Anda di halaman 1dari 3

TRAUMA

Identitas Buku
Judul Buku: Trauma
Jenis : Fiksi
Penulis: Boy Candra
Penerbit: Mediakita, Bandung
Tahun Terbit: 2020
Cetakan : Pertama
Tebal Buku: 143 halaman

Trauma merupakan salah satu novel fiksi karya Boy Candra. Penulis asal Sumatera Barat yang
lahir pada 21 November 1989 ini sudah tidak diragukan lagi namanya dalam dunia kepenulisan.
Karya-karya Boy Candra terkenal dengan isinya yang melankolis.

Kepopuleran karya-karya dari Boy Candra bahkan sampai diangkat ke layar lebar. Beberapa novel
terbaiknya yaitu Dongeng-Dongeng yang Tak Utuh, Surat Kecil Untuk Ayah, Pada Senja yang
membawamu Pergi, Setelah Hujan Reda dan Satu Hari di 2018.

Boy mengawali karirnya sebagai penulis, dengan blog pribadi. Dalam tulisannya, ia banyak
mengkisahkan tentang romansa kehidupan. Boy Candra memilih menjadi penulis profesional
semenjak 2011. Ia menerbitkan bukunya secara independen. Novel Boy Candra pertama yang
berhasil diterima oleh penerbit mayor berjudul Origami Hati tepatnya pada tahun 2013.
Hingga akhirnya pada tahun 2020, ia kembali menulis novel berjudul Trauma dengan cerita
berdasarkan gambaran dirinya sendiri, yaitu menceritakan tokoh utama yang diceritakan sebagai
seorang penulis.

Tujuan penulis dalam novel Trauma dapat diketahui dari alur cerita yang terdapat di dalamnya.
Boy ingin menceritakan tentang rasa trauma yang dimiliki seseorang akan kisah percintaan. Rasa
disakiti, dikhianati dan ditinggalkan begitu saja oleh orang yang sangat dicintai menimbulkan
perasaan takut untuk memulai kembali kisah asmara. Tak hanya itu, sang penulis juga ingin
memberitahukan seputar dunia kepenulisan berdasarkan pengalamannya yang diselipkan dalam
setiap bagian si tokoh utama.
Novel Trauma menceritakan mengenai seorang penulis populer bernama Kimara yang sudah
menerbitkan banyak buku best seller dan banyak tersebar dirak-rak toko buku seluruh Indonesia.
Salah satu novelnya telah diadaptasi menjadi film layar lebar, yang dibintangi oleh aktor muda
paling dikagumi remaja saat ini. Kehidupannya bisa dikatakan sukses di umur yang terbilang
masih muda.

Banyak orang yang menganggap kehidupannya sempurna sebagaimana karirnya yang cemerlang.
Namun jauh di dalam lubuk hatinya, ia memiliki perasaan kesepian dan kesedihan yang sangat
mendalam disertai rasa trauma terhadap cinta yang kerap kali menghantuinya selama ini. Kimara
berhasil menyembunyikan semua lukanya selama ini, Di umurnya yang masih muda, sebenarnya
ia enggan jika harus kembali membuka hati untuk mencintai seseorang. Tetapi ibunya
menyuruhnya untuk segera menikah.

Kimara memiliki masa lalu percintaan yang buruk bahkan dari ayahnya sendiri. Ayahnya pergi
meninggalkan ibu dan Kimara ketika ia masih sangat kecil. Ia lebih memilih menikah lagi dengan
wanita lain. Kimara hidup berdua dengan ibunya, ia sangat menyayanginya melebihi apapun,
karena baginya ibunya merupakan sosok hebat yang sudah berjuang untuk hidupnya selama ini.

Cinta seharusnya membuat bahagia. Semua tampak sempurna seolah tidak ada celah untuk luka.
Namun, jauh dalam diri Kimara kesedihan selalu datang ketika duninya mulai membaik. Ia pernah
jatuh cinta, cinta yang membuat pertama kalinya merasakan kasih sayang dari seorang laki-laki.
Itu dimulai ketika kelas 2 SMA, rasa cintanya itu membuatnya kembali merasa hidup dan menjadi
wanita yang paling bahagia. Hingga suatu ketika, cinta yang ia sematkan di hatinya, cinta dari
seorang laki-laki yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, kini mematahkan hatinya.

“Semua lelaki pada awalnya juga baik, Kimara. Tapi lelaki itu seperti bumi. Meraka selalu berputar.
Mereka selalu punya kemungkinan berubah.” Begitulah pesan ibu kepada Kimara. Ia tau semua
lelaki itu sama saja. Namun hatinya sulit untuk menolak, ia selalu berhasil ditakhlukan oleh laki-
laki. Padahal ia tahu bahwa akhirnya ia akan kembali terluka.

Setiap lelaki yang mampir di kehidupannya selalu memberikan luka kecewa, hingga Kimara takut
benar-benar tidak pernah menemukan lelaki yang tepat. Takut terulang lagi kecewa yang sama.
Takut jatuh lagi pada perasaan yang akhirnya sia-sia. Kimara harus mendapat patah hati berulang
kali setiap kali ia jatuh cinta. Sampai ia merasa kehilangan kepercayaan sepenuhnya pada laki-laki.
Baginya, laki-laki itu semuanya sama saja, tidak ada laki-laki yang baik di bumi.
Kelebihan dalam novel ini adalah ceritanya yang relate dan banyak dialami oleh orang pada
umumnya. Novel Trauma memiliki banyak emosi tercampur seperti perasaan takut, kecewa, sedih,
berharap, merasa bersalah, dan khawatir yang membuatnya menjadi novel emosional. Alur dan
pembawaan cerita sangat baik. Selain itu, novel ini dapat memberikan semangat agar para pembaca
berani mengeksplor diri dan yakin terhadap kemampuan diri sendiri. Dari novel ini juga, kita
belajar bahwa tidak boleh berekspetasi tinggi terhadap orang lain.

Adapun kekurangan dalam novel ini adalah karena adanya beragam latar tempat dan waktu yang
berbeda, bernostalgia dengan seluruh kenangan-kenangan pahit masa lalu tetapi keterangan waktu
yang dicantumkan masih belum terlalu diperjelas. Tidak hanya itu, bagian ending dari novel
Trauma ini masih kurang jelas dan terkesan menggantung.

Penggunaan bahasa dalam novel Trauma ini menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh
pembaca karena menggunakan bahasa baku yang umum sehingga penulis dapat membawa
pembaca merasakan apa yang tokoh rasakan.

Novel Trauma memiliki banyak pesan di dalamnya khususnya untuk para perempuan yang
memiliki perasaan takut untuk mencintai seseorang atau mempercayai cinta. Novel ini sangat
direkomendasikan sekaligus bisa menjadi referensi bacaan yang bagus untuk orang yang ingin
fokus pada diri sendiri tanpa memikirkan percintaan. Tetapi sebaiknya novel ini dibaca bagi remaja
berusia 13 tahun ke atas karena cerita yang terdapat didalamnya mungkin tidak akan cocok dan
tidak dimengerti oleh anak –anak.

Anda mungkin juga menyukai