Anda di halaman 1dari 8

KUNCI PENYELESAIAN KASUS: “KEJUJURAN DALAM PEKERJAAN”

A. Jujur dan Kejujuran


Arti kata “jujur” dalam kamus Purwodarminto disejajarkan dengan “lurus hati”, tidak
bohong. Kejujuran berarti kelurusan hati atau ketulusan hati. Dalam Surat Edaran BKN
nomor 02/SE/80 tentang Petunjuk Pengisian Daftar Penilaian Pekerjaan bahwa pada
umumnya yang dimaksud dengan kejujuran adalah ketulusan hati seorang Pegawai Negeri
Sipil dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak menyalah gunakan wewenang
yang diberikan kepadanya.

B. Nilai-nilai yang Terkandung Dalam Kejujuran


Kejujuran sendiri merupakan nilai yang mendapatkan penghargaan sangat tinggi. Nilai itu
akan tercermin dalam perilaku berikut ini.
1. Terbuka
Kejujuran mengandung makna keterbukaan, tidak menyimpan sesuatu untuk
kepentingannya sendiri. Sesuatu yang menurut kelayakannya bisa disampaikan
seharusnyalah disampaikan apa adanya, tidak menyembunyikan sesuatu dihadapan
orang lain, karena penyampaian yang proporsional sangat diperlukan bagi siapapun
yang berhak menerimanya.
2. Bersahaja
Bersahaja dapat diartikan sederhana. Kesederhanaan dalam menyampaikan jati diri
melalui penampilan, ucapan, tindakan dan juga fikiran. Dalam sikap yang jujur tidak
layak untuk melakukan sesuatu yang dibuat-buat, sesuai dengan pribadi masing-masing,
seharusnyalah tampil apa adanya.
Di jaman yang serba global tidak ada lagi batas negara dan budaya. Begitu besarnya
pengaruh luar sehingga semua terbuka untuk ditiru, diserap, dan diadopsi. Gaya hidup
wah sudah menjadi tren. Tidak ada satu orangpun yang terbebas dari pengaruh tren
masa kini. Sandang, papan, pangan, semua serba masa kini.
Orang yang jujur akan senantiasa berpegang pada keteguhan hati dalam menyikapi
gejolak masa kini. Mengapa harus ikiut-ikut? Kan bukan lahiriah itu yang penting
dalam hidup ini, tetapi ada hal esensial yang kokoh dipertahankan, yakni hidup yang
aman, nyaman, tidak terbeban oleh kebutuhan untuk selalu berpenampilan trendy, tapi
tetap apik dan sopan.
3. Tulus
Segala pekerjaannya dilaksanakan dengan hati yang rela, motifasinya positif tidak untuk
dilihat orang lain atau karena suka atau tidak suka. Keyakinannya sangat kuat akan
adanya kebenaran untuk sesuatu yang dipercayainya mendatangkan kebaikan.
4. Tertib
Orang yang bersikap jujur akan melakukan sesuatu secara tertib, sesuai aturan (on
track). Kemampuannya untuk mempertahankan nilai kebenaran membuatnya tidak
mengenal kompromi. Sasarannya jelas, yakni tercapainya sesuatu sesuai aturan atau
kebenaran yang ia yakini.
5. Lurus jalannya, tidak berliku-liku,
Karena sifatnya yang tertib, maka pelaksanaan tugas dikerjakan sesuai dengan aturan
dan kebenaran yang ia yakini. Sulit baginya untuk melakukan sesuatu di luar
keyakinannya, karena di luar keyakinannya tidak ada yang baik dan karenanya tidak
boleh dilanggar.
Oleh karena itu seorang yang berperilaku jujur tidak mudah masuk dalam pelaksanaan
kegiatan yang tidak jelas atau belum ada arahan yang tepat dan pasti. Sebaliknya
ketidak jujuran tanpa rasa malu berupaya membelokkan jalan, untuk kepentingan
pribadi maupun kelompok.
(seperti kata raja Daud bahwa Orang fasik bermuka tebal, tetapi orang jujur mengatur
jalannya).
6. Menjauhi kejahatan
Keyakinannya akan kebenaran menuntun orang yang bersikap jujur melakukan hal
yang diyakininya benar. Sesuatu yang berlawanan dengan keyakinannya tidak akan
dilakukan, karena melanggar hakekatnya dalam menegakkan kejujuran.
7. Percaya diri
Keyakinannya akan kebenaran menuntunnya kepada suatu kepercayaan bahwa dirinya
dipakai sebagai alat menegakkan kebenaran, dan di luar dirinya belum tentu meyakini
hal yang sama. Karenanya kepercayaan dirinya besar, dan keyakinannya kuat.
8. Menerima yang menjadi haknya
Kunci kejujuran adalah rasa percaya bahwa kehidupannya akan dicukupkan tanpa harus
mengambil yang bukan haknya. Hidupnya bersahaja, sehingga tidak memerlukan hal
yang aneh-aneh yang dianggap trendy. Apa yang diperlukan terasa cukup, sehingga ia
akan selalu pasrah dan menerima yang menjadi haknya, tentang apa yang menjadi
bagiannya. Percaya kepada Sang Pencipta yang akan mmenuhi kehidupannya.
Sifat jujur tidak peduli terhadap komentar orang lain atas apa yang ia lakukan. Sikapnya
pasif, tidak banyak komentar tentang hal terkini, dan untuk sesuatu yang berada di luar
kewenangannya akan menyerahkan sepenuhnya kepada kehendak orang lain. Tidak
ingin mencampuri urusan orang lain, dan pasrah terhadap persepsi orang lain terhadap
dirinya, walaupun kadang-kadang merugikan nama baiknya.

C. Pentingnya suatu kejujuran


Dalam pelaksanaan tugas organisasi, kejujuran mutlak diperlukan. Penyelengga-raan
tugas dan fungsi memerlukan input yang memadai untuk suatu proses dalam menghasilkan
output. Sejak input disiapkan, dikelola dan digunakan, seluruhnya menggunakan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang baik. Demikian juga untuk pelaksanaan atau
prosesnya, memerlukan kecermatan dan ketelitian serta kejujuran dalam pengelolaannya.
Suatu ketidak jujuran dalam penggunaan input, proses, dan pemantauan hasil akan
menyebabkan tidak efektifnya suatu kegiatan bahkan kegagalan.
Suatu kegiatan dilaksanakan untuk tujuan tertentu dalam memecahkan permasalahan
yang ada. Namun apabila usaha yang telah dirancang dengan baik, menurut perencanaan
yang analitis tidak dilakukan dengan kejujuran, sia-sialah semua yang telah diusahakan.
Demikian juga dalam kehidupan masyarakat, bahwa salah satu nilai yang terkandung
dalam kejujuran adalah Takut akan Tuhan. Orang yang takut akan Tuhan senantiasa
mengikatkan diri dengan kehendakNya. Segala perbuatannya selalu dihubungkan dengan
perkenan dari Sang Penciptanya. Oleh karenanya dia akan bersikap jujur agar setiap usaha
yang dilakukan dalam pelaksanaan tugas maupun kehidupannya sebagai pribadi, keluarga
maupun masyarakat dapat berhasil sesuai dengan kehendak Tuhan. Dapat dikatakan juga
bahwa orang yang takut akan Tuhan pasti menjaga kehidupannya untuk senantiasa berlaku
jujur. Kalau hal ini dilanggar ada akibat yang harus ditanggungnya, misalnya saja ia kuatir,
bahwa nanti Tuhan marah, sehingga dalam kehidupannya mengalami berbagai gangguan.
Sebagaimana dikatakan dalam kitab Nabi Daud, bahwa: Korban orang fasik merupakan
kekejian bagi Tuhan, tetapi doa orang jujur dikenaNya.
D. Akibat jika tidak jujur
Dari uraian tentang pentingnya kejujuran dapat disimpulkan bahwa segala sesuatu yang
kita lakukan, baik di dalam institusi, di masyarakat, di rumah dan secara pribadi sangat
diperlukan sikap jujur. Indikasi ketidak jujuran dapat diidentifikasi oleh adanya:
1. Penyampaian Informasi Tidak Benar/Penggelapan/Pemutarbalikan Fakta
Sesuatu dikatakan tidak benar kalau tidak sesuai antara keterangan/ penjelasan tentang
sesuatu hal dengan fakta yang dapat ditangkap oleh sebagian besar masyarakat. Memang
seringkali kebenaran bernilai relatif, tetapi setidaknya ada kesamaan pandangan terhadap
sesuatu nilai yang diyakini kebenarannya. Ketidak jujuran membawa kepada suatu
penyesatan tentang sesuatu informasi, pemutar balikan fakta/
2. Korupsi1
Ada tiga puluh jenis tindakan korupsi sebagaimana diuraikan dalam PP nomor… tentang
pemberantasan korupsi. Dari ke 30 jenis tindakan tersebut dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
 kegiatan yang merugikan keuangan Negara
 Suap menyuap
 penggelapan dalam jabatan
 pemerasan
 perbuatan curang
 Benturan kepentingan dalam kegiatan pengadaan barang milik Negara
 Gratifikasi
Hal tersebut sebagai tindakan melawan hukum yang mengarah pada:
 Memperkaya diri dengan cara melawan hukum, merugikan keuangan negara
 Menyalah gunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena
jabatan atau kedudukannya sehingga dapat merugikan keuangan Negara atau
perekonomian negara
 Menerima hadiah yang karena jabatan atau kewenangannya dapat mempengaruhi
dilakukan atau tidak dilakukannya sesuatu sehingga bertentangan dengan
kewajibannya.
3. Suap
Dalam PP tersebut disebutkan juga bahwa “suap” merupakan bagian dari tindakan
korupsi. Suap adalah tindakan seseorang yang memberikan atau menjanjikan sesuatu

1
Korupsi adalah perilaku merupakan orang munafik disebabkan telah melanggar sumpah jabatan kehadapan
Allah dan bangsanya dengan mengkhianati amanah yang telah dititipkan. Indikasi:
U Bila berkata: dusta
U Bila berjanji: mungkir
U Bila diberi amanah: dikhianati, meskipun dia mengerjakan rukun-rukun Islam.
 Perbuatan korupsi dapat dicegah, dengan:
U Memberikan kompensasi yang mencukupi kebutuhan sesuai kemampuan keuangan negara
U Mengerjakan ibadah shalat (Al-Ankabut ayat 45)
 Sanksi yang diberikan kepada koruptor/munafik/pengkhianat adalah hukuman mati dan jenazahnya tidak
dishalatkan
 Hukum yang digunakan di akherat nantinya adalah berdasarkan hukum Islam semata, sehingga hukuman
yang telah diberikan dengan menggunakan undang-undang negara tertentu tidak diberlakukan, bukankah
sumpah jabatan yang dijadikan sebagai alat legitimasi dengan mengatasnamakan Allah dan kitab suci Al
Qur’an.
 Masih diberikan kesempatan kepada koruptor sebelum meninggal dunia dengan cara:
U Taubat Nasuha
U Menjadi mukmin sejati
kepada PNS atau penyelenggara Negara dengan maksud supaya yang bersangkutan
berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya sehingga bertentangan dengan
kewajibannya. Demikian juga bagi PNS atau penyelenggara Negara yang menerima suap,
dia telah melakukan tindakan “korupsi”
4. Pementingan Diri
Tindakan seseorang merupakan cerminan dari kehendak hati yang tersembunyi dan tidak
dapat diketahui orang lain. Bisa saja orang mengatakan bahwa dirinya jujur dan tidak
bercela tetapi dari tindakannya dapat diketahui apakah pernyataannya tersebut benar.
Kejujuran tidak mengarah pada pementingan diri sendiri. Tindakannya hanya didasarkan
pada sesuatu nilai yang diyakini kebenarannya. Sesuatu yang bernilai jika bermanfaat
bagi institusi, dan orang jujur akan mengutamakannya. Nilai keutamaan menjadi lebih
penting disbanding dengan kepentingan diri.
5. Pamrih
Obyektivitas terhadap sesuatu yang kita lakukan, adalah melihat pekerjaan sebagai suatu
tugas yng harus dilakukan, dan bukan untuk mendapatkan sesuatu sebagai imbalan.
Manajemen kepegawaian PNS telah mengatur tentang imbalan, berupa gaji dan
kesejahteraan lainnya. Jadi PNS tidak berhak menuntut imbalan langsung atas hal yng
dilakukan. Akibat langsung secara nyata bila ada pamrih adalah ketidak lancaran dalam
tugas, karena menginginkan imbalan dari setiap hal yang dikerjakan.

E. Hasil dari suatu kejujuran


Sikap jujur adalah respon positif dari apa yang sudah kita terima dari Tuhan. Segala yang
kita alami dan dapatkan adalah semata-mata karuniaNya. Jadi karena Tuhan sudah
memberikan yang baik untuk kita, maka kita wajib memberikan yang terbaik untuk Tuhan.
Hasil dari kejujuran antara lain:
1. Dapat Dipercaya
Kepercayaan sulit mendapatkannya, dan juga sulit mempertahankannya. Janganlah
kepercayaan ini hilang hanya karena kita mengingini sesuatu yang bulan hak kita.
Berjalan apa adanya, tidak memikirkan yang tinggi-tinggi di luar kemampuan kita akan
memberikan hikmat untuk menjalani kehidupan ini apa adanya.
2. Akan Mendapatkan Tanggung Jawab Yang Lebih Besar
Seseorang yang telah dipercayai melaksanakan pekerjaan dan terbukti dapat
menyelesaikannya dengan baik disertai kejujuran, maka pimpinan tidak segan-segan
memberikan kepercayaan yang lebih besar lagi, sehingga tidak akan kekurangan
pekerjaan. Dengan demikian akan dapat meningkatkan kemampuan dan pengalamannya
melalui tugas dan tanggung jawab yang semakin besar.
3. Kelancaran Pelaksanaan Tugas
Setiap proses yang kita lakukan dalam menjalankan tugas terselenggara dengan jelas, dan
transparan.

Anda mungkin juga menyukai