Anda di halaman 1dari 2

KFC INDONESIA (Kentucky Fried Chicken)

Sebagai pemegang hak waralaba tunggal untuk merek KFC di


Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk didirikan oleh Keluarga
Gelael pada 1978. Pada 1979, Perseroan mendapatkan akuisisi
waralaba dengan pembukaan gerai pertama pada bulan Oktober di
Jalan Melawai di Jakarta. Pembukaan gerai pertama terbukti
sukses dan diikuti dengan pembukaan geraigerai selanjutnya di Jakarta dan ekspansi
hingga ke sejumlah kota besar lainnya di Indonesia antara lain Bandung, Semarang,
Surabaya, Medan, Makassar, dan Manado. Sukses membangun merek ini, menanamkan
KFC dalam benak konsumennya sebagai merek waralaba cepat saji yang terkenal dan
dominan di Indonesia.
- KFC pastinya pernah mendapatkan problem dalam menjalakan bisnisnya.

Masalah – masalah yang mungkin akan terjadi :

Harga Bahan Baku Yang Tidak Stabil


Selain ketersediaan bahan baku untuk produksi, permasalahan bisnis kuliner yang masih
berkaitan adalah harga bahan baku itu sendiri. Kondisi ekonomi dan ketersediaan
bahan baku sangat berpengaruh pada stabilitas harga. Semakin langka bahan
baku maka akan semakin mahal harganya. Terlebih di Indonesia sendiri
kebutuhan bahan baku pokok makanan dan minuman lebih sering mengalami
fluktuasi.

Mudah Basi Apabila Tidak Habis


Menjual makanan atau minuman akan sangat berbeda dengan menjual barang lain yang
sifatnya tidak kadaluwarsa seperti sepatu, jaket, baju, mainan, alat elektronik dan
lain sebagainya. Bahan baku dan produk yang mudah basi setelah beberapa hari
menjadi salah satu permasalahan bisnis kuliner yang pasti kamu temui.
Meskipun cara penyimpanan yang baik bisa sedikit membantumu, namun itu
hanya untuk bahan-bahan tertentu saja. Sebagian besar akan sulit disimpan dan
akan basi apabila tidak terjual.

Persaingan Yang Sangat Ketat


Permasalahan bisnis kuliner yang terakhir adalah persaingan yang sangat ketat.
Sebagian besar usaha di Indonesia didominasi oleh kuliner. Entah itu di kota
besar hingga desa kecil sekalipun, bisnis kuliner sangat banyak dijumpai.
Kondisi inilah yang terkadang membuat para pengusaha kuliner yang tidak siap
dan memiliki rencana matang menjadi tersingkir. Tak hanya soal rasa,
persaingan tersebut juga melibatkan kenyamanan tempat, keberagaman menu,
dan harga.
Solusi – solusi untuk mengatasi masalah diatas :

Mencari bahan baku substitusi


Cara menyiasati kenaikan harga bahan baku selanjutnya, dengan mencari sumber-
sumber bahan baku pengganti. Dalam menggunakan bahan baku pengganti
tersebut, kamu tidak menggunakanya 100 persen. Tapi, hanya sebagai bahan
pelengkap saja, agar tidak terlalu mengurangi kualitas produk yang dipasarkan.

Tingkatkan jumlah pesanan


Dengan kata lain mencoba untuk melakukan upselling. Cara meningkatkan penjualan
dengan menjual lebih banyak produk bagi para pelanggan yang sudah terpatri
niatan untuk membeli produk makanan. Ini dapat dilakukan dengan menawarkan
produk lainnya yang sejenis dengan yang hendak dipesan oleh sang pelanggan,
sehingga kemungkinan menambah pesanan semakin meningkat

Bangun Kolaborasi dengan Berbagai Pihak


Untuk memenangkan bisnis makanan, ada baiknya jika pelaku usaha membangun
kolaborasi dengan berbagai pihak secara konsisten. Pasalnya, kolaborasi-
kolaborasi yang terjalin akan memberikan ide-ide baru sehingga bisnis yang
dijalankan dapat terus tumbuh. Sebagai contoh, pelaku bisnis bisa membangun
kolaborasi dengan influencer di Instagram dengan fokus konten di kuliner untuk
mempromosikan menu makanan yang ditawarkan. Dengan begini, brand
awareness akan terbangun secara perlahan.

Anda mungkin juga menyukai