Anda di halaman 1dari 13

Konsep Teori

Perawatan Luka

“Perineum, Post Operasi, Tali Pusat”

A. Definisi
Perawatan luka merupakan salah satu tindakan keperawatan yang dikerjakan
dengan sistematis dan komprehensif. Perawatan luka yang sistematis
merupakan urutan langkah perawatan yang harus dikerjakan oleh profesional
di bidang perawatan luka, sedangkan komprehensif merupakan metode yang
dilakukan saat melakukan perawatan luka dengan mempertimbangkan kondisi
biologis, psikologis, sosial dan spiritual secara menyeluruh (Muhammad
Aminuddin, 2020).
B. Indikasi
1. Perawatan luka dilakukan agar luka tidak semakin parah dan berkembang
menjadi kronis, infeksi.
2. Perawatan luka dapat melindungi luka dari virus dan bakteri penyebab
penyakit ke dalam tubuh.
C. Kontra Indikasi
Tidak ada
D. Tujuan
Untuk mendapatkan penyembuhan yang cepat dengan fungsi dan hasil yang
optimal (Halodoc, 2019).
E. Perawatan Luka Perinium
1. Definisi
Perawatan luka perineum adalah perawatan dengan cara membersihkan
vulva dan vagina serta daerah sekitarnya pada pasien yang sedang nifas
atau tidak bisa melakukannya sendiri.
2. Indikasi
Ibu post partum dengan luka perineum.
3. Kontra Indikasi
Pada ibu/wanita yang mengalami menstruasi.
4. Tujuan
a. Untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum maupun
uterus
b. Untuk penyembuhan luka perineum/jahitan pada perineum
c. Untuk kebersihan perineum dan vulva
d. Memberikan rasa nyaman pasien
5. Prosedur Perencanaan
a. Persiapan Alat :
1) Kassa dan pinset anatomis
2) Perlak dan pengalas
3) Handscoon
4) Bengkok
5) Tas plastik
6) Kom berisi kapas basah (air dan kapas direbus bersama)
7) Celana dalam dan pembalut wanita
8) Pispot
9) Botol cebok berisi air hangat
10) Obat luka perineum
b. Persiapan Petugas :
1) Lakukan Pencucian Perinium Dengan Luka Hecting
a) Informed consent, beritahu kepada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan
b) Siapkan alat-alat
c) Atur posisi dorsal recumbent
d) Pasang alas bokong
e) Cuci tangan
f) Pakai sarung tangan
g) Periksa keadaan lochea (jumlah, warna, dan bau)
h) Ambil kapas DTT, bersihkan vulva dan perineum
i) Perhatikan keadaan perineum (adakah jahitan lepas, longgar,
bengkak dan merah)
j) Merawat luka jahitan dengan kassa steril dan betadine
k) Pasang pembalut dan celana dalam
l) Angkat alas bokong
m)Lepas handscoon, cuci tangan
n) Bereskan alat
o) Anjurkan untuk ganti pembalut setiap kali basah
p) Petugas mengajarkan ibu cara perawatan luka
2) Pencucian perineum tanpa luka hecting
a) Informed consent, beritahu pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan
b) Siapkan alat-alat
c) Petugas mengatur posisi dorsal recumbent
d) Cuci tangan, pakai handscoon
e) Pasang alas bokong
f) Periksa keadaan lochea (jumlah warna dan bau)
g) Ambil kapas DTT bersihkan vulva dan perineum
h) Keringkan perineum dengan kassa steril dari arah depan dan
belakang
i) Pasangkan pembalut dan celana dalam.
j) Angkat alas bokong
k) Lepas handscoon, cuci tangan
l) Bereskan alat
m)Petugas menganjurkan ibu untuk ganti pembalut setiap kali basah
(Andi Ridwan, 2017).
F. Perawatan Luka Post Operasi
1. Definisi
Membersihkan luka, mengobati luka, dan menutup kembali luka dengan
teknik steril (Riyadi & Harmoko, 2012).
2. Tujuan
a. Untuk membersihkan luka
b. Mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam luka
c. Memberikan pengobatan pada luka
d. Memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien
e. Mengevaluasi tingkat kesembuhan luka (Murtutik, Marjiyanto 2017).
3. Indikasi
a. Luka baru maupun luka lama
b. Luka post operasi
c. Luka bersih
d. Luka kotor
4. Kontra Indikasi
a. Pembalut dapat menimbulkan situasi gelap hangat dan lembap sehingga
mikro organisme dapat hidup
b. Pembalut dapat menyebabkan iritasi pada luka melalui gesekan-gesekan
pembalut.
5. Prosedur Perencanaan
a. Persiapan Alat :
1) Alat-alat steril
a) Pinset anatomis 1 buah
b) Pinset sirugis 1 buah
c) Gunting bedah/jaringan 1 buah
d) Kassa kering dalam kom tertutup secukupnya
e) Kassa desinfektan dalam kom tertutup
f) Sarung tangan 1 pasang
g) Korentang/forcep
2) Alat-alat tidak steril
a) Gunting verban 1 buah
b) Plester
c) Pengalas
d) Kom kecil 2 buah (bila dibutuhkan)
e) Nierbeken 2 buah
f) Kapas alkohol
g) Aceton/bensin
h) Sabun cair anti septik
i) NaCl 9 %
j) Cairan antiseptic (bila dibutuhkan)
k) Sarung tangan 1 pasang
l) Masker
m)Air hangat (bila dibutuhkan)
n) Kantong plastik/baskom untuk tempat sampah
b. Persiapan Petugas :
1) Informed konsent, beritahu kepada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan
2) Dekatkan alat-alat ke pasien
3) Pasang sampiran
4) Cuci tangan
5) Pasang masker dan sarung tangan yang tidak steril
6) Atur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
7) Letakkan pengalas di bawah area luka
8) Letakkan nierbeken di dekat pasien
9) Buka balutan lama (hati-hati jangan sampai menyentuh luka)
dengan menggunakan pinset anatomi, buang balutan bekas ke
dalam nierbeken.
10) Jika menggunakan plester lepaskan plester dengan cara melepaskan
ujungnya dan menahan kulit di bawahnya, setelah itu tarik secara
perlahan sejajar dengan kulit dan ke arah balutan. (Bila masih
terdapat sisa perekat dikulit, dapat dihilangkan dengan aceton/
bensin)
11) Bila balutan melekat pada jaringan di bawah, jangan dibasahi, tapi
angkat balutan dengan perlahan
12) Letakkan balutan kotor ke neirbeken lalu buang ke kantong plastic,
hindari kontaminasi dengan permukaan luar wadah
13) Kaji lokasi, tipe, jumlah jahitan atau bau dari luka
14) Buka set balutan steril dan menyiapkan larutan pencuci luka dan
obat luka dengan memperhatikan teknik aseptic
15) Buka sarung tangan ganti dengan sarung tangan steril
16) Bersihkan luka dengan sabun anti septic atau NaCl 9 %
17) Berikan obat atau antikbiotik pada area luka (disesuaikan dengan
terapi)
18) Menutup luka dengan cara:
a) Balutan kering
(1) Lapisan pertama kassa kering steril untuk menutupi daerah
insisi dan bagian sekeliling kulit
(2) Lapisan kedua adalah kassa kering steril yang dapat
menyerap
(3) Lapisan ketiga kassa steril yang tebal pada bagian luar
b) Balutan basah-kering
(1) Lapisan pertama kassa steril yang telah diberi dengan cairan
fisiologik untuk menutupi area luka
(2) Lapisan kedua kasa steril yang lebab yang sifatnya
menyerap
(3) Lapisan ketiga kassa steril yang tebal pada bagian luar
c) Balutan basah-basah
(1) Lapisan pertama kassa steril yang telah diberi dengan cairan
fisiologik untuk menutupi luka
(2) Lapisan kedua kassa kering steril yang bersifat menyerap
(3) Lapisan ketiga (paling luar) kassa steril yang sudah
dilembabkan dengan cairan fisiologi
19) Plester dengan rapi
20) Buka sarung tangan dan masukan ke dalam nierbeken
21) Lepaskan masker
22) Atur dan rapikan posisi pasien
23) Buka sampiran
24) Evaluasi keadaan umum pasien
25) Rapikan peralatan dan kembalikan ke tempatnya dalam keadaan
bersih, kering dan rapi
26) Lepas handscoon, Cuci tangan (Fiky Rofiqoh, 2015).
G. Perawatan Luka Tali Pusat
1. Definisi
Perawatan tali pusat adalah pengobatan dan pengikatan tali pusat yang
menyebabkan pemisahan fisik terakhir antara ibu bayi, kemudian tali pusat
dirawat dalam keadaan steril, bersih, kering, puput dan terhindar dari
infeksi tali pusat.
2. Indikasi
Tali pusar yang baru di potong
3. Kontra Indikasi
Tali pusat tidak dirawat dengan baik, kuman-kuman bisa masuk sehingga
terjadi infeksi yang mengakibatkan penyakit Tetanus neonatorum.
4. Tujuan
a. Mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir
b. Agar tali pusat tetap bersih
c. Kuman-kuman tidak masuk sehingga tidak terjadi infeksi pada tali
pusat bayi.
5. Prosedur Perencanaan
a. Persiapan Alat :
1) 2 Air DTT, hangat :
a) 1 untuk membasahi dan menyabuni
b) 1 untuk membilas
2) Washlap kering dan basah
3) Sabun bayi
4) Kassa steril
5) 1 set pakaian bayi
b. Persiapan Petugas :
1) Cuci tangan
2) Dekatkan alat
3) Siapkan 1 set baju bayi yang tersusun rapi, yaitu: celana, baju,
bedong yang sudah digelar
4) Buka bedong bayi
5) Lepas bungkus tali pusat
6) Bersihkan/ceboki dengan washlap 2-3x dari bagian muka sampai
kaki atas ke bawah
7) Pindahkan bayi ke baju dan bedong yang bersih
8) Bersihkan tali pusat, dengan cara:
a) Pegang bagian ujung
b) Basahi dengan washlap dari ujung melingkar ke batang
c) Disabuni pada bagian batang dan pangkal
d) Bersihkan sampai sisa sabunnya hilang
e) Keringkan sisa air dengan kassa steril
f) Tali pusat tidak dibungkus
9) Pakaikan popok, ujung atas popok di bawah tali pusat, dan alikan
di pinggir. Keuntungan :
a) Tali pusatnya tidak lembap
b) jika pipis tidak langsung mengenai tali pusat, tetapi ke bagian
popok dulu
10) Bereskan alat
11) Cuci tangan (Fiky Rofiqoh 2015).
DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. Rizal Ridwan Dappi, SPOG., M.Kes. Perawatan Luka Perinium. Cirebon :
2017

Fiky Rofiqoh E. F. S. Keterampilan Dasar Kebidanan (KDK) II Hand Out.


Cilegon : 2015

Halodoc. Perawatan Luka. Jakarta : 2019

Muhammad Aminuddin. Perawatan Luka. Samarinda : 2020

Murtutik, Marjiyanto. Penyembuhan Luka Pada Pasien Post Operasi. Surakarta :


2013

Riyadi, Harmoko. Standard Operating Prosedure dalam Praktek. Klinik


Keperawatan Dasar. Yogyakarta : 2012

Uliyah, M., dkk. Keterampilan Dasar Kebidanan (KDK) I. Surabaya : 2012


KONSEP SOAP

PERAWATAN LUKA

“POST OPERASI PADA PASIEN SC”

Tanggal :

Jam :

Tempat :

No. Register :

Pengkaji :
A. Data Subjektif

1. Identitas Pasien

Nama : Nama Suami :

Umur : Umur :

Pendidikan : Pendidikan :
Agama : Agama :

Pekerjaan : Pekerjaan :

Alamat : Alamat :

2. Keluhan Utama

Pasien sudah 2 hari balutan luka pasca persalinan sesar basah dan
kotor.

3. Riwayat Penyakit

a. Riwayat kesehatan sekarang : ada atau tidak ada

b. Riwayat kesehatan yang lalu : ada atau tidak ada

1. Pola Kebiasaan Sehari-hari


a. Nutrisi
1) Makan : Normal orang makan 3-4 kali sehari
2) Minum : Normal orang minum 8-9 gelas sehari
b. Eliminasi
1) BAB : Normalnya orang BAB 1-2 kali sehari
2) BAK : Normalnya orang BAK 4-8 kali sehari
c. Istirahat atau tidur
Normalnya orang tidur 7-8 jam setiap hari
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum
Lemah
b. Kesadaran
1) Composmestis : Normal
2) Apatis : Segan, acuh tak acuh terhadap lingkungan.
3) Delirum : Kekacauan motorik, gelisa, kacau
4) Somnoloen : Mengantuk yang masih bisa dipulihkan
5) Sopor : Mengantuk dalam
6) Semi-coma : Tidak memberi respon sama sekali
7) Coma : Penurunan kesadaran sangat dalam
c. TTV
1) Tekanan darah normal :
a) Bayi ≥ 80/50 mmHg ≥ 90/70 mmHg
b) Anak-anak ≥ 100/63 mmHg ≥ 113/74 mmHg
c) Dewasa ≥ 90/60 mmHg ≥ 120/80 mmHg
2) Suhu normal :
≥ 36,1°C ≥ 37,5°C
3) Nadi normal :
a) Bayi ≥ 100×/menit ≥ 160×/menit
b) Anak-anak ≥ 70×/menit ≥ 120×/menit
c) Dewasa ≥ 60×/menit ≥ 100×/menit
4) Pernapasan normal :
a) Bayi : 30-60x/menit
b) Bayi tahun pertama : 25-30 x/menit
c) Bayi pada tahun kedua : 20-26 x/menit
d) Anak usia 14 tahun : 20-30 x/menit
e) Wanita dewasa : 18-20 x/menit
f) Laki-laki dewasa : 16-18 x/menit
g) Orang tua 50 tahun : 14-16 x/menit
h) Orang tua 70 tahun : 12-14 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : Bentuk simetris/tidak, distribusi merata/tidak, warna
hitam/tidak, ketombe (+)/(-), rambut rontok (+)/(-), nyeri tekan
(+)/(-)
2) Wajah : Bentuk simetris/tidak, pucat (+)/(-), nyeri tekan (+)/(-),
odema (+)/(-)
3) Mata : Bentuk simetris/tidak, sklera ananemis/anemis, conjungtiva
hiperemis, rabun/tidak, nyeri tekan (+)/(-)
4) Telinga : Bentuk simetris/tidak, serumen (+)/(-), nyeri tekan (+)/(-),
pendengaran baik/tidak
5) Hidung : Bentuk simetris/tidak, polip (+)/(-), lendir (+)/(-), nyeri
tekan (+)/ (-), tersumbat (+)/(-) cuping hidung/tidak
6) Mulut : Bentuk simetris/tidak, bibir kering (+)/(-), pucat (+)/)(-),
gigi lengkap/tidak, karang gigi (+)/(-), karies (+)/(-)
7) Leher : Bentuk simetris/tidak, kelenjar tyroid (+)/(-), kelenjar limfe
(+)/(-), nyeri tekan (+)/(-)
8) Dada : Bentuk simetris/tidak, bunyi nafas weezing (+)/(-), nyeri
tekan (+)/(-)
9) Abdomen : Bentuk simetris/tidak, nyeri tekan (+), bising usus
(+)/(-)
10) Genetalia : Bentuk simetris/tidak, nyeri tekan (+)/(-)
11) Ekstermitas Atas : Bentuk simetris/tidak, jari lengkap/tidak, nyeri
tekan(+)/(-), odema (+)/(-), warna kuku pucat/tidak
12) Ektremitas Bawah : Bentuk simetris/tidak, jari lengkap/tidak, nyeri
tekan (+)/(-), odema (+)/(-), warna kuku pucat/tidak
13) Kulit : Kusam (+)/(-), lembab (+), warna kulit pucat/tidak
C. ANALISA
... umur ... tahun dengan post operasi SC.
D. PERENCANAAN
1. Lakukan persiapan
2. Langkah-langkah perawatan luka post operasi SC :
a. Informed consent
b. Dekatkan alat-alat ke pasien
c. Pasang sampiran, jaga privasi pasien
d. Cuci tangan, keringkan
e. Pasang masker dan sarung tangan tidak steril
f. Atur posisi pasien senyaman mungkin
g. Pasang pengalas dibawah luka
h. Dekatkan nierbeken ke pasien
i. Ada jahitan post SC terbalut kassa, buka balutan dengan pinset
anatomi, buang balutan ke bengkok
j. Kaji luka, lokasi, tipe, jumlah jahitan, bau dari luka
k. Buka set balutan steril dan siapkan larutan pencuci luka dan obat
luka dengan memperhatikan teknik aseptic
l. Buka sarung tangan ganti dengan sarung tangan steril
m. Bersihkan luka dengan sabun anti aseptic atau NaCI 9%
n. Beri obat atau antibiotik pada area luka, kemudian tutup luka
dengan cara :
o. Balutan basah-kering
1) Lapisan pertama : Kassa steril yang telah diberi cairan fisiologi
untuk menutupi area luka
2) Lapisan kedua : Kassa steril yang lembab yang menyerap
3) Lapisan ketiga : Kassa steril tebal pada bagian luar
p. Plester dengan rapi
q. Buka sarung tangan masukkan ke nierbeken
r. Rapikan pasien, lepaskan masker dan handscoon
s. Bereskan alat, cuci tangan
t. Evaluasi keadaan umum pasien, dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai