Anda di halaman 1dari 5

GAMBARAN KORUPSI YANG TERJADI DI

LINGKUNGAN KERJA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Anti Korupsi


Dosen : Ry Eny Mian Marisi,SST,M.KM

Oleh :
Tiara Prasiska
NIM : PO71241230268

POLTEKKES KEMENKES JAMBI


PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MAHASISWA
KELAS KAB.MERANGIN
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
A. Gambaran

Korupsi adalah suatu bentuk ketidakjujuran atau tindak pidana yang


dilakukan oleh seseorang atau suatu organisasi yang dipercayakan dalam suatu
jabatan kekuasaan, untuk memperoleh keuntungan yang haram atau penyalahgunaan
kekuasaan untuk keuntungan pribadi seseorang.
Sadar atau tidak sadar di sekeliling kita telah ada kecenderungan koruptif atau
bahkan kita sendiri telah menjadi bagian yang berperilaku korup. Menurut Robert
Klitgard, korupsi adalah suatu perilaku yang menyimpang dari tugas resminya yang
menduduki tatanan jabatan pada suatu negara atau dengan cara melanggar aturan dan
untuk memperoleh keuntungan status maupun uang yang dipakainya baik untuk diri
sendiri, keluarga maupun kelompoknya . Pendapat yang lain menyatakan korupsi
adalah suatu perilaku tidak jujur atau curang demi keuntungan pribadi atau suatu
tindakan penyalahgunaan kepercayaan yang dilakukan seseorang untuk kepentingan
pribadi
Tindakan korupsi tidak melulu mesti berurusan dengan hukum pidana. Ada
tindakan-tindakan koruptif yang menjadi tabiat buruk di keseharian. Salah satunya
yang paling sering terjadi adalah korupsi waktu.
Korupsi waktu bisa diartikan tidak menggunakan waktu kerja dengan
semestinya, yaitu untuk bekerja. Tindakan ini kadang tidak disadari oleh pelakunya.
Tapi seperti halnya korupsi uang, korupsi waktu juga bisa merugikan tempat
pelakunya bekerja.
Seorang yang korupsi waktu menggunakan jam kerjanya untuk melakukan
kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan pekerjaannya. Misalnya, bermain game,
menonton Youtube, asyik mengobrol, atau malah jalan-jalan keluar saat jam kerja
seperti menjeput anak, ke pasar di jam kerja, sering terlambat dan pulang lebih cepat
dari semestinya juga salah satu bentuk korupsi waktu. Seorang "koruptor waktu" juga
kerap menunda pekerjaan yang seharusnya bisa diselesaikan lebih cepat, atau dikenal
dengan istilah prokrastinasi. Pelaku korupsi waktu jelas tidak memegang amanah dan
tanggung jawab yang telah diberikan kepadanya.
Korupsi waktu bisa menular, apalagi kalau dilakukan oleh seorang pemimpin.
Pemimpin yang tidak menghargai waktu akan menjadi teladan buruk bagi
bawahannya. Selain itu, dengan melakukan korupsi waktu, secara tidak langsung kita
juga korupsi uang.

B. Penyebab
Faktor eksternal penyebab korupsi adalah organisasi tempat koruptor berada.
Biasanya, organisasi ini memberi andil terjadinya korupsi, karena membuka peluang
atau kesempatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi budaya korupsi itu sendiri antara lain:
pertama, faktor mentalitas yaitu budaya korupsi yang telah mengakar kuat di
kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter menjadi sangat fundamental untuk
generasi penerus dan memerangi mental korupsi ini. Kedua, faktor birokrasi yaitu
birokrasi yang masih mempunyai budaya kerja koruptif. Budaya kerja koruptif yaitu
budaya kerja yang melegalkan atau menggangap biasa terjadinya penyimpangan,
penyelewengan, manipulasi, dan pelanggaran norma dan aturan yang berlaku.
Budaya kerja koruptif ini meliputi pembiaran perilaku korupsi yang berkaitan
dengan uang juga termasuk pelanggaran norma/aturan/kode etik termasuk dalam hal
ini adalah yang berkaitan dengan korupsi waktu yaitu menggunakan jam kerja untuk
keperluan lain yang tidak berhubungan dengan pekerjaan, tidak amanah dalam
menggunakan jam kerja, dapat pula berupa terlambat kerja maupun pulang sebelum
waktunya tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan
Korupsi waktu bisa menular dan pada akhirnya merugikan semua orang

C. Nilai -Nilai dan Prinsip Korupsi


a. Jujur
Seseorang dengan nilai kejujuran di hatinya tidak akan pernah korupsi, karena tahu
tindakan tersebut adalah bentuk kebohongan dan kejahatan. Orang dengan nilai kejujuran
juga harus menolak ketidakjujuran. Dia harus berani menegur atau melaporkan tindak
ketidakjujuran seperti ketika melihat teman sekantor yang pulang duluan atau telat. Dia harus
berani menegur. Dan juga jujur pada diri sendiri untuk selalu datang tepat waktu dan
menggunakan jam kerja dengan sebaik mungkin.
b. Tanggung jawab
Seseorang yang bertanggung jawab berani mengakui kesalahan yang dilakukan, mereka
juga amanah dan dapat diandalkan. Tanggung jawab akan membuat seseorang memenuhi
tuntutan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Orang yang bertanggung jawab tidak akan
korupsi, karena yakin segala tindakan buruknya akan dibayar dengan setimpal pula.
Rasa tanggung jawab tidak begitu saja muncul, akan tetapi terjadinya melalui sebuah
proses. Dimulai dari hal-hal kecil, seperti selalu datang dan pulang kerja tepat waktu. Tidak
menunda-nunda pekerjaan.. Hal itu dilakukan secara terus-menerus sehingga menjadi
kebiasaan. Kebiasaan dibentuk oleh latihan. Seseorang dapat bertanggung jawab karena telah
terbiasa dengan hal-hal yang memerlukan tanggung jawab.
D. Disiplin
Disiplin adalah sikap mental untuk melakukan hal-hal yang seharusnya pada saat yang
tepat dan benar-benar menghargai waktu. Sikap mental tersebut perlu dilatih agar segala
perbuatannya tepat sesuai aturan yang ada.
Komitmen adalah salah satu kunci terbentuknya disiplin. Komitmen adalah sikap mental
pada diri seseorang untuk melakukan segala sesuatu yang telah ditetapkan. Hal itu terbentuk
dengan pembiasaan. Seseorang yang komitmen tinggi akan selalu melakukan segala sesuatu
sesuai yang telah ditetapkannya.
Disiplin sangat diperlukan oleh seorang pemimpin, apa yang dilakukan akan dicontoh
anak buahnya. Jika pemimpin tidak disiplin, maka bisa menularkan perilaku yang buruk
tersebut ke sekelilingnya.
d. Kerja Keras
Kerja keras adalah kegiatan yang dikerjakan secara sungguh-sungguh tanpa mengenal
lelah atau berhenti sebelum target kerja tercapai dan selalu mengutamakan atau
memperhatikan kepuasan hasil pada setiap kegiatan yang dilakukan.
Seseorang yang bekerja keras tidak bersifat malas dan mengeluh terhadap suatu
pekerjaan karena akan mempengaruhi etos kerja yang sudah dibangun. Dia juga tidak suka
menunda-nunda pekerjaan yang dapat dilakukan dengan cepat dan tepat
e. Berani
Orang yang berani memiliki hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar, pantang
mundur dan tidak gentar. Keberanian diperlukan untuk mencegah korupsi dan melaporkan
tindak pidana korupsi kepada pimpinan atau aparat. Keberanian tentu saja mesti dilandasi
dengan kebenaran. Berani karena benar. Seseorang yang berani melaporkan teman pegawai
nya yang terlambat ataupun keluar di jam kerja dengan urusan pribadi adalah tindakan yang
benar dan korupsi adalah kejahatan.
 Prinsip-prinsip anti korupsi
1. Akuntabilitas.
AkuntabilitasAdalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Prinsip
akuntabilitas dapat mulai diterapkan oleh pegawai dalam kehidupan sehari-hari saat
bekerja di kantor. Misalnya program-program kegiatan kepegawaian harus dibuat
dengan mengindahkan aturan yang berlaku di kantor dan dijalankan sesuai dengan
aturan
2. Transparansi.
Prinsip transparansi ini penting karena pemberantasan korupsi dimulai dari
transparansi dan mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara terbuka,
sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh publik. Prinsip
transparansi mulai diterapkan oleh pegawai dikehidupan kantor.
3. Kewajaran.
Prinsip fairness atau kewajaran ini ditujukan untuk mencegah terjadinya
manipulasi dalam penganggaran, baik dalam bentuk mark up maupun ketidakwajaran
lainnya. Prinsip kewajaran dapat mulai diterapkan oleh pegawai dalam kehidupan
kantor. Misalnya selalu tepat waktu dalam pengisian absen kerja.
4. Kebijakan.
Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi
penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat. Prinsip kebijakan juga
dapat mulai diterapkan oleh pegawai dalam kehidupan kantor. Misalnya dalam
membuat kebijakan atau aturan main tentang pegawai yang telat atau sering keluar
saat jam kerja untuk urusan pribadi dan pulang terlalu awal
5. Kontrol kebijakan.
Merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat betul-betul efektif dan
mengeliminasi semua bentuk korupsi. Prinsip kontrol kebijakan dapat dimulai
diterapkan oleh pegawai dalam kehidupan kantor. Misalnya dengan membuat sanksi
bagi pegawai yang telat.

D. Dampak Korupsi Waktu


Syaiful Annas, Hakim Batulicin, Kalimantan Selatan, dalam tulisannya mengutip
penelitian tentang korupsi waktu oleh Indria Mayesti, Widyaiswara Bandiklatda
Provinsi Jambi dan Dosen Tetap STIE Muhammadiyah Jambi.
Dalam penelitian pada 2013 itu, Indria mengkalkulasikan bahwa korupsi waktu 1
jam saja per hari oleh ASN maka negara dirugikan Rp 14 juta per tahun. Itu baru satu
ASN, bagaimana jika 4 juta ASN di Indonesia korupsi waktu, kerugian negara bisa
triliunan rupiah.
Korupsi waktu = Korupsi uang
Bagaimana kita melihat hubungan antara korupsi waktu dan korupsi uang.
Secara sederhana dapat kita lihat berdasarkan gaji yang diterima oleh ASN.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2019 gaji golongan IIIA dengan
masa kerja 0 tahun (fresh graduate) adalah sebesar Rp2.579.400. Melalui
perhitungan sederhana dengan asumsi sehari 8 jam kerja dan sebulan 20 hari kerja
maka besaran gaji ASN perjamnya adalah sebesar
Rp16.161. Bagaimana jika korupsi waktu lebih dari 1 jam maka tinggal mengalikann
ya.
Gambaran diatas cukup memprihatinkan mengingat APBN/APBD yang
digunakan untuk menggaji ASN adalah uang rakyat. Maka penegakan aturan
mengenai kedisiplinan ini seyogyanya dijalankan dengan tegas. Untuk seorang
pegawai atau karyawan yang mempunyai jam kerja hendaknya mematuhi dan
bekerja dengan profesional sesuai jam kerja yang telah diatur. Demikian pula
seorang pegawai harus bekerja pada jam yang telah dijadwalkan, atau kita menunda-
nunda dengan bermalas-malasan terhadap pekerjaan yang seharusnya bisa dikerjakan
1 hari tetapi dikerjakan 2 hari. Banyak yang menganggap bahwa korupsi itu sepele
namun ternyata dari situlah semuanya berawal.

E. Cara Penanggulangan
Bagaimana cara memerangi korupsi waktu ini, ada beberapa hal yang dapat
dilakukan, pertama dan paling utama adalah tindakan preventif berupa kesadaran
dari diri masing-masing mengenai bagaimana budaya kerja yang tidak koruptif,
kedua keteladanan/role model dari pimpinan kepada anak buahnya bagaimana
menjaga integritas waktu dalam bekerja, dan yang ketiga adalah
penegakan/penindakan berupa sanksi yang tegas.

Ada beberapa cara yang bisa dijalankan agar seseorang terhindar dari korupsi waktu:
1. Membuat rencana kerja harian
Buatlah rencana kerja harian sebelum berangkat ke kantor dengan skala prioritas
yang terukur. Patuhi rencana kerja tersebut agar waktu kerja dapat digunakan secara
efektif.
2. Bekerja sesuai jadwal
Atur waktu perjalanan ke kantor, termasuk tingkat kemacetannya, sehingga bisa
tiba tepat waktu. Manajemen waktu dengan baik, sehingga tidak ada pekerjaan yang
molor hingga melebihi jam kerja.
3. Tidak menunda pekerjaan
Jangan menunda pekerjaan yang seharusnya bisa segera diselesaikan. Jangan
sampai pekerjaan menumpuk karena kita senang menunda pekerjaan.
4. Hilangkan Semua Gangguan
Hilangkan semua gangguan yang akan mengalihkan kita dari pekerjaan. Buka tab
di browser hanya untuk urusan pekerjaan, tahan godaan untuk scrolling media sosial
di ponsel atau laptop.
Korupsi waktu hanya bisa dihindari jika seseorang bertekad kuat untuk tidak
melakukannya. Di antaranya dengan menanamkan nilai integritas dan menyadari
bahwa ada amanah yang mesti dijalankan dari pekerjaan tersebut. Jika tindakan
koruptif ini dibiarkan, maka bisa merugikan perusahaan dan orang lain. Ada sembilan
nilai integritas yang dirilis KPK, yaitu jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung
jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil.
Dengan menerapkan nilai integritas ini, seseorang akan menyadari bahwa
pekerjaan adalah amanah yang harus dijalani dengan penuh tanggung jawab dan rasa
syukur. Seorang yang berintegritas akan menerapkan kedisiplinan dalam bekerja dan
selalu jujur dalam bertindak. Korupsi waktu jelas bertentangan dengan nilai integritas
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai