LANDASAN TEORI
2.1. Kompensasi Kerja
Kompensasi kerja merupakan komponen penting dalam hubungan
perusahaan dengan karyawannya. Jika dikelola dengan baik, kompensasi
membantu perusahaan untuk mencapai tujuan dan memperoleh, memelihara, dan
menjaga karyawan dengan baik. Karyawan yang memiliki kemampuan yang ahli
dibidangnya tentu akan mendapatkan kompensasi yang sebanding dengan
kinerjanya. Untuk lebih memahami tentang kompensasi, berikut definisi
kompensasi menurut para ahli. (Suparyadi, 2015: 271) menyatakan bahwa
kompensasi adalah semua imbalan yang diterima oleh karyawan sebagai
penghargaan atas kontribusi yang diberikan kepada organisasi, baik yang bersifat
finansial maupun nonfinansial. Hasibuan (2012:118) menyatakan bahwa
kompensasi adalah semua yang didapatkan karyawan berbentuk uang, barang
langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan jasa yang
diberikan kepada perusahaan. Dari beberapa definisi diatas maka dapat dinyatakan
kompensasi merupakan sesuatu yang diterima dalam bentuk uang, barang langsung
dan tidak langsung atas kontribusi karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan
yang telah dilakukan. Jadi ketika karyawan memperoleh kompensasi yang tinggi
akan meningkatkan komitmen otganisasional di dalam perusahaan. Berbagai
penelitian telah dilakukan mengenai hubungan antara kompensasi dan komitmen
organisasional. Handaru dkk. (2013) menemukan bahwa kompensasi berpengaruh
positif terhadap komitmen organisasional pada PT Oriental Elektronics Indonesia.
Kee et al. (2016) menemukan bahwa hubungan yang signifikan antara kompensasi
finansial seperti gaji, bonus dan uang muka terhadap komitmen organisasional,
yang paling dominan anatara ketiga kompensasi tersebut adalah uang muka dalam
penelitian ini.
2.1.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kompensasi Kerja
Menurut Hasibuan (2016, p.118) faktor-faktor yang mempengaruhi
kompensasi antara lain sebagai berikut:
1. Penawaran dan Permintaan Kerja
Jika pencari kerja (penawaran) lebih banyak daripada
lowongan pekerjaan (permintaan) maka kompensasi relatif
kecil.Sebaliknya jika pencari kerja lebih sedikit daripada
lowongan pekerjaan, maka kompensasi relatif semakin besar.
2. Kemampuan dan Kesediaan Perusahaan
Apabila kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk
membayar semakin baik maka tingkat kompensasi akan semakin
besar.
3. Serikat Buruh/Organisasi Perusahaan
Apabila serikat buruhnya kuat dan berpengaruh maka
tingkat kompensasi semakin besar.Sebaliknya jika serikat buruh
tidak kuat dan kurang berpengaruh maka tingkat kompensasi
relatif kecil.
4. Produktivitas Kerja Karyawan
Jika produktivitas kerja karyawan baik dan banyak maka
kompensasi akan semakin besar. Sebaliknya kalau produktivitas
kerjanya buruk serta sedikit maka kompensasinya kecil.
5. Pemerintah dengan Undang-undang dan Keppres
Pemerintah dengan undang-undang dan keppres menetapkan
besarnya batas upah/balas jasa minimum.Peraturan Pemerintah
ini sangat penting supaya pengusaha tidak sewenag-wenang
menetapkan besarnya balas jasa bagi karyawan.
6. Biaya Hidup/Cost Living
Apabila biaya hidup di daerah itu tinggi maka tingkat
kompensasi/upah semakin besar.Sebaliknya, jika tingkat biaya
hidup di daerah itu rendah maka tingkat upah/kompensasi relatif
kecil.
7. Posisi Jabatan Karyawan
Karyawan yang menduduki jabatan lebih tinggi akan
menerima gaji/kompensasi lebih besar. Sebaliknya karyawan
yang menduduki jabatan yang lebih rendah akan memperoleh
gaji/kompensasi yang kecil.
8. Pendidikan dan Pengalaman Kerja
Jika pendidikan lebih tinggi dan pengalaman kerja lebih
lama maka gaji/balas jasanya akan semakin besar, karena
kecakapan serta keterampilannya lebih baik. Sebaliknya,
karyawan yang berpendidikan rendah dan pengalaman kerja
yang kurang maka tingkat gaji/kompensasinya kecil.
9. Kondisi Perekonomian Nasional
Apabila kondisi perekonomian nasional sedang maju (boom)
maka tingkat upah/kompensasi akan semakin besar, karena akan
mendekati kondisi full employment. Sebaliknya jika kondisi
perekonomian kurang maju (depresi) maka tingkat upah rendah,
karena terdapat banyak penganggur (disqueshed
unemployment).
10. Jenis dan Sifat Pekerjaan
Kalau jenis dan sifat pekerjaan yang sulit dan mempunyai
resiko (finansial, keselamatan) yang besar maka tingkat
upah/balas jasanya semakin besar karena membutuhkan
kecakapan serta ketelititan untuk mengerjakannya.Tetapi jika
jenis dan sifat pekerjaannya mudah dan resiko (finansial,
kecelakaannya) kecil, tingkat upah/balas jasanya relatif rendah.
a. Keahlian,
merupakan faktor penting dan harus dimiliki oleh pengawas
pelaksana maupun pemimpin.
b. Pengalaman,
faktor pengalaman sangat erat hubungannya dengan
intelegensi, yaitu kesanggupan karyawan dalam menyelesaikan
tugas-tugas tertentu dengan hasil yang tidak saja ditentukan oleh
pengalaman tertentu tapi juga harus didukung oleh intelegensi.
c. Umur,
umumnya karyawan yang sudah berumur lanjut mempunyai
tenaga fisik relative terbatas daripada karyawan yang masih
muda, untuk itu lebih banyak mengenakan karyawan yang lebih
muda karena fisiknya lebih kuat.
d. Keadaan fisik,
keadaan fisik erat hubungannya dengan tugas yang
dihadapi.Misalnya pekerjaan yang membutuhkan tenaga fisik
e. Pendidikan,
pendidikan sering dihubungkan dengan latihanlatihan yang
umunya menunjukan kesanggupan kerja.
f. Bakat dan temperamen,
mempunyai peranan penting dalam menunjang kesuksesan
kerja. Bakat dan temperamen berhubungan dengan sifat-sifat
khusus dari kepribadian seseorang dan dianggap bukan
dipengaruhi oleh alam sekitar
2.3.2. Indikator Produktivitas Kerja
Produktivitas yang meningkat akan memudahkan
perusahaan mencapai tujuan yang inginkan. Oleh karena itu
perusahaan harus memperhatikan dengan baik produktivitas kerja
karyawan. Untuk mengetahui produktivitas kerja karyawan
meningkat atau tidak diperlukan penilaian produktivitas. Penilaian
produktivitas dapat dilakukan dengan melihat beberapa indikator.
Menurut Burhanuddin Yusuf (2015) produktivitas dapat
diukur melalui beberapa faktor yaitu sebagai berikut:
1. Pengetahuan,
konsep pengetahuan lebih berorientasi pada inteligensi, daya
pikir dan penguasaan ilmu. Pengetahuan merupakan akumulasi
hasil proses pendidikan baik yang diperoleh secara formal maupun
non – formal yang memberikan kontribusi pada seseorang didalam
pemecahan masalah, termasuk dalam melakukan atau
menyelesaikan pekerjaan, sehingga seorang karyawan diharapkan
mampu melakukan pekerjaan secara produktif.
2. Keterampilan,
yaitu kemampuan dan penguasaan teknis operasional mengenai
bidang tertentu yang bersifat kekaryaan. Keterampilan berkaitan
dengan kemampuan seseorang untuk melakukan atau
menyelesaikan pekerjaan yang bersifat teknis. Dengan kemampuan
yang dimiliki seorang karyawan diharapkan mampu menyelesaikan
pekerjaan secara produktif.
3. Kemampuan,
konsep ini jauh lebih luas karena dapat mencakup sejumlah
kompetensi. Pengetahuan dan keterampilan termasuk faktor
pembentuk kemauan.
4. Sikap,
merupakan suatu kebiasaan yang dimiliki pola. Pola tersebut
memiliki implikasi positif dalam hubungan dengan perilaku kerja
seseorang. Perilaku manusia ditentukan oleh sikap – sikap yang
telah tertanam dalam diri karyawan sehingga dapat mendukung
kerja yang efektif.
Menurut Edy Sutrisno (2017), indikator produktivitas antara lain :
1. Kemampuan
2. Meningkatkan hasil yang dicapai
3. Semangat kerja
4. Pengembangan diri
5. Mutu
6. Efisiensi
4. Loana, Pengaruh Motivasi Kerja dan Di- Variabel Motivasi Kerja dan Dis-
Bambang siplin Kerja Terhadap Prestasi K- Bebas: iplin Kerja Berpengaruh
dan erja Karyawan (Studi Pada ka- Motivasi Terhadap Prestasi Kerja
Gunawan ryawan PT. AXA financial Indo- Kerja dan Di-
(2014) nesia Sales Office Malang) siplin Kerja
Variabel
Terikat:
Prestasi Kerja
5. Permat as- Pengaruh Disiplin Kerja dan Mo- Variabel Disiplin Kerja dan Mo-
ari, Mocha tivasi Kerja terhadap Prestasi Ke- Bebas: tivasi Kerja Berpengaruh
mmad dan rja Karyawan (Studi Pada PT. Disiplin Terhadap Prestasi Kerja
Yuniadi BPR Gunung Ringgit Malang) Kerja dan M-
(2015) otivasi Kerja
Variabel
Terikat:
Prestasi Kerja
2.5. Kerangka Pikiran
Berdasarkan pada latar belakang dan tujuannya dilakukan penelitian ini
serta analisis data yang akan digunakan maka dapat digambarkan kerangka pikir
dalam penelitian ini yang dapat dilihat pada gambar berikut:
Kompensasi Kerja
1. Gaji
2. Upah
3. Benefit
Produktivitas Kerja
Stress Kerja
1. Pengetahuan
1. Faktor intrinsik peker-
2. Keterampilan
jaan
3. Kemampuan
2. Peran dalam organisasi
4. Sikap
3. Hubungan di tempat k-
erja
4. Pengembangan karir
5. Struktur dan iklim o-
rganisasi