Skenario ManBen Gempa Bumi
Skenario ManBen Gempa Bumi
Pada tahun 2028 menghasilkan Ners yang unggul dalam Asuhan Keperawatan lanjut usia
dengan menerapkan Ilmu dan Teknologi Keperawatan
Dosen Pengampu :
Suhana Haeriyanto, SKM.,M.Kes.
KELAS 3A NERS
Narasi:
Terjadi gempa bumi di wilayah Serang, Banten pada Senin siang. Gempa tersebut berkekuatan 6,7 SR
yang mengakibatkan rumah-rumah runtuh dan banyak korban berjatuhan. Hingga Senin malam tercatat
123 korban dilarikan ke rumah sakit, 21 meninggal dunia, dan sekitar 57 warga masih dalam proses
pencarian. Pada pukul 20.15 WIB, dikabarkan dari tim lapangan bahwa akan dikirim beberapa korban
evakuasi ke rumah sakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
Scene 1
Perawat 1: “Halo, dengan IGD RS Sejahtera, ada yang bisa dibantu? (Perawat tampak diam sejenak
menyimak balasan dark penelepon). Jumlah korban yang akan datang tiga ya? Keadaan dua orang cukup
parah, satu orang tidak sadarkan diri. Baik, terima kasih infonya, akan segera kami persiapkan”
Perawat 1: “Nanti akan datang tiga korban lagi, dua dengan kondisi parah dan satu tidak sadarkan diri.
Kita siap-siap ya Ners”
Scene 2
Tidak lama kemudian, beberapa orang warga datang dengan mobil pick up, membawa tiga korban yang
sebelumnya dijelaskan melalui telepon. Tampak dua orang warga memapah seorang korban yang tidak
sadarkan diri.
Warga 1: “Suster, tolong! Ini tadi saya yang telepon, ini tolong dibantu Suster dia saya temuin udah
pingsan begini, kayaknya sih tadi masih napas”
Perawat 2: “Baik Pak, silakan dibantu letakkan di atas tempat tidur ya Pak”
Warga 2: “Kalau begitu kita ambil korban yang lain lagi ya Sus, masih ada di luar. Kita juga kurang orang
ini”
Perawat 2 dan 3 pun melakukan anamnesa kepada pasien yang tidak sadarkan diri tersebut. Saat
pengkajian, ternyata diketahui korban tidak bernapas, perawat pun segera melakukan tindakan RJP.
Scene 3
Saat perawat 2 dan 3 sedang melakukan RJP, warga tadi kembali masuk dengan dua korban lainnya yang
masih tersadar. Kedua korban tersebut tampak berteriak kesakitan.
Korban 2: “Aduhh sakit bangetttt ya Allahh gustiii aduhh tolong sayaaa kaki saya sakitt”
Perawat 1: “Bapak boleh tolong dibantu korbannya untuk dibawa kemari” (ucap perawat sambil
menuntun ke tempat perawatan).
Korban 3: “Aduh sus tolong ini perut saya ketusuk ranting pohon” (ujar korban sambil memegangi
perutnya kesakitan. Tampak darah segar bercucuran.
Perawat 1: “Baik Bapak-Bapak tolong tunggu di luar dahulu ya, saya akan menangani kedua korban”
Melihat kondisi tersebut, perawat langsung menentukan triase dan memilih pasien mana yang harus
didahulukan. Perawat pun mengambil peralatannya dan segera mendekatai korban yang mengalami
perdarahan.
Korban 2: “Saya Susi, tolong Sus kaki saya sakit sekali ini”
Perawat 1: “Baik Ibu-Ibu, karena di sini kami menangani berdasarkan prioritas, maka saya akan
menangani Ibu Indah terlebih dahulu yang mengalamu perdarahan. Sebab Ibu Susi tampak hanya
mengalami patah tulang tertutup. Harap mengerti ya Bu”
Korban 2: “Waduh tapi saya sakit banget ini Sus.. haduhh kok gini sih”
Perawat pun tidak menghiraukan korban 2 dan langsung berfokus pada korban 3 yang mengalami luka
tusukan. Perawat melalukan teknik balut donat untuk imobilisasi ranting yang menancap.
Setelah selesai menangani korban 3 dengan perdarahan, perawat segera menghubungi ruang operasi.
Perawat 1: “Halo ini dengan IGD, saya akan segera mengantar pasien dengan nama Ny. Indah, korban
luka tusuk ranting pohon agar segera dioperasi. Terima kasih”
Perawat 1 pun mengantar Ny. Indah ke ruang operasi untuk penanganan lebih lanjut.
Scene 4
Setelah mencoba RJP beberapa kali pada korban 1, ternyata nyawa korban sudah tidak tertolong dan
dinyatakan meninggal akibat aspirasi darahnya sendiri.
Perawat 2: Innalilahi wa inna ilaihi rajiun, korban meninggal pada pukul 20.35 WIB.
Kedua perawat pun menutup korban dengan kain dan beranjak untuk menolong korban lainnya.
Korban 2: Aduhh tolong saya Sus, ini saya juga sakit kok didiemin aja sih daritadi”
Perawat 3: “Iya Ibu maaf ya, memang di IGD sistemnya seperti itu, kami menolong yang kondisinya
paling darurat dan mengancam nyawa terlebih dahulu. Sekarang kami akan menolong Ibu ya”
Korban 2: “Haduh yauda deh terserah, tolong ini sakit banget ga kuat”
Tampak jejas di area betis korban, tampak juga deformitas tulang. Dari hasil pengkajian, diketahui
korban patah tulang tertutup. Perawat pun segera melakukan pembidaian.
Setelah melakukan pembidaian, kedua perawat mengantar korban ke ruang ct scan untuk melihat
kondisi tulangnya untuk kemudian menentukan tindakan selanjutnya.