Anda di halaman 1dari 28

Fenomena

Praktik Filantropi
Masyarakat Muslim
dalam Kerangka
Keadilan Sosial di
Indonesia

Hasil Penelitian

Amelia Fauzia
Social Trust Fund UIN Jakarta
Sequis,Auditorium, 27 Maret 2018
AGENDA
01 Pembukaan 3’

02 Latar Belakang Penelitian 3’

03 Konsep Kunci & Metodologi 3’

04 Hasil & Temuan 15’

05 Kesimpulan 2’

06 Rekomendasi 2’

07 Penutup 2’
Latar Belakang Penelitian
01 – MASIH SEDIKIT STUDI TENTANG FILANTROPI ISLAM
Penguatan aktivitas filantropi sejalan dengan demokrasi di Indonesia,
dan praktik serta studi di berbagai belahan dunia. Belum banyak studi
LATAR BELAKANG terbaru yang komprehensif tentang praktik filantropi Muslim di
Indonesia.
PENELITIAN
02 – FILANTROPI DAN PROBLEM SOSIAL
Transformasi dari karitas, ke filantropi, ke filantropi berkeadilan sosial
(social justice philanthropy) akibat kegelisahan tangani problem sosial
yang tidak berujung, karena fokus pada akibat, bukan akar masalah.

03 – FILANTROPI BERKEADILAN SOSIAL SEBAGAI SOLUSI


Pendekatan filantropi berkeadilan sosial menjadi krusial sebagai
pendekatan effective giving, tapi juga pendekatan dalam konteks
keragaman kelompok, etnis dan agama.

04 – PEMETAAN AWAL UNTUK LANGKAH LANJUT


Apakah praktik filantropi berkeadilan sosial sudah berkembang di
Indonesia, dan apa faktor pendorong, peluang serta tantangannya?
Konsep Kunci
&
Metodologi
Filantropi dalam Kerangka Keadilan Sosial
Inklusif
Menyasar Akar Masalah menggunakan pendekatan
Berkontribusi mhilangkan 01 04 kemanusiaan yang non-
akar masalah kemiskinan, diskriminatif, inklusif
ketidakadilan sosial

Pembangungan Komunitas/ Tata Kelola yang Baik


Jangka Panjang Memiliki managemen
memiliki program jangka 05
panjang, memberdayakan
02 yang transparan,
akuntabel & responsif
dan berkelanjutan dalam grantmaking
Berkontribusi ke Kebijakan
Mempengaruhi 06 Perkuat Demokrasi
kebijakan agar pro nilai- 03
nilai keadilan sosial Courtesy: nonprofitquarterly.org berkontribusi dalam
6 penguatan demokrasi
Lini Masa Penelitian
FGD, Observasi, Observasi
Wawancara, pengumpulan Wawancara
data Pengumpulan data

Laporan akhir
Oktober, November,
September Desember 2017 Februari Maret
2017 Januari 2018 2018 2018

Studi literatur Observasi Penulisan laporan


Pengumpulan Wawancara Seminar hasil riset
data Analisa Data

7
Sumber Data Penelitian
Focused Group Discussion (FGD)
FGD melibatkan unsur pemerintah,
LAZ, BAZ, akademisi, organisasi
Aceh Kalimantan kemanusiaan, CSR, lembaga wakaf,
& aktivis filantropi.
Timur
Observasi dan In-Depth Interview
Kantor organisasi filantropi, program,
penerima manfaat, wilayah
dampingan, pimpinan & Staf.
Banten
Studi Dokumen
Undang-Undang, peraturan, laporan
Jakarta Bali NTT lembaga, dokumen program & data
JaBar JaTim
8
NTB dari kementerian..
Hasil & Temuan
Filantropi Muslim Melaju Pesat
Apa yang berubah? 2000an >2015-2018

Jumlah LAZ (data Forum Zakat) 187 231


Jumlah badan amil zakat
pemerintah <10 549
Jumlah obyek wakaf tanah 435.768
(data Kemenag) 349.296
Jumlah dana ZIS masyarakat 19,3 Triliun Rupiah 30 Triliun Rupiah
Muslim (riset UIN)
68 Miliar Rupiah 6 Triliun Rupiah
Jumlah dana ZIS disalurkan ke
Lembaga (data BAZNAS)
Terbatas Menjamur
Penyaluran bantuan ke luar negeri

10
Pegiat Filantropi Islam
Banyaknya aktor filantropi Islam di Indonesia dapat dikerucutkan ke dalam tiga tipologi.

01 02
Lembaga berbadan hukum untuk Lembaga non filantropi
kelola derma 01 dan pegiat individu
1) LAZ masyarakat (ormas, Kegiatan derma berbasis
komunitas, dan organisasi non filantropi, mis.
korporasi); di masjid, sekolah, pesantren,
2) BAZ; paguyuban, komunitas, grup,
3) Lembaga wakaf; 03 dan individu, pada tataran
4) Lembaga non-zakat lokal.
03
(sosial kemanusiaan);
5) Lembaga filantropi Islam Online Fundraising & Crowdsourcing
internasional Pegiat atau aktivis dunia maya

11
Potensi Filantropi Islam Berkeadilan Sosial
Semangat
Gerakan 01 Kreativitas
Praktik
Gerakan zakat,
wakaf, kemanusiaan
Potensi 02 Beragam fundraising.
yang kuat sejak Tinggi beragam program
masa kolonial
04 FBS
hingga kini.
03 Dukungan
Basis Teologi Pemerintah
Ajaran Islam yang Sudah ada inisiatif,
kuat mendorong Pemenuhan Kriteria FBS misalnya mendukung
membantu sesama zakat untuk SDGs, wakaf
dan giatkan institusi Sudah dilakukan di tingkat
untuk pembangunan, &
kedermawanan individu, program, lembaga,
sinergi bantuan
walau tidak semua indikator
12 kemanusiaan
Tantangan Menuju Filantropi Berkeadilan Sosial

KONDISI SOSIAL DAN POLITIK


Kondisi sosial politik yang lemah, tidak inklusif
03
mempengaruhi masyarakat (donatur & pengelola)

REGULASI

Tidak mendorong pada prinsip keadilan sosial


02
Tidak terintegrasi dengan baik antar sektor
Melemahkan masyarakat sipil

FIKIH DAN TAFSIR FILANTROPI 01


Pemahaman doktrin /ajaran agama , misalnya
fikih konvensional
13
Tentang tafsir & fikih (misalnya limitasi aturan zakat)
“…Lembaga kita adalah lembaga zakat yang menghimpun dana ziswaf
dan dana-dana lain, yang penting halal dan legal. Kalau konteksnya
adalah zakat tentu artinya akan terbatas. Prasyaratnya sudah ada
syarat khususnya misalnya dari 8 asnaf sudah pasti agamanya sudah
secara khusus clothingnya tidak bisa kita kotak-katik…” (FGD-1.4)

“Yang jelas untuk zakat itu harus 8 asnaf, maka kita buat best line survey…
ada 2 pendapat di kantor fudraising kami ... Karena dalam Islam tidak
disebutkan…kecuali dia fisabillah… [asnaf] miskin itu tidak disebutkan kalau
harus Islam… Lagi pula kita kan gak tahu perjalanan hidup dia… mungkin
akan menjadi penyembah Allah dan lebih soleh dibanding kita. Kami
hormati jika dari donor meminta. Tapi sejauh ini saya tidak menemukan
[permintaan]
14
itu…” (Wawancara Feb.2)
Tentang tafsir & fikih (misalnya limitasi aturan zakat)
“Menurut saya sangat menarik dalam “…saya liat 0% [untuk keadilan
filantropi untuk kesejahteraan sosial tanpa sosial] padahal disitulah peluang
melihat batas batas. Nah untuk di Indonesia tafsir. Untuk ulama… riqob ini yang
namanya budak tidak seperti di
sendiri yang saya lihat, dalam ras, suku dan
zaman nabi,..apapun agamanya
warna kulit itu tidak masalah, namun ketika
mereka asnaf juga. ..padahal kan
melintasi agama pasti ada suatu hal yang Islam rahmatan lil alamin, bahkan
mengganjal. Walaupun di beberapa seperti bukan manusia saja, hewan,
Dompet Dhuafa itu telah terealisasikan, tumbuhan...Kami melakukan
namun di beberapa daerah yang agak tinggi penyedian air bor di km 23 di daerah
fanatismenya pasti ada pandangan berbeda beruang madu, itu juga banyak
ketika membantu non-Muslim…karena penduduk non-Muslim yang
beranggapan zakat itu harus dikasihkan ke menggunakan, dana yang
Muslim lagi.” (FGD-2.8) didapatkan dari bank konvensional”
15
(FGD 2.10)
Tentang tafsir ummat dan kemanusiaan
“…Kita memang pure kemanusiaan, hanya nilai “Setiap lembaga [berbasis
nilai agama itu yang menjadi [basis] kita, jadi kita agama] punya cita2 ideologi,
tidak menyebarkan agama, tidak membangun kalau kita ya Islam. Cuma
mesjid karena kalau membangun mesjid kan kita approach-nya itu yang beda-
membangun gereja, vihara dan seterusnya
beda. Susah juga kalau
sehingga aktivitas kemanusiaan kita menjadi
approachnya tidak universal…
terbengkalai… …spealisasi kita adalah itu dan
dimana manusia menderita apapun latar Rosul sendiri pun memberi
belakangnya Islam, Kristen, Buddha, Hindu, kita bantuan itu bukan karena
masuk...” (Lembaga filantropi Islam internasional, menyuruh masuk Islam. Tapi
wawancara) menolong. Urusan nanti
hatinya tergerak itu, urusan
“Bukankah ummat Muslim yang lain.” (A. Notowiguno,
itu juga bagian dari Presiden PKPU Human
16 kemanusiaan?” (FGD-3.5) Initiative, Wawancara)
Potensi dalam Praktik Filantropi Islam
Praktik-praktik filantropi Islam yang berkeadilan sosial sudah dapat ditemukan di Indonesia
INKLUSIF DI RUANG PUBLIK
Prinsip inklusivitas dan nilai-nilai
keadaban publik dapat
ditemukan pada praktik filantropi
Islam yang beraktivitas di daerah
minoritas Muslim
MENCARI RUANG ALTERNATIF
Ragam filantropi Islam selain
zakat (sedekah, wakaf, dll)
bisa digunakan sebagai
alternatif dalam
pengumpulan dana
PENGARUSUTAMAAN ZAKAT
REINTERPRETASI ASNAF
Reinterpretasi fikih dan Upaya lembaga-lembaga
konsep ashnaf, pada situasi negara, seperti Bappenas,
tertentu, nampaknya Baznas, dalam
menjadi jalan tengah bagi mainstreaming zakat untuk
lembaga filantropi Muslim tujuan-tujuan pembangunan
KEMAHIRAN MENGELOLA DANA berkelanjutan (Sustainable
ZAKAT Development Goals, SDGs)
Kemahiran dalam mengelola menjadi dukungan kuat bagi
dana-dana zakat dari pegiat filantropi
donatur jadi kunci untuk bisa
17 mempraktikkan filantropi
berkeadilan sosial
Jejak Praktik Filantropi Islam Berkeadilan Sosial
Lembaga
Individu Seperti
Ide dan aksi dari Dompet
Lembaga
tokoh-tokoh, Program Dhuafa dan
beberapa Lazismu
mendirikan/ Individu
support organisasi Asosiasi

Program, contoh Asosiasi, contoh


- Pemberdayaan Lingkungan (LAZ Harfa) - Aliansi Kemanusiaan untuk
- Penguatan sinergi lintas agama (PKPU) Myanmar (AKIM)
- Beasiswa perdamaian di Poso (STF UIN)
LAZ HARFA Peta sanitasi
PEDULI penduduk desa
KESEHATA
N
Keadilan Sosial dalam Organisasi Dompet Dhuafa
Visi: Terwujudnya masyarakat
dunia yang berdaya melalui
pelayan, pembelaan dan
pemberdayaan yang berbasis
pada sistem yang berkeadilan

Pembuatan akta lahir


“Iya siapapun, tanpa melihat
agama, siapapun. Dan medisnya pun ada juga
yang non muslim… yang Muslim itu ada 10
sampai 15-an dan yang non-Muslim ada 8”
(Wawancara, Bp Andi Krisna, Direktur DSM)

Tantangannya sih di komunikasi, kalo di


Bali mengurangi konflik dengan cara
syiar Islam dengan jalan kerja bersama.
Di situ syiar Islamnya kelihatan. Mereka
merasakan bekerja sama dengan orang
Muslim, apalagi kita kan kadang ngaji,
yaa mereka biasa aja.

Fundraising dan bantuan untuk adik Ovani


Sinergi Lembaga Filantropi untuk krisis Kemanusiaan Myanmar
dengan program pembangunan komunitas yang inklusif
Filantropi untuk Demokrasi
Praktik filantropi indikator dari kuatnya masyarakat sipil dan memperkuat
demokrasi
Filantropi

Saling
Menguatkan indikator

Demokrasi
23
Kesimpulan
KESIMPULAN

Corak praktik filantropi Muslim di Indonesia sangat


beragam. Dari aktivitas yang pernah ada dan berjalan
sampai sekarang, penelitian ini melihat bahwa terjadi
sebaran ide dan praktik baik ditingkat individu maupun
kelembagaan yang sudah mengarah pada praktik
filantropi yang berkeadilan sosial, walau belum menjadi
mainstream.
Hal ini dilakukan pada level individu, program,
organisasi maupun asosiasi. Semangat keagamaan
yang rahmatan lil-alamin, semangat berderma yang
tinggi, kesadaran akan kebangsaan dan visi keadilan
sosial serta kreativitas organisasi telah mendorong
gerakan filantropi Islam untuk memiliki potensi besar
bagi praktik filantropi berkeadilan sosial.
Keterhubungan dan keterbukaan dengan keragaman di
berbagai lapisan, baik wacana, aktor, dan wilayah,
merupakan basis penting bagi percepatan dan
penguatan filantropi berkeadilan sosial.
Rekomendasi
REKOMENDASI
Perlu ada perbaikan di tataran regulasi agar praktik filantropi
Islam dapat menuju ke arah filantropi berkeadilan sosial.

Pihak-pihak berwenang seperti kementerian/lembaga negara dan


agensi internasional dapat melakukan program pengarusutamaan ke
lembaga-lembaga filantropi Islam untuk mengenalkan konsep-konsep
filantropi berkeadilan sosial

Para pemegang otoritas keagamaan perlu menguatkan narasi fikih


konstekstual, bisa berupa kitab fikih atau tafsir, tentang fikih filantropi
yang lebih inklusif sehingga praktik filantropi Islam bisa berkontribusi
bagi perubahan masyarakat secara efektif, yang menguatkan pilar-pilar
27
kebangsaan dan kemanusiaan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai