Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rizky AL Fatah

Nim : 0301192118
F/J/S : FITK/PAI 3/ 4
Asal Kelompok :1

Meringkas Kelompok 12

A. Psikologi Agama dalam Memahami Ekspresi Keagamaan Manusia (Psikologi


Kelahiran, Kematian dan Duka Cita)

A. Kelahiran
Setiap manusia yang dilahirkan selalu mempunyai makna dan mempunyai jalur
kehidupan nya sendiri, dimana makna itu akan berkembang seiring dengan pertumbuhan sang
manusia yang telah terisi kehidupan nya.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an surah al- Ahqof : 15 ;


“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya.
Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah
(pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila
dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, “Ya
Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau
limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan
yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak
cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang
muslim.” (al- Ahqof : 15)

B. Kematian

Kematian merupakan sebuah keniscayaan. Setiap makhluk hidup pasti akan


merasakan mati. Kematian membawa manusia ke alam hidup yang baru dan asing. Tempat
tinggal megah tergusur berganti tempat tinggal kubur. Menempati unit liang lahat di
kompleks perkuburan.

“Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu,
kemudian kepada Tuhanmu, kamu akan dikembalikan.” (As-Sajadah : 11)
B. Psikologi Agama dalam Memahami Ekspresi Keberagamaan Manusia Perspektif
Psikologi Modern

Perkembangan ilmu psikologi modern ditopang oleh tiga pilar utama.


A. Pertama, ilmu psikologi harus bersifat universal.

Artinya, ada beberapa prinsip umum dan juga hukum-hukum kemungkinan, yang bisa
dijadikan tolok ukur pengembangan keilmuan. Misalnya studi mengenai persepsi, memori,
dan pembelajaran harus mampu mengatasi telikungan faktor sosio-historis tertentu.

B. Kedua, berbasis pada metode empiris.

Karena mengikuti pertimbangan rasional dari filsafat empiris logis, psikologi modern
telah pula merasa terikat dengan suatu keyakinan mengenai kebenaran melalui metode.
Khususnya, keyakinan bahwa dengan menggunakan metode empirik, dan terutama
eksperimen terkontrol, peneliti bisa memperoleh kebenaran mutlak tentang hakikat masalah
pokok dan jaringan-jaringan kausal di mana ma-salah pokok dibawa serta.

C. Ketiga, riset sebagai lokomotif kemajuan.

Derivasi dari asumsi-asumsi teoritis terdahulu adalah keyakinan final kaum modernis, sebuah
keyakinan terhadap sifat progresif riset. Karena metode empiris diterapkan dalam masalah
pokok psikologi, psikolog belajar semakin banyak mengenai karakter dasar. Keyakinan yang
salah dapat dihindari, dan psikolog beralih ke arah penegakan kebenaran nilai-nilai netral dan
reliabel tentang berbagai segmen dunia yang obyektif.

Anda mungkin juga menyukai