Deteksi Dini - Dwita Oktaria
Deteksi Dini - Dwita Oktaria
2021
Pendahuluan
Data yang diperoleh dari World Health Organization menyebutkan penyakit jantung dan
pembuluh darah adalah penyebab nomor 1 kematian secara global.
Diperkirakan 17,9 juta orang meninggal karena penyakit jantung dan pembuluh darah
pada tahun 2016, mewakili 31% dari semua kematian global.
Sedangkan di Indonesia pada tahun 2016 penyakit jantung telah menyebabkan 36,33%
dari total kematian.
Prevalensi penyakit jantung yang didiagnosis dokter pada semua umur menurut provinsi di
Indonesia pada tahun 2018 sebesar 1.5%.
Pendahuluan
Gold standard untuk mendeteksi PJK adalah angiogram koroner berbasis kateter.
Namun, prosedur tersebut bersifat invasif sehingga tidak cocok sebagai alat skrining atau
metode memperkirakan risiko PJK.
Konsep skrining tidak hanya membutuhkan strategi yang hemat biaya tetapi juga aman
dan akurat, dengan sensitivitas tinggi untuk mendeteksi penyakit.
FKTP: promotif dan preventif → dibutuhkan kemampuan untuk melakukan deteksi dini
kegawatan jantung pada pasien di FKTP terutama pada kelompok yang berisiko
Apakah Anda sudah sering melakukan deteksi
dini kegawatan jantung pada pasien di FKTP?
yang Dapat • Hipertensi, bersama dengan faktor lain seperti obesitas, → left ventricel
hypertrophy (LVH).
Diubah • LVH merupakan faktor risiko independen terhadap morbiditas dan
mortalitas penyakit kardiovaskular.
• Pada Framingham Heart Study, bahkan tekanan darah tinggi normal
(didefinisikan sebagai tekanan darah sistol 130-139 mmHg, tekanan darah
diastol 85-89mmHg, atau keduanya) meningkatkan risiko terjadinya
penyakit kardiovaskular dua kali dibandingkan individu sehat
Merokok
• Seseorang yang merokok lebih dari 20 batang sehari mengalami
peningkatan risiko penyakit kardiovaskular 2-3 kali
DM
• Pasien diabetes mellitus memiliki risiko 2-8 kali lebih mungkin
untuk mengalami penyakit kardiovaskular di masa yang akan
datang.
Obesitas
• Obesitas dihubungkan dengan meningkatnya risiko vaskular.
Faktor Risiko • Kondisi ini juga dihubungkan dengan intoleransi glukosa, resistensi
insulin, hipertensi, kurang aktivitas fisik dan dislipidemia.
yang Dapat Aktivitas Fisik
Diubah • Manfaat kardioprotektif dari berolahraga termasuk mengurangi
jaringan lemak, yang akan menurunkan obesitas, menurunkan
tekanan darah, lemak dan inflamasi vaskular.
• Memperbaiki disfungsi endotel, meningkatkan sensitivitas insulin
dan memperbaiki fibrinolisis endogen.
• Berjalan santai selama 30 menit, 5 kali seminggu dihubungkan
dengan pengurangan 30% penyakit vaskular di masa yang akan
datang.
Sindroma Metabolik
• Pasien dengan sindroma metabolik memiliki tingkat kejadian penyakit
jantung koroner, kardiovaskular dan semua penyebab mortalitas.
• Adapun kriteria dari sindroma metabolik adalah terdapat 3 dari 5
kriteria berikut, yaitu: lingkar pinggang lebih dari > 100 cm pada pria
dan > 80 cm pada wanita, kadar trigliserida > 150 mg/dL, kadar HDL <
40 mg/dL pada pria atau < 50 mg/dL pada wanita, tekanan darah
Faktor Risiko sistol ≥ 130 mmHg atau diastol ≥ 85 mmHg, kadar glukosa darah puasa
> 100 mg/dL
yang Dapat Depresi dan Stres Mental
Diubah • Stimulasi adrenergis selama stress dapat meningkatkan kebutuhan
oksigen myokard, dapat menyebabkan vasokonstriksi dan
dihubungkan dengan disfungsi trombosit serta endotel dan sindroma
metabolik.
• Orang dewasa < 40 tahun yang mengalami depresi dan percobaan
bunuh diri merupakan prediktor signifikan dari mortalitas penyakit
kardiovaskular prematur dan penyakit jantung iskemik.
Cara Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit
Kardiovaskular di FKTP
•Berdasarkan panduan dari American Heart Association dan
American College of Cardiology (AHA/ACC)
merekomendasikan penggunaan kalkulator berbasis web
(www.cvriskcalculator.com) untuk memperkirakan risiko
seseorang terkena penyakit atherosclerosis kardiovaskular
(atherosclerotic cardiovascular disease atau ASCVD) pada 10
tahun yang akan datang.
Eckel et al. 2013 AHA/ACC Guideline on Lifestyle Management to Reduce Cardiovascular Risk. Circulation; 2014; 129 (suppl 2): S76-S99
Grundy SM, Cleeman JI, Daniels SR, et al. 2005. Diagnosis and management of the metabolic syndrome: an American Heart Association/National Heart, Lung, and Blood
Institute Scientific Statement. Circulation. 112(17):2735-52.
Hajar R. 2017. Risk factors for coronary artery disease: historical perspectives. Heart Views; 18: 109-14
Howard BV, Rodriguez BL, Benneth PH et al. 2002. Prevention conference VI: diabetes and cardiovascular siease: Writing Group I: epidemiology. Circulation. 105 (18): e132-7
Huxley RR, Barzi F, Lam TH, et al. 2011. Isolated low levels of high-density lipoprotein cholesterol are associated with an increased risk of coronary heart disease: an
individual participant data meta-analysis of 23 studies in the Asia-Pacific region. Circulation. 124(19):2056-64.
LaRosa JC, Grundy SM, Waters DD, et al. Intensive lipid lowering with atorvastatin in patients with stable coronary disease. N Engl J Med. 2005 Apr 7. 352(14):1425-35.
Shah AJ, Veledar E, Hong Y, Bremner JD, Vaccarino V. Depression and history of attempted suicide as risk factors for heart disease mortality in young individuals. Arch Gen
Psychiatry. 2011 Nov. 68(11):1135-42
Vasan RS, Larson MG, Leip EP, et al. Impact of high-normal blood pressure on the risk of cardiovascular disease. N Engl J Med. 2001 Nov 1. 345(18):1291-7.
Seorang wanita berusia 58 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
nyeri dada kiri yang dirasakan selama 5 menit. Pasien baru pertama kali
mengalami keluhan ini. Ayah pasien meninggal karena penyakit jantung
pada usia 60 tahun. Pasien tidak merokok, meminum Amplodipine sejak
1 tahun lalu dan menyangkal memiliki sakit kencing manis. Saat
dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil TD 140/90
mmHg, nadi 80x/menit, RR 20x/menit, dan suhu 36,7°C. Pemeriksaan
fisik head to toe dalam batas normal, TB 160 cm, BB 65 kg. Pada
Lembar Kerja pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 12 mg/dL, hematokrit 36%,
leukosit 7500/µL, trombosit 250.000/ µL, kolesterol total 250 mmol/L,
(Sesi Online) LDL 175 mmol/L, HDL 35 mmol/L, TG 200 mmol/L.