1
Korupsi adalah perilaku merupakan orang munafik disebabkan telah melanggar sumpah jabatan kehadapan
Allah dan bangsanya dengan mengkhianati amanah yang telah dititipkan. Indikasi:
U Bila berkata: dusta
U Bila berjanji: mungkir
U Bila diberi amanah: dikhianati, meskipun dia mengerjakan rukun-rukun Islam.
Perbuatan korupsi dapat dicegah, dengan:
U Memberikan kompensasi yang mencukupi kebutuhan sesuai kemampuan keuangan negara
U Mengerjakan ibadah shalat (Al-Ankabut ayat 45)
Sanksi yang diberikan kepada koruptor/munafik/pengkhianat adalah hukuman mati dan jenazahnya tidak
dishalatkan
Hukum yang digunakan di akherat nantinya adalah berdasarkan hukum Islam semata, sehingga hukuman
yang telah diberikan dengan menggunakan undang-undang negara tertentu tidak diberlakukan, bukankah
sumpah jabatan yang dijadikan sebagai alat legitimasi dengan mengatasnamakan Allah dan kitab suci Al
Qur’an.
Masih diberikan kesempatan kepada koruptor sebelum meninggal dunia dengan cara:
U Taubat Nasuha
U Menjadi mukmin sejati
kepada PNS atau penyelenggara Negara dengan maksud supaya yang bersangkutan
berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya sehingga bertentangan dengan
kewajibannya. Demikian juga bagi PNS atau penyelenggara Negara yang menerima suap,
dia telah melakukan tindakan “korupsi”
4. Pementingan Diri
Tindakan seseorang merupakan cerminan dari kehendak hati yang tersembunyi dan tidak
dapat diketahui orang lain. Bisa saja orang mengatakan bahwa dirinya jujur dan tidak
bercela tetapi dari tindakannya dapat diketahui apakah pernyataannya tersebut benar.
Kejujuran tidak mengarah pada pementingan diri sendiri. Tindakannya hanya didasarkan
pada sesuatu nilai yang diyakini kebenarannya. Sesuatu yang bernilai jika bermanfaat
bagi institusi, dan orang jujur akan mengutamakannya. Nilai keutamaan menjadi lebih
penting disbanding dengan kepentingan diri.
5. Pamrih
Obyektivitas terhadap sesuatu yang kita lakukan, adalah melihat pekerjaan sebagai suatu
tugas yng harus dilakukan, dan bukan untuk mendapatkan sesuatu sebagai imbalan.
Manajemen kepegawaian PNS telah mengatur tentang imbalan, berupa gaji dan
kesejahteraan lainnya. Jadi PNS tidak berhak menuntut imbalan langsung atas hal yng
dilakukan. Akibat langsung secara nyata bila ada pamrih adalah ketidak lancaran dalam
tugas, karena menginginkan imbalan dari setiap hal yang dikerjakan.