tentang pentingnya minuman campuran yang sehat. Partisipatif
hygiene sanitasi dalam pengolahan makanan artinya mitra dituntut secara aktif untuk
dan minuman serta untuk memberikan mengikuti selama kegiatan berlangsung dan
222
Henry Winnarko, dkk. SEPAKAT 2019, Volume 01, Nomor 01.
PEMBAHASAN
Dari rencana jadwal kegiatan yang akan
dilakukan, hasil pelaksanaan kegiatan yang telah
Gambar 1. Kegiatan Pelatihan Pengolahan
dicapai atau dilakukan sampai saat ini yaitu :
(a) Penyuluhan dan Pelatihan minuman campuran sirup Pidada
Kegiatan ini merupakan kegiatan inti dari
program pengabdian kepada masyarakat. Hasil pelatihan diversifikasi produk minuman
Kegiatan penyuluhan dalam bentuk yang berkualitas dari bahan sirup mangrove
pelatihan dilakukan pada hari Selasa tanggal yang bisa dijual kepada wisatawan seperti es
9 Juli 2019 bertempat di Gedung Serba Guna kopi kopyor pidada, tropical drink pidada, es
Kelurahan Mentawir. Peserta yang campur mangrove pidada, es teler mangrove
mengikuti kegiatan ini sebanyak 34 orang pidada dan es selembut sutra mangrove pidada.
ibu-ibu dari anggota Pokdarwis “TIRAM Adapun hasil olahan minuman campuran dari
bahan sirup mangrove pidada dapat dilihat pada
TAMBUN” dan warga Kelurahan Mentawir
lainnya. Ketertarikan dan antusiasme gambar 2 dibawah ini:
peserta untuk mengikuti kegiatan
penyuluhan dan pelatihan ini ditunjukkan
dengan kehadiran peserta dalam kegiatan
yang melebihi dari target yang diharapkan
yakni hanya 20 orang ibu-ibu dan peserta
juga mengikuti pelatihan sampai dengan
akhir kegiatan. Selain itu secara umum
respon dan partisipasi yang ditunjukkan
Gambar 2. Diversifikasi Minuman Campuran
peserta pada pelatihan ini cukup baik dan
Dari Sirup Mangrove
positif, cukup. Hal ini ditunjukan dengan
banyaknya pertanyaan dari peserta unutk
Setelah pelatihan selesai dilaksanakan
materi-materi yang diberikan oleh para
kemudian dilakukan penandatanganan berita
narasumber. Narasumber berperan sangat
acara penyerahan peralatan dan simbolisasi
penting dalam menjaga motivasi dan
penyerahan.
semangat peserta dalam memahami materi-
materi yang diberikan. Penyampaian materi
dibuat secara sistematis dan menggunakan
223
Henry Winnarko, dkk. SEPAKAT 2019, Volume 01, Nomor 01.
Berikut adalah jadwal kegiatan pelatihan yang ini bisa lihat ada perkembangan dari kriteria
telah dilaksanakan pada hari Selasa 9 Juli 2019 kepemilikan dan kepengurusan oleh
dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini: masyarakat, yang mana sebelumnya untuk
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Pelatihan kelompok sadar wisata (pokdarwis) yang
awalnya belum ada legalitasnya karena hanya
WAKTU KEGIATAN lewat Surat Keputusan Kepala PT.Inhutani I
08.00 – 09.00 Persiapan acara pelatihan dan sebagai pengelola konvervasi hutan mangrove
registrasi peserta
Mentawir setelah diberi pelatihan tentang desa
Acara pembukaan :
1. Pembacaan Doa wisata maka kelembagaan pokdarwis yang lama
09.00 – 09.45 2. Laporan Ketua Pelaksana PkM di buat baru kepengurusannya kemudian berita
3. Sambutan Direktur Politeknik acara pembentukannya diserahkan oleh Lurah
Negeri Balikpapan Mentawir ke Dinas Kebudayaan dan pariwisata
4. Sambutan Kep.Unit
PT.Inhutani I Batuampar
Kabupaten Panajam untuk dapat di buatkan
Mentawir Surat Keputusan dari kepala dinasnya dan
5. Sambutan dan Pembukaan dikukuhkan agar mendapatkan legalitas resmi.
Kegiatan Kepala Dinas Kegiatan pendampingan ini diikuti oleh seluruh
Kebudayaan & Pariwisata Kab.
anggota Pokdarwis “TIRAM TAMBUM”
Panajam Paser Utara
09.45 – 10.00 Coffee Break
Kelurahan Mentawir sebanyak 36 orang yang
terdiri dari 20 orang pria dan 16 orang wanita.
Sesi I : Kebijakan Pengembangan Demikian juga dengan kualitas makanan dan
10.00 – 11.00 minumannya yang dibuat untuk kegiatan
Desa Wisata monitoring dan evaluasi sudah lebih baik setelah
Sesi II: Sosialisasi Program Dinas
11.00 – 12.00 Kebudayaan & Pariwisata
mendapatkan pelatihan tentang hygiene
Kab.PPU sanitasi makanan dan pengolahan minuman.
12.00 – 13.00 Ishoma Anggota pokdarwis khususnya kaum ibu-ibu bisa
membuat secara mandiri aneka minuman
Sesi III : Hygiene dan Sanitasi olahan minuman dari sirup mangrove dan sudah
13.00 – 14.30
mulai dipasarkan atau dijual kepada wisatawan
Makanan
14.30 – 16.00 Sesi IV : Pengolahan Minuman
yang datang ke kawasan wisata Mentawir
walaupun hanya di jual di warung depan rumah
16.00 – 16.15 Coffee Break masing-masing.
Sesuai dengan program kegiatan pengabdian Gambar 3. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi
kepada masyarakat Politeknik Negeri Balikpapan Pertama
untuk pendampingan desa Mentawir dilakukan Kunjungan lapangan kedua dilakukan pada
oleh dosen-dosen Politeknik Negeri kegiatan, tanggal 7 Agustus 2019. Pada kegiatan
monitoring dilakukan pada bulan Juli dan monitoring ini juga sekalian dilakukan acara
Agustus dengan periode kunjungan lapangan pengukuhan untuk pokdarwis “Tiram Tambun”
satu kali dalam sebulan. Selebihnya dilakukan Mentawir sekaligus ada visitasi lapangan dari
melalui media komunikasi telepon dan tim penilai Panji Kepariwisataan dari Dinas
whatsapp. Kepariwisataan Provinsi Kalimantan Timur.
Kunjungan lapangan pertama dilakukan pada Dinas Kepariwisataan Kalimantan Timur akan
tanggal 22 Juli 2019. Pada kegiatan monitoring memberikan penghargaan kepada kabupaten
224
Henry Winnarko, dkk. SEPAKAT 2019, Volume 01, Nomor 01.
225
Henry Winnarko, dkk. SEPAKAT 2019, Volume 01, Nomor 01.
DAFTAR PUSTAKA
Baderan, D.W.K., Hamidun, M.S., Lamangandjo,
C., dan Retnowati, Y. (2015). Diversifikasi
produk olahan buah mangrove sebagai
sumber pangan alternatif masyarakat pesisir
Toroseaje, Kabupaten Pohuwato, Provinsi
Gorontalo. Pros Semnas Masy Biodiv Indon.
Volume 1, Nomor 2:347-351. DOI:
10.13057/psnmbi/m010230
Dewi PDP, Sukerti NW, Ekayani IAPH. (2014).
Pemanfaatan Tepung Buah Mangrove Jenis
Lindur (Bruguiera Gymnorrizha) Menjadi Kue
Kering Putri Salju. Bosaparis (2)1: 1-10.
Djajati, S. dan Rosida, D.F., (2015).
Pengembangan Produk Olahan Mangrove
dan Perikanan di Kawasan Pantai Wonorejo
Surabaya. Prosiding Seminar Nasional
“Research Month” 2015. “Sinergi Hasil
Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat untuk Menumbuhkan Kapasitas
Inovasi di Bidang Teknologi, Pertanian, Sosial
dan Ekonomi”. Halaman 381-387.
Kasemat.(2011). Pengolahan buah mangrove.
Universitas Diponegoro Semarang.
Priyono, A., Ilminingtyas D, Mohson, Yuliani LS,
Hakim T.L., (2010). Beragam Produk Olahan
Berbahan Dasar Mangrove. Kesemat.
Semarang.
Saparinto C.(2007). Pendayagunaan ekosistem
mangrove mengatasi kerusakan wilayah
pantai dan meminimalisasi dampak
gelombang tsunami. Effhar dan Dahara Prize,
Semarang.
226