Anda di halaman 1dari 31

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB IV

HASIL

A. Gambaran Perusahaan

PT. Bahtera Abadi Gas yang merupakan anak perusahaan dari PT. Super

Energy, Tbk adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri hilir

migas dengan spesifikasi usaha memproduksi dan menperdagangkan CNG,

dimana kegiatan operasionalnya dimulai dari proses pembuatan CNG sampai

dengan tahap akhir mendistribusikan kepada para customer. Dalam menjalankan

operasinya ini, PT. Bahtera Abadi Gas diperkuat dengan Keputusan Menteri

Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia nomor

324.K/10/DJM.O/2013 tentang Izin Usaha Niaga Compressed Natural Gas, serta

bersertifikat izin usaha niaga CNG nomor 05.NW.05.23.00.017.

PT. Bahtera Abadi Gas didirikan pada tanggal 22 Desember tahun 2010 dan

mulai beroperasi dengan kapasitas penuh pada bulan Maret tahun 2012. Saat ini,

PT. Bahtera Abadi Gas telah memiliki dua site plant mother station, yaitu di

Tuban dan Gresik, Jawa Timur. Dari dua station ini, kira-kira PT. Bahtera Abadi

Gas telah berkapasitas produksi mencapai 5 Mmscfd setiap hari atau sekitar lima

juta meter kubik setiap bulannya.

PT. Bahtera Abadi Gas telah bekerja sama dengan puluhan perusahaan di

berbagai macam industri di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur sebagai

pemasok kebutuhan energi utama. Pada berbagai industri, CNG digunakan

sebagai bahan bakar pengganti batu bara untuk menggerakkan berbagai macam

mesin produksi seperti boiler.commit to user


Kelebihan CNG dibanding dengan bahan bakar lain
41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42

ialah dengan harga yang relatif lebih terjangkau, namun CNG ini dinilai lebih

bersih dan tidak menimbulkan residu seperti bahan bakar yang lain, sehingga tidak

mengganggu operasional mesin yang digerakkan.

CNG didistribusikan menggunakan bejana silinder bertekanan bernama tube

skid dengan transportasi berupa truck berukuran kecil dan truck trailer. Untuk

memenuhi permintaan pasokan energi para customer, PT. Bahtera Abadi Gas telah

menyiapkan berbagai jenis dan ukuran moda transportasi pengangkut CNG. PT.

Bahtera Abadi Gas memiliki setidaknya 30 unit head truck trailer dengan 9 unit

diantaranya adalah unit sewa, 60 unit tube skid berukuran 40 feet, 10 unit

berukuran 20 feet serta 20 unit berukuran 10 feet. Jenis dan ukuran tube skid ini

disesuaikan dengan jumlah kebutuhan energi yang diminta oleh customer sesuai

dengan yang tertera pada perjanjian awal kontrak kerja sama.

B. Proses Produksi

PT. Bahtera Abadi Gas dalam menjalankan kegiatan operasional dan proses

produksinya bekerja sama dengan PT. Gasuma Federal Indonesia di bawah

naungan perusahaan yang sama, yaitu PT. Super Energy Tbk. Sumber gas alam

berupa semburan gas dari JOB Pertamina dan ladang minyak Petrochina Jawa

Timur yang menghasilkan gas alam kemudian diolah oleh PT. Gasuma Federal

Indonesia melalui pemisahan menjadi kondensat, Liquefied Petroleum Gas (LPG)

dan lean gas. Lean gas yang sebagian besar mengandung gas metana kemudian

dikirim ke PT. Bahtera Abadi Gas melalui pipa bawah tanah untuk dikompresi

dengan tekanan penyimpanan 200-240 bar pada sebuah mesin yang disebut

dengan kompresor berjenis non lubricated. Setelah melalui proses panjang


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43

lainnya, CNG disimpan di dalam bejana silinder bertekanan berupa CNG Storage

bernama tube skid yang terpasang pada moda transportasi berupa truck trailer

kemudian didistribusikan kepada customer di berbagai wilayah Jawa Timur dan

Jawa Tengah. Sesampainya di tempat customer tekanan gas tersebut diturunkan

(defueling) sampai pada tekanan operasi yang dibutuhkan masing-masing

customer dengan menggunakan PRS (Pressure Reducing System).

Di bawah ini merupakan bagan proses produksi yang terjadi di PT. Bahtera

Abadi Gas dari mulai proses pembuatan CNG hingga proses pendistribusian CNG

menggunakan tube skid dan truck trailer:

Gambar 6. Bagan Proses Produksi CNG


Sumber : PT. Bahtera Abadi Gas, 2019

C. Potensi Bahaya

PT. Bahtera Abadi Gas melaksanakan inspeksi K3 terhadap potensi bahaya

kecelakaan yang timbul di tempat kerja. Potensi bahaya yang dapat menyebabkan

kecelakaan di tempat kerja dapat berasal dari berbagai kegiatan atau aktivitas

dalam pelaksanaan operasi atau juga berasal dari proses kerja.

Tahap akhir proses produksi CNG adalah tahap pendistribusian CNG kepada

customer menggunakan tube skid dan moda transportasi truck trailer. Tahap ini

tentu tidak luput dari potensi bahaya. Potensi bahaya tersebut bisa berasal dari

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44

komponen-komponen pada tube skid dan truck trailer yang mungkin berada

dalam kondisi yang tidak aman.

PT. Bahtera Abadi Gas sudah melakukan identifikasi potensi bahaya terhadap

penggunaan tube skid dan truck trailer, namun hasil identifikasi potensi bahaya

tersebut belum terdokumentasi. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang

dilakukan penulis kepada pihak HSE, terdapat beberapa potensi bahaya dari

penggunaan tube skid dan truck trailer. Adapun potensi bahaya yang dapat terjadi

pada penggunaan tube skid dan truck trailer di PT. Bahtera Abadi Gas adalah

sebagai berikut:

1. Kebocoran Gas

Kebocoran yaitu pelepasan suatu zat dari tempat penyimpanan karena

adanya lubang atau retakan. Potensi bahaya kebocoran gas dapat terjadi

apabila tube skid dan komponen lain seperti valve berada dalam kondisi yang

tidak baik dan tidak dilakukan pemeriksaan sebelum maupun sesudah

pengisian CNG. Selain itu tube skid dan truck trailer banyak mengalami

vibrasi atau getaran di jalan raya dalam perjalanan menuju customer. Hal

tersebut terkadang dapat membuat connector-connector pada pipa-pipa tube

skid kendor dan terjadi kebocoran gas.

2. Ledakan dan Kebakaran

CNG merupakan gas yang memiliki karakter tidak berbau dan sangat

mudah menyala. CNG memiliki kandungan utama gas metana. Gas metana

pada tekanan tertentu ketika terjadi kontak dengan sumber atau percikan api

dapat memicu ledakan dan mengakibatkan kebakaran. Apabila terjadi


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45

kebocoran gas akibat tidak adanya pemeriksaan terhadap komponen-

komponen pada tube skid dan truck trailer, maka hal tersebut dapat berpotensi

menimbulkan ledakan dan kebakaran. Dalam hal mengantisipasi terjadinya

ledakan dan kebakaran akibat kebocoran gas, maka setiap armada harus

dilengkapi dengan fasilitas tanggap darurat seperti APAR dan kotak P3K.

3. Terpapar Gas

Kebocoran gas juga dapat berpotensi menyebabkan driver atau orang-

orang di sekitar tempat terjadinya kebocoran menjadi terpapar gas. Gas

metana dalam konsentrasi yang tinggi dapat menimbulkan gangguan pada

kesehatan manusia, salah satunya gangguan pernapasan. Efek akut dari

terpapar gas metana adalah asfiksia atau kekurangan oksigen. Gejala yang

bisa ditimbulkan dari kekurangan oksigen ini antara lain napas menjadi cepat,

denyut nadi meningkat, mual, muntah, hilang kesadaran, gagal napas dan

yang paling fatal adalah hingga menyebabkan kematian.

4. Kecelakaan Lalu Lintas

Potensi bahaya kecelakaan lalu lintas meliputi tertabrak dan menabrak.

Potensi bahaya ini banyak terjadi dalam proses pendistribusian CNG kepada

customer. Banyak faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas

terjadi, salah satunya adalah akibat kerusakan komponen pada armada seperti

rem blong atau lampu tidak dapat menyala sehingga pada malam hari jarak

pandang driver menjadi terbatas. Potensi bahaya bukan hanya berasal dari

tube skid dan truck trailer, melainkan juga berasal dari kendaraan-kendaraan

lain yang ada di jalan raya.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46

5. Terlindas

Dapat terjadi apabila sebagian komponen truck trailer dalam keadaan

rusak namun masih dioperasikan. Contohnya adalah ketika tidak dilakukan

pemeriksaan pada rem dan ternyata kondisi rem pada chasis truck trailer

sedang rusak. Hal tersebut dapat berpotensi menyebabkan truck mengalami

rem blong dan dapat melukai tenaga kerja yang sedang beraktivitas di sekitar

truck trailer.

6. Terguling

Bahwasanya karena terdapat berbagai macam kondisi dan kontur jalan

raya yang dilewati tube skid dan truck trailer dalam perjalanan menuju

customer, hal tersebut dapat menjadi potensi bahaya truck terguling. Selain

itu kondisi ban yang tidak diperiksa sebelum pemberangkatan truck juga

dapat menjadi pemicu truck trailer terguling, misalnya ketika ban berada

dalam kondisi kempes atau halus sehingga dapat menyebabkan ban

mengalami bocor dan truck menjadi terguling.

D. Upaya Pengendalian

Berdasarkan hasil identifikasi potensi bahaya terhadap penggunaan tube skid

dan truck trailer maka perlu adanya upaya pengendalian terhadap potensi bahaya

yang ada. Upaya pengendalian yang telah dilakukan PT. Bahtera Abadi Gas

adalah sebagai berikut:

1. Dilakukan pengawasan pada penggunaan tube skid dan truck trailer, yaitu

pada saat proses pengisian CNG.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47

2. Dilakukan perawatan seperti service berkala dan perbaikan tube skid dan

truck trailer.

3. Safety induction untuk bagian transporter meliputi driver dan manufer.

4. Dilakukan inspeksi atau pemeriksaan terhadap tube skid dan truck trailer

yang akan digunakan.

5. Penyediaan APD seperti safety helm, safety shoes, masker dan lain-lain untuk

tenaga kerja pada saat melakukan pemeriksaan pada tube skid dan truck

trailer.

E. Pelaksanaan Inspeksi Tube Skid dan Truck Trailer

PT. Bahtera Abadi Gas berkomitmen pada keselamatan dan kesehatan kerja

serta pengelolaan lingkungan hidup dalam kegiatan operasionalnya. Dalam

rangka mendukung hal tersebut maka PT. Bahtera Abadi Gas melakukan program

keselamatan dan kesehatan kerja, salah satunya dengan melaksanakan inspeksi

moda transportasi pengangkut CNG. PT. Bahtera Abadi Gas memiliki 3 jenis

kapasitas tube skid, yaitu 10 feet, 20 feet dan 40 feet. Ukuran tube skid 10 feet

adalah Nominal Pipe Size (NPS) 10”. Ukuran tube skid 20 feet adalah NPS 10”,

sedangkan untuk 40 feet adalah NPS 12”. Perbedaan 10 feet dengan 20 dan 40 feet

adalah moda transportasinya. 10 feet menggunakan truck berukuran kecil

sedangkan 20 dan 40 feet menggunakan truck trailer. Namun dalam penulisan

laporan ini hanya difokuskan pada pelaksanaan inspeksi tube skid dan truck trailer

(20 dan 40 feet). Hasil penelitian yang diperoleh berkaitan dengan pelaksanaan

inspeksi tube skid dan truck trailer di PT. Bahtera Abadi Gas Tuban adalah

sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48

1. Petugas Inspeksi atau Inspektor

PT. Bahtera Abadi Gas telah melakukan inspeksi K3 pada tube skid dan

truck trailer yang dilaksanakan oleh internal perusahaan, yaitu staff HSE

dengan bantuan departemen transporter dan departemen maintenance. HSE

bertanggung jawab untuk memastikan bahwa proses pemeriksaan tube skid

dan truck trailer berjalan dalam kondisi aman. Departemen transporter

bertanggung jawab untuk menjaga semua equipment (peralatan dan spare

part) serta kelengkapan pada truck trailer berada dalam kondisi safety

operation atau kondisi aman dan layak operasi. Kemudian departemen

maintenance bertanggung jawab untuk menjaga semua equipment (peralatan

dan spare part) pada tube skid dalam kondisi aman dan layak operasi. Setelah

itu pada akhir proses inspeksi, HSE berperan untuk melaporkan semua hasil

pemeriksaan dan pencatatan serta semua ketidaksesuaian yang terjadi selama

proses pemeriksaan tube skid dan head truck kepada pengurus perusahaan.

2. Tugas Tim Inspektor

Tim inspektor mempunyai beberapa tugas yang telah ditetapkan oleh

perusahaan dalam melaksanakan inspeksi K3 antara lain:

a. Melaksanakan inspeksi secara objektif ke tempat kerja

b. Mencari temuan-temuan yang berada di lapangan

c. Melaporkan temuan kepada departemen transporter dan pihak terkait

lainnya

d. Memberikan rekomendasi dan saran kepada departemen atau pihak yang

terkait dengan tindakan korektif yang akan dilakukan.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49

3. Jadwal Pelaksanaan Inspeksi

Inspeksi terencana pada penggunaan tube skid dan truck trailer di PT.

Bahtera Abadi Gas rutin dilaksanakan setiap hari, yaitu setiap saat sebelum

dan sesudah pengisian CNG dari fillpost ke dalam tube skid dan truck trailer.

Inspeksi ini dilakukan guna mencapai dan meningkatkan kinerja pelaksanaan

aspek-aspek operasi, keselamatan, pengukuran, perhitungan, sesuai kaidah

yang berlaku, melalui upaya jaminan kehandalan operasi peralatan serta

pencegahan dan pengendalian dampak kecelakaan kerja dan kerusakan

peralatan. Selain itu juga untuk melakukan pengawasan terhadap armada

transportasi, meliputi kelayakan dan kelengkapan head truck dan tube trailer

yang menyangkut aspek keselamatan, keamanan dan kelancaran proses

transportasi sampai penerimaan CNG di lokasi customer.

4. Pelaksanaan Inspeksi Terencana

Setiap pelaksanaan inspeksi seluruh anggota tim inspeksi wajib

menggunakan checklist yang sudah tersedia dan melengkapinya sesuai

petunjuk pengisian checklist, sehingga mempermudah pelaksanaan inspeksi.

Hasil inspeksi tersebut langsung dikomunikasikan dengan satuan kerja atau

departemen yang terkait untuk segera ditanggapi dan dilakukan tindakan

korektif.

Kegiatan inspeksi di PT. Bahtera Abadi Gas merupakan suatu rangkaian

kegiatan yang utuh, yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50

a. Tahap Persiapan

Kegiatan inspeksi yang dilakukan terhadap tube skid dan truck trailer

merupakan kegiatan yang sudah direncanakan dan menjadi salah satu

program kebijakan K3 yang telah dibicarakan antara pihak manajemen,

tim inspektor dan juga para tenaga kerja yang berkaitan dengan tube skid

dan truck trailer. Adapun pada tahap persiapan ini, tim inspektor di

perusahaan sudah membekali diri dengan beberapa perlengkapan

penunjang kegiatan inspeksi, seperti di bawah ini:

1) Peralatan Administrasi

Checklist inspeksi berisi tentang bagian-bagian tube skid dan

truck trailer yang akan dijadikan objek inspeksi terencana. Checklist

ini berupa form yang berisi poin-poin ketentuan yang harus

terpenuhi pada tube skid dan truck trailer sebagai pedoman

kelayakan operasional. Selain itu di samping daftar objek inspeksi

terdapat baris kosong yang berfungsi untuk menulis hasil temuan

berupa penyimpangan dan kondisi-kondisi tidak standar pada

komponen. Kemudian pada bagian bawah form juga terdapat kolom

kosong yang berfungsi untuk menulis catatan dan rekomendasi dari

tim inspektor apabila diperlukan tindakan korektif yang harus

dilaksanakan oleh penanggung jawab atau pihak terkait lainnya.

Pada bagian akhir form terdapat kesimpulan apakah unit dalam

kondisi layak operasi, tidak boleh dioperasikan ataupun boleh

dioperasikan namun dengan catatan. Form checklist inspeksi ini


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51

ditandatangani oleh pihak teknisi, departemen transporter dan

diketahui oleh HSE inspektor. Form checklist inspeksi tube skid dan

truck trailer dapat dilihat pada lampiran 2.

2) Alat Pelindung Diri (APD)

Dalam pelaksanaan inspeksi terencana di PT. Bahtera Abadi

Gas, inspektor diwajibkan memakai alat pelindung diri sesuai

kondisi area kerja. Alat pelindung diri yang digunakan tim inspektor

pada saat melakukan kegiatan inspeksi tube skid dan truck trailer

adalah sebagai berikut:

a) Pakaian kerja

b) Safety helm

c) Safety shoes

d) Respirator atau masker

e) Safety gloves

3) Perlengkapan pendukung lain

Perlengkapan pendukung yang dimaksud seperti alat tulis dan

kamera sebagai alat dokumentasi, alat penyemprot berisi cairan

sabun untuk melakukan bubble test serta senter dan tool kit sebagai

alat pelengkap.

b. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan inspeksi tube skid dan truck trailer di PT.

Bahtera Abadi Gas ini, tim inspektor melakukan pengamatan secara

langsung terhadap semua aktivitas di tempat kerja yang berhubungan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52

dengan penggunaan tube skid dan truck trailer. Apabila ditemukan

terdapat kondisi yang tidak aman serta tidak sesuai prosedur atau yang

berpotensi menimbulkan kecelakaan, maka inspektor harus mencatat di

form laporan hasil inspeksi. Objek inspeksi K3 pada tube skid dan truck

trailer disesuaikan dengan checklist yang sudah disediakan. Inspeksi

dikhususkan untuk mengidentifikasi kondisi-kondisi komponen tube skid

dan truck trailer, yaitu meliputi:

1) Tube skid

Inspeksi komponen pada tube skid bertujuan agar komponen-

komponen tersebut selalu dalam kondisi yang baik, aman dan layak

dioperasikan. Inspeksi komponen pada tube skid meliputi: female

connector main tube cylinder, pressure gauge, thermometer gauge,

coupler, main valve, valve draine, tube/cylinder, bantalan pengaman

tube, pintu belakang tube, dan lain sebagainya.

2) Head truck

Inspeksi komponen pada head truck bertujuan agar komponen-

komponen tersebut selalu dalam kondisi yang baik, aman dan layak

dioperasikan. Inspeksi komponen pada head truck meliputi: kondisi

ban, kondisi tekanan ban, baut roda, rem, speedometer, lampu

utama, lampu seinz, lampu rotary, klakson dan juga kebersihan di

dalam unit.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53

3) Kelengkapan Head truck

Inspeksi kelengkapan head truck bertujuan agar kelengkapan

tersebut selalu dalam kondisi yang baik dan siap dipakai jika

sewaktu-waktu perlu digunakan. Inspeksi kelengkapan pada head

truck meliputi: safety cone atau segitiga pengaman, Alat Pemadam

Api Ringan (APAR), stopper roda dan kotak obat P3K/ first aid.

4) Chasis Trailer

Inspeksi komponen pada Chasis Trailer bertujuan agar

komponen-komponen tersebut selalu dalam kondisi yang baik, aman

dan layak dioperasikan. Inspeksi komponen pada Chasis Trailer

meliputi: kondisi ban, kondisi tekanan ban, baut roda, kondisi rem,

kondisi kaki gajah atau tumpuan, kondisi lampu dan ban cadangan.

Pada tahap pelaksanaan inspeksi ini, perusahaan telah menetapkan

beberapa prosedur yang harus dilakukan pada saat kegiatan inspeksi tube

skid dan truck trailer. Prosedur ini termaktub dalam dokumen SOP

Pemeriksaan Tube Trailer. Dimana dalam dokumen tersebut juga

dicantumkan bagaimana syarat-syarat standar komponen pada tube skid

dan truck trailer yang dianggap layak untuk dioperasikan. Adapun SOP

pemeriksaan tube trailer ini dapat dilihat pada lampiran 3.

Adapun hasil inspeksi yang dilaksanakan oleh tim inspektor bersama

penulis terhadap 13 unit tube skid dan truck trailer sesudah pengisian

CNG pada hari Jumat tanggal 22 Maret 2019 adalah sebagai berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54

Tabel 2. Daftar Hasil Inspeksi Tube Skid dan Truck Trailer


Kondisi
Objek Jumlah
No Tidak
Inspeksi Baik/Bersih Total
Baik/Kotor
A. Tube Skid
1. Female Connector 13 0 13
Main Tube Cylinder
2. Female Connector 13 0 13
Drain Cylinder
3. Pressure Gauge 12 1 13
4. Thermometer Gauge 9 4 13
5. Coupler 13 0 13
6. Main Valve 13 0 13
7. Main Valve Draine 13 0 13
8. Valve Cylinder 8 5 13
9. Support Main Tube 11 2 13
10. VCO / Connector 13 0 13
Valve
11. Valve Draine 13 0 13
12. Nut Burst Disc 12 1 13
13. U Bolt Support Burst 13 0 13
Tube
14. Mounting Bracket 8 5 13
Cylinder
15. Tube/ Cylinder 10 3 13
16. Bantalan Pengaman 8 5 13
Cylinder
17. Pintu Belakang Tube 10 3 13
Skid
18. Male Grounding 13 0 13
B. Head Truck
1. Kondisi Ban 11 2 13
2. Kondisi Tekanan 13 0 13
Ban
3. Baut Roda 10 3 13
4. Rem 13 0 13
5. Speedo Meter 13 0 13
6. Lampu Utama 13 0 13
Bersambung…..
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55

Sambungan…..
7. Main Valve Draine 13 0 13
8. Valve Cylinder 8 5 13
9. Support Main Tube 11 2 13
10. VCO / Connector
13 0 13
Valve
11. Valve Draine 13 0 13
12. Nut Burst Disc 12 1 13
13. U Bolt Support Burst
13 0 13
Tube
14. Mounting Bracket 8 5 13
Cylinder
15. Tube/ Cylinder 10 3 13
16. Bantalan Pengaman 8 5 13
Cylinder
17. Pintu Belakang Tube 10 3 13
Skid
18. Male Grounding 13 0 13
B. Head Truck
1. Kondisi Ban 11 2 13
2. Kondisi Tekanan Ban 13 0 13
3. Baut Roda 10 3 13
4. Rem 13 0 13
5. Speedo Meter 13 0 13
6. Lampu Utama 13 0 13
7. Lampu Seinz 12 1 13
8. Lampu Rotary 13 0 13
9. Klakson 13 0 13
10. Kebersihan Unit 11 2 13
C. Kelengkapan Head Truck
1. Safety Cone/ Segitiga
12 1 13
Safety
2. APAR 11 2 13
3. Stopper Roda 12 1 13
4. Kotak Obat/ P3K 6 7 13
Bersambung…..

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56

Sambungan…..
D. Chasis Trailer
1. Connector Chasis 13 0 13
2. Kondisi Kaki Gajah 13 0 13
3. Kondisi Ban 10 3 13
4. Kondisi Tekanan Ban 12 1 13
5. Baut Roda 9 4 13
6. Kondisi Rem 13 0 13
7. Lampu 11 2 13
8. Lampu Seinz 11 2 13
9. Ban Cadangan 2 11 13
Sumber : Hasil Inspeksi terhadap 13 unit Tube Skid dan Truck Trailer di
PT. Bahtera Abadi Gas pada tanggal 22 Maret 2019.

Adapun daftar penyimpangan atau kerusakan komponen pada tube

skid dan truck trailer yang ditemukan pada kegiatan inspeksi pada hari

Jumat tanggal 22 Maret 2019 adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Daftar Temuan Inspeksi Tube Skid dan Truck Trailer


No Kode No Polisi Hasil Kesimpulan
Tube Skid Truck Temuan
1. TS-TB 003 L 9586 UI Thermometer Gauge Dapat
kondisi rusak, mounting dioperasional
bracket cylinder kendor, kan dengan
pintu belakang tube skid catatan sesuai
berkarat, dua baut roda rekomendasi
chasis sebelah kanan tindakan
lepas, kabel lampu korektif
chasis tidak rapi, ban
cadangan dalam kondisi
cacat.
2. TS-TB 009 S 9302 UH Thermometer Gauge Dapat
tidak akurat, satu dioperasional
support main tube lepas, kan dengan
kondisi ban kanan dan catatan sesuai
kiri masing-masing satu rekomendasi
buah halus, tiga baut tindakan
kanan dan empat baut korektif
Bersambung…..

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57

Sambungan…..
kiri ban chasis lepas, ban
cadangan dalam kondisi
cacat.
3. TS-TB 011 S 8519 UH Thermometer Gauge Dapat
Error, tabung nomor dioperasional
satu berputar, pintu kan dengan
belakang tube skid catatan sesuai
berkarat, kabel lampu rekomendasi
seinz chasis tidak rapi tindakan
dan tidak diisolator korektif
dengan baik, ban
cadangan dalam kondisi
halus, kotak P3K
kosong, unit head truck
dalam keadaan kurang
bersih.
4. TS-TB 016 S 9491 UH Thermometer Gauge Dapat
tidak akurat, valve nomor dioperasional
satu tagging, pintu kan dengan
belakang tube skid sebelah catatan sesuai
kiri bengkok dan berkarat, rekomendasi
dua ban chasis sebelah tindakan
kanan halus, ban cadangan korektif
kondisi halus.
5. TS-TB 021 S 8518 UH Valve nomor tiga Dapat
tagging, mounting dioperasional
bracket kendor, stopper kan dengan
roda rusak, bantalan catatan sesuai
pengaman rusak, satu rekomendasi
baut roda chasis sebelah tindakan
kiri lepas, ban cadangan korektif
halus. Kotak P3K
kosong.
6. TS-TB 025 S 8504 UH Valve nomor dua Dapat
tagging, tabung nomor 4 dioperasional
dan 5 berputar, kondisi kan dengan
satu ban kanan dan kiri catatan sesuai
halus, ban cadangan rekomendasi
halus, posisi APAR sulit tindakan
dijangkau. korektif
Bersambung…..

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58

Sambungan…..
7. TS-TB 026 S 9456 UH Mounting Bracket dalam Layak untuk
kondisi kendor, bantalan dioperasional
pengaman tube rusak, kan
ban cadangan halus,
kotak P3K kosong, unit
head truck dalam kondisi
kurang bersih.
8. TS-TB 027 S 9461 UH Valve nomor 6 tagging, Dapat
bagian bawah tube skid dioperasional
berkarat dan keropos, kan dengan
bantalan pengaman catatan sesuai
rusak, kaca lampu seinz rekomendasi
buram, ban cadangan tindakan
cacat. korektif
9. TS-TB 028 S 8526 UH Valve nomor tiga Dapat
tagging, mounting dioperasional
bracket kendor, bantalan kan dengan
pengaman rusak, dua catatan sesuai
buah ban chasis kiri rekomendasi
cacat, satu baut roda tindakan
kanan chasis lepas ban korektif
cadangan halus, isi
kotbak P3K habis.
10. TS-TB 030 S 8517 UH Nut Burst Disc kendor, Layak untuk
bantalan pengaman dioperasional
rusak, satu baut roda kan
kanan dan dua baut roda
chasis kiri lepas, isi
kotak P3K habis, unit
head truck kotor.
11. TS-TB 036 S 9524 UH Kondisi satu ban chasis Layak untuk
kiri kempes, satu baut dioperasional
roda chasis kanan lepas, kan
ban cadangan dalam
kondisi kempes, isi
kotak P3K habis, APAR
habis masa berlaku.
Bersambung…..

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59

Sambungan…..
12. TS-TB 051 L 9588 UI Mounting Bracket dalam Dapat
kondisi kendor, kotak dioperasional
P3K kosong, kaca lampu kan dengan
utama dan lampu seinz catatan sesuai
chasis trailer sebelah rekomendasi
kanan pecah tindakan
korektif
13. TS-TB 058 L 9583 UI Pressure Gauge Error, Dapat
support main tube lepas, dioperasional
kondisi tiga ban chasis kan dengan
trailer tipis, satu baut catatan sesuai
roda kanan lepas, ban rekomendasi
cadangan halus, safety tindakan
cone tidak ada. korektif
Sumber : Hasil Inspeksi terhadap 13 unit Tube Skid dan Truck Trailer
di PT. Bahtera Abadi Gas pada tanggal 22 Maret 2019.

Adapun untuk penjelasan hasil temuan komponen-komponen pada

tube skid dan truck trailer di atas adalah sebagai berikut:

1) Thermometer Gauge

Dari hasil inspeksi yang telah dilakukan terhadap 13 unit tube

skid dan truck trailer, didapatkan temuan sebanyak empat

Thermometer Gauge dalam kondisi yang tidak baik, seperti

kerusakan pada jarum indikator dan error atau tidak akurat.

Thermometer Gauge merupakan salah satu indikator krusial dalam

proses pengisian CNG ke dalam tube skid. Fungsi komponen ini

digunakan untuk mengukur dan mengetahui temperatur. Satuan

ukurnya adalah derajat Celcius (oC) atau derajat Fahrenheit (oF).

Pengaplikasian thermometer gauge biasanya ketika membuka aliran

dari pipa bersuhu tinggi menuju pipa bersuhu rendah atau

commit
sebaliknya. Suhu keduatopipa
user harus disamakan dengan membuka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60

valve sedikit demi sedikit untuk menghindari guncangan yang

diakibatkan oleh bertemunya suhu panas dengan suhu dingin yang

dapat mengakibatkan pecahnya pipa atau valve. Namun demikian,

PT. Bahtera Abadi Gas memiliki sebuah alat dengan fungsi yang

sama bernama shotgun thermometer yang dapat digunakan

sementara apabila thermometer gauge mengalami kerusakan.

2) Pressure Gauge

Dari hasil inspeksi yang telah dilakukan terhadap 13 unit tube

skid dan truck trailer, didapatkan temuan sebanyak satu Pressure

gauge dalam kondisi yang tidak baik. Pressure gauge berfungsi

sebagai alat ukur tekanan. Dipasang pada pipa, tangki,

atau separator untuk mengukur/ membaca nilai tekanan proses.

Nilai satuan ukur yang biasa dipakai di lapangan

adalah psi (pound/in2). Saat membuka/ menutup sebuah kerangan

(valve), pastikan ketahui nilai tekanan dari proses agar terhindar dari

kecelakaan kerja. Dan jika ingin hendak melakukan pengosongan

(bleeding) tube atau valve, pastikan pressure gauge harus

menunjukkan nilai 0 psi, sebelum meneruskan pekerjaan membuka

tube atau valve tersebut. Biasanya kerusakan komponen terjadi

karena sudah waktunya dilakukan kalibrasi ulang atau jarum

indikator patah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61

3) Mounting Bracket Cylinder

Dari hasil inspeksi yang telah dilakukan terhadap 13 unit tube

skid dan truck trailer, didapatkan temuan sebanyak lima Mounting

Bracket Cylinder dalam kondisi yang tidak baik, yaitu kendor.

Mounting Bracket Cylinder adalah pengikat yang ada pada tube skid.

Mounting Bracket Cylinder ini biasanya terbuat dari karet yang

sangat kuat, kencang namun juga elastis menyesuaikan tube yang

diikat. Biasanya kerusakan terjadi karena komponen ini telah lama

digunakan dan tidak pernah dilakukan penggantian sehingga karet

menjadi kendor.

4) Baut Roda

Dari hasil inspeksi yang telah dilakukan terhadap 13 unit tube

skid dan truck trailer, didapatkan temuan sebanyak tujuh armada

dengan permasalahan baut roda yang lepas. Tiga diantaranya

masalah pada head trucknya sedangkan empat lainnya pada chasis

trailernya. Hasil temuan inspeksi menunjukkan bahwa sebagian

besar masalah yang terjadi pada komponen ini adalah tidak

lengkapnya baut roda pada chasis trailer. Hal ini biasanya

disebabkan karena pemasangan kurang kencang sehingga terkadang

baut roda terlepas atau hilang di dalam perjalanan.

5) Lampu

Dari hasil inspeksi yang telah dilakukan terhadap 13 unit tube

skid dan truck trailer, didapatkan temuan sebanyak empat unit


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62

mengalami permasalahan pada lampu. Diantaranya permasalahan

kaca lampu seinz yang buram, kaca lampu pecah, kabel lampu tidak

rapi dan tidak diberi isolator yang baik. Lampu merupakan salah satu

komponen penting bagi sebuah kendaraan bermotor, termasuk pada

truck trailer.

6) Ban

Dari hasil inspeksi yang telah dilakukan terhadap 13 unit tube

skid dan truck trailer, didapatkan temuan sebanyak enam armada

memiliki beberapa kondisi ban utama yang tidak baik, seperti ban

halus, ban tipis dan tekanan ban kurang atau kempes. Ban

merupakan komponen yang penting bagi sebuah kendaraan

bermotor, termasuk truck trailer. Apabila ban utama yang sedang

digunakan dalam kondisi yang tidak aman, maka dapat

mengakibatkan timbulnya potensi bahaya kecelakaan kerja, seperti

pecah ban dan terguling yang dapat merugikan perusahaan dan

pengguna jalan yang lain.

7) Ban Cadangan

Dari hasil inspeksi yang telah dilakukan terhadap 13 unit tube

skid dan truck trailer, didapatkan temuan sebanyak 11 unit memiliki

ban cadangan dalam kondisi buruk atau cacat. Hal ini biasanya

disebabkan karena kurang kepedulian driver terhadap komponen

ban cadangan, karena dianggap tidak terlalu dibutuhkan dengan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63

alasan selama ini jarang terjadi insiden yang menyebabkan ban

utama harus mengalami penggantian di perjalanan.

8) Kotak P3K

Dari hasil inspeksi yang telah dilakukan terhadap 13 unit tube

skid dan truck trailer, didapatkan temuan sebanyak tujuh unit

armada dengan kondisi kotak P3K yang tidak sesuai standar,

diantaranya isi kotak P3K berupa obat-obatan telah habis, kosong,

dan lain sebagainya. Hal ini biasanya dikarenakan sikap kurang

peduli dari driver yang membawa unit dan kurangnya partisipasi

driver untuk melaporkan kepada pihak yang berwenang apabila

kotak P3K telah kosong.

9) Stopper Roda

Dari hasil inspeksi yang telah dilakukan terhadap 13 unit tube

skid dan truck trailer, didapatkan temuan sebanyak satu unit dengan

stopper roda dalam kondisi yang rusak. Fungsi stopper roda ini

adalah untuk mengganjal roda chasis atau head truck trailer.

Meskipun dinilai kurang penting, namun stopper roda harus tetap

ada guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

10) APAR

Dari hasil inspeksi yang telah dilakukan terhadap 13 unit tube

skid dan truck trailer, didapatkan temuan sebanyak dua unit yang

bermasalah pada APAR. Alasan adanya APAR adalah untuk

mengantisipasi jika terjadi ledakan dan kebakaran mengingat potensi


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64

bahaya ini cukup tinggi apabila terjadi insiden kebocoran gas pada

tube skid. Masalah yang terjadi pada temuan ini adalah satu armada

memiliki APAR yang sudah kedaluwarsa atau harus dilakukan

pengisian ulang. Hal ini terjadi karena sikap ketidakpedulian dan

kurang partisipasi dari driver untuk segera melapor kepada pihak

yang berwenang apabila mengetahui APAR sudah habis masa

berlakunya. Masalah yang kedua adalah pada satu armada yang lain,

penempatan APAR sulit dijangkau dan diambil. Saat dikonfirmasi

dengan sejumlah driver, alasan penempatan yang sulit ini karena

apabila APAR diletakkan di tempat yang mudah dijangkau

dikhawatirkan APAR akan mudah dicuri orang di jalan.

11) Safety Cone

Dari hasil inspeksi yang telah dilakukan terhadap 13 unit tube

skid dan truck trailer, didapatkan temuan sebanyak satu unit yang

tidak memiliki safety cone sebagai komponen pelengkap. Safety

cone atau segitiga pengaman ini digunakan untuk memberi tanda

pada pengguna jalan lain, apabila sedang terjadi masalah pada truck

trailer. Temuan ini biasanya terjadi karena keberadaan safety cone

ini terkadang kurang diperhatikan oleh driver.

12) Kebersihan Head Truck

Dari hasil inspeksi yang telah dilakukan terhadap 13 unit tube

skid dan truck trailer, didapatkan temuan sebanyak dua unit head

truck trailer dalam kondisi yang kurang bersih. Hal ini biasanya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65

terjadi karena kesadaran driver akan kebersihan lingkungan kerja

masih sangat kurang. Driver menganggap bahwa sampah-sampah

makanan atau minuman yang ada di head truck ini tidak terlalu

mengganggu dan tidak berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja.

c. Tahap Pengembangan Upaya Perbaikan

Pada saat pelaksanaan inspeksi dan apabila ditemukan

ketidaksesuaian atau masalah, maka tim inspektor dengan segera

melakukan tindakan perbaikan sementara untuk temuan-temuan yang

sekiranya dapat langsung diperbaiki. Misalnya saat menemukan kondisi

head truck yang kotor atau terdapat sampah di dalam head truck, maka

tim inspektor segera melakukan tindakan seperti mengambil dan

membuang sampah tersebut ke tempat sampah yang tersedia. Contoh lain

ketika teknisi menemukan baut roda yang sedikit kendor, maka teknisi

akan segera mengencangkan baut roda tersebut dengan tool kit yang

dibawanya.

Kemudian setelah dilakukan observasi dan pemeriksaan terhadap

keseluruhan kondisi fisik tube skid dan truck trailer, maka hal

selanjutnya yang dilakukan adalah pemberian rekomendasi atas hasil

temuan-temuan yang didapatkan. Dalam proses ini dilakukan dengan

mencermati dan membandingkan fakta yang ada di lapangan dengan

beberapa hal sebagai berikut:

1) Catatan serta laporan inspeksi sebelumnya.

2) Catatan terjadinya insiden sebelumnya.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66

3) Standar layak operasi mengenai tube skid dan truck trailer dari

bagian teknisi perusahaan. Standar layak ini sebagian telah

tercantum dalam dokumen standar operasional prosedur

pemeriksaan tube trailer.

4) Referensi teknik, peraturan serta perundang-undangan yang berlaku.

Dari temuan yang didapatkan pada saat kegiatan inspeksi tube skid

dan truck trailer, maka tim inspektor membuat daftar rekomendasi

tindakan perbaikan untuk kemudian diserahkan kepada penanggung

jawab sesuai dengan tindakan yang harus dilakukan.

d. Tindak Lanjut

Dalam pelaksanaan inspeksi terhadap tube skid dan truck trailer di

PT. Bahtera Abadi Gas, maka didapatkan beberapa temuan

penyimpangan pada masing-masing unit kemudian diberi rekomendasi

untuk tindakan perbaikan yang dicantumkan dalam form checklist oleh

Departemen HSE.

Adapun daftar rekomendasi atas temuan-temuan di atas adalah

sebagai berikut:

Tabel 4. Daftar Rekomendasi Tindakan Korektif


Kode No Polisi
No Rekomemdasi
Tube Skid Truck
1. TS-TB 003 L 9586 UI Lakukan perbaikan pada
thermometer gauge mounting
bracket yang kendor harus
dikencangkan, lengkapi baut roda
pada chasis, rapikan kabel lampu
chasis
Bersambung…..
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67

Sambungan…..
2. TS-TB 009 S 9302 UH Kalibrasi ulang thermometer
gauge, lakukan pemasangan
support main tube, ganti ban
yang sudah tidak layak pakai dan
lengkapi baut roda yang hilang.
3. TS TB 011 S 8519 UH Kalibrasi ulang thermometer
gauge, kencangkan baut utama
pada tube, rapikan kabel
electrical lampu seinz dan
lindungi kabel dengan isolator
yang baik supaya tidak timbul
percikan yang dapat
membahayakan,. ganti ban
cadangan dengan yang lebih
baik, agar siap digunakan
sewaktu dibutuhkan, periksa isi
kotak P3K secara berkala dan
lengkapi dengan obat-obatan
yang sesuai, kebanan unit mohon
diperhatikan
4. TS-TB 016 S 9491 UH Kalibrasi ulang thermometer
gauge, jangan buka valve
cylinder nomor satu, lakukan
penggantian pada ban yang sudah
tidak layak, jika memungkinkan
ganti ban cadangan dengan yang
lebih baik,
5. TS-TB 021 S 8518 UH Valve cylinder nomor tiga jangan
dibuka karena tidak diisi,
mounting bracket yang kendor
harus dikencangkan, perbaiki
atau ganti stopper roda, perbaiki
bantalan tube, lengkapi baut roda
yang tidak ada, isi ulang kotak
P3K dengan obat-obatan yang
sesuai, jika memungkinkan ganti
ban cadangan.
Bersambung…..
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68

Sambungan…..
6. TS-TB 025 S 8504 UH Jangan buka valve cylinder
nomor dua, kencangkan baut
utama pada tube, gani ban yang
sudah tidak layak pakai, jika
memungkinkan ganti ban
caadangan yang ada, pindah dan
pasang APAR pada posisi yang
mudah dijangkau.
7. TS TB 026 S 8456 UH Mounting Bracket yang kendor
harus dikencangkan, perbaiki
bantalan pengaman tube, jika
memungkinkan ganti ban
cadangan dengan yang lebih baik
kondisinya, lengkapi isi kotak
P3K, mohon jaga kebersihan unit
head truck.
8. TS-TB 027 S 9461 UH Jangan buka valve cylinder
nomor enam, jika
memungkinkan lakukan
pembersihan karat bawah tube
skid, perbaiki bantalan
pengaman, bersihkan kaca lampu
seinz yang buram, ganti ban
cadangan dengan yang lebih baik
9. TS-TB 028 S 8526 UH Valve cylinder nomor tiga jangan
dibuka karena tidak diisi,
mounting bracket yang kendor
harus dikencangkan, perbaiki
bantalan tube, lengkapi baut roda
yang tidak ada, ganti ban yang
sudah tidak layak pakai, isi ulang
kotak P3K dengan obat-obatan
yang sesuai, Dan jika
memungkinkan ganti ban
cadangan.
Bersambung…..

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69

Sambungan…..
10. TS-TB 030 S 8517 UH Kencangkan Nut Burst Disc yang
kendor, perbaiki bantalan
pengaman tube, mohon lengkapi
baut roda chasis yang tidak ada,
isi ulang kotak P3K dengan obat-
obatan yang sesuai, mohon jaga
kebersihan unit head truck.
11. TS TB 036 S 9524 UH Tambah tekanan untuk ban
chasis yang kempes, lengkapi
baut roda yang lepas, ban
cadangan usahakan dalm kondisi
yang baik, isi ulang kotak P3K
dengan obat-obatan yang sesuai,
lakukan pengisian ulang untuk
APAR.
12. TS-TB 051 L 9588 UI Kencangkan Mounting Bracket
yang kendor, isi ulang kotak P3K
dengan obat-obatan yang sesuai,
perbaiki atau ganti kaca lampu
utama dan lampu seinz chasis
trailer yang pecah agar tidak
mengganggu keselamatan
berkendara.
13. TS-TB 058 L 9583 UI Kalibrasi ulang Pressure Gauge
yang Error, pasang atau perbaiki
support main tube yang lepas,
ganti ban chasis trailer yang
tidak layak pakai, lengkapi baut
roda kanan chasis chasis yang
lepas, jika memungkinkan ganti
ban cadangan dengan yang
kondisinya masih baik, lengkapi
peralatan pengaman seperti
safety cone yang tidak ada.
Sumber : Hasil Inspeksi terhadap 13 unit Tube Skid dan Truck Trailer
PT. Bahtera Abadi Gas pada tanggal 22 Maret 2019.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70

Setelah menuliskan rekomendasi tindakan korektif atas temuan yang

didapatkan di dalam checklist inspeksi, maka selanjutnya tim inspektor

menyerahkan checklist tersebut kepada departemen Transporter untuk

diserahkan kepada departemen terkait sesuai dengan tindakan korektif

yang harus dilakukan guna memperbaiki temuan untuk menghindari

kejadian yang tidak diinginkan.

Setelah mendapat rekomendasi, pihak yang ditunjuk sebagai

penanggung jawab tindakan korektif segera melakukan peninjauan dan

tindakan korektif sesuai yang direkomendasikan. Namun pada

pelaksanaannya, terkadang untuk temuan seperti safety cone yang rusak

atau isi kotak P3K yang tidak lengkap tidak segera ditindaklanjut, karena

temuan tersebut dianggap tidak krusial dan tidak terlalu berpengaruh

pada aspek keselamatan dan kelayakan operasional.

e. Laporan

Setelah kegiatan inspeksi selesai dilaksanakan, hasil checklist

diserahkan kepada departemen Transporter. Salinan hasil inspeksi

dibawakan kepada driver yang membawa unit, sedangkan hasil inspeksi

yang asli dikembalikan kepada departemen HSE untuk dijadikan arsip

dan pembuatan laporan bulanan. Pada pelaksanaannya, terkadang

departemen Transporter terlambat mengembalikan checklist hasil

inspeksi kepada departemen HSE.

Pada tahap laporan, inspektor menuliskan semua penyimpangan-

penyimpangan yang ditemukan pada saat kegiatan inspeksi harian ini ke


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71

dalam sebuah buku bernama daily activity report HSE dengan periode

bulanan. Tugas ini hanya bersifat administratif akan tetapi sangat

menentukan bobot inspeksi yang telah dilaksanakan.

Laporan dibuat oleh Departemen HSE sebagai pihak yang

bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kegiatan inspeksi. Laporan

tersebut berisi hasil temuan/ketidaksesuaian inspeksi serta tindakan

perbaikan yang dilakukan. Setiap laporan inspeksi ditandatangani oleh

penanggung jawab inspeksi yang sudah ditunjuk dan dilaporkan kepada

pihak manajemen setiap bulannya.

f. Review

Setelah laporan diberikan kepada pihak terkait, yaitu Departemen

Transporter dan Manajemen, maka unit kerja yang bersangkutan

misalnya teknisi atau maintenance akan melakukan tindak lanjut

perbaikan dan ditinjau ulang terhadap hasil temuan inspeksi K3 tersebut.

Departemen HSE harus memeriksa dan mengawasi perkembangan

pelaksanaan tindakan perbaikan sesuai dengan yang telah

direkomendasikan. Departemen HSE juga harus melakukan pemantauan

untuk menentukan tingkat efektivitas dari tindakan perbaikan yang telah

dilakukan.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai