SEKOLAH/MADRASAH
Dosen pengampu:
PAI 3/SEM VI
T.A 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah Swt, karena atas segala berkah, rahmat, dan
ridha-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Evaluasi dan
pertanggungjawaban keuangan sekolah/madrasah " pada mata kuliah pembiayaan pendidikan
yang dibimbing oleh bapak Dr. Makmur Syukri M, Pd
Salawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad Saw yang kita nanti-nantikan syafa’atnya diyaumil akhir kelak, aamiin.
Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, kami merasa bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih belum sepenuhnya sempurna, sehingga kritik, koreksi, dan
saran dari bapak dosen pengampuh untuk menegur kekurangan dan kesalahan demi
menyempurnakan makalah kami. Akhir kata, kami harapkan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan penyusun khususnya.
Kelompok 12
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Kesimpulan .............................................................................................................27
B. Saran .......................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA…………………………..………………………………………..28
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut UU RI No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun
2003:Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktifmengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, sertaketerampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.Dalam Undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Bab II Pasal
3dikatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuandan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalamrangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertawa kepadaTuhan yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pada dasarnya, pendidikan merupakan salah satu kebutuhan masyarakat, pendidikan
dipandang sebagai sektor public yang dapat melayani danmemenuhi kebutuhan
masyarakat dengan berbagai pengajaran, bimbingandan latihan yang dibutuhkan oleh
peserta didik.Manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajamen
sekolahyang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di
sekolah.Sebagaimana yang terjadi di substansi manajemen pendidikan padaumumnya,
kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasanatau pengendalian.
Beberapa kegiatan manajemen keuangan yaitumemperoleh dan menetapkan sumber-
sumber pendanaan, pemanfaatan dana, pelaporan, pemeriksaan dan
pertanggungjawaban
B. Rumusan Masalah
1. Pegertian manajemen keuangan
2. Prinsip-prinsip manajemen keuangan sekolah serta pengelolaannya
3. Pertanggungjawaban atau pelaporan pengelolaan dana sekolah
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen keuangan
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip manajemen keuangan sekolah serta
pengelolaannya
3. Untuk mengetahui pertanggungjawaban ataupun pelaporan pengelolaan dana
sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
1. Penganggaran (budgeting)
Penganggaran (budgeting) merupakan kegiatan atau proses
penyusunan anggaran. Budget merupakan rencana operasional yang
dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang digunakan
sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan lembaga dalam
kurun waktu tertentu.4 Lebih jauh Nanang Fatah menjelaskan dalam
menentukan biaya satuan pendidikan terdapat dua pendekatan yaitu
1
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2006), h. 194.
2
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Manajemen Pendidikan, (Bandung
Alfaberta, 2009), h. 256.
3
Mulyono, Manajemen Administrasi & Operasional Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzza Media, 2009), h. 180.
4
Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h. 47.
pendekatan makro dan pendekatan mikro. Pendekatan makro mendasarkan
perhitungan pada keseluruhan jumlah pengeluaran pendidikan yang
diterima dari berbagai sumber dana kemudian dibagi jumlah murid.
Pendekatan mikro mendasarkan perhitungan biaya berdasarkan alokasi
pengeluaran per komponen pendidikan yang digunakan oleh murid.5
Morphet sebagaimana dikutip Mulyasa menjelaskan tentang hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam penganggaran biaya pendidikan adalah
sebagai berikut:6
a. Anggaran belanja sekolah harus dapat mengganti beberapa
peraturan dan prosedur yang tidak efektif sesuai dengan kebutuhan
pendidikan.
b. Merevisi peraturan dan input lain yang relevan, dengan
mengembangkan perencanaan sistem yang efektif.
c. Memonitor dan menilai keluaran pendidikan secara terus menerus
dan berkesinambungan sebagai bahan perencanaan tahap
berikutnya.
َ ب تَ َعالَوْ ا اِ ٰلى َكلِ َم ٍة َس َو ۤا ۢ ٍء بَ ْينَنَا َوبَ ْينَ ُك ْم اَاَّل نَ ْعبُ َد اِاَّل هّٰللا َ َواَل نُ ْش ِر
ك بِ ٖه َش ْيـًٔا َّواَل يَتَّ ِخ َذ ِ قُلْ ٰيٓا َ ْه َل ْال ِك ٰت
َضنَا بَ ْعضًا اَرْ بَابًا ِّم ْن ُدوْ ِن هّٰللا ِ ۗ فَا ِ ْن ت ََولَّوْ ا فَقُوْ لُوا ا ْشهَ ُدوْ ا بِاَنَّا ُم ْسلِ ُموْ ن ُ بَ ْع
ّ ٰ َواِ َذا قُ ْلتُ ْم فَا ْع ِدلُوْ ا َولَوْ َكانَ َذا قُرْ ٰب ۚى َوبِ َع ْه ِد هّٰللا ِ اَوْ فُوْ ۗا ٰذلِ ُك ْم َو
َصى ُك ْم بِ ٖه لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ ۙن
Artinya: Dan apabila kamu berkata, Maka hendaklah kamu berlaku adil
kendatipun dia adalah kerabat (mu), dan penuhilah janji Allah. Yang
demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.
c. Prinsip Amar Makruf Nahi Munkar, adalah prinsip yang memposisikan
anggaran sebagai pedoman kerja, sehingga bagi yang melakukan
penyimpangan (kemungkaran) dapat diberi sanksi, dan yang berprestasi
diberi reward. Prinsip amar makruf nahi munkar tersebut11 ditegaskan
dalam QS. Al-Imran/3: 104, 110, dan 114 yang berbunyi:
ٰۤ ُ
ول ِٕىكَ هُ ُم ِ َْو ْلتَ ُك ْن ِّم ْن ُك ْم اُ َّمةٌ يَّ ْد ُعوْ نَ اِلَى ْالخَ ي ِْر َويَْأ ُمرُوْ نَ بِ ْال َم ْعرُو
ف َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْال ُم ْن َك ِر ۗ َوا
َْال ُم ْفلِحُوْ ن
9
Qardhawi, Norma Dan Etika, h. 71
10
Akunting adalah bahasa yang digunakan untuk menggambarkan hasil
kegiatan ekonomi.11 Menurut Mulyasa dalam pelaksanaan keuangan
sekolah dalam garis besarnya dapat dikelompokan ke dalam dua kegiatan,
yakni penerimaan dan pengeluaran. Penerimaan keuangan sekolah dari
sumber- sumber dana perlu dibukukan berdasarkan prosedur pengelolaan
yang selaras dengan kesepakatan yang telah disepakati, baik berupa
konsep teoritis maupun peraturan pemerintah.12
Allah Swt. menjelaskan didalam Alquran Surat Al-Baqarah/2 Ayat 282
yang berbunyi:
ٓ
ب َ ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اِ َذا تَدَايَ ْنتُ ْم بِ َد ْي ٍن اِ ٰلى اَ َج ٍل ُّم َس ًّمى فَا ْكتُبُوْ ۗهُ َو ْليَ ْكتُبْ بَّ ْينَ ُك ْم َكاتِ ۢبٌ بِ ْال َع ْد ۖ ِل َواَل يَْأ
ُق هّٰللا َ َربَّهٗ َواَل يَ ْبخَسْ ِم ْنه ُّ ب َك َما َعلَّ َمهُ هّٰللا ُ فَ ْليَ ْكتُ ۚبْ َو ْليُ ْملِ ِل الَّ ِذيْ َعلَ ْي ِه ْال َح
ِ َّق َو ْليَت َ َُكاتِبٌ اَ ْن يَّ ْكت
ض ِع ْيفًا اَوْ اَل يَ ْست َِط ْي ُع اَ ْن يُّ ِم َّل هُ َو فَ ْليُ ْملِلْ َولِيُّهٗ بِ ْال َع ْد ۗ ِل
َ ْق َسفِ ْيهًا اَو ُّ َش ْيـ ًۗٔا فَا ِ ْن َكانَ الَّ ِذيْ َعلَ ْي ِه ْال َح
َضوْ نَ ِمنَ َْوا ْستَ ْش ِه ُدوْ ا َش ِه ْي َدي ِْن ِم ْن ِّر َجالِ ُك ۚ ْم فَا ِ ْن لَّ ْم يَ ُكوْ نَا َر ُجلَي ِْن فَ َر ُج ٌل َّوا ْم َراَ ٰت ِن ِم َّم ْن تَر
ب ال ُّشهَ ۤ َدا ُء اِ َذا َما ُد ُعوْ ا ۗ َواَل تَ ْسـَٔ ُم ْٓوا َ َض َّل اِحْ ٰدىهُ َما فَتُ َذ ِّك َر اِحْ ٰدىهُ َما ااْل ُ ْخ ٰر ۗى َواَل يَْأ ِ ال ُّشهَ ۤ َدا ِء اَ ْن ت
ص ِغ ْيرًا اَوْ َكبِ ْيرًا اِ ٰلٓى اَ َجلِ ٖ ۗه ٰذلِ ُك ْم اَ ْق َسطُ ِع ْن َد هّٰللا ِ َواَ ْق َو ُم لِل َّشهَا َد ِة َواَ ْد ٰن ٓى اَاَّل تَرْ تَاب ُْٓوا آِاَّل
َ ُاَ ْن تَ ْكتُبُوْ ه
ۖ ْس َعلَ ْي ُك ْم ُجنَا ٌح اَاَّل تَ ْكتُبُوْ ه َۗا َواَ ْش ِه ُد ْٓوا اِ َذا تَبَايَ ْعتُ ْم َ ض َرةً تُ ِد ْيرُوْ نَهَا بَ ْينَ ُك ْم فَلَي ِ ارةً َحاَ اَ ْن تَ ُكوْ نَ تِ َج
ِّق بِ ُك ْم ۗ َواتَّقُوا هّٰللا َ ۗ َويُ َعلِّ ُم ُك ُم هّٰللا ُ ۗ َوهّٰللا ُ بِ ُكل
ٌ ۢ ْض ۤا َّر َكاتِبٌ َّواَل َش ِه ْي ٌد ەۗ َواِ ْن تَ ْف َعلُوْ ا فَاِنَّهٗ فُسُو َ َُواَل ي
َش ْي ٍء َعلِ ْي ٌم
11
Tim Dosen , Manajemen Pendidikan, h. 265.
12
Mulyasa, Manajemen Berbasis, h. 201.
berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau Dia
sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya
mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi
dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua oang lelaki, Maka
(boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang
kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang
mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan)
apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu,
baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang
demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan
lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah
mu’amalahmu itu), kecuali jika mu’amalah itu perdagangan tunai yang
kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika)
kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan
janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan
(yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada
dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah
Maha mengetahui segala sesuatu.”
Ayat ini merupakan ayat terpanjang dalam Alquran dan secara jelas berisi
perintah praktek pencatatan dalam transaksi ekonomi. Ayat ini merupakan
ayat yang paling terang-terangan membahas praktek akuntansi, terdapat 8
kata yang berakar dari kata mencatat ( )كتبdalam ayat tersebut, sedang
mencatat merupakan bagian dari fungsi utama akuntansi. Ayat ini
menjelaskan fungsi-fungsi pencatatan transaksi, dasar-dasarnya, dan
manfaat- manfaatnya, seperti yang diterangkan oleh kaidah-kaidah hukum
yang harus dipedomani dalam hal tersebut. Sebagaimana pada awal ayat
tersebut menyatakan "Hai, orang-orang yang beriman apabila kamu
bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah
kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya…….”
3. Evaluasi (Auditing)
Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti
tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang
dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat
melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang
telah ditetapkan.13 Sedangkan menurut Mulyasa dalam evaluasi keuangan
sekolah, pengawasan merupakan salah satu proses yang harus dilakukan
dalam manajemen pembiayaan berbasis sekolah. Dalam keuangan
manajemen sekolah, kepala sekolah perlu melakukan pengendalian
pengeluaran keuangan sekolah selaras dengan anggaran anggaran belanja
yang telah ditetapkan.14 Menurut Nanang Fattah secara sederhana proses
pengawasan terdiri dari tiga kegiatan, yaitu memanatau (monitoring),
menilai dan melaporkan.15
Proses evaluasi ini dilakukan untuk agar kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan manajemen keuangan berjalan secara efektif dan efisien
dan tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam prosesnya. Di
sinilah seorang kepala sekolah harus memantau dan menilai hasilnya. Ada
beberapa jenis-jenis Auditing :
a. Audit Laporan Keuangan, Audit laporan keuangan bertujuan
menentukan apakah laporan keuangan secara keseluruhan yang
merupakan informasi terukur yang akan diverifikasi,telah disajikan
sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu.
b. Audit Operasional, Audit operasional merupakan penelaahan atas
bagian manapun dari prosedur dan metode operasi suatu organisasi
untuk menilai efisiensi dan efektitasnya.Umumnya, pada saat
selesainya audit operasional,auditor akan memberikan sejumlah
saran kepada manajemem untuk memperbaiki jalannya operasi
lembaga.
c. Audit Ketaatan, Audit ketaatan bertujuan mempertimbangkan
apakah auditi (klien) telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu
yang telah ditetapkan pihak yang memiliki otoritas lebih tinggi.
Suatu audit ketaatan pada lembaga (perusahaan) swasta, dapat
13
Tim Dosen Mnajemen Pendidikan, h. 265
14
Mulyasa, Manajemen Berbasis, h. 205.
15
Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan, h. 66.
termasuk penentuan apakah para pelaksana akuntasi telah
mengikuti prosedur yang telah ditetepkan oleh lembaga.Contoh
peninjauan tingkat upah, pemeriksaan perjanjian dengan pihak lain
(seperti bank/kreditor), dan memenuhi ketentuan hukum yang
berlaku.
َۚ اَوْ فُوا ْال َكي َْل َواَل تَ ُكوْ نُوْ ا ِمنَ ْال ُم ْخ ِس ِر ْين
َض ُم ْف ِس ِد ْين ۤ
ِ ْاس اَ ْشيَا َءهُ ْم َواَل تَ ْعثَوْ ا فِى ااْل َر
َ َّۚ َواَل تَبْخَ سُوا الن
َۗ َواتَّقُوا الَّ ِذيْ َخلَقَ ُك ْم َو ْال ِجبِلَّةَ ااْل َ َّولِ ْين
Artinya: "Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang merugikan dan timbanglah dengan timbangan yang
lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan
janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan
dan bertakwalah kepada Allah yang telah Menciptakan kamu dan umt-
umat yang dahulu.” (QS. Asy- Syu'ara/26: 181-184).
Artinya: Rosulullah Saw bersabda: jika amanat telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran
yang terjadi, ada seorang sahabat bertanya, bagaimana maksud amanah disia-siakan ? nabi
menjawab; jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kebenaran itu.”
(HR Bukhori No. 6015)
16
B. Suryosubroto, 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. (Jakarta: Rineka Cipta)
17
Depdikbud. 1999. Panduan Manajemen Sekolah. (Jakarta: Direktorat Dikmenum)
keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan
sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. (Nur Hamiyah, 2015)
c. Efektivitas
Efektif sering kali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
(Garnear: 2004) mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi, karena
sebenarnya efektivitas tidak berhenti sampai tujuan tercapai tetapi sampai
pada kualitas hasil yang dikaitkan dengan pencapaian visi lembaga yang
dicirikan oleh outcome kualitatif.
d. Efisiensi
Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan. Menurut Garner
(2004), efisiensi dicirikan oleh outcome kuantitatif. Efisiensi adalah
perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran (output) atau
antara daya dan hasil.
2. Prinsip pengelolaan keuangan di sekolah Penggunaan keuangan didasarkan pada
prinsip-prinsip sebagai berikut:18
a. Hemat tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang telah
disyaratkan
b. Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program atau kegiatan.
c. Keharusan penggunaan kemampuan
Kegiatan transaksi penerimaan dan pengeluaran uang yang dilakukan oleh bendahara
di sekolah, senantiasa terus berlangsung dari hari ke hari. Setiap pemasukan dan pengeluaran
keuangan hendaknya dicatat dan dibukukan secara tertib sesuai pedoman dan peraturan yang
berlaku. Untuk itu, salah satu tugas dari bendahara sekolah adalah mengadakan pembukuan
18
Mulyasa, E. 2004. Menjadikan Kepala Sekolah Profesional. (Bandung: PT. Rosfda Karya.
keuangan sekolah. Pembukuan yang lengkap mencatat berbagai sumber dana beserta
jumlahnya dan distribusi penggunaannya secara rinci. Semua pembelanjaan harus disertai
dengan bukti-bukti yang sah, yaitu nota, kuitansi, faktur. Jika ada beban pajak yang harus
dikeluarkan, juga harus disetor sesuai aturan yang berlaku.19
19
Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
pemeriksaan oleh petugas yang berwenang, pada waktu serah terima dari pejabat lama ke
pejabat baru baik kepala sekolah maupun bendaharawan pemegang BKU dan BKP.
Pembukuan dan dokumen pendukung laporan yang harus disusun oleh sekolah
sebagai berikut.20
20
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
e. Buku Pembantu Pajak Buku pembantu pajak berfungsi mencatat semua transaksi
yang harus dipungut pajak serta memonitor pungutan dan penyetoran pajak yang
dipungut selaku wajib pungut pajak.
f. Berita Acara Pemeriksaan Kas Setiap akhir bulan BKU ditutup dan ditandatangani
oleh kepala sekolah dan Bendahara. Sebelum penutupan BKU, kepala sekolah
melakukan penghitungan jumlah kas baik yang ada di sekolah (kas tunai) maupun
kas yang ada di bank (buku tabungan sekolah). Hasil dari penghitungan kemudian
dibandingkan dengan saldo akhir BKU pada bulan bersangkutan. Apabila terjadi
perbedaan, maka harus dijelaskan penyebab perbedaannya.Setelah pelaksanaan
penghitungan kas, maka kepala sekolah dan bendahara menandatangani Berita
Acara Pemeriksaan Kas.
g. Bukti pengeluaran
1. Setiap transaksi pengeluaran harus didukung dengan bukti kuitansi yang sah.
2. Bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus dibubuhi materai yang
cukup sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai bea
materai.
3. Uraian pembayaran dalam kuitansi harus jelas dan terinci sesuai dengan
peruntukannya.
4. Uraian tentang jenis barang/jasa yang dibayar dapat dipisah dalam bentuk
faktur sebagai lampiran kuitansi.
5. Setiap bukti pembayaran harus disetujui kepala sekolah dan dibayar lunas oleh
bendahara.
6. Segala jenis bukti pengeluaran harus disimpan oleh bendahara sebagai bahan
bukti dan bahan laporan.
Terkait dengan pembukuan dana yang diperoleh sekolah untuk BOS, perlu
memperhatikan hal-hal berikut:21
22
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2019 Tentang Petunjuk Teknis Bantuan
Operasional Sekolah Reguler Tahun 2019.
Selain laporan yang disimpan di sekolah sebagai bahan pemeriksaan
dan audit, Tim BOS Sekolah juga harus menyampaikan dokumen
laporan kepada Tim BOS Kabupaten/Kota (pendidikan dasar) atau Tim
BOS Provinsi (pendidikan menengah dan pendidikan
khusus).Dokumen laporan yang harus disampaikan tersebut
merupakan kompilasi tahunan dari laporan rekapitulasi penggunaan
BOS tiap triwulan. Kompilasi laporan ini diserahkan paling lama
tanggal 5 Januari tahun berikutnya. Selain laporan di atas, sekolah
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat atau pemerintah daerah
juga harus menyampaikan laporan hasil belanja dari BOS dan
penerimaan barang aset pemerintah daerah dengan tata cara sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan dari Kementerian Dalam
Negeri.
f. Laporan Online ke Laman BOS
Selain laporan berupa dokumen cetak yang disampaikan ke dinas
pendidikan, Tim BOS Sekolah juga harus menyampaikan laporan
penggunaan dana secara online ke laman BOS. Informasi penggunaan
dana yang disampaikan sebagai laporan online merupakan informasi
yang didapat dari laporan rekapitulasi penggunaan BOS tiap triwulan.
Laporan ini harus diunggah ke laman BOS setiap triwulan pada awal
triwulan berikutnya. Prosedur pelaporan dana BOS sebagai berikut:
a. Laporan pertanggungjawaban disampaikan setiap triwulan,
semester dan tahunan.
b. Laporan disusun dengan mengacu pada Buku Kas Umum, Buku
Pembantu Kas, Buku Pembantu Bank, dan Buku Pembantu Pajak
beserta dokumen pendukungnya sebagai bukti.
c. Laporan yang perlu dibuat untuk diserahkan kepada Dinas
Pendidikan Kab/Kota adalah Buku Kas Umum, Buku Pembantu
Kas, Buku Pembantu Bank, dan Buku Pembantu Pajak.
d. Laporan yang perlu dibuat untuk diumumkan kepada masyarakat
adalah laporan penggunaan dana BOS.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam evaluasi dan pertanggung jawaban keuanga sekolah/ madrasah perlu dipelajari
terlebih dahulu diantaranya :
a. Tahapan-tahapan Manajemen
Tahapan manajemen memiliki tiga tahapan penting yaitu tahap perencanaan,
tahap pelaksanaan dan tahap penilaian. Ketiga tahapan tadi apabila diterapkan dalam
manajemen keuangan adalah menjadi tahap perencanaan keuangan (budgeting),
Pelaksanaan (Akunting) dan tahap penilaian atau evaluasi (Auditing).
b. Prinsip-prinsip manajemen keuangan
Manajemen keuangan sekolah perlu memerhatikan sejumlah prinsip. Undang-
undang No.20 tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan
berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi dan akuntabilitas publik. Di
samping itu prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan. Berikut ini dibahas
masing- masing prinsip tersebut, yaitu transparansi, akuntabilitas, efektivitas, dan
efisiensi.
c. Prinsip pengelolaan keuangan di sekolah Penggunaan keuangan didasarkan pada
prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Hemat tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang
telah disyaratkan
2. Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program atau kegiatan.
3. Keharusan penggunaan kemampuan
DAFTAR PUSTAKA
Ibid, h. 26.
Mulyasa, E. 2004. Menjadikan Kepala Sekolah Profesional. (Bandung: PT. Rosfda Karya.
Mulyasa, Manajemen Berbasis, h. 201.
Mulyasa, Manajemen Berbasis, h. 205.
Mulyono, Manajemen Administrasi & Operasional Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzza Media,
2009), h. 180.
Mulyono, Manajemen Administrasi & Operasional Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzza Media,
2009), h. 180.
Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2000), h. 47.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2019 Tentang Petunjuk
Teknis Bantuan Operasional Sekolah Reguler Tahun 2019.
Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 Tentang Pendanaan