Anda di halaman 1dari 3

CERITA CINTA DAN PENGALAMAN SEBAGAI SAKSI BISU SEBUAH KARYA

Oleh: Muhammad Affan Farros Lutfiano 18/XIB

Judul: "Our Notebook: Peace in Mind, War at Heart"


Penulis: Pevita Pearce
Tahun terbit: 6 Oktober 2014
Kota terbit: Jakarta
Cover: Soft Cover
Genre: Kisah nyata
Kategori: Puisi dan Prosa
Penerbit: EnterMedia
Ukuran: 13 x 19 cm
Tebal: iv + 128 halaman
ISBN: 979-780-754-1
SKU: 979-780-754-1
Harga: Rp55.000,00

Buku yang satu ini ditulis dan diciptakan murni dari aktris berkebangsaan Inggris-
Indonesia. Pevita Pearce merupakan seorang artis yang pandai berakting dan juga memiliki bakat
untuk menuliskan segenap kisahnya melalui puisi. Buku ini merupakan karya pertamanya yang
pernah Ia tulis dalam bentuk Puisi. Puisi yang Ia tulis merupakan rangkaian singkat dari cerita
yang dan banyak pengalaman yang pernah Ia alami dalam hidupnya. Menurutnya, salah satu
tempat untuk melampiaskan segala curahan hati yang terbaik adalah dapat melalui puisi-
puisinya. Tak tanggung-tanggung, karya tulis yang ia ciptakan mulanya berasal dari hobi dan
sebagai tempat bercerita, hingga Pevita Pearce akhirnya memutuskan untuk merilisnya. Buku
yang berjudul "Our Notebook: Peace in Mind, War at Heart" yang apabila diartikan ke Bahasa
Indonesia menjadi "Buku Catatan Kita: Damai dalam Pikiran, Perang dalam Hati" ini berisikan
tentang cinta, pengalaman, dan kisah hidup.

Tidak bermaksud spoiler, puisi pada buku ini adalah rentetan kisah yang dimiliki oleh
penulisnya. Terdapat setidaknya 5 bab utama dari buku ini dan terdapat juga pembuka dan
penutup berupa prolog dan epilog. 5 bab tersebut tidak jauh berbeda dan saling
berkesinambungan terhadap kisah hidupnya. Dari segenap puisi dan kisah dari Pevita, dapat
dirasakan bahwa buku ini bertemakan tentang Cinta dan Pengalaman. Penulis menanggapi dan
menggambarkan kisahnya melalui pengungkapan rasa yang dalam atas apa yang telah ia alami.
Entah melalui latar belakang, pengalaman sosial, maupun psikologis dari penulisnya.

Buku kumpulan puisi ini akan sangat ringan dan mudah untuk dibaca. Walupun
menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris pada puisinya, pemilihan kata/ diksi pada
buku ini sangat mudah untuk dipahami. Unsur imaji juga sangat diperlihatkan pada beberapa
puisinya, bahwa memang puisi ini sangat berkontemplasi pada seluruh pengalaman hidupnya.
Tidak sedikit dari puisi ini berisikan satire/ sarkas yang bahkan mengungkap sisi kelam dari
penulis, seperti ini:

“Aku bersama dia tiga tahun dan selama dua tahun sebelum hubungan kami berakhir, aku
diperlakukan seperti pelacur, seperti wanita tanpa harga, wanita tanpa dignity. Aku dipukul.
Aku diseret. Aku dijambak. Aku dicekik hingga tidak bisa bernapas. Tidak jarang kepalaku
dihentakkan ke dinding dengan keras. Tidak jarang, aku dicaci maki dengan kata-kata yang
tidak pantas diberikan kepada wanita,”

Buku ini seolah-olah ditujukan kepada "kaum cinta" di luar sana. Dilengkapi dengan desain
yang menarik serta terdapat beberapa foto kenangan tambahan dari penulisnya sendiri untuk
menambah kesan yang lebih santai dalam membacanya, sehingga kaum muda akan lebih tertarik.
Buku ini mungkin kurang cocok untuk dibagikan kepada anak-anak karena mungkin terdapat
kata-kata yang masih ambigu. Isi dan penjabarannya saya kira tidak relevan dan sulit bagi usia
anak-anak untuk memahaminya.

Buku ini merupakan salah satu karya Pevita Pearce yang ia abadikan melalui puisi dan
sajak yang dalam. Dengan banyak segi motivasi dan romantisme, buku ini sangat
direkomendasikan untuk remaja 17 tahun ke atas. Dibalut dengan kisah hidup dan pengalaman
cinta, pastinya akan banyak anak muda yang tertarik untuk membacanya. Buku ini juga
ditujukan untuk seseorang yang banyak mengalami kegagalan dalam permasalahan cintanya.
Buku ini akan menjadi lebih berkesinambungan apabila si pembaca memiliki kisah hidup yang
sedikit rumit karena memungkinkan si pembaca untuk mengalami kisah yang sama seperti pada
buku.

Anda mungkin juga menyukai