Anda di halaman 1dari 2

Kompensasi

Masalah kompensasi (inducement) merupakan masalah paling penting dalam hubungan industri
antara perusahaan dan pekerja/buruh. 1Masalah yang sering terjadi akhir-akhir ini salah satunya
disebabkan oleh rendahnya tingkat kompensasi dari perusahaan kepada pekerja/buruh, sehingga
para pekerja/buruh melakukan protes sebagai bentuk dari ketidakpuasan mereka terhadap sikap
perusahaan.
Kompensasi adalah sesuatu yang dilakukan oleh pekerja untuk meningkatkan produktivitas. Veithzal
et al, menyatakan kompensasi merupakan apa yang diperoleh karyawan menjadi imbalan atas
kontribusinya kepada perusahaan.2 Penghargaan ini diberikan sebagai implementasi dari peran
manajemen sumber daya manusia melibatkan pemberian penghargaan kepada individu sebagai
imbalan atas pelaksanaan tugas organisasi. Dessler mendefinisikan kompensasi pegawai sebagai
segala sesuatu yang berhubungan dengan pembayaran yang diberikan kepada karyawan disebabkan
karena adanya hubungan kerja sama di antara mereka. Adapun Sofyandi mengemukakan kompensasi
adalah anggaran yang harus dikeluarkan, agar perusahaan menerima imbalan berupa prestasi kerja
(dalam sistem pemerintahan kompensasi diberikan ke ASN dalam bentuk tunjangan kinerja/ tukin
dengan memperhitungkan SKP).

Fungsi dan Tujuan Kompensasi


Menurut Notoadmojo dalam Sutrisno ada beberapa tujuan dari kompensasi yang perlu diperhatikan,
yaitu:3
1. Menghargai prestasi kerja.
2. Menjamin keadilan.
3. Mempertahankan karyawan.
4. Memperoleh karyawan yang bermutu.
5. Pengendalian biaya.
6. Memenuhi peraturan-peraturan.
Sedangkan menurut Hasibuan, tujuan dari kompensasi, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Ikatan kerja sama
Agar terjalin ikatan kerjasama antara majikan dengan pegawai, di mana pegawai harus mengerjakan
tugas-tugasnya dengan baik, sedangkan pengusaha atau majikan wajib membayar kompensasi sesuai
dengan perjanjian.
2. Kepuasan kerja
Dengan balas jasa, pegawai akan dapat memenuhi kebutuhankebutuhan fisik, status sosial dan
egoistiknya sehingga ia memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya itu.
3. Pengadaan Efektif
Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar maka pengadaan pegawai yang berkualitas untuk
organisasi itu akan lebih mudah.
4. Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan memotivasi bawahannya cukup besar, manajemen akan lebih mudah
memotivasi bawahannya.
5. Stabilitas kerja
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal konsistensi yang kompetitif,
maka stabilitas pegawai lebih terjamin karena turn over relatif kecil.
6. Disiplin

1
Luis marnisah, Hubungan Industrial Dan Kompensasi, Cetakan pertama (Sleman, Deepublish, September
2018), hal. 103
2
Leny Leorina Evinita dkk, Peningkatan Kinerja Pelayan Publik Berdasarkan Pengembangan Karier, Kompensasi,
Dan Minat Pegawai, Cetakan Pertama (Yogyakarta, CV Bintang Semesta Media,Desember 2022), hal. 16
3
Edi Winata, Manajemen Sumber Daya Manusia Kompensasi Dalam Kinerja Karyawan, Cetakan Pertama
(Lombok Tengah NTB, Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia, Juni 2022), hal.16
Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin pegawai semakin baik, mereka akan
menyadari serta mentaati peraturan yang berlaku.
7. Pengaruh serikat buruh
Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh dapat dihindarkan dan pegawai akan
berkonsentrasi pada pekerjaannya.
8. Pengaruh Pemerintah
Jika program kompensasi itu sesuai dengan Undang-Undang Perburuhan yang berlaku (seperti batas
upah minimum), maka campur tangan pemerintah secara berlebihan dapat dihindarkan.

Bentuk-Bentuk Kompensasi
1. Kompensasi Langsung Sampai saat ini pengertian kompensasi langsung masih menumbuhkan
istilah administrasi gaji dan upah, Adapun pengertian dari kompensasi secara terpisah
diungkapkan oleh Dessler.4 Kompensasi dengan tujuan pembayaran keuangan langsung
dalam bentuk upah gaji insentif, komisi dan bonus Tapi menurut Hasibun Kompensasi
dibedakan menjadi dua macam yaitu: Kompensasi langsung yang berupa gaji, upah, dan
upah insentif, komisi dan bonus. Dari Penjelasan diatas kompensasi Langsung merupakan
Bagian dari kompensasi secara keseluruhan yang pembayarannya pada umumnya
menggunakan uang teman dan langsung terkait dengan prestasi kerja yang dapat berbentuk
gaji, upah, insentif, komisi dan bonus. Dan pengertian bentuk-bentuk kompensasi langsung
adalah:
a. Gaji
Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai konsekuensi dari
keduanya sebagai seorang karyawan yang memberikan sumbangan tenaga dan pikiran dalam
mencapai tujuan perusahaan titik dapat juga dikatakan sebagai bayar tetap yang diterima
seseorang dari keanggotaannya dalam sebuah perusahaan.
b. Upah
Upah merupakan imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada karyawan berdasarkan
jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang diberikan. Jika tidak
seperti gaji yang jumlahnya relatif tetap, Besarnya upah dapat berubah-ubah tergantung
pada keluaran dan dihasilkan.
c. Insentif/bonus
Insentif merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan karena kinerjanya
melebihi standar yang ditentukan. Insentif merupakan bentuk lain dari upah langsung diluar
upah dan gaji yang merupakan kompensasi tetap, yang disebut kompensasi berdasarkan
kinerja (Pay For Performance plan). Sedangkan dalam bukunya Ruky kompensasi langsung
diantaranya yaitu:
1) Upah/gaji pokok tunjangan tunai sebagai suplemen upah/gaji yang diterima setiap bulan
atau Minggu.
2) Tunjangan hari raya keagamaan dan gaji ke-14, 15 dst.
3) Bonus yang dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan prestasi kerja atau kinerja perusahaan.
4) Inisiatif sebagai penghargaan untuk prestasi termasuk komisi bagi tenaga penjualan
2. Kompensasi Tidak Langsung
Selain kompensasi langsung, kompensasi tidak langsung juga mempunyai peran yang tidak kalah
pentingnya untuk meningkatkan kinerja karyawan menurut Dessler yaitu semua pembayaran
keuangan tidak langsung yang diterima oleh seseorang karyawan yang melanjutkan pekerjaan
dengan perusahaan titik pembagian kompensasi tidak langsung dalam tujuan keuangan, tunjangan
hari raya, kesejahteraan karyawan Jamsostek dan pelayanan kesehatan.

4
R.S Masna Hatue dkk, Variabel intervening Mengelola Kompensasi Dan motivasi Terhadap kinerja Pegawai
Tidak Tetap, Cetakan Pertama (Malang, Rena Cipta Mandiri, 2022), hal. 121

Anda mungkin juga menyukai