Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ahmad Fikri .

P
Kelas : XII MIA 1

Judul Buku : Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai


NO. ISBN : 979-794-499-9
Penulis : Boy Candra
Penerbit : Media Kita
Tanggal Terbit : 16 Juni 2015
Jumlah Halaman : 239 Halaman
Kategori : Nonfiksi

Boy Candra tinggal di Padang, terlahir pada 21 November 1989. Namanya kian melejit usai
penjualan novel pertamanya yang laris di hati para pecinta novel. Bahkan, di September
2016, Boy Candra meluncurkan novel barunya dengan judul “Pada Senja yang Membawamu
Pergi” yang diterbitkan oleh Gagasmedia. 

Novel “Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai” diangkat dari pengalaman pribadi penulis.
Lewat novelnya, penulis menceritakan segala perjalanan asmaranya. Kisah-kisahnya
tersampaikan dengan jelas dan menarik. Pengalamannya dari mulai jatuh cinta, mencintai
diam-diam, mencintai sahabat sendiri, bahkan patah hati sangat menyentuh pembacanya. Tak
heran jika para Remaja banyak mengutip kata-kata novel ini. Memang dilihat dari pemilihan
katanya, sederhana dan mudah dimengerti. Walau dengan pilihan kata yang puitis, namun
tidak menimbulkan multi tafsir. Cerita setiap Babnya tidak bertele-tele. Hal ini sangat baik
untuk mengontrol penyakit jenuh yang kerap dirasakan pembaca. Boy Candra menyajikan
kata-kata sehari-hari yang sering digunakan oleh para pembaca. 

Kelebihan dari novel ini adalah covernya yang sederhana. Pemilihan warna cover yang tidak
terlalu mencolok, mewakili isi dari novel ini. Ditunjang dengan sinopsis di cover belakang.
Pemilihan katanya begitu tertata apik dan mengundang rasa penasaran untuk mengetahui
lebih lanjut. 

Penyisipan kutipan-kutipan di setiap pergantian Bab, sangat menarik sekali. Penulis mampu
membawa pembacanya untuk masuk dan merasakan isi novel. Isi novel tersampaikan dengan
baik. Bila mengingat latar belakang yang merupakan pengalaman pribadi, jelas isi novel
merupakan hal yang sering terjadi bagi pembaca. Sangat mudah bagi pembaca untuk
merasakan menjadi bagian dalam novel ini.

Namun, dalam novel ini juga terdapat kekurangan. Alurnya yang campuran kadang menjadi
moment menjenuhkan bagi pembaca. Penempatan setiap Babnya kurang tertara. Kadang
ceritanya menyenangkan dan membuat tersenyum tipis, namun di Bab selanjutnya
mengisahkan rasanya patah hati. Hal ini sangat menjatuhkan mood para pembaca. Tak jarang
pembaca melewati Bab tertentu yang menurutnya tidak menarik dan membuat jenuh.
Novel “Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai” memuat cerita yang penuh inspirasi.
Membangun semangat para pembaca untuk terus melanjutkan hidup. Novel ini
menyampaikan kisah-kisah cinta sederhana yang tulus. Mulai dari seseorang yang bertahan
atau seseorang yang terus berjuang. Namun, pengkhianatan cinta juga tersaji dengan baik
pada novel ini. Novel ini cocok untuk para pembaca yang ingin mengenang masa lalunya,
atau sedang bertahan dan memperjuangkan seseorang, serta bagi pembaca yang sedang
berusaha melupakan. 

“Setelah cinta pertama dan dipatahhatikan untuk pertama kalinya, aku jatuh cinta lagi, juga
patah hati lagi. Berkali-kali. Terkadang ada saatnya aku merasa lelah. Apakah hati diciptakan
Tuhan hanya untuk dibuat patah? Seperti halnya impian yang kadang harus berubah. Namun,
hidup harus terus berjalan. Tidak ada alsan yang bisa diterima untuk menghentikan tujuan.
Bahkan, patah hati paling pattah pun tidak berhak membunuh hidupmu.” (Senja, Hujan dan
Cerita yang Telah Usai, Hal.220)

Anda mungkin juga menyukai