DISUSUN OLEH :
2020 – 2021
a. Ringkasan Artikel
Seorang pemimpin akan diuji kepiawaiannya ketika menghadapi situasi yang
tidak familiar. Perubahan situasi ini akan membuat pemimpin ‘beranjak’ dari zona
nyaman dan ‘dipaksa’ untuk menghadapi perubahan yang tidak sesuai dengan apa
yang diharapkan. Tantangan ini menimbulkan permasalahan dan bahkan bisa
mengancam posisi pemimpin. Namun satu hal yang pasti, semua orang pasti
bergantung pada pemimpinnya dan seorang pemimpin harus mencari cara agar
memenuhi banyaknya ekspektasi terhadap dirinya. Termasuk ketika mengalami
permasalahan seperti pandemi COVID-19.
- Integrasi Nilai – Nilai Adaptive Leadership dan Adaptive Governance dalam Mitigasi
Covid – 19
Sebagai seorang pemimpin di tengah uncertainty, cara pandang ‘helikopter’
dibutuhkan untuk melihat permasalahan dalam scope yang lebih holistik. Hal ini
penting karena adanya hubungan sebab-akibat dari tiap komponen masalah
tersebut. Selain itu, pemimpin juga harus bisa membedakan peran dirinya sebagai
‘otoritas’ dan ‘leader’ yang menurut Heifetz berbeda. Peran ‘otoritas’ cenderung
politis karena adanya tuntutan-tuntutan politik yang berhubungan dengan status
quo, sedangkan seorang leader dibutuhkan untuk mendorong perubahan yang
tidak bisa memenuhi kepentingan semua stakeholder (Hooijberg, 1996). Namun,
ketika seorang leader memiliki otoritas, maka cakupan kepemimpinannya akan
lebih luas karena dia memiliki kuasa politik.
Melalui kuasanya, seorang leader harus mendengarkan dan menggunakan data
saintifik dan ilmu pengetahuan dalam proses perumusan kebijakan. Meskipun
pada kenyataannya sains dan realita politik atau kebijakan publik adalah dua
kutub yang berbeda, tetapi jurang antara keduanya harus didekatkan. Salah satu
caranya adalah dengan pemilihan bahasa dan narasi sebab-akibat dalam
proses policy making yang politis (Stone, 1989 dalam Edi dan Alfirdaus, 2020).
Pada intinya, pemimpin atau pejabat pemerintah harus mau mendengarkan temuan
para ilmuwan dan ilmuwan harus mau menyediakan dukungan data kepada
politisi (Nugroho, 2020).
Kebijakan dalam menghadapi pandemi harus dijelaskan melalui penjelasan
yang rasional, evidence-based yang dijustifikasi dengan kaidah ilmu pengetahuan,
serta diinformasikan secara transparan. Pejabat pemerintah harus melandaskan
alasan rasional di balik keputusan yang diambil, bukan sekadar ‘apa’ melainkan
‘mengapa’ keputusan tersebut ditempuh.
Dengan implementasi kebijakan yang holistik, maka friksi antar-
stakeholder mampu diredam dengan penjelasan yang logis dan sulit dibantah
karena kekayaan data dan ilmu pengetahuan yang absah. Pemerintah harus
konsisten dalam penerapannya. Tanpa konsistensi pemerintah, akan susah untuk
menjustifikasi suatu keputusan. Dengan konsistensi itu pula, social
trust masyarakat yang sebelumnya rusak akan kembali pulih secara bertahap.
Sudah seharusnya dari dalam pribadi seorang leader, kemampuan
merumuskan kebijakan yang berbasis data dan ilmu pengetahuan adalah hal yang
tidak bisa ditawar. Selain itu, internalisasi nilai-nilai adaptif ke dalam institusi
pemerintahan juga sangat diperlukan untuk efektivitas mitigasi COVID-19.
b. Analisis Teori
Antara artikel dengan materi yang disampaikan saat perkuliahan tentu saja ada
keterkaitannya secara garis besar dalam artikel dibahas tentang pemimpin yang
adaptif atau bisa disebut transformasional dalam materi perkuliahan. Seorang
pemimpin yang mampu beradaptasi dengan keadaan yang terjadi pada saat itu juga.
Persamaannya, dalam artikel maupun materi pada dasarnya seorang pemimpin
mampu mengambil keputusan yang tepat untuk melewati situasi kondisi yang tidak
diperkirakan sebelumnya. Agar perusahaan ataupun organisasi yang dipimpin mampu
bertahan melewati kondisi permasalahan tersebut.
Perbedaanya, dalam artikel dikaitkan dengan sains walaupun sains dan politik
berbeda kutub namun jurang antara keduanya harus didekatkan. Sedangkan yang
diajarkan dalam perkuliahan tentang kepemimpinan transformasional dan bagaimana
cara memotivasi seseorang guna meningkatkan kinerjanya.
c. Pendapat Pribadi
Menurut saya adaptasi seorang pemimpin dalam mengambil suatu kebijakan
itu sangat vital karena, sekalinya seorang pemimpin salah mengambil keputusan bisa
berakibat fatal pada praktiknya. Seperti yang terjadi di Indonesia akibat lambatnya
pengambilan keputusan yang mengakibatkan Indonesia, merupakan peringkat tinggi
dalam death rate disbanding dengan negara lain.
Maka dari itu dalam artikel pun juga dibahas bagaimana cara menerapkan
kepemimpinan secara tepat. Tentu saja kepemimpinan adaptif akan berjalan apabila
mengakar pada setiap institusi agar mencakup lebih luas tentang kebijakan yang telah
diambil.
d. Contoh Perusahaan
Sebenarnya semua perusahaan yang berjalan pada saat pandemic seperti ini
bisa menggunakan kepemimpinan adaptif, saya akan menunjuk salah satu perusahaan
yang cocok menggunakan kepemimpinan seperti ini yaitu PT Angkasa Pura. Kenapa
saya memilih perusahaan tersebut, karena menurut saya dengan banyaknya peraturan
yang membatasi pergerakan seluruh lapisan masyarakat mengakibatkan anjloknya
pendapatan dari penerbangan yang ada. Dengan melakukan adaptasi maka perusahaan
ini mampu melewati pandemic sehingga perusahaan mampu bertahan.
DAFTAR PUSTAKA