Anda di halaman 1dari 6

RESUME PENDEKATAN DAN STRATEGI BIMBINGAN KONSELING

Nama : Meisya Silmi Aulia

NIM : 2108932

Kelas : PTE-B

PEMBAHASAN

A.Pengertian dan Macam-Macam Pendekatan Bimbingan Konseling

1. Pengertian Pendekatan

Menurut Depdikbud (1990:180) dalam (Ii et al., 2012) Pendekatan diartikan sebagai
proses atau cara perbuatan mendekati sebagai usaha untuk mengadakan hubungan dengan
seseorang yang ingin didekati.

Pendekatan digunakan sebagai landasan berpikir dalam menentukan strategi dan metode
dalam mencapai target atau hasil tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pendekatan
juga dapat diartikan sebagai suatu cara pandang dalam menyikapi sesuatu.

Pendekatan dalam bimbingan konseling diperlukan untuk mencapai tujuan konseling


yang terarah. Tidak semua pendekatan dapat dilakukan untuk menangani masalah klien.
Konselor harus mempertimbangkan standar kelayakan pendekatan yang berlaku di Indonesia.

2. Macam-Macam Pendekatan Bimbingan Konseling

Bimbingan dan konseling memiliki berbagai macam pendekatan yang dapat membantu
konselor dalam proses konseling, pendekatan-pendekatan itu antara lain:

a. Pendekatan Psikoanalitik
Psikonalisis diciptakan oleh Sigmund Freud pada tahun 1986. Ia mengemukakan
pandangannya bahwa struktur kejiwaan manusia sebagian besar terdiri dari alam bawah
sadarnya. Mulanya freud menggunakan teori hipnotis untuk menangani pasiennya. Tetapi
ternyata teknik ini tidak dapat digunakan pada semua pasien. Dalam pekembangannya,
freud menggunakan teknik asosiasi bebas yang kemudian menjadi dasar dari psikonalisis.
Teknik ini ditemukan ketika Freud melihat beberapa pasiennya tidak dapat
dihipnotis.Selanjutnya, Freud mengembangkan teknik baru yang dikenal sebagai analisis
mimpi.
Dalam (Roger & Ananza, 2020) ada 5 teknik dasar konseling psikoanalisis yaitu :
1) Asosiasi bebas
2) Interpretasi
3) Analisis mimpi
4) Analisis Resistensi
5) Analisis Tansferensi Analisis

b. Pendekatan Behavioral
Menurut Muhammad Suryo ( 2003: 25) dalam (Konseling & Behavior, 2004) Proses
bimbingan konseling pada teori behavioral ini merupakan suatu penataan proses atau
pengalaman untuk membantu individu mengubah perilakunya menjadi lebih baik agar
dapat memecahkan masalah yang timbul dalam kehidupannya.
c. Pendekatan Humanistik
Pendekatan humanistik merupakan metode pendekatan bimbingan konseling yang
berfokus pada potensi pribadi individu yang unik dan bertujuan untuk mengembangkan
kreativitas,pertumbuhan,dan pemahaman psikologis.

B.Pengertian dan Macam-Macam Strategi Bimbingan Konseling

1.Pengertian Strategi Bimbingan Konseling


Kata strategi berasal dari bahasa Latin strategia, yang diartikan sebagai seni
penggunaan rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi dapat
diartikan sebagai suatu tindakan penyesuaian terhadap situasi lingkungan tertentu yang
dapat dianggap penting, dimana tindakan penyesuaian tersebut dilakukan secara sadar
berdasarkan pertimbangan yang wajar.Strategi dibuat untuk melaksanakan dan mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut chandler (1962) dalam (Budio, 2019) ,Strategi merupakan alat untuk
mencapai tujuan jangka panjang,program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber
daya.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu rencana
yang disusun untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Rencana ini meliputi tujuan,
kebijakan, dan tindakan yang harus dilakukan oleh suatu individu atau kelompok dalam
mempertahankan eksistensi dan keunggulannya.
2.Macam-Macam Strategi Bimbingan Konseling

Secara umum ada dua strategi dalam bimbingan dan konseling,yaitu strategi
bimbingan individual (Individual Konseling) dan strategi bimbingan kelompok (Group
Guidance)

a.Bimbingan individual (Individual Konseling)

Bimbingan ini diberikan secara individual dan adanya komunikasi langsung


antara konselor dengan klien. Dengan kata lain bimbingan ini dilakukan melalui
hubungan yang bersifat face to face relationship (hubungan empat mata) antara konselor
dengan klien.Masalah-masalah yang dipecahkan melalui bimbingan ini yaitu masalah-
masalah yang bersifat pribadi.

Dalam konseling ini,konselor dituntut untuk mampu bersikap penuh simpati dan
empati.Keberhasilan konselor dalam bersimpati dan berempati akan memberikan
kepercayaan yang sepenuhnya dari klien (siswa) kepada konselor.Selain itu,keberhasilan
konselor dalam bersimpati dan berempati akan sangat membantu keberhasilan proses
konseling.Dalam strategi bimbingan individual ini ada 3 cara konseling yang biasa
dilakukan,yaitu :

1) Konseling Direktif (Directive Counselling)


Metode ini lebih bersifat mengarahkan kepada klien untuk berusaha menghadapi
kesulitan atau permasalahan yang sedang dihadapi,pengarahan yang di berikan kepada
klien yaitu dengan cara memberikan bimbingan dan jawaban secara langsung terhadap
permasalahan yang sedang d.ihadapi oleh klien
2) Konseling Non-Direktif (Non-Directive Counselling )
Dalam strategi ini,proses komunikasi konseling terjadi atas kehendak atau inisitaif
klien sendiri untuk konsultasi dan dalam prosesnya klien yang berperan lebih aktif.
3) Konseling Ekletif ( Ecletive counseling )
Penerapan strategi ini yaitu saat konselor menasehati klien (Siswa) sesuai dengan
masalahnya,dan konselor memberikan kebebasan kepada klien (Siswa) untuk
berbicara,sedangkan konselor hanya mengarahkan saja.Konseling ekletif ini merupakan
penggabungan dari konseling direktif dan non-direktif.

b.Bimbingan Kelompok (Group Guidance)

Bimbingan ini dilakukan untuk membantu klien (siswa) dalam memecahkan


masalah melalui kegiatan kelompok.Masalah yang dipecahkan bersifat kelompok, yaitu
yang dirasakan bersama oleh kelompok (beberapa orang siswa), penyelenggaraan
bimbingan kelompok dimaksudkan untuk membantu mengatasi masalah kelompokatau
membantu seorang individu yang menghadapi masalah dengan menempatkannya dalam
suatu kehidupan kelompok. (Ii et al., 1991)
Adapun bimbingan kelompok yang biasa diterapkan dalam pelayanan bimbingan
kelompok yaitu :

1) Program Home Room


Program ini dilakukan di luar jam pembelajaran dengan menciptakan kondisi
sekolah atau kelas seperti di rumah sehingga akan tercipta kondisi yang bebas dan
menyenangkan.Dengan kondisi ini,klien(siswa) dapat mengutarakan permasalahannya
seperti dirumah sehingga timbul keakraban dan kenyamanan antara konselor dan siswa.
2) Diskusi Kelompok
Cara ini membuat siswa dapat memiliki kesempatan untuk memecahkan masalah
secara bersama-sama.Dalam melakukan diskusi ini,siswa diberi peran-peran tertentu
seperti moderator,notulis,dan peserta.Setiap siswa diberikan kesempatan untuk
mengemukakan pendapatnya dalam memecahkan suatu masalah,sehingga akan timbul
rasa tanggung jawab.
3) Karyawisata

Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengunjungi dan melakukan observasi


terhadap objek yang berkaitan dengan pelajaran tertentu.Sehingga siswa akan
mendapatkan informasi yang dibutuhkan.Hal ini akan mendorong siswa untuk melakukan
penyesuaian diri,kerjasama,tanggung jawab serta kepercayaan diri dalam
mengembangkan minat dan bakat untuk mencapai cita-cita yang telah ditetapkan.

4) Organisasi Siswa
Melalui organisasi,siswa dapat mengembangkan rasa kepemimpinan dan
meningkatkan rasa tanggung jawab.
5) Sosiodrama dan Psikodrama
Sosiodrama merupakan suatu cara untuk membantu memecahkan masalah siswa
melalui drama.Sedangkan Psikodrama adalah upaya pemecahan masalah melalui drama
yang berkaitan dengan psikis yang dialami individu.Pemecahan masalah individu
diperoleh melalui penghayatan peran tentang suatu masalah yang dihadapinya.

C.Contoh dan Analisis Kasus

Regi adalah seorang siswa SMKN 2 Tasikmalaya,dia memiliki kemampuan berbahasa


inggris yang baik dibandingkan dengan siswa yang lainnya.Dengan kemampuannya,dia pernah
mengikuti lomba debat bahasa inggris tingkat SMK se-Kota Tasikmalaya.Di sisi lain Regi tidak
bisa mengontrol diri dalam pergaulan dan dia merasa kurang mendapat perhatian dari orang
tuanya.Ia selalu melanggar peraturan seperti bolos,mengecat rambut,mengaupload foto yang
tidak senonoh di sosial media,Regi tidak memikirkan dampak apa yang akan terjadi dari
perilakunya tersebut.
Sebab dari perilaku Regi ini dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal yaitu
kurangnya perhatian dari orang tua,pengaruh pergaulan,penggunaan media sosial yang
salah.Regi mengakui bahwa ia sering bertengkar dan tidak mematuhi perkatan orang tuanya.

Aibat yang mungkin terjadi apabila kasus ini tidak ditangani yaitu :

a) Kenakalan siswa akan bertambah


b) Tidak adanya motivasi untuk berubah
c) Konseli (Regi) akan menjadi anak yang durhaka kepada Tuhan dan orang tua

Jika mendapati kasus seperti ini,saya sebagai calon pendidik akan melakukan bimbingan dan
pengarahan kepada siswa tersebut dengan melakukan pelayanan yang tepat pada permasalahan
yang dihadapi siswa,baik masalah pribadi,sosial,belajar,dan karir.Para pihak yang terlibat juga
hendaknya memberikan bantuan seperi perhatian dan bimbingan baik di dalam kelas,lingkungan
sekolah,maupun rumah.Sehingga siswa tersebut bisa menjadi pribadi yang lebih lagi dan bisa
meningkatkan minat bakatnya baik dalam bidang akademik maupun non-akademik.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, I. (2016). Pengembangan Model Pembelajaran Konseling Kelompok dengan Pendekatan


Konstruktivistik. JTP - Jurnal Teknologi Pendidikan, 18(1), 1.
https://doi.org/10.21009/jtp1801.1
Bhakti, C. P., Kumara, A. R., & Nugraha, A. (2017). Implementasi pendekatan bimbingan dan
konseling perkembangan untuk mengurangi kenakalan remaja. Peran Bimbingan Dan
Konseling Dalam Penguatan Pendidikan Karakter, 64–72.
Budio, S. (2019). Strategi Manajemen Sekolah. Jurnal Menata, 2(2), 64.
Ii, B. A. B., Bimbingan, A. K., & Bimbingan, T. (1991). KONSELING. 16–44.
Ii, B. A. B., Bimbingan, A. P., & Konseling, D. A. N. (2012). Perbuatan mendekati disini
dikonseptualisasikan sebagai usaha untuk mengadakan hubungan dengan seseo.
Konseling, B., & Behavior, P. (2004). Bimbingan Konseling : Pendekatan Behavior ( Kelompok
5) 1. 1–12.
KW, S. (2019). Upaya Mengurangi Perilaku Agresif dengan Menggunakan Konseling
Behavioral. JCOSE Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 1(1), 14–19.
https://doi.org/10.24905/jcose.v1i1.8
Roger, M. dan, & Ananza, M. A. D. (2020). Metode pendekatan-pendekatan dalam konseling.
Universitas Persada Indonesia, 10–13.
Rusman. (2017). Pendekatan Dan Model Pembelajaran. Edureligia, 01(01), 45–62.
Yakub, Y., & Abdurrahman, A. (2019). Modus Pelayanan Bimbingan dan Konseling Islam
Sebagai Upaya Pencegahan Bahaya Narkoba. ENLIGHTEN (Jurnal Bimbingan Dan
Konseling Islam), 2(1), 40–51. https://doi.org/10.32505/enlighten.v2i1.1217

Anda mungkin juga menyukai