Anda di halaman 1dari 3

POLA TENTANG PELAPORAN PERKARA

Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi atas perbuatan Pengadilan yang lain yaitu
terhadap penyelenggaraan Peradilan dan tingkah laku serta perbuatan para hakim di semua
lingkungan Badan Peradilan dalam menjalankan kekuasaan kehakiman.
Ruang lingkup pengawasan Mahkamah Agung RI terhadap jalannya Peradilan ,meliputi :
1. Pengawasan terhadap penyelenggaraan peradilan dalam menjalankan kekuasaan kehakiman.
2. Pengawasan atas tingkah laku dan perbuatan para hakim dalam menjalankan tugasnya.
3. Pengawasan atas Penasehat Hukum dan Notaris. (Pasal 36 UU No. 14.
Lingkup Pelaporan
Laporan mengenai perkara meliputi keadaan perkara, kegiatan hakim, keadaan perkara yang
dimohonkan banding, kasasi dan peninjauan kembali, perkara eksekusi dan juga laporan tentang
keuangan perkara. Laporan tentang keadaan perkara hendaknya menggambarkan keadaan perkara
yang sebenarnya sejak dari perkara diterima hingga selesai diputus dan diminutasi. Dengan demikian
fungsi laporan-laporan yang dibuat oleh Pola Bindalmin Pengadilan Agama sebagai berikut :
Fungsi Laporan
1. Sebagai alat pantau segala tingkah laku dan perbuatan hakim dan pejabat Kepaniteraan oleh
Mahkamah Agung dan Pengadilan Tinggi Agama sebagai kawal depan dari Mahkamah
Agung RI
2. Sebagai bahan untuk meneliti kebenaran dari evaluasi yang dibutuhkan oleh PA dan PTA
sebagaimana yang ditentukan dalam Surat Keputusan Mahkamah Agung No.
KMA/009/SK/III/1988.
3. Sebagai bahan dan dasar bagi MARI untuk mengevaluasi hasil pengawasan yang dilakukan
oleh PTA dan sebagai bahan dan dasar bagi PTA untuk mengevaluasi hasil pengawasan yang
dilakukan oleh PA.
4. Sebagai bahan untuk mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapai. sehingga didalam
mengambil keputusan dalam rangka pembinaan lebih lanjut dapat dilasanakan sesuai dengan
rencana.

POLA TENTANG KEARSIPAN PERKARA


Pengertian Arsip : Sebagaimana dirumuskan dalam pasal 1 Undang Undang Nomor 7 Tahun 1971,
tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan, maka yang dimaksud dengan arsip adalah sebagai
berikut :
a. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Lembaga-lembaga Negara dan badan badan
Pemerintahan dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok,
dalam rangka pelaksanaan kegiatan Pemerintahan.
b. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Badan-badan swasta dan / atau perorangan
dalam bentuk corak apapun baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka
pelaksanaan kehidupan kebangsaan.
c. Pasal 283 HIR : Bahwa segala keputusan-keputusan selalu harus tinggal tersimpan dalam
persimpanan surat (arsip) di Pengadilan, dan tidak dapat dipindahkan kecuali dalam hal-hal
dan menurut cara yang diatur dalam Undang-undang.
2.Pasal 101 Undang-undang No.7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama dikemukakan sebagai berikut
:
• Panitera bertanggung jawab atas pengurusan berkas perkara, dokumen, buku daftar, akta, biaya
perkara, uang titipan pihak ketiga, surat surat berharga, barang bukti dan surat-surat lain yang
disimpan di Kepaniteraan.
• Semua daftar, catatan, risalah, berita acara, serta berkas perkara tidak boleh dibawa keluar dari ruang
Kepaniteraan kecuali atas izin Ketua Pengadilan berdasarkan ketentuan Undang-undang.
3. Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI No. KMA/004/II/1992 dikemukakan sebagai berikut :
Kepaniteraan Pengadilan Agama mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis di bidang
Administrasi perkara dan Administrasi Peradilan lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku tugas dan fungsi dari pelayanan itu meliputi :
NILAI ARSIP
Administrasi kearsipan harus diselenggarakan sedemikian rupa, karena arsip mempunyai nilai
sebagai berikut :
a. Administratif vale (nilai administrasi)
ialah nilai guna dibidang admistratif. Contoh formulir.
b. Legal Value (nilai hukum)
ialah nilai guna dibidang hukum. Contoh akta jual beli.
c. Fiskal Value (nilai keuangan)
nilai guna dibidang keuangan. Contoh cek dan kuitansi.
d. Research Value (nilai penelitian)
yaitu nilai guna dibidang penelitian. Contohnya skripsi.
e. Educational Value (nilai pendidikan)
yaitu nilai guna dibidang pendidikan. Contoh ijazah
Pola penataan arsip
a. Alphabetical Filling
Menyusun arsip didasarkan pada urutan Abjad
b. Subjectical Filling
Penyusunan arsip didasarkan pada subjeknya
c. Geografical Filling
Penyusunan arsip didasarkan pada tempat asal.
Pola Penataan Arsip Pengadilan Agama
Berdasarkan Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor KMA/OO1/SK/I/1991,
jenis penataan arsip berkas perkara dapat digolongkan pada jenis :
Subjectifical Filling dan sekaligus berdasarkan NUMBER FILLING yaitu berdasarkan nomor perk
ara,penyusunan arsip berkas perkara digolongkan pada jenis perkara yaitu :
perkara-perkara gugatan dan perkara- perkara permohonan
Jenis Berkas perkara terdiri atas
a. Berkas perkara yang masih berjalan.
adalah berkas perkara yang sudah selesai diputus atau diadili oleh Pengadilan.
b. Arsip berkas perkara.
adalah berkas perkara yang sudah selesai dengan tuntas dan disimpan oleh Panitera Muda
Hukum.
Syarat Petugas Arsip

Orang yang mengelola arsip disebut dengan arsiparis. Untuk menjadi arsiparis dibutuhkan tenaga-
tenaga yang terampil dan paham tentang sistem kearsipan. Ini contoh syarat yang harus dimiliki
arsiparis, antara lain:

A. Memiliki ketelitian, keterampilan, kerapian, serta kecerdasan dan kecerdasan dan pengetahuan
umum.
B. Menguasai pengetahuan kearsipan
C. Mengikuti perkembangan dibidang pekerjaannya
D. Mengenal organisasi, jabatan dan tugas-tugasnya
E. Memiliki keterampilan dan perilaku baik

Anda mungkin juga menyukai