Anda di halaman 1dari 13

ADVOKASI KEBIJAKAN UPAH MINIMUM KABUPATEN GARUT

TAHUN 2022

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir semester genap matakuliah Komunikasi dan
Advokasi Kebijakan Publik

Ahmad Fahmi D1; Andri SA2; Miftah Daniansyah3; Ricky Gustri Y4; Rizky Jaelani5

1
Administrasi Negara, FISIP Universitas Garut
24012120078@uniga.ac.id
2
Administrasi Negara, FISIP Universitas Garut
24012120121@uniga.ac.id
3
Administrasi Negara, FISIP Universitas Garut
24012120111@uniga.ac.id
4
Administrasi Negara, FISIP Universitas Garut
24012120007@uniga.ac.id
5
Administrasi Negara, FISIP Universitas Garut
24012120097@uniga.ac.id

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS GARUT
2022
ABSTRAK
Upah Minimum adalah suatu standar dalam perusahaan atau pelaku industri yang
digunakan untuk acuan dalam memberikan reward atau upah dalam hasil pekerjaan jasa di
dalam lingkungan pengusaha atau kerjanya.Dijelaskan bahwa UMR adalah upah minimum
yang penetapan nya dilakukan Gubernur dan yang menjadi acuan pendapatan buruh
wilayahnya memiliki istilah UMP (Upah Minimum Provinsi) dan UMK (Upah Minimum
Kabupaten/Kota). Melalui penelitian ini pengaruh upah minimum dapat mempengaruhi
bagaimana pekerja melakukan pekerjaan nya apakah dia melakukan pekerjaan tersebut
dengan baik atau tidak sebagaimana jika upah minimum pekerja tersebut mempengaruhi cara
kerja para pekerja.
Dalam teori advokasi yang disajikan para pendapat (Miller dan Covey 2005),terdapat
tiga faktor yang mempengaruhi efektifitas advokasi kebijakan yaitu
Legitimasi,Kapabilitas,Kekuasaan.Legitimasi disini intinya yaitu siapa berbicara untuk siapa
dengan otoritas.Baik serikat pekerja maupun organisasi pengusaha yang duduk dalam dewan
pengupahan masing-masing berbicara untuk anggotanya yang tergabung dalam kelembagaan
tersebut.Jenis penelitian yang diambil adalah jenis penelitian Kualitatif,yaitu suatu proses
penelitian untuk memahami fenomena-fenomena manusia atau sosial dengan menciptakan
gambaran yang menyeluru atau kompleks yang dapat disajikan dengan kata-kata,melakukan
pandangan terinci yang diperoleh dari sumber informan.
Kata Kunci: Upah Minimum, Advokasi, Kualitatif

ABSTRACT
Minimum Wage is a standard in companies or industry players that is used as a
reference in providing rewards or wages in the results of service work within the entrepreneur
or work environment. UMP (Provincial Minimum Wage) and UMK (Regency/City Minimum
Wage). Through this research, the effect of the minimum wage can affect how the worker
does his job whether he does the job well or not as if the minimum wage of the worker affects
the way the workers work.
In the advocacy theory presented by the opinions (Miller and Covey 2005), there are
three factors that influence the effectiveness of policy advocacy, namely Legitimacy,
Capabilities, Power. Legitimacy here is essentially who speaks for whom with authority. Both
trade unions and employers' organizations sit on the council. The remuneration of each speaks
for its members who are members of the institution. The type of research taken is a qualitative
research type, which is a research process to understand human or social phenomena by
creating a comprehensive or complex picture that can be presented in words, conducting
detailed views obtained from informant sources.
Keywords: Minimum Wage, Advocacy, Qualitative
I. PENDAHULUAN
Upah minumun adalah suatu standar dalam perusahaan atau pelaku industri yang
digunakan untuk acuan dalam memberikan reward atau upah dalam hasil pekerjaan jasa di
dalam lingkungan pengusaha atau kerjanya. Dijelaskan bahwa UMR adalah upah minimun
yang penetapanya dilakukan gubernur dan yang menjadi acuan pendapatan buruh
wilayahnya. Memiliki istilah UMP (Upah Minimum Provinsi) dan UMK (Upah Minimum
Kabupaten/Kota). Hanya saja, dikalangan masyarakat ini, istilah UMR masih banyak
digunakan untuk penyebutan upah dimimum di setiap provinsinya dan kabupaten/kota.
Dengan begitu, UMR adalah suatu penyebutan yang kerap banyak digunakan untuk
penggantian istilah UMP dan UMK dalam interaksi sosial di kehidupan sehari-hari.
Dalam survei daya saing ekonomi (Global Competitiveness Index) yang
dikeluarkan oleh Word Econonic Forum (WEF), untuk tahun 2012-2013 peringkat daya
saing Indonesia berada pada posisi ke-50, menurun 2 tingkat dari posisi ke-46 pada priode
sebelumnya. Dibandingkan dengan negara-negara tetangga, indonesia merupakan salah
satu negara yang mengalami penurunan peringkat secara konsisten dalam tiga tahun
terakhir. Faktor efisiensi pasar tenaga kerja indonesia yang mengalami paling tajam, turun
hingga 24 tingkat (posisi ke-120 dari 144 negara), dibandingkan tahun sebelumnya. Faktor
tenaga kerja ini merupakan faktor daya saing indonesia yang paling buruk di antara faktor-
faktor lainnya. Salah satu faktor tenaga kerja yang buruk yaitu upah buruh yang semakin
murah. Upah juga masih menjadi persoalan uatama negara berkembang seperti indonesia
sehingga menyebabkan upah menjadi isu sentral dalam upaya perlindungan perburuhan
dalam bentuk perundang-undangan perburuhan mengenai pengupahan. Perlindungan ini
diperlukan dikarenakan terjadinya ketidakseimbangan kekuatan pengusaha dan keinginan
kaum buruh.
Melalui penelitian ini pengaruh upah minimum dapat mempengaruhi bagaimana
pekerja melakukan pekerjaanya apakah dia melakukan pekerjaan tersebut dengan baik atau
tidak sebagaimana jika upah minimun pekerja tersebut mempengaruhi cara kerja para
pekerja.
Pada setiap tahun, penentuan upah minimum selalu menjadi bahasan utama
diantara pengusaha, pemerintah dan serikat pekerja. Hal ini disebabkan karena banyaknya
tenaga kerja yang ingin mendapatkan pekerjaan pada level upah yang tinggi sementara
jumlah tenaga kerja yang diminta oleh perusahaan menjadi lebih sedikit.
Jenis-jenis upah ada beberpa macam jenis yang dikemukakan yaitu sebagai berikut:
a. Upah nominal
Yang dimaksud dengan upah nominal adalah sejumlah uang yang dibayarkan
kepada karyawan yang berhak secara tunai sebagai imbalan atas pengarahan jasa-
jasa atau pelayanannya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang terdapak dalam
perjanjian kerja dibidang indutri atau perusahaan ataupun dalam suatu organisasi
kerja, dimana dalam upah tersebut tidak ada tambahan atau keuntungan yang lain
yang diberikan. Upah nominal ini sering pula disebut upah uang sehubungan
dengan hujudnya yang memang berupa uang secara keseluruhan
b. Upah nyata
Yang dimasuksud upah nyata adalah upah uang yang nyata yang benar-benar
harus diterima oleh seseorng yang berhak
c. Upah hidup
Upah yang diterima seorang karyawan cukup untuk membiayai keperluan hidup
yang lebih luas, tidak hanya kebutuhan pokok nya saja yang dapat dipenuhi
melainlkan jug sebagian dari kebutuhan sosial keluarganya, misalnya iuran
asuransi jiwa, pendidikan dan beberapa lainnya.
d. Upah minimum
Sebagai yang diterangkan bahwa pendapatan yang dihasilkan pada karyawan
dalam suatu perusahaan sangat berperan penting.
e. Upah wajar
Upah wajar dimaksudkan sebagai upah yang secara relatif dinilai cukup wajar
oleh pengusaha dan para karyawan sebagai uang imbalan atau atas jasa-jasa yang
diberikan kepada karyawan perusahaannya, sesuai dengan perjanjian kerja
diantara mereka.

Penghasilan upah komponen nya terdiri dari:


a. Upah Pokok
Yaitu imbalan dasar yang dibayarkan kepada pekerja buruh menurut tingkat atau
jenis pekerjaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan.
b. Tunjangan Tetap
Yaitu suatu pembayaran yang teratur berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan
secara tetap untuk pekerja atau buruh dan keluarga nya serta dibayarkan dalam
satuan wakru yang sama dengan pembayaran upah pokok seperti tunjangan
istri,tunjangan anak,tunjangan jabatan, dan lain-lain.
c. Tunjangan tidak tetap
Yaitu pembayaran yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan
dengan pekerja atau buruh yang diberikan secara tidak tetap untuk bekerja atau
buruh dan keluarganya serta dibayarkan menurut satuan waktu yang tidak sama
dengan waktu pembayaran upah pokok.

II TINJAUAN PUSTAKA

Seperti yang di paparkan dalam teori miller dan covey (2005) menjelaskan
advokasi sebuah mempengaruhi kebijakan khusus nya dalam kelompok masyarakat yang
memiliki akses terbatas terhadap sumber-sumber kekuasaan. Dalam teori advokasi yang
disajikan dari pendapat (Miller dan Covey), terdapat tiga faktor yang mepengaruhi
efektifitas advokasi kebijakan yaitu legitimasi, kapabilitas dan kekuasaan. Legitimasi disini
intinya yaitu siapa berbicara untuk siapa dan dengan otoritas (Miller dan Covey, 2005:15).
Baik serikat pekerja maupun organisasi pengusaha yang duduk dalam dewan pengupahan
masing-masing berbicara untuk anggotanya yang tergabung dalam kelembagaan tersebut.

Miller dan Covey (2005) menjelaskan advokasi sebagai upaya untuk


mempengaruhi kebijakan khususnya dilakukan oleh kelompok masyarakat yang terbatas
terhadap sumber-sumber kekuasaan.Pendapat lain yang sifatnya lebih umum diungkapkan
dalam pedoman advokasi kebijakan yang dikeluarkan oleh Kadin.Advokasi kebijakan
dianggap sebagai tindakan mempengaruhi atau mendukung sesuatu atau seseorang yang
berkaitan dengan kebijakan publik seperti regulasi atau kebijakan pemerintah.Dalam
mengkaji masalah penetapan UMK ini,konsep advokasi yang digunakan adalah konsep
advokasi kebijakan yang diungkapkan oleh Kadin,karena kebijakan ini lebih bersifat
umum sehingga dapat mencakup advokasi oleh serikat pekerja maupun serikat pengusaha.

Poin dari teori yang di ambil ini adanya tiga faktor yang mempengaruhi dalam
efektifitas advokasi dengan upah minimum kerja dengan bahwa keputusan pemimpin atau
pejabat terkait dengan penghitungan upah minimun kerja diatur dalam keputusan Gubernur
Jawa Barat Nomor: 561/Kep 774-Yanbangsos/2021 tentang upah minimum
Kabupaten/Kota di daerah provinsi Jawa barat Tahun 2022,

Namun demikian,mereka tetap menegaskan bahwa taktik tersebut bisa saja


dikembangkan sehingga tidak terbatas hanya pada taktik yang disebutkan diatas.Hal ini
disebabkan karena lingkungan kebijkan terus berubah sehingga taktik yang digunakan pun
harus terus disesuaikan dengan lingkungan.Pilihan-pilihan taktik diatas dapat dijadikan
gambaran dalam melihat upaya-upaya yang dilakukan oleh serikat pekerja dan serikat
buruh dalam mempengaruhi kebijakan penetapan UMK,disamping tetap terbuka peluang
untuk adanya kreasi-kreasi yang dilakukan oleh keduanya.Untuk mengefektifkan advokasi
kebijakan,(Miller dan Covey,2005:15) mengemukakan beberapa faktor penting yaitu:
legitimasi, kredibilitas, pertanggungjawaban, dan kekuasaan.Inti dari legitimasi disini yaitu
mengenai siapa yang diwakili dan dengan otoritas apa perwakilan itu berbicara.Kredibilitas
yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang atau kelompok agar pernyataan nya dapat
dipercaya sebagai sebuah informasi yang akurat.

III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ilmiah, metode penelitian merupakan sistem kerja yang harus
dilaksanakan. Hal ini karena metode penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk
menentukan langkah langkah kerja guna tercapai nya tujuan penelitian oleh karna itu
peneliti harus memilih dan menentukan metode yang tepat guna mencapai hasil yang
maksimal.

Jenis penelitian yang diambil adalah jenis penelitian kualitatif, penelitian kualitatif
adalah suatu proses penelitian untuk memahami fenomena-fenomena manusia atau sosial
dengan menciptakan gambaran yang menyeluruh atau kompleks yang dapat disajikan
dengan kata-kata, melaporkan pandangan terinci yang diperoleh dari sumber informan,
serta dilakukan dalam latar setting yang alamiah. Penelitian kualitatif berusaha untuk
menemukan dan mengambarkan secara naratif kegitan yang dilakukan dan dampak dari
tindakan yang dilakukan terhadap kehidupan mereka.

Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah pendekatan kualitatif yaitu suatu
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan
perilaku yang dapat diamati dari orang itu sendiri. Pendekatan kualitaitf ini digunakan
karna data yang dibutuhkan berupa sebaran-sebaran informasi yang tidak perlu di
kuantifikasikan. Dimana dalam penelitian ini menghimpun informasi terkait dengan
berbagai sistem pengupahan yang digunakan pengusaha/perusahaan untuk menentukan
pemberian upah pekerja, seperti halnya pemberian upah pekerja harian/bulanan, berkaitan
dengan klasifikasi banyak sedikitnya pemberian upah tersebut kepada pekerja serta faktor-
faktor yang melatar belakangi besaran upah yang diberikan.

IV PEMBAHASAN

Upah minimum ini adalah upah terendah yang dijadikan standar oleh majikan untuk
menentukan upah yang sebenarnya dari buruh yang bekerja di perusahaan nya.Upah
minimum biasanya ditentukan oleh pemerintah, dan ini kadang-kadang setiap tahun nya
berubah sesuai dengan tujuan ditetapkan nya upah minimum yaitu:

1. Untuk menonjolkan arti dan peranan tenaga kerja (buruh) sebagai sub sistem dalam
suatu hubungan kerja.
2. Untuk melindungi kelompok kerja dari adanya sistem pengupahan yang sanagat
rendah dan secara materil kurang memuaskan.
3. Untuk mendorong kemunkinan diberikan nya upah yang sesuai dengan nilai pekerjaan
yang dialkukan.
4. Untuk mengusahakan terjamin nya ketenangan dan kedamaian kerja dalam
perusahaan.
5. Mengusahakan adanya dorongan peningkatan dalam standar hidup secara formal.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan tentang Upah Minimum Kabupaten Garut
Tahun 2022 dalam teori advokasi yang disarikan oleh pendapat (Miller dan Covey)
(2005), terdapat 3 faktor yang mempengaruhi efektifitas advokasi kebijakan yaitu
legitimasi, kapabilitas, dan kekuasaan. Legitimasi disini intinya yaitu siapa berbicara
untuk siapa dan dengan otoritas apa. (Miller dan Covey, 2005:15). Baik serikat pekerja
maupun organisasi pengusaha yang duduk dalam dewan pengupahan masing-masing
berbicara untuk anngotanya yang tergabung dalam kelembagaan tersebut.

Pekerja yang termasuk anggota kongres aliansi serikat buruh Indonesia (KASBI) yang
bekerja di PT Changsin, perusahaan Korea di Garut, Jawa Barat dapat digolongkan
kedalam Legitimasi prosedural dan kualitas pribadi.Karena keduanya memiliki legitimasi
prosedural karena keberadaan nya dalam dewan pengupahan sebagai bagian dari penentu
kebijakan upah minimum Kabupaten dijamin oleh peraturan perundang-undangan.

Legitimasi kualitasi pribadi tercermin dari pengutusan perwakilan masing-masing


lembaga dalam dewan pengupahan harus memenuhi syarat pendidikan minimal D3 dan
merupakan orang-orang pilihan di lembaga nya.Jadi,legitimasi prosedural merupakan
legitimasi dari negara untuk lembaga yang duduk dalam dewan pengupahan sedangkan
legitimasi kualitas perseonal merupakan legitimasi setiap perwakilan lembaga oleh
anggotanya masing-masing.Khusus untuk serikat pekerja yang belum memenuhi syarat
untuk duduk dalam dewan pengupahan tetap memiliki legitimasi prosedural yaitu
kebebasan untuk menyampaikan pendapat yang dijamin dalam konstitusi
negara.Meskipun mereka tidak secara prosedural ikut menentukan usulan upah minimum
dalam dewan pengupahan,mereka masih bisa secara prosedural mempengaruhi kebijakan
upah minimum ini melalui penyampaian aspirasi kepada pejabat yang berwenang.

Kredibilitas disini merujuk pada kapasitas personal perwakilan dari masing-masing


organisasi sehingga informasinya dapat diterima. Indikator kredibilitas yang diterapkan
oleh pemerintah yaitu dengan mengikuti pelatihan untuk memasuki dunia kerja dan ketika
pekerja mulai bekerja pada suatu perusahaan maka secara otomatis akan dimasukan
kedalam asuransi BPJS oleh karna itu pemberian upah dibagi secara tidak langsung
kebijakan dalam pemberian upah akan mengikuti kebijakan dari provinsi yaitu
KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR: 561/ Kep. 774- Yanbangsos/
2020 tentang pemberian upah minimum pada provinsi Jawa Barat. Rencana penaikan
upah juga di kemukakan oleh gubernur jawa barat akan masih kecilnya UMK di priangan
timur dibandingkan kota lain di jawa barat, Oleh karena itu, Ridwan Kamil pun
memberikan usulan inovasi untuk pengupahan buruh/pekerja dengan masa kerja lebih dari
satu tahun. Bagi mereka yang memiliki masa kerja lebih dari satu tahun sesusai dengan
ketentuan perundang-undangan harus diatas upah minimum dengan menggunakan
Struktur Skala Upah yang besaran kenaikan dapat mempedomani sebesar 3,27 hingga 5
persen atau lebih disesuaikan dengan kemampuan perusahaan dan produktivitas. 

Tapi banyak orang yang tidak tahu bahwa peraturan PP 36 khususnya terkait Upah
Minimum ini hanya untuk pekerja/buruh yang masa kerjanya kurang dari satu tahun, yang
jumlahnya tidak lebih dari 5 persen dari total pekerja/buruh yang ada di Jawa Barat.
Sementara yang 95 persennya atau yang di atas satu tahun bisa bertambah.

Faktor ketiga yang merupakan faktor yang paling penting adalah kekuasaan apa yang
dimiliki oleh masing-masing pihak untuk dapat mempengaruhi kebijakan.Kekuasaan yaitu
kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah laku atau
sekelompok orang lain sehingga tingkah lakunya menjadi sesuatu dengan
keinginan/tujuan kelompok orang yang mempunyai kekuasaan tersebut.Kekuasaan serikat
pekerja yaitu pada keahlian dan massa yang terorganisasi.Pengusaha memiliki modal
tetapi tidak memiliki keahlian untuk mengerjakan pekerjaan teknis.Inilah yang
menjadikan pengusaha membutuhkan tenaga kerja yang memiliki keahlian.Keahlian yang
dimiliki oleh pekerja menjadi nilai tawar tersendiri dalam mempengaruhi kebijakan
perusahaan.

Tetapi dalam konteks industrial,keahlian ini tidak cukup signifikan untuk


mempengaruhi kebijakan.Semakin parah karena akhir-akhir ini tenaga ahli ini semakin
melimpah sehingga jika satu orang keluar telah ada banyak calon
penggantinya.Tampaknya massa yang terorganisasi merupakan kunci utama kekuasaan
serikat pekerja dalam mempengaruhi kebijakan.Jumlah anggota serikat pekerja yang
cukup berarti menarik perhatian aktor-aktor politik untuk mendapatkan simpati dan
dukungan mereka dalam pemilihan-pemilihan umum.Selain itu,apabila mereka melakukan
aksi mogok kerja atau aksi huru hara akan sangat mengganggu perekonomian dan
ketertiban dalam masyarakat.

Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) 2022 Jawa Barat

Upah minimum kabupaten/kota di jawa barat di tetapkan oleh Gubernur jawa barat
melalui surat keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 561/ Kep.732-Kersa/2021 tentang upah
minimum Kabupaten/Kota di Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2022.
UMK Jawa Barat tahun 2022 tertinggi ada di kota bekasi yakni Rp 4,816,921.
Sedangkan terendah terdapat di kota Banjar yakni, sebesar Rp 1.852,099 dan kota garut
berada pada urutan ke 23 yaitu, sebesar RP 1.975.220,92. Adanya kenaikan dari tahun
kemarin dengan kenaikan sebesar RP 14.090
NO KABUPATEN/KOTA BESARAN (Rp)

1 KOTA BEKASI 4.816.921,17

2 KABUPATEN KARAWANG 4.798.312,00

3 KABUPATEN BEKASI 4.791.843,90

4 KOTA DEPOK 4.377.231,93

5 KOTA BOGOR 4.330.249,57

6 KABUPATEN BOGOR 4.217.206,00

7 KABUPATEN PURWAKARTA 4.173.568,61

8 KOTA BANDUNG 3.774.860,78

9 KOTA CIMAHI 3.272.668,50

10 KABUPATEN BANDUNG BARAT 3.248.283,28

11 KABUPATEN SUMEDANG 3.241.929,67

12 KABUPATEN BANDUNG 3.241.929,67

13 KABUPATEN SUKABUMI 3.125.444,72

14 KABUPATEN SUBANG 3.064.218,08

15 KABUPATEN CIANJUR 2.699.814,40

16 KOTA SUKABUMI 2.562.434,01

17 KABUPATEN INDRAMAYU 2.391.567,15

18 KOTA TASIKMALAYA 2.363.389,67

19 KABUPATEN TASIKMALAYA 2.326.772,46

20 KOTA CIREBON 2.304.943,51

21 KABUPATEN CIREBON 2.279.982,77

22 KABUPATEN MAJALENGKA 2.027.619,04

23 KABUPATEN GARUT 1.975.220,92

24 KABUPATEN KUNINGAN 1.908.102,17

25 KABUPATEN CIAMIS 1.897.867,14

26 KABUPATEN PANGANDARAN 1.884.364,08

27 KOTA BANJAR 1.852.099,52


V KESIMPULAN

1. prosedur penerapan upah minimum yang dilakukan melalui tahapan survey Kebutuhan
Hidup Layak (KLH) oleh Dewan pengupahan Provinsi/Kabupaten yang anggotanya
terdiri dari unsur Pekerja/Buruh, Pengusaha/Pemerintah, pakat dan akademisi telah
mengakomodir kepentingan pihak-pihak yang berhubungan langsung dalam hubungan
kerja yaitu Pekerja/Buruh dan Pengusaha. Besarnya hasil survey Kebutuhan Hidup
Layak telah di sesuaikan dengan kebutuhan sehari-hari bagi pekerja.
2. Setelah survey Kebutuhan Hidup Layak (KHL) diketahui besaranya, maka Dewan
pengupahan menyampaikan hasil tersebut kepada gubernur untuk ditetapkan menjadi
upah minimum. Gubernur mempunyai wewenang untuk menaikan atau menurunkan
besarnya hasil survey Kebutuhan Hidup Layak (KHL) dengan berbagai pertimbangan
sebelum ditetapkan menjadi upah minimum. Disampuing itu bagi pengusaha yang
tidak mampu melaksanakan upah minimum. Dengan ketentuan tersebut
Pekereja/Buruh tidak lagi mendapat perlindungan secara penuh dalam hal
pengupahan.
3. Masih banyak pengusaha yang memberikan upah kepada Pekerja/Buruh tanpa
memperhitungkan tingkat produktivitas dari masing-masing Pekerja/Buruh. Hal ini
menyebabkan kenaikan upah minimum akan berdampak pada naiknya biaya. Apabila
pengusaha memperhitungkan dan meningkatkan produktivitas masing-masing
Pekerja/Buruh, maka kenaikan upah minimum dapat di tutup dengan adanya
kontribusi dari Pekerja/Buruh dalam peningkatan kinerja perusahaan. Dengan
demikian kinerja perusahaan tetap dapat berkembang meskipun upah minimum selalu
naik setiap tahun.

SARAN

1. Penetspsn upsh minimum yang berlaku sampai saat ini masih dalam bentuk surat
keputusan Gubernur sehingga dalam penerapan sanksi hokum terhadap pelanggaran
tidak dapat dilaksanakan secara optimal. Oleh karena iyu agar penerapan sanksi
hokum dapat dilaksanakan secara optimal penetapan upah minimum perlu dituangkan
dalam pelaturan Daerah (PERDA).dengan penetapan upah minimum melalui PERDA
mka wakil rakyat si DPR akan ikut terlibat dalam rangka memberikan perlindungan
vagi Pekerja/Buruh (masyarakat).
2. Apabila pihak-pihak yang terkait langsung dengan hubungan industrial yaitu
pengusaha dan Pekerja/Buruh atau Serikat Pekerja/Serikat Buruh sudah dapat
mendudukan dirinya masing-masing sesuai peran dan fungsinya serta mampu berlaku
adil dan bijaksana, mekanis,e penetapan upah dapat diserahkan kepada kedua pihak
tersebut. Hal ini mengingat bahwa antara pengusaha dengan Pekerja/Buruh atau
Serikat Pekerja/Serikat Buruh memepunyai tujuan yang sama yaitu demi kemajuan
dan kelangsungan hidup perusahaan. Sementara itu yang mengetahui bagaimana
kondisi dan kemampuan perusahaan adalah pihak pengusaha dan Pekerja/Buruh atau
Serikat Pekerja/ Seikat Buruh masing-masing.
3. Untuk pemerintah khususnya Dewan pengupahan harusnya tidak hanya membentuk
tim survey tetapi memebentuk juga tim peneliti untuk mendapatkan informasi yang
lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai