Anda di halaman 1dari 57

PROPOSAL SKRIPSI

PERAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM


MENUNJANG MOTIVASI TERHADAP PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DI DESA RAJA, KECAMATAN BUA,
KABUPATEN LUWU.

Diajukan
Untuk Diseminarkan Pada Seminar Proposal Penelitian
Skripsi
Pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara
STISIP Veteran Palopo

Oleh

MUH. AKSA
18093017028

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


(STISIP) VETERAN PALOPO
2022
HALAMAN PERSETUJUAN KONSULTAN

Nama. : Muh. Aksa


NPM. : 18093017028
Program Studi. : Ilmu Administrasi Negara
Judul Proposal Skripsi. : Peran komunikasi antar pribadi
dalam menunjang motivasi Terhadap perencanaan pembangunan
di desa Raja, Kec, Bua Kab. Luwu
Telah diteliti secara cermat dan dinyatakan memenuhi syarat untuk
Diseminarkan pada seminar proposal skripsi program studi Ilmu
Administrasi Negara STISIP Veteran Palopo

Palopo.
Mei 2022

MENYETUJUI

Konsultan I. Konsultan II.

Drs. Abd Salam Thamrin, M. Si. Yosef


Pasolang SH,.MU

MENGETAHUI

Ketua Ketua
STISIP Veteran Palopo Program
Studi
IlmuAdministrasi Negara

Dr. H Baso Sulaiman, M.Si. Rusdin Said,


SAN, M.Si

BERITA ACARA
PELAKSANAAN UJIAN SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI
Pada Hari. Tanggal. Bukan. Tahun.
PROPOSAL SKRIPSI

Nama : Muh. Aksa


Npm   : 18993017028
Program studi.   : Ilmu Administrasi Negara
Judul Proposal. : Peran komunikasi antar pribadi dalam menunjang
motivasi
Terhadap perencanaan pembangunan di Desa Raja, Kec.
Bua, Kab. Luwu

Telah Diseminarkan dihadapan Panitia Ujian Seminar Proposal


Skripsi :

Ketua :
Anggota : 1
2
3

MENGETAHUI
Ketua
Ketua
STISIP Veteran Palopo.
Program Studi
Ilmu
Administrasi
Negara

Dr. H Baso Sulaiman, M.Si Rusdin


Said, SAN, M.Si

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama. : Muh Aksa
Npm : 18093017028
Program studi  : Ilmu Administrasi Negara

Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis ilmiah ini yang


berjudul : Peran komunikasi antar pribadi dalam menunjang
motivasi Terhadap perencanaan pembangunan di desa Raja
kecamatan Bua kabupaten Luwu. Benar adalah karya saya
sendiri, dikutip maupun dirujuk dilakukan sesuai kaidah
penulisan karya ilmiah.
Palopo. Juni
2022
Yang membuat
pernyataan

Muh. Aksa

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, karena atas Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
skripsi/skripsiini dengan judul Peran komunikasi antar pribadi dalam
menunjang motivasi Terhadap perencanaan pembangunan di desa
Raja, Kec, Kab. Luwu.
Dalam penyusunan proposal penelitian skripsi ini, penulis tidak
terlepas dari berbagai rintangan, mulai dari pengumpulan literatur,
pengumpulan data sampaipada pengolahan data maupun dalam tahap
penulisan. Namun, dengan kesabaran dan ketekunan yang dilandasi
dengan rasa tanggung jawab selaku mahasiswa dan juga bantuan dari
berbagai pihak, baik materil maupun moril. Olehnya itu dalam kesempatan
ini izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih yang tak
terhinggakepada :
1. Dr. H Baso Sulaiman, M.Si selaku Ketua STISIP Veteran Palopo.
2. Rusdin Said SAN, M.Si selaku Ketua Program Studi, STISIP Veteran
Palopo
3. Drs. Abd. Salam Thamrin, M.Si. selaku Konsultan I, dan Yosef
Pasolang SH,.MH selaku Konsultan II, yang telah menyediakan waktunya
memberikan saran, masukan dan pengarahan kepada penulis dalam
penyusunan proposal/ penyusunan skripsi.
4.Seluruh Bapak dan Ibu dosen STISIP Veteran Palopo yang telah
memberikan dukungan dan bimbingan kepada penulis selama belajar di
STISIP Veteran Palopo
5.Kedua Orang tuaku, Bapak Bahjuri dan Ibu Wastia , serta wali orang
tuaku Bahmil, St Pasiha, dan Kustia.
6. Kepada semua teman-teman Yang sudah membantu saya dengan
memberikan dukungan dan semangat saran edukasi dan motivasi
sehingga saya bisa membuat proposal skripsi ini dengan baik dan benar
Akhirnya penulis hanya dapat berharap kiranya Allah SWT
mempermudah langkah kita dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya.
Semoga proposal penelitian skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Palopo. 2022
Penuli
s

Muh.
Aksa

ABSTRAKSI

MUH. AKSA, 18093017028, Peran Komunikasi Antar Pribadi


Dalam Menunjang Motivasi Terhadap Perencanaan Pembangunan di
Desa Raja Kec Bua Kab luwu.
Dalam rangka pembangunan nasional maka pembangunan
pedesaan mutlak mendapat prioritas mengingat sebagian besar penduduk
Indonesia bermukim di daerah pedesaan. Untuk mendukung keberhasilan
perencanaan pembangunan pada saat ini maka partisipasi masyarakat
pun sangat dibutuhkan, yakni dengan melakukan komunikasi yang baik
antara masyarakat dan pihak pembangunan mencakup peran dan fungsi
komunikasi sebagai aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik antara
semua pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan. Komunikasi
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga penilaian terhadap proses
pembangunan. Dalam arti sempit komunikasi pembangunan merupakan
segala cara penyampaian gagasan dan kegiatan-kegiatan pembangunan
dari pelaksana pembangunan kepada masyarakat.Dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa kemampuan masyarakat dan pihak pemerintah untuk
mendorong dan memotivasi masyarakat yang ada di sekitar pedesaan
untuk melakukan perencanaan pembangunan yang ada di desa karena
pembangunan di desa berjalan dengan baik apabila ada komunikasi yang
baik. Karena di daerah desa sangat kuat terjalinnya silaturahmi antar
pribadi sesama masyarakat baik pemerintah maupun masyarakat biasa
dalam pembangunan pedesaan biasanya berjalan dengan baik apabila
kepala desa, toko adat, tokoh agama mampu memberikan motivasi untuk
Berpartisipasi dalam pembangunan desa.Proposal skripsi di buat untuk
meneliti Perencanaan pembangunan desa Raja, Dan biasanya dilakukan
dengan cara musyawarah sebelum dilakukannya pembangunan
organisasi Sejak munculnya UU no 25 tahun 2004 mengenai Sistem
Perencanaan pembangunan Nasional, paradigma perencanaan
pembangunan di segala bidang menuntut partisipasi masyarakat untuk
mendukung keberhasilannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana partisipasi masyarakat desa raja kecamatan Bua, kabupaten
Luwu dalam perencanaan pembangunan infrastruktur dan bagaimana
realisasi usulan dilaksanakan sesuai dengan hasil perencanaan yang
telah dilakukan oleh masyarakat dalam musrenbangkel. Dengan
menggunakan teori tingkat partisipasi Arnstein, penelitian ini dapat
menggambarkan apakah sebenarnya masyarakat desa raja kecamatan
Bua kabupaten Luwu telah berpartisipasi aktif dalam perencanaan
pembangunan atau belum, selain itu digunakan pula teori Oakley untuk
mengetahui bentuk-bentuk parisipasi masyarakat desa raja kecamatan
Bua kabupaten Luwu yang mereka berikan untuk mendukung terwujudnya
pembangunan infrastruktur di lingkungannya, teori Stein digunakan pula
untuk mengetahui apakah usulan-usulan yang diajukan masyarakat telah
memenuhi kriteria perencanaan pembangunan infrastruktur yang baik.
Pendekatan penelitian deduktif menjadikan ketiga teori tersebut sebagai
dasar penelitiannya terutama dalam penentuan indikator. Pengumpulan
data dilakukan dengan metode studi dokumen dan wawancara.
Sedangkan analisis menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ternyata tingkat partisipasi masyarakat
desa raja kecamatan Bua kabupaten Luwu dalam perencanaan
pembangunan relatif tinggi, yaitu pada level placation. Adapun
persentase realisasi usulan masyarakat baru mencapai 76.00 % namun
selain itu masih dapat ditemukan realisasi pembangunan yang tidak
sesuai dengan usulan masyarakat sekitar 24,00 % . Kesimpulan dari
penelitian ini adalah bahwa partisipasi masyarakat dapat menentukan
bagaimana usulan-usulan mereka direalisasikan dalam pembangunan
nyata
Kata kunci : komunikasi, motivasih, dan perencanaan
pembangunan

DAFTAR ISI

H
a
l
a
m
a
n
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN KONSULTAN…....................................ii
HALAMAN BERITA ACARA SEMINAR PROPOSAL …..................iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...................................iv
ABTRAKSI...............................................................................................v
KATA PENGANTAR …..........................................................................vi
DAFTAR ISI …........................................................................................vii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …............................................................................
B. Rumusan Masalah ...........................................................................
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................
D. Kerangka Pikir ……........................................................................
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Komunikasi..................................................................
B. Komunikasi Pembangunan.............................................................
C. Motivasi.........................................................................................
D. Pembangunan.................................................................................
E. Perencanaan Pembangunan Masyarakat secara
Umum.................................
F. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa.....
BAB. III. METODE PENELITIAN
A. Tipe, Lokasi, dan Waktu Penelitian...............................................
B. Populasi dan Sampel......................................................................
C. Metode Pengumpulan Data ...........................................................
D. Teknik Analisis Data.....................................................................
BAB. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian..............................................
B. Aspek Yang Berpengaruh Dalam Pembangunan Desa..................
C. Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa..........
D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi dalam Pembangunan Desa....

BAB. V PENUTUP
A. Kesimpulan............ .....................................................................
B. Saran ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan merupakan arah untuk memperbaiki suatu keadaan
atau kondisi,“pembangunan itu tiada lain adalah suatu usaha-usaha
perubahan untuk menuju keadaan yang lebih baik berdasarkan norma-
norma tertentu”. Pembangunan pada hakikatnya bertujuan untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Sesuai dengan tujuan Indonesia
yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa, menciptakan kesejahteraan umum,
melindungi seluruh tumpah darah Indonesia, dan membantu
melaksanakan ketertiban dunia dan perdamaian abadi2. Pembangunan
merupakan hal terpenting dalam menentukan nasib suatu Bangsa dan
Negara kedepan. Oleh karena itu, pembangunan yang baik akan
terlaksana dengan baik apabila didukung oleh perencanaan yang baik
pula.
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan
masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan
sumber daya yang tersedia3. Perencanaan pembangunan yang baik akan
memberikan dampak yang baik pula terhadap pembangunan suatu
daerah. Hal itu juga harus didukung dengan sumber daya manusia yang
kompeten atau memampuni agar perencanaan pembangunan yang baik
dapat terwujud. Di samping itu juga yang menjadi sangat penting dalam
perencanaan pembangunan yaitu harus ada sebuah aturan yang jelas
agar bisa dijadikan sebagai pedoman atau acuan bagi pemerintah sebagai
pelaku pembuat kebijakan. Selain ia sebagai pedoman atau acuan,
dengan aturan yang jelas akan dapat mewujudkan tata kelolah pemerintah
yang baik dalam perencanaan pembangunan. Dalam rangka mewujudkan
pemerintahan yang baik dalam perencanaan pembangunan, Pemerintah
Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dengan dikeluarkannya
undang-undanng tersebut maka dalam perencanaan pembangunan terjadi
perubahan yang sebelum undang-undang tersebut ditetapkan,
perencanaan pembangungan bersifat top down dimana banyak
mengabaikan kepentingan local sehingga banyak aspirasi masyarakat
diabaikan sehingga masyarakat tidak dapat menikmati hasil
pembangunan. Dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 ini
perencanaan pembangunan bersifat bottom up yang menekankan
partisipasi dari banyak pihak. Sehingga pembangunan dapat dirasakan
oleh banyak pihak seperti masyarakat, sektor swasta, dan pemerintah.
Perencanaan pembangunan yang bersifat bottom up dengan lebih
mengedepankan partisipatif dan komunikatif secara aktif dari banyak
pihak merupakan prinsip utama dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam
mewujudkan pembangunan yang baik secara nasional, perencanaan
pembangunan harus mulai disusun dari tingkat yang paling bawah yaitu
Desa yang tujuannya untuk memeberikan kontribusi positif terhadap
pembangunan nasional. Oleh karena itu, Desa memegang peranan
penting dalam pembangunan nasional bukan hanya dikarenakan sebagian
besar rakyat Indonesia bertempat tinggal di desa, tetapi desa.
memberikan sumbangangsi besar dalam menciptakan stabilitas
pembangunan nasional. Pembangunan Desa merupakan bagian dari
rangkaian pembangunan nasional. Desa seringkali identik dengan dua hal
yakni sebagai objek dan subjek dalam pembangunan. Dikatakan sebagai
objek pembangunan, karena sebagaian penduduk di pedesaan dilihat dari
aspek kualitas masih perlu dilakukan pemeberdayaan. Sebaliknya sebagai
subjek pembangunan penduduk pedesaan memegang peranan yang
sangat penting sebagai kekuatan penentu (pelaku) dalam proses
pembangunan pedesaan maupun pembangunan nasional4.
Pembangunan Desa di Indonesia secara keseluruhan masih lemah
dari berbagai aspek pembangunan, baik aspek bantuan dan dukungan
moril, politik, teknologi maupun pendanaan5. Kegagalan berbagai
program pembangunan perdesaan adalah disebabkan antara lain karena
penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program-program pembangunan
tidak melibatkan masyarakat secara partisipatif6. Padahal partisipasi dari
masyarakat sangatlah penting dalam menentukan perencanaan
pembangunan Desa, namun seringkali terjadi adalah tidak melibatkan
masyarakat dalam perencanaan pembangunan Desa. Persoalan yang
sangat bertentangan dengan prinsip perencenaan pembangunan yang
partiispatif dan komunikatif. Desa yang sejatinya merupakan ujung tombak
dari pembangunan nasional ternyata masih terdapat berbagai problem
atau masalah sosial, ekonomi dan politik yang sejatinya harus dibenahi
dengan sebuah konsep yang dapat menaungi dan memberikan
perubahan yang baik terhadap pembangunan Desa.
Pembangunan Desa dan pembangunan kawasan Perdesaan
menjadi perhatian yang serius bagi pemerintah. Butuh perencanaan
pembangunan yang baik agar dapat meberikan dampak positif bagi
pembangunan Desa dan kawasan Perdesanaan. Untuk memberikan
acuan dalam perencanaan pembangunan desa ke arah yang lebih baik,
pemerintah mengeluarkan Berbagai peraturan perundang-undangan
dikeluarkan pemerintah sebagai upaya percepatan pembangunan Desa
diantaranya Undang-Undang No.25/2004 tentang SPPN, Permendagri
No.66/2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa dan UU Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa sebagai turunannya yakni PP Nomor 43 Tahun
2014 tentang Peraturan Pelaksanan UU Desa dan kemudian menetapkan
Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan di
Desa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 131 PP Nomor 43 Tahun
2014 tentang Peraturan Pelaksana UU No.6/2014. Kesemua aturan
tersebut, merupakan acuan atau pedoman yang harus digunakan dalam
perencanaan pembangunan di tingkat Desa. Dengan memperhatikan
situasi dan kondisi masyarakat Desa setempat, diharapakan Desa yang
sekarang ini semakin memberikan peranan penting dalam pembangunan
nasional.
Disahkan dan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa, tentu semakin memberikan keleluasaan yang lebih
kepada Pemerintah Desa dalam menjalankan otonomi Desa. Tepatnya
pada tangggal 15 Januari 2014 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
mengesahkan RUU Desa menjadi UU Desa. Pada hari yang sama juga,
Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsudin mengundangkannya dalam
Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 77.Dengan undang-undang yang
terbaru ini, Desa yang selama ini diperankan sebagai figuran dan objek,
sekarang berperan sebagai aktor8. Dalam konsideran Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 disampaikan bahwa Desa memiliki hak asal usul
dan hak tradisional dalam mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat dan berperan mewujudkan cita-cita kemerdekaan.
Hak tersebut harus dijalankan sebaik-baiknya agar tercapaianya
pembangunan Desa yang dapat menjawab persoalan-persoalan yang
terjadi ditengah kehidupan masyarakat desa.
Pembangunan Desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan
kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana
dan prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta
pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan9.
Dalam mewujudkan hal tersebut, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 79
ayat (1) UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, yang menunjukan bahwa
Pemerintah Desa wajib menyusun perencanaan pembangunan Desa
sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan
pembangunan Kabupaten/Kota10. Pelaksanaan Perencanaan
pembangunan Desa tersebut disusun secara berjangka meliputi Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka waktu 6 (enam)
tahun dan Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut
Rencana Kerja Pemerintah Desa, merupakan penjabaran dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka waktu 1 (satu)
tahun.
Salah satu yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah
penyusunan rencana pembangunan dalam jangka 1 (satu) tahun yaitu
Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau Rencana Kerja Pemerintah
Desa (RKP Desa). Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang
disebut Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa), merupakan
penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM
Desa) untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. RKP Desa merupakan satu-
satunya dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang dipakai
sebagai pedoman atau acuan dalam pelaksanaan pembangunan bagi
pemerintahan Desa untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam
penyusunan APB Desa. Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa)
yang memuat berbagai program kerja baik itu secara fisik maupun non
fisik akan direalisasikan demi kepentingan pembangunan Desa.
Desa raja Kecamatan bua kabupaten luwu sebagai salah satu unit
pemerintahan yang berada dibawah Pemerintahan NKRI wajib menyusun
Dokumen Perencanaan Pembangunan yaitu RKP Desa untuk
pembangunan Desa dalam jangka watu 1 (satu) tahun. Mengingat ini
merupakan tangungjawab yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah Desa
raja Kecamatan bua Kabupaten luwu, diharapkan proses penyusunan
Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) Tahun 2022 harus mengacu
pada aturan yang telah ditentukan dengan tidak menegasikan keterlibatan
dari masyarakat. Selain itu, Rencana Kerja Pemerintah Desa dalam
penyusunannya juga harus selaras dan menjabarkan Visi-Misi Kepala
Desa. Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) mulai disusun pada
bulan Juli dan ditetapkan dengan Peraturan Desa paling lambat akhir
bulan September tahun berjalan11. Artinya Rencana Kerja Pemerintah
Desa (RKP Desa) untuk tahun 2022 akan mulai disusun pada bulan Juli
tahun 2021 dan ditetapkan dengan Peraturan Desa paling lambat ahkir
bulan September tahun berjalan 2021
Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) dalam
Pasal 30 Permendagri Nomor 114 tentang Pedoman Pembangunan Desa
seebagai turunan dari PP No.43 tentang Peraturan Pelaksanaan UU
No.6/2014, menjelaskan secara bertahap dan terperinci terkait dengan
penysuunan RKP desa dianatarnya: 1) Kepala Desa menyusun RKP Desa
dengan mengikutsertakan masyarakat Desa. 2) Penyusunan RKP Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan kegiatan yang
meliputi: a) penyusunan perencanaan pembangunan Desa melalui
musyawarah Desa; b) pembentukan tim penyusun RKP Desa; c)
pencermatan pagu indikatif Desa dan penyelarasan program/kegiatan
masuk ke Desa; d) pencermatan ulang dokumen RPJM Desa; e)
penyusunan rancangan RKP Desa; f) penyusunan RKP Desa melalui
musyawarah perencanaan pembangunan Desa; g) penetapan RKP Desa;
h) perubahan RKP Desa; dan pengajuan daftar usulan RKP Desa.
Beberapa tahapan yang ada ini, perlu menjadi landsasan pemikiran yang
harus dilaksanakan dengan baik oleh Pemerintah Desa Pandanrejo.
Keterlibatan atau partisipasi dari masyarakat menjadi syarat mutlak
dalam proses penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa).
Keterlibiatan ini dimaksudkan agar masyarakat bisa memberikan
kontribusi positif terhadap perencanaan pembangunan Desa. Keterlibatan
atau partisipasi dari banyak pihak dalam perencanaan pembangunan di
Desa dapat diwujudkan melalui suatu kegaiatan yaitu Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbang
Desa). Hal itu pun dipertegas dengan jelas dalam Pasal 80 UU No.
6 Tahun 2014 tentang Desa ayat (1) menegaskan bahwa Perencanaan
Pembangunan Desa diselenggarakan dengan mengikutsertakan
masyarakat Desa. Selanjutnya pada ayat (2) dalam menyusun
perencanaan Pembangunan, Pemerintah Desa wajib menyelenggarakan
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa12. Musrenbang Desa
tersebut tidak lain adalah untuk menginginkan adanya kebersamaan
antara Pemerintah Desa dan masyarakat dalam memilih mana yang
terbaik untuk pembangunan Desa kedepanya.
Musrenbang adalah sebuah mekanisme perencanaan, sebuah
institusi perencana yang ada di daerah dan sebagai mekanisme untuk
mempertemukan usulan/kebutuhan masyarakat (bottom-up planning)
dengan apa yang akan diprogram pemerintah (top-down planning).
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), identik dengan
sebuah proses pembangunan yang lebih menegdepankan partisipatif,
demokratis dan transparan13. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa
Musrenbang dapat mengakomodasi kepentingan pembangunan bagi
masyarakat. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa atau yang
disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara Badan
Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Desa untuk menetapkan prioritas,
program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa yang didanai oleh
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya masyarakat Desa,
dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota14.
Olehnya itu penulis memilih judul :
“ Peran komunikasi antar pribadi dalam menunjang motivasi
terhadap perencanaan pembangunan di desa raja kecamatan Bua
kabupaten Luwu.”
B. Rumusan Masalah

Dalam konteks pembangunan nasional, masalah yang dihadapi


memanglah sangat kompleks karena dimulai dari perencanaan
pelaksanaan hingga pengawasan. Dalam batasan masalah ini
pembahasannya lebih mengarah kepada masalah pelaksanaan
pembangunan.
Mengingat masalah pelaksanaan perencanaan pembangunan ini
pun juga dirasa masih sangat luas penulis merasa perlu memberikan
batasan masalah dalam membentuk rumusan pertanyaan sehingga
pembahasannya lebih terarah dan tidak menyimpang dari sasaran yang
ingin dicapai. Suatu pembahasan masalah tanpa batasan dan rumusan
yang jelas mengakibatkan pembahasannya terlalu jauh melebar sehingga
inti permasalahannya semakin kabur.
Adapun yang menjadi batasan masalah dalam pembahasan skripsi
ini adalah sebagai berikut:
1. Sejauh mana kemampuan komunikasih oleh
pemerintah Desa raja dalam meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam pembangunan di desa Raja kecamatan Bua ini.
2. Sejauh mana tingkat pemberian motivasi antara
pribadi masyarakat dan pemerintah dalam pembangunan di desa
raja.
3. Faktor-faktor apa saja yang dapat menghambat
komunikasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan di desa
raja ?
C. Tujuan Penelitian

Kegiatan yang terencana sudah dilakukan dapat dipastikan ada


tujuan yang ingin dicapai dengan demikian juga halnya dengan
penelitian ini adapun menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan motivasi terhadap warga
masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam pembangunan di desa raja
2. Tingkat komunikasi masyarakat dalam pembangunan di
desa raja
3. Mengetahui faktor-faktor yang dapat mendukung dan
menghambat komunikasi dan partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan pembangunan di desa raja.
4. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi tolak ukur
perencanaan pembangunan di desa raja
5. Mengetahui komunikasi, motivasih dan partisipasi apa saja
yang menjadi titik acuan perencanaan pembangunan yang
ada di desa raja
D. Manfaat Penelitian

Dengan selesainya penelitian ini, diharapkan mempunyai manfaat sebagai


berikut:
1 . Manfaat praktis
Tujuan manfaat praktis ini juga dapat diarahkan untuk lebih mendalami
dan melakukan penelitian yang baik guna meningkatkan dan memenuhi
komunikasi dan partisipasi Perencanaan Pembangunan
a. Diharapkan dapat menjadi bahan informasi kepada pihak-
pihak terkait dalam upaya meningkatkan komunikasi
partisipasi masyarakat dalam perencanaan pelaksanaan
pembangunan di desa raja.
b. Sebagai salah satu syarat yang harus terpenuhi dalam
rangka penyelesaian studi pada sekolah tinggi Ilmu sosial
dan Ilmu politik (STISIP) Veteran Palopo .
2 . Manfaat teoritis
Diharapkan pula dijadikan sebagai bahan kajian bagi mereka yang
membutuhkannya sekaligus mengundang penelitiannya yang berminat
dan mau dengan masalah-masalah pembangunan yang ada di daerah
pedesaan.
E. Kerangka Pikir
Seperti telah di singgung sebelumnya, bahwa tanggung jawab
dalam suatu perencanaan pembangunan ini bukan hanya berada pada
pihak pemerintah akan tetapi menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat
dan bentuk tanggung jawab masyarakat itu dalam keterlibatannya
terhadap pembangunan dan yang ada di sekitarnya.
Sebagai suatu potensi, partisipasi masyarakat senantiasa digiatkan
sebagai wujud tanggung jawab dan keterlibatan masyarakat dalam
membangun infrastruktur ataupun yang ada di desa tinggal bagaimana
kepala desa dengan perannya sebagai motivator pembangunan desa
senantiasa mengarahkan dan membimbing serta menggerakkan
warganya agar dapat terlibat dalam pembangunan di desa raja. Hal ini ini
sangat tergantung dari kemampuan seorang kepala desa melalui
kepemimpinannya yang melekat pada diri seorang kepala desa.
Masalah partisipasi masyarakat ini sebenarnya bukanlah hal yang
baru. Jauh sebelumnya masyarakat Indonesia telah memiliki semangat
kegotongroyongan dan hal inilah yang perlu dipertahankan agar semangat
kebersamaan untuk mencapai suatu tujuan dapat diwujudkan.
Dalam melaksanakan pembangunan, masyarakat hendaknya tidak
bertumpu pada pemerintah saja masyarakat pun dituntut untuk berperan
aktif melalui partisipasinya. Bentuk-bentuk partisipasi dan motivasi
masyarakat yang diharapkan dalam pelaksanaan perencanaan
pembangunan ini diantaranya:
1. Kerelaan mengorbankan tenaga.
Bagi masyarakat di tingkat desa bentuk partisipasi semacam ini juga kita
jumpai namun biasanya di hari-hari tertentu saja mengingat kesibukan
keseharian warga yang relatif padat atau kurang waktu karena sebagian
besar waktu mereka tersita dengan pekerjaan pokok masing-masing.
Bentuk partisipasi ini semacam dapat kita lihat dengan kegiatan yang
bersifat gotong royong menyelesaikan suatu program pembangunan.
2. Kerelaan mengorbankan sesuatu yang bersifat materi.
partisipasi masyarakat berupa materi atau uang biasanya dilakukan untuk
memenuhi pembiayaan suatu program pembangunan yang bersifat
swadaya dengan ketentuan berdasarkan kemampuan dari masing-masing
warga masyarakat atau jumlahnya bersifat tidak mengikat.
3. Sumbangan pemikiran dalam bentuk saran-saran atau motivasi dan
partisipasi.
ide-ide atau konsep yang lahir dari warga masyarakat juga dikehendaki ,
oleh karena itu tu kepada warga masyarakat hendaknya diberi
kesempatan untuk mengemukakan ide-ide atau saran-saran dan motivasi
pada setiap kesempatan partisipasi perencanaan pembangunan yang ada
di desa. Suatu saran yang baik hendaknya ditindaklanjuti oleh
pengambilan keputusan bersama.

Gambar 1. Kerangka pikir


PERENCANAAN KEPEMIMPINAN
PEMBANGUNAN KEPALA DESA

PEMBERIAN
MOTIVASIH

Faktor pendukung dan


Penghambat perencanaan
Pembangunan
PARTISIPASI
MASYARAKAT
TENAGA
MATERI
PEMIKIRAN

PARTISIPASI
MASYARAKAT
TINGGI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Komunikasi
KOMUNIKASI merupakan aktivitas dasar manusia. Komunikasi
adalah bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia sebagai makhluk sosial. Dengan berkomunikasi, manusia dapat
saling berhubungan satu sama lain, baik dalam kehiduapan sehari-hari di
rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat, atau
dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat
dalam komunikasi. Secara etimologis, kata komunikasi berasal dari
bahasa latin “communicare” yang artinya “menyampaikan”. Menurut asal
katanya tersebut, arti komunikasi adalah proses penyampaian makna dari
satu entitas atau kelompok ke kelompok lainnya melalui penggunaan
tanda, simbol, dan aturan semiotika yang dipahami bersama.;
Masalah dalam komunikasi lintas budaya biasanya datang dari
masalah di dalam transmisi pesan. Dalam komunikasi antara orang-orang
dari budaya yang sama, orang yang menerima pesan menafsirkannya
berdasarkan pada nilai-nilai, keyakinan, dan harapan untuk perilaku yang
mirip dengan orang-orang yang mengirim pesan. Ketika ini terjadi cara
pesan yang ditafsirkan oleh penerima cukup mirip dengan apa yang
dimaksudkan oleh sang pembicara. Namun, ketika penerima pesan
adalah orang dari budaya yang berbeda, penerima menggunakan
informasi dari budaya sang pembicara untuk menafsirkan pesan. Pesan
yang ditafsirkan mungkin sangat berbeda dari apa yang pembicara
maksudkan.
Atribusi adalah proses di mana orang-orang yang mencari
penjelasan tentang perilaku orang lain. Ketika seseorang tidak memahami
orang lain, ia biasanya menyalahkan kebingungan tersebut kepada orang
lain "kebodohan, kebohongan, atau kegilaan".
Komunikasi yang efektif bergantung pada pengertian informal
antara pihak-pihak yang terlibat yang didasarkan pada kepercayaan yang
berkembang di antara mereka. Ketika kepercayaan itu ada, implisit
pengertian dalam komunikasi dan perbedaan budaya dapat diabaikan,
dan masalah-masalah dapat ditangani dengan lebih mudah. Arti dari
kepercayaan dan bagaimana hal ini dikembangkan serta dikomunikasikan
berbeda-beda di masyarakat. Demikian pula, beberapa budaya memiliki
kecenderungan yang lebih dipercaya dibandingkan dengan yang lain.
Komunikasi nonverbal adalah suatu perilaku yang berkomunikasi
tanpa kata—kata-meskipun sering kali dapat disertai dengan kata-kata.
Variasi kecil dalam bahasa tubuh, ucapan, irama, dan ketepatan waktu
sering menyebabkan ketidakpercayaan dan persepsi yang salah dari
situasi antara pihak-pihak antar budaya.
Perilaku kinestetik adalah cara komunikasi dengan menggunakan
gerakan tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata. Arti dari perilaku tersebut
bervariasi di tiap negara.
Occulesics adalah bentuk dari kinesics yang melibatkan kontak
mata dan penggunaan mata untuk menyampaikan pesan.
Proxemics menyangkut kepada kedekatan serta tempat dari proses
komunikasi (misalnya: ruang pribadi atau tata letak kantor).
Paralanguage mengacu pada bagaimana sesuatu dikatakan bukan
isi dari apa yang dikatakan, misalnya kecepatan nada bicara, perubahan
suara, suara-suara lain, tawa, menguap, dan keheningan.
Objek bahasa atau kebudayaan material mengacu pada cara kita
berkomunikasi melalui bahan artefak—misalnya, arsitektur, desain kantor
dan perabotan, pakaian, mobil, kosmetik, dan waktu.
Pada monochronic budaya, waktu dialami secara linear dan sebagai
sesuatu yang harus dihabiskan, disimpan, dibuat, atau disia-siakan.
Orang-orang cenderung untuk berkonsentrasi hanya pada satu hal dalam
suatu waktu. Pada polychronic budaya, orang-orang mentolerir banyak
hal-hal yang terjadi secara bersamaan dan menekankan keterlibatan
dengan orang lain. Dalam budaya ini, orang-orang sangat mudah
teralihkan, fokus pada beberapa hal sekaligus, dan sering mengubah
rencana

1.Definisi Komunikasi
Jika ditinjau dari asal mula kata, komunikasi berasal dari kata
dalam bahasa latin "communicare" yang berarti menyampaikan. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata komunikasi adalah
pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih
sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Sementara itu, komunikasi adalah proses pengiriman dan
penerimaan pesan melalui cara verbal atau nonverbal, termasuk ucapan,
atau komunikasi lisan, representasi tulisan dan grafis (seperti infografis,
peta, dan bagan), tanda isyarat, dan perilaku. Singkatnya, komunikasi
menjadi proses dari "penciptaan dan pertukaran makna".
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, dapat disimpulkan
bahwa komunikasi adalah kegiatan penyampaian pesan, yang dapat
dilakukan melalui berbagai cara dan media. Artinya, keberadaan pesan
menjadi hal mutlak yang harus ada dalam kegiatan komunikasi.
2. Proses-Proses Komunikasi
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, komunikasi saat ini
sudah dipandang sebagai suatu bidang ilmu tersendiri. Sehingga tak
mengherankan, jika kemudian muncul beberapa nama tokoh yang dikenal
sebagai ahli. Beberapa dari ahli tersebut kemudian memberikan
penjelasan mengenai komunikasi, serta metode-metodenya.
Adapun menurut para ahli, penjelasan dan metode-metode
komunikasi adalah sebagai berikut.
1. Model Komunikasi Menurut Aristoteles
Sudah sejak lama komunikasi menjadi hal pokok dalam kehidupan
manusia. Terbukti, filsuf Aristotel juga mempunyai penjelasan terkait
model komunikasi. Menurut Aris toteles, komunikasi selalu melibatkan
lima elemen. Adapun yang dimaksud sebagai kelima elemen komunikasi
adalah speaker, speech, occasion, audience, dan effect.
Lebih lanjut, Aristoteles menjelaskan bahwa proses komunikasi ini
bermula dari pembicara (speaker) yang mengutarakan pesan (speech)
dalam suatu situasi (occasion) kepada khalayak (audience) yang
kemudian menimbulkan dampak atau pengaruh (effect). Proses yang
dijelaskan Aristoteles ini menjadi salah satu model komunikasi yang paling
banyak diterima.
2. Model Komunikasi
Schramm mengungkapkan model komunikasi dari sudut pandang lain.
Menurutnya, proses komunikasi berlangsung secara dua arah baik
pengirim pesan atau penerima pesan. Adapun peran tersebut dapat
bertukar posisi. Proses komunikasi ini dimulai saat pengirim pesan
(encoder) yang menyampaikan pesan kepada penerima pesan (decoder).
Selanjutnya, kedua pihak akan saling mengirim pesan secara bergantian.
3. Model Komunikasi Menurut Lasswell
Harold D. Lasswell juga menyampaikan pandangannya mengenai model
komunikasi. Dalam pandangan Lasswell, komunikasi dapat berjalan
secara linear atau mdel komunikasi satu arah. Proses komunikasi ini
dimulai saat pengirim pesan (sender) yang menyampaikan pesan melalui
media, lalu diterima oleh penerima pesan. Setelah itu, terciptalah umpan
balik (feedback) dari penerima pesan.
3. Fungsi Komunikasi
Sebagai bidang ilmu, komunikasi cukup diminati. Mempelajari
komunikasi memang sangat penting. Sebab, komunikasi mempunyai
fungsi-fungsi yang mendasar di kehidupan sehari-hari. Adapun beberapa
fungsi dari komunikasi adalah sebagai berikut.
1. Sebagai Cara Menyampaikan Pesan
Salah satu fungsi komunikasi adalah sebagai cara menyampaikan pesan,
makna, ide gagasan yang ada di kepala. Tanpa melakukan komunikasi,
ide atau gagasan kita tidak akan bisa dipahami oleh orang lain. Selain itu,
setiap orang juga memerlukan komunikasi untuk memperoleh informasi-
informasi yang berguna bagi kehidupan dan kepentingannya.
2. Sebagai Cara Menyampaikan Emosi
Bukan saja pesan dan gagasan, komunikasi juga bisa menjadi cara
menyampaikan luapan emosi atau isi hati. Berbagai perasaan seperti
senang, marah, kecewa, gembira bisa kita tunjukkan melalui berbagai
cara komunikasi.
3. Sebagai Alat Kendali
Komunikasi juga bisa berfungsi sebagai alat kendali atau kontrol. Dengan
komunikasi, aturan-aturan bisa disampaikan dengan jelas dan mudah
dipahami, sehingga perilaku dan tindakan setiap individu dapat lebih
terkendali.
4. Sebagai Alat Motivasi
Komunikasi yang bersifat persuasif dapat berfungsi sebagai alat motivasi.
Dengan metode komunikasi yang tepat, dapat membangkitkan gairah dan
motivasi seseorang dalam mengerjakan sesuatu.

4. Jenis-Jenis Komunikasi
Bukan saja model prosesnya yang beragam, di keseharian kita juga
bisa menjumpai komunikasi dalam berbagai jenis. Adapun jenis-jenis
komunikasi adalah sebagai berikut.
1. Jenis Komunikasi berdasarkan Ruang Lingkupnya
Komunikasi adalah hal lumrah yang kita temui di keseharian dalam
berbagai kesempatan. Berdasarkan pada ruang lingkupnya, komunikasi
dibedakan menjadi dua yaitu internal dan eksternal.
Komunikasi internal adalah komunikasi yang berada dalam batas
ruang lingkup organisasi atau kelompok tertentu. Dengan kata lain, proses
komunikasi tercipta dalam interaksi antar individu di dalam lingkup
tersebut. Komunikasi eksternal adalah jenis komunikasi yang dilakukan
sebuah organisasi kepada publik. Contoh dari komunikasi ini adalah
jumpa pers, pameran dan publikasi, program TV, dan sebagainya
2. Jenis Komunikasi berdasarkan Bentuk
Sementara itu, menurut bentuk atau cara penyampaiannya komunikasi
dibedakan menjadi dua, yaitu verbal atau lisan dan tertulis.
Komunikasi langsung, artinya proses yang terjadi secara lisan atau
langsung. Meski begitu, jenis komunikasi ini juga bisa digunakan melalui
media seperti telepon atau video call. Sedangkan sesuai namanya,
komunikasi tertulis adalah komunikasi yang prosesnya dilakukan lewat
tulisan. Misalnya surat atau chat.
3. Jenis Komunikasi berdasarkan Tujuan
Berdasarkan pada tujuannya, komunikasi bisa dibedakan dalam beberapa
macam. Hal ini bisa dilihat dari tujuan, maksud atau kemauan dari
komunikator (pihak yang menyampaikan pesan). Adapun beberapa jenis
komunikasi berdasarkan tujuannya, antara lain memberi ceramah,
memberi perintah, berpidato, wawancara, dan sebagainya.

B. Komunikasi Pembangunan
Pengertian Komunikasi pembangunan
Menurut Peterson, komunikasi pembangunan adalah usaha yang
terorganisir untuk menggunakan proses komunikasi dan media dalam
meningkatkan taraf sosial dan ekonomi yang secara umum berlangsung
dalam negara yang sedang berkembang (Dilla, 2007).
Komunikasi pembangunan merupakan disiplin ilmu dan
praktikum komunikasi dalam konteks negara-negara sedang berkembang,
terutama kegiatan komunikasi untuk perubahan sosial yang berencana.
Komunikasi pembangunan dimaksudkan untuk secara sadar
meningkatkan pembangunan manusiawi, dan itu berarti komunikasi yang
akan menghapuskan kemiskinan, pengangguran, ketidakadilan. Gomez
(dalam Nasution, 1996)
Komunikasi pembangunan dapat dilihat dalam arti luas dan arti
sempit.
Dalam arti luas, komunikasi pembangunan meliputi peran dan
fungsi komunikasi (sebagai aktivitas pertukaran pesan secara timbal-balik)
diantara semua pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan, terutama
antara pemerintah dengan masyarakat.
Dalam hal ini bukan hanya dalam proses pembangunan saja,
melainkan dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian terhadap
pembangunan itu sendiri. Sedangkan dalam arti
sempit, komunikasi pembangunan merupakan segala upaya dan cara,
serta teknik penyampaian gagasan, dan keterampilan-keterampilan
pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan
kepada masyarakat luas.
Dalam arti sempit, komunikasi pembangunan bertujuan
agar masyarakat yang dituju dapat memahami, menerima, dan
berpartipasi dalam melakasanakan pembangunan.
Menurut Onong Uchjana
Effendy, komunikasi pembangunan adalah proses penyebaran pesan oleh
seseorang atau sekelompok orang kepada khalayak guna
mengubah sikap, pendapat, dan perilakunya guna meningkatkan
kemajuan lahiriah dan kepuasan bathiniah yang dalam keselarasannya
dirasakan secara merata oleh seluruh rakyat.
Keberhasilan pembangunan berawal dari
adanya komunikasi dalam pembangunan. Komunikasi
memiliki peran dalam pelaksanaan pembangunan. Hedebro
mengidentifikasi tiga aspek komunikasi dan pembangunan yang berkaitan
dengan tingkat analisanya, yaitu :
Pendekatan yang berfokus pada pembangunan suatu bangsa, dan
bagaimana media massa dapat menyumbang dalam upaya tersebut. Di
sini, politik dan fungsi-fungsi media massa dalam pengertian yang umum
merupakan objek studi, sekaligus masalah-masalah yang menyangkut
struktur organisasional dan pemilikan, serta kontrol terhadap media. Untuk
studi jenis ini, sekarang digunakan istilah kebijakan komunikasi dan
merupakan pendekatan yang paling luas dan bersifat general (umum).
Pendekatan yang juga dimaksudkan untuk
memahami peranan media massa dalam pembangunan nasional, namun
lebih jauh spesifik. Persoalan utama dalam studi ini adalah bagaimana
media dapat dipakai secara efisien, untuk
mengajarkan pengetahuan tertentu bagi masyarakat suatu bangsa.
Pendekatan yang berorientasi kepada perubahan yang terjadi pada
suatu komunitas lokal atau desa. Studi jenis ini mendalami bagaimana
aktivitas komunikasi dapat dipakai untuk mempromosikan penerimaan
yang luas akan ide-ide dan produk baru.
Bentuk Komunikasi Pembangunan
Bentuk komunikasi pembangunan hampir sama dengan dengan
bentuk komunikasi pada umumnya. Hanya saja dalam komunikasi
pembangunan hanya pada pesan yang disampaikanlah yang
membedakannya. Bentuk-bentuk komunikasi antara lain:
1) Komunikasi Persona
Komunikasi persona terbagi menjadi dua, yaitu komunikasi
interpersona (antar pribadi) dan komunikasi intrapesona. Komunikasi
interpersona menurut Deddy Mulyana adalah komunikasi antara orang-
orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya
menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun
non verbal.
Bentuk komunikasi interpersonal ini dapat dibedakan menjadi dua;
pertama, komunikasi diadik, yaitu komunikasi yang berlangsung antara
dua orang. Dan yang kedua adalah komunikasi triadik, yakni komunikasi
yang berlangsung antara tiga orang, satu orang sebagai komunikator dan
dua orang lainnya sebagai komunikan.
Sedangkan komunikasi intrapersona menurut Ronald L. Applbaum
adalah komunikasi yang berlangsung pada diri seorang individu, baik
berupa kegiatan berbicara kepada diri sendiri, mengamati, serta memberi
makna terhadap lingkungan. Dari segi
psikologis, komunikasi intrapersona meliputi:
Aspek Kognitif
Aspek kognitif ini meliputi sensasi dan persepsi. Sensasi berasal dari kata
“sense” yang diartikan alat penginderaan yang menghubungkan
organisme dengan lingkungannya. Sensasi merupakan proses
penginderaan yang kemudian diubah menjadi bahasa yang dapat
diterjemahkan oleh otak. Sedangkan persepi merupakan pengalaman
tentang suatu objek, peristiwa, yang diperoleh dan kemudian disimpulkan
sehingga membentuk suatu informasi.
AspekAfektif
Dalam aspek afektif ini terdapat motifasi dan kebutuhan. Motifasi
merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri untuk melakukan
sesuatu. Motifasi dapat diterpakan dalam setiap segi kehidupan. Tidak
sering manusia termotifasi karena suatu kebuthan. Sedangkan kebutuhan
itu merupkan sesuatu hal yang harus terpenuhi oleh manusia itu sendiri.
Setiap manusia memiliki kadar kebutuhan yang berbeda-beda. Kebutuhan
dapat dibedakan menjadi: kebutuhan fisiologis, rasa aman, kasih
sayang, harga diri, prestasi, dan sebagainya.
2) Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara
seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari
2 orang. Komunikasi kelompok terbagi menjadi komunikasi kelompok kecil
dan komunikasi kelompok besar. Komunikasi kelompok kecil adalah
komunikasi yang ditujukan kepada kognisi komunikan dan prosesnya
berlangsung secara dialogis.
Dalam komunikasi kelompok kecil komunikator menyampaikan
pesan lebih kepada pikiran komunikan, misalnya kuliah,
ceramah, seminar, dialog interaktif. Sedangkan komunikasi kelompok
besar adalah komunikasi yang ditujukan kepada afeksi komunikasn dan
prosesnya berlangsung linear. Komunikasi kelompok dapat
berupa diskusi panel, simposium, seminar, Brainstroming, general study,
komunikasi dalam kelompok kecil ataupun besar.
3) Komunikasi Massa
Komunikasi massa menurut Onong Uchjana Effendy, adalah
komunikasi melalui media massa modern yang meliputi surat kabar yang
mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio, dan televisi yang ditujukan
kepada umum, dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop.
Komunikasi massa ini lebih kepada komunikasi satu arah,
sehingga umpan balik secara langsung tidak dapat dirasakan oleh
komunikator. Penyebaran pesan melalui media massa berlangsung begitu
cepat, serempak dan luas. Pesan ini mampu mengatasi jarak dan waktu,
serta tahan lama apabila didokumentasikan.
Karena komunikannya bersifat massa yang tentunya
memiliki kepribadian berbeda-beda, maka sifat pesan yang disampaikan
pun lebih bersifat umum, tidak memihak kepada
kepentingan pribadi komunikan. Setiap pesan dalam komunikasi massa
mengandung citra komunikator, karena dalam pesan tersebut khalayak
umum akan juga menilai bagaimanakah komunikator.

Prinsip – Prinsip Komunikasi Pembangunan
Agar komunikasi pembangunan lebih berhasil mencapai
sasarannya serta dapat menghindarkan kemungkinan – kemungkinan
efek yang tidak diinginkan, tentunya harus mempertimbangkan hal – hal
yang disorot tadi.
Kesenjangan efek yang ditimbulkan oleh kekeliruan cara –
cara komunikasi selama ini, dapat diperkecil bila strategi komunikasi
pembangunan dirumuskan sedemikian rupa mencakup prinsip – prinsip
sebagai berikut (Harun dan Ardianto, 2011):
1. Penggunaan pesan yang dirancang khusus (tailored messages)
untuk khalayak yang spesifik.
Misalnya bila hendak menjangkau khalayak miskin, pada
perumusan pesan, tingkat bahasa, gaya penyajian dan sebagainya
disusun sedemikian rupa agar dapat dimengerti dan serasi dengan
kondisi mereka.
2. Pendekatan ceiling effect yaitu dengan mengkomunikasikan pesan
– pesan yang bagi golongan yang tidak setuju, katakanlah
golongan atas, merupakan redundansi (tidak lagi begitu berguna
karena sudah dilampaui mereka) atau kecil manfaatnya, namun
tetap berfaedah bagi golongan khalayak yang hendak dijangkau.
Dengan cara ini, dimaksudkan agar golongan khalayak yang benar
– benar berkepentingan tersebut mempunyai kesempatan untuk
mengejar ketertinggalannya, dan dengan demikian diharapkan
dapat mempersempit jarak efek komunikasi.
3. Penggunaan pendekatan narrow casting atau melokalisasi pesan
bagi kepentingan khalayak.
Lokalisasi di sini berarti disesuaikannya
penyampaian informasi yang dimaksud dengan situasi kesempatan
di mana khalayak yang berada.
4. Pemanfaatan saluran tradisional yaitu berbagai bentuk pertunjukan
rakyat yang sejak lama memang berfungsi sebagai saluran pesan
yang akrab dengan masyarakat setempat.
5. Pengenalan para pemimpin opini di kalangan
lapisan masyarakat yang berkekurangan (disadvantage), dan
meminta bantuan mereka untuk menolong mengkomunikasikan
pesan – pesan pembangunan.
6. Mengaktifkan keikutsertaan agen – agen perubahan yang berasal
dari kalangan masyarakat sendiri sebagai
petugas lembaga pembangunan yang beroperasi di kalangan rekan
sejawat mereka sendiri.
7. Diciptakan dan dibina cara – cara atau mekanisme bagi
keikutsertaan khalayak sebagai pelaku – pelaku pembangunan itu
sendiri, dalam proses pembangunan yaitu sejak
tahap perencanaan sampai evaluasinya

Tujuan komunikasi Pembangunan


Tujuan komunikasi pembangunan adalah untuk menanamkan
gagasan-gagasan, sikap mental, dan mengajarkan keterampilan yang di
butuhkan oleh suatu negara berkembang. Secara pragmatis, dapatlah
dirumuskan bahwa komunikasi pembangunan adalah komunikasi yang
dilakukan untuk melaksanakan rencana pembangunan suatu negara.
Dilla (2007) mengatakan bahwa komunikasi pembangunan dalam
arti sempit adalah segala upaya, cara dan teknik penyampaian gagasan
dan ketrampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang
memprakarsai kepada masyarakat yang menjadi sasaran, agar dapat
memahami, menerima dan berpartisipasi dalam pembangunan.
Beberapa pandangan mengenai peran-peran
baru komunikasi pembangunan, yaitu : (Dilla, 2007)

1. Komunikasi dan Pembangunan Kapasitas Diri


Rogers (1976) menyarankan bahwa untuk mengatasi permasalah
pembangunan yaitu semestinya ide pembangunan tersebut di muali
(mulai) dari dalam masyarakat dalam membangun kapasitas dirinya. Yang
di maksud kapasitas diri yaitu partisipasi, sosialisasi, mobilisasi,
kerjasama, dan tanggung jawab di antara individu-kelompok
dalam perencanaan pembangunan.
Havelock (1973) memberikan sebuah pemecahan masalah yang
menekankan pada kebutuhan para pengguna dan diagnosa mereka
sendiri terhadap permasalahannya.
2. Memanfaatkan Media Rakyat (Folk Media) dalam Pembangunan
Media Rakyat adalah suatu kebudayaan yang ada dalam
suatu masyarakat tertentu, biasanya mempunyai ragam bentuk seperti
teater rakyat, pewayangan, tarian rakyat, balada, dll. Penggunaan media
rakyat sebagai media alternative yang relevan bagi pembangunan,
didasarkan oleh beberapa alasan, yaitu : Minimnya pengetahuan dan
ketrampilan, status sosial ekonomi yang rendah, kemampuan baca tulis
yang kurang, mayoritas masyarakat pedesaan irrasional.
Selain itu, penggunaan media rakyat juga mempunyai tujuan yaitu
membangun hubungan kedekatan, pengikat/transaksi sosial,
pengakuan/penghargaan identitas diri, serta menghilangkan
pembatas sistem tradisional dan modern.
3. Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Media Rakyat
Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan media rakyat
pada pembangunan :
- krusial yang ada adalah menyisipkan pesan-pesan
yang berorientasi pembangunan pada isi sebuah media rakyat.
- Raganath (1980) menyarankan bahwa karakter yang
mengikuti setiap bentuk media rakyat harus di dasarkan pada
kategori bentuk (audio, visual, audiovisual), isi
tematis, fleksibilitas dalam mengakomodasi pesan-pesan
pembangunan, dan konteks kebudayaan. Berkaitan dengan
fleksibilitas, dapat dikategorikan sebagai media rakyat yang kaku
(bersifat ritual dan sangat religius), semi-fleksible (masih
memberikan kesempatan yang terbatas untuk menyisipkan pesan
asing berdasarkan situasi tertentu
- Isu krusial yang berkaitan dengan integrasi antara
media rakyat dan media massa.
4. Menyempitkan Jurang Pemisah Melalui Redundansi
Dapat di buktikan bahwa munculnya
kesenjangan pengetahuan dan ketrampilan pada khalayak diakibatkan
oleh informasi yang dapat diakses, media pun dapat meningkatkan
ketidakseimbangan sosial-ekonomi diantara para audiensinya. Dengan
adanya komunikasi pembangunan, maka dapat mempersempit adanya
pemisah antara masyarakat yang masih tradisional dan modern.
5. Menanggulangi Bias Pro-Literacy
Beberapa strategi dalam penelitian komunikasi pembangunan
tentang cara menaggulangi para audiens illiterate, yaitu dengan
mengkomunikasikan melalui kesejahteraan sosial formal dan informal.
Adanya biar pro-literacy telah menjadi penghalan terhadap
penyebaran informasi pada audiens illiterate dan proliterate.
Strategi komunikasi pembangunan yang berorientasi kepada
kebutuhan rakyat perlu mengidentifikasi dan menaggulangi bias pro-
literacy sebagai keseluruhan pendekatan pembangunan.
6. Memaksimalkan Peran Komunikator sebagai Agen
Pembangunan
Langkah ini ditempuh dengan melibatkan berbagai pihak yang
berkompeten dan berkepentingan (stakeholders) sehingga pembangunan
dapat berjalan sesuai dengan tujuan. Melalui agen pembangunan yang
berkapabilitas tinggi, akan menyebabkan perbaikan dalam pembangunan
tersebut, karena semakin tinggi kompetensi seseorang, maka akan lebih
banyak memberikan pengaruh, daripada orang yang mempunyai
kompetensi rendah.
7. Menyusun Pesan Berorientasi kepada Audiens
Tugas seorang agen pembangunan yaitu menyampaikan motivasi,
agar semua audiens tergerak untuk melakukan pembangunan. Pesan
yang di sampaikan kepada audiens harus dapat dipahami bersama dan
membangun. Dalam menyampaikan pesan, agen haruslah mengerti
keadaan audiens, dan memilih cara yang tepat dalam penyampaian pesan
tersebut, agar pesan akan lebih mudah diterima. Sehingga
dalam strategi ini benar-benar mementingkan audiens, baik pesan
maupun cara penyampaiannya.
8. Memanfaatkan Jasa Teknologi Komunikasi
Saat ini, teknologi telah benar-benar merambah
kehidupan masyarakat. Demikian juga perkembangan teknologi seiring
dengan dinamika pembangunan. Pemanfaatan  teknologi pada perubahan
sosial sangat membantu kegiatan komunikasi pembangunan.
Penggunaan teknologi tersebut sudah banyak di gunakan, namun dalam
pelaksanaannya, harus di imbangi dengan kebijakan local serta kearifan,
agar tidak keluar dari batas-batas kebijaksanaan (melupakan Local
Wisdom).

C. PENGERTIAN MOTIVASI
Motivasi, kadang-kadang istilah ini dipakai silih berganti dengan
istilah-istilah lainnya seperti misalnya kebutuhan, keinginan, dorongan
atau impulsa. Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai – nilai yang
mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai tujuan
individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan suatu invisible yang
memberikan kekuatan untuk mendorong individu dalam mencapai tujuan.
Orang yang 1 bekerja dengan yang lainnya selain terletak pada
kemampuannya untuk pekerja juga tergantung pada keinginan mereka
tergantung pada motivasinya adapun motivasi seseorang tergantung pada
kekuatan dari motivasi itu sendiri.
Istilah motivasi atau motivation berasal dari bahasa latin yakni
movere, yang berarti menggerakkan. Ada banyak perumusan mengenai
motivasi, menurut Michelle dalam Winardi memotivasi mewakili proses-
proses psikologika yang menyebabkan timbulnya diarahkannya dan
terjadinya persentasi kegiatan-kegiatan sukarela atau volunteer yang
diarahkan ke tujuan . Dalam Bahasa Indonesia, asal kata motivasi adalah
“motif”, yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang melakukan
sesuatu. Motif menjadi dasar dari kata motivasi yang bisa diartikan
sebagai daya penggerak yang telah aktif. Maka dari itu, dengan kata lain
pengertian motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong
tingkah laku yang menuntut atau mendorong seseorang untuk memenuhi
kebutuhan. Atau pengertian motivasi adalah dorongan yang timbul pada
diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu
tindakan dengan tujuan tertentu. Sementara itu, dalam psikologi,
pengertian motivasi adalah usaha yang dapat menyebabkan seseorang
atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin
mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan
perbuatannya.
Pengertian Motivasi Menurut Ahli
Weiner. Menurut Weiner (1990), pengertian motivasi adalah kondisi
internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita
mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan
tertentu. 
John W Santrock. Pengertian motivasi adalah proses memberi
semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Perilaku yang termotivasi adalah
perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama.
Abraham Maslow. Pengertian motivasi adalah sesuatu yang
bersifat konstan (tetap), tidak pernah berakhir, berfluktuasi dan bersifat
kompleks, dan hal itu kebanyakan merupakan karakteristik universal pada
setiap kegiatan organisme.
Uno. Menurut Uno (2007), pengertian motivasi adalah dorongan
internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan
adanya hasrat dan minat, dorongan dan kebutuhan, harapan dan cita-cita,
penghargaan, dan penghormatan.
Thomas M. Risk. Pengertian motivasi adalah usaha yang disadari
oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri siswa yang
menunjang ke arah tujuan-tujuan belajar.
Mc.Donald. Pengertian motivasi adalah perubahan energi dalam
diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan
reaksi untuk mencapai tujuan.
A.W Bernard. Pengertian motivasi adalah fenomena yang dilibatkan
dalam perangsangan tindakan kearah tujuan tertentu yang sebelumnya
kecil atau tidak ada gerakan kearah tujuan-tujuan tertentu. Motivasi
merupakan usaha memperbesar atau mengadakan gerakan untuk
mencapai tujuan tertentu.
Chaplin. Pengertian motivasi adalah variable penyelang yang
digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu didalam
membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah
laku menuju suatu sasaran.
Woodworth dan Marquis
Motivasi menurut Woodworth dan Marquis digolongkan menjadi
tiga macam, yaitu:
- Kebutuhan-kebutuhan organis. Jenis motivasi yang berkaitan
dengan kebutuhan bagian dalam, seperti: makan, minum, bergerak dan
istirahat/tidur, dan sebagainya.
- Motivasi darurat. Mencakup dorongan untuk menyelamatkan diri,
dorongan untuk membalas, dorongan untuk berusaha, dorongan untuk
mengejar. Motivasi ini timbul jika situasi menuntut timbulnya kegiatan yang
cepat dan kuat dari diri seseorang.Pada motivasi darurat motivasi bukan
timbul atas keinginan seseorang tetapi karena perangsang dari luar.
- Motivasi obyektif. Motivasi yang diarahkan kepada obyek atau
tujuan disekitar kita. Motivasi ini mencakup kebutuhan eksplorasi,
manipulasi dan menaruh minat.  Motivasi ini timbul karena adanya
dorongan untuk menghadapi dunia secara efektif.
Fradsen
Menurut Fradsen motivasi terbagi menjadi 5, yaitu:
- Physiological drive. Istilah ini digunakan untuk merujuk pada
motivasi bawaan (unlearned motives).
- Affiliative need. Merupakan motivasi yang dipelajari (learned
motives) dengan istilah affiliative need.
- Cognitive motives. Motif ini menunjuk pada gejala intrinsik, yakni
menyangkut kepuasan individual. Kepuasan individual berada didalam diri
manusia dan biasanya berwujud proses dan produk mental.
- Self-expression. Sebagian dari perilaku manusia,individu tidak
sekedar tahu mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga
mampu membuat suatu kejadian. Kreatifitas dan imajinasi sangat
dibutuhkan, bagi seseorang yang memiliki keinginan untuk aktualisasi diri.
- Self-enhancement. Lewat aktualisasi diri dan pengembangan
kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. Ketinggian dan
kemajuan diri menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu.
Chaplin
Menurut Chaplin, motivasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
- Physiological drive. Dorongan yang bersifat fisik, seperti lapar,
haus, seks, dan sebagainya.
- Social motives. Dorongan-dorongan yang berhubungan dengan
orang lain, seperti estetis, dorongan ingin selalu berbuat baik, dan etis.
Jenis – Jenis Motivasi
Terdapat banyak sekali hal dapat memotivasi seorang individu agar
melakukan sesuatu di dalam hidupnya.
Tetapi, pada umumnya, terdapat dua jenis motivasi, yaitu motivasi
intrinsik/ internal serta motivasi ekstrinsik/ eksternal, berikut penjelasan
selengkapnya:
1. Motivasi Intrinsik/ internal
Motivasi intrinsik/ internal merupakan suatu keinginan dari seorang
individu untuk mengerjakan sesuatu.
Dimana hal tersebut dikarenakan adanya faktor dorongan yang
berasal ada di dalam diri sendiri tanpa dipengaruhi dengan orang lain
sebagai hasrat guna meraih tujuan tertentu.
Contoh:
Seseorang yang termotivasi agar bekerja, supaya dapat
memperoleh penghasilan dan bisa memenuhi keperluan hidupnya sehari
– hari.
Seseorang yang termotivasi untuk merawat tubuhnya agar bisa
tampil lebih percaya diri.
Seseorang yang sering melihat kata kata bijak untuk status dan
motivasi dirinya sendiri.
2. Motivasi Ekstrinsik/ eksternal
Motivasi ekstrinsik/ eksternal merupakan hasrat atau keinginan dari
seorang individu guna mengerjakan sesuatu yang dikarenakan adanya
faktor dorongan yang berasal dari luar (orang lain atau peristiwa) guna
meraih suatu tujuan yang dapat menguntungkan dirinya.
Contoh:
Seseorang yang termotivasi agar bekerja lebih giat sebab adanya
peluang yang akan diberikan oleh perusahaan guna meningkatkan karir
terhadap pegawai yang berprestasi.
Faktor – Faktor Motivasi
Proses psikologis yang ada pada diri seseorang yang akan
menciptakan motivasi yang dipengaruhi dengan beragam faktor.
Berikut adalah beberapa faktor motivasi yang terbagi menjadi dua
(intern dan ekstern), antara lain:
1. Faktor Internal (Intern)
Faktor internal merupakan faktor motivasi yang asalnya ada pada
dalam diri seorang individu.
Motivasi internal ini muncul sebab adanya keinginan dari seseorang
agar mempunyai prestasi serta tanggungjawab di dalam kehidupannya.
Beberapa hal yang termasuk ke dalam faktor internal yaitu:
Harga diri dan Prestasi: Motivasi yang ada pada diri seseorang
guna mengembangkan kreativitas serta mengerahkan energi guna meraih
prestasi untuk meningkatkan harga dirinya.
Harapan: Sesuatu yang hendak diraih oleh seseorang di waktu
yang akan datang untuk mempengaruhi sikap serta perasaan subjektif
orang terkait.
Kebutuhan: Setiap orang pasti mempunyai kebutuhan untuk
menjalani kehidupannya, sehingga orang tersebut akan termotivasi dalam
melakukan sesuatu agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kepuasan kerja: Motivasi yang ada pada diri seseorang sebab bisa
mengerjakan suatu pekerjaan tertentu.
Tanggungjawab: Motivasi yang ada pada diri seseorang supaya
dapat bekerja dengan baik serta berhati – hati agar menghasilkan suatu
hal yang berkualitas.

2. Faktor Eksternal (Ekstern)


Faktor eksternal merupakan faktor motivasi yang asalnya dari luar
diri seorang individu.
Motivasi eksternal ini muncul sebab adanya peranan dari luar.
Sebagai contoh: Organisasi yang menuntut perilaku seseorang dalam
menjalani kehidupannya.
Beberapa hal yang termasuk dalam faktor eksternal adalah:
a. Jenis serta sifat pekerjaan
Yaitu dorongan yang berasal dari dalam diri seorang individu untuk
bekerja pada sifat dan jenis pekerjaan tertentu.
Keadaan seperti ini juga akan dipengaruhi oleh besar imbalan yang
diperoleh terhadap pekerjaan tersebut.
b. Hubungan interpersonal
Yakni hubungan antara sahabat atau teman sejawat, atasan, atau
bahkan dengan bawahan.
Dalam konteks satu ini, masing – masing orang ingin dihargai serta
menghargai di dalam organisasi sehingga akan tercipta suasana kerja
yang nyaman dan harmonis.
c. Kondisi kerja
Yakni kondisi yang mana seseorang bekerja sesuai dengan yang
diharapkan (kondusif) sehingga bisa bekerja secara maksimal.
d. Kelompok kerja
Yakni suatu organisasi yang mana seseorang bekerja untuk
memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
e. Keamanan & keselamatan kerja
Yakni suatu perlindungan yang diberikan oleh suatu organisasi
kepada jaminan keamanan serta keselamatan seseorang di saat bekerja.

Fungsi dan Tujuan Motivasi


Pada umumnya, fungsi dari motivasi ialah menjadi pendorong
maupun daya tarik di dalam seorang individu agarmau mengerjakan suatu
tindakan dengan tingkat antusiasme atau semangat yang tinggi.
Namun ada juga beberapa fungsi lain dari motivasi yang perlu
kalian ketahui, diantaranya ialah sebagai berikut:
1. Menentukan Cepat atau Lambatnya Suatu Tindakan
Motivasi juga bisa berfungsi sebagai promotor yakni mesin
pendorong atau penggerak yang akan memberikan kekuatan untuk
seorang individu dalam mengerjakan suatu tindakan.
Seseorang yang sudah termotivasi akan menentukan usaha apa
yang nantinya harus ditempuh supaya tujuan yang diinginkan semakin
cepat diraih.
2. Menyeleksi Perbuatan
Seseorang yang sudah tertanam motivasi di dalam dirinya juga
akan melakukan usaha tertentu pada saat akan melakukan tindakan demi
meraih hasil yang diinginkan.
Dengan begitu, motivasi ini juga befungsi sebagai penyeleksi untuk
membantu seorang individu dalam membuang perbuatan yang tak
berhubungan dengan tujuannya.
3. Menentukan Arah yang Ingin Diraih
Motivasi juga bisa berfungsi menjadi pengarah artinya motivasi bisa
menggambarkan arah kepada aktivitas yang dikerjakan oleh seorang
individu yang sesuai dengan tujuan yang hendak diraih.
Dalam konteks ini, terdapat dua jenis arah yang dapat diraih, yakni arah
positif serta arah negatif.
Menurut pendapat dari Hasibuan, pemberian motivasi kepada seorang
individu juga dapat menghasilkan beberapa tujuan, antara lain:
Memberikan semangat atau dorongan kepada bawahannya.
Meningkatkan produktivitas dari seorang pegawai pada saat bekerja.
Menjadikan karyawan lebih kreatif serta selalu berpartisipasi dalam
aktivitas kantor.
Meningkatkan kedisiplinan pada karyawan guna mengurangi angka
absensi pada karyawan.
Menciptakan rasa tanggung jawab untuk karyawannya kepada berbagai
tugas yang mereka terima.
Mempertahankan tingkat loyalitas pada karyawan sehingga mereka akan
tetap bertahan di dalam perusahaan.
Menciptakan suasana kondisi kerja yang kondusif serta hubungan kerja
yang nyaman dan baik antar rekan kerja.
Masih juga didefinisikan sebagai dorongan dari dalam diri individu
berdasarkan mana dari berperilaku dengan cara tertentu untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhannya. Adapun permotivasian dapat diartikan
sebagai pemberian motif-motif sebagai pendorong agar orang bertindak,
berusaha untuk mencapai tujuan organisasional
Motivasi dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan dorongan
atau daya yang timbul dari dalam diri seseorang maupun dari luar untuk
melakukan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan tertentu titik jadi
secara sederhana motivasi diartikan sebagai dorongan untuk berbuat atau
melakukan sesuatu titik sedang orang yang memberikan dorongan itulah
yang disebut dengan istilah motivator sehingga Bagaimana dengan
dorongan yang ia berikan kepada masyarakat dapat berbuat atau
melakukan sesuatu dalam pembangunan di wwilayahnya
Motivasi dalam hal pembangunan desa sangat diperlukan dalam
rangka menggerakkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam
pelaksanaan pembangunan di desanya. Seorang Kepala Desa selaku
pemimpin formal di desa harus mampu menggerakkan, mendorong dan
memberikan motivasi kepada masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam
setiap kegiatan yang berhubungan dengan pembangunan, karena tujuan
dari pembangunan itu tidak akan dapat terwujud apabila tidak ada
keterlibatan masyarakat didalamnya. Motivasi adalah sebagai keseluruhan
proses pemberian dorongan bekerja kepada para bawahan sedemikian
rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya
tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis (Siagian, 2007, hal.106).

D. PEMBANGUNAN
Kalimat umum kata ini diartikan sebagai usaha untuk mewujudkan
kemajuan ata pembangunan mungkin saja sangat akrab di telinga kita.
Secara hidup berbangsa. Akan tetapi pada sebagian besar masyarakat,
pembangunan selalu diartikan sebagai perwujudan fisik. Bahkan pada
masyarakat kecil, pembangunan mempunyai makna yang khas, seperti
makna kata pembangunan yang sering kita temukan di berbagai tempat
yang ditulis pada papan peringatan di tepi-tepi jalan: hati-hati sedang ada
pembangunan mall, jembatan, jalan raya, rumah ibadah, dan sebagainya.
Selo Sumardjan bahkan menceritakan tentang makna pembangunan pada
masyarakat kecil yang unik itu seperti cerita seorang penduduk miskin di
sebuah kota kecil di luar Jakarta. “Saya dulu tinggal di Jakarta. Akan
tetapi, karena ada pembangunan, saya terpaksa mengungsi kemari.”
(Arief Budiman. 1996. Hal. 1).
Ukuran fisik itu menjadi ukuran bagaimana anggapan bahwa
pembangunan di Indonesia saat ini telah membawa banyak perubahan di
negeri ini, baik pada kawasan pedesaan maupun perkotaan. Jalan-jalan
lebar dan mulus telah dibangun, berbagai fasilitas publik seperti rumah
sakit, pendidikan, PDAM, dan sebagainya. Tidak ketinggalan juga
berbagai sarana kemudahan yang berkembang seiring dengan kemajuan
teknologi, khususnya di bidang informasi.
Oleh karena pembangunan pada dasarnya tidak hanya persoalan
fisik itu maka pada modul ini, kiranya penting bagi kita untuk
menyelaraskan makna pembangunan itu pada perspektif pertumbuhan
kemajuan negara, meski makna pembangunan yang dipahami secara
umum tersebut tidaklah salah. Jadi secara umum makna pembangunan
adalah setiap usaha mewujudkan hidup yang lebih baik sebagaimana
yang didefinisikan oleh suatu negara “an increasing attainment of one’s
own cultural values” (Tjokrowinoto, 1996: 1). Ini yang disebut sebagai
cita-cita bangsa. Oleh karena itu, merujuk pada konsepsi kenegaraan kita,
tujuan akhir pembangunan bangsa Indonesia adalah mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagaimana yang
tercantum pada sila terakhir Pancasila.
Pembangunan merupakan hal yang sangat mendasar dalam
kegiatan kenegaraan. Negara (dalam hal ini pemerintah) memiliki
kewajiban untuk mensejahterakan rakyatnya, dan salah satunya adalah
melalui pembangunan. Pembangunan secara teoritis tidak hanya
dilakukan di perkotaan saja, melainkan juga harus dilakukan di
pedesaan.Pembangunan di pedesaan sudah tentu bertujuan untuk
mensejahterakan masyarakat desa tersebut, dan agar tidak melakukan
urbanisasi besar-besaran ke perkotaan yang dapat menimbulkan
permasalahan kompleks di perkotaan. Sedikitnya ada dua alasan
mengapa masalah pembangunan masyarakat desa masih relevan
dibahas (Usman 2004), yaitu pertama, kendati dalam dua dasawarsa
terakhir perkembangan kota maju dengan amat pesat, secara umum
wilayah negara kita masih didominasi oleh daerah pedesaan. Hal ini
diperkirakan masih akan berlangsung relatif lama. Benar bahwa di
beberapa daerah ciri pedesaan itu susut perlahan bersamaan dengan
proses industrialisasi dan urbanisasi, akan tetapi itu tidak berarti hilang
sama sekali. Ciri pedesaan tersebut bahkan masih akan bertahan
sedemikian rupa sehingga mempengaruhi arah dan sifat perkembangan
kota.

-Pengertian pembangunan
Dari berbagai literatur banyak diketahui mengenai pengertian
pembangunan. Oleh karena itu dalam bagian ini penulis akan sajikan
beberapa pengertian pembangunan sebagai berikut:
Sondang P. Siagian dalam bukunya “administrasi pembangunan (2007)
menyebutkan:
“Pembangunan sebagai suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan
dan perubahan yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu
bangsa, negara dan pemerintahan, menuju modernitas dalam rangka
pembinaan”.
Sedang Bintaro cokroamidjojo dalam bukunya “ administrasi
pembangunan” (2006). Menyebutkan:
“pembangunan adalah suatu usaha perubahan dari suatu keadaan dan
kondisi kemasyarakatan tertentu kepada suatu keadaan dan kondisi
kemasyarakatan yang dianggap lebih baik (menguntungkan)”
Hakikat pembangunan adalah proses perubahan yang terus-
menerus yang merupakan kemajuan dan perbaikan menuju ke arah yang
ingin dicapai, selanjutnya untuk memberikan ini S.B. Siagian sebagai
berikut:
“ Pembangunan adalah suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan
dan perubahan berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu
bangsa, negara dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka
pembinaan bangsa” ( Siagian,2007: 13)
Dengan melihat definisi ini dan di atas maka akan terlihat beberapa ide
pokok dalam rangka pelaksanaan suatu pembangunan pokok-pokok
pikiran atau pengertian yang terkandung dalam pembangunan adalah
sebagai berikut:
1. Pembangunan merupakan suatu proses yang berarti
sewaktu kegiatan yang dilaksanakan secara terus-menerus
walaupun proses itu dilaksanakan secara bertahap.
2. Pembangunan merupakan usaha sadar, hal ini berarti
sekalipun terdapat pembangunan tidak dilaksanakan secara
sadar dan tumbuh secara idensentil, maka tidak dapat
dikatakan atau digolongkan dalam kategori pembangunan
3. Pembangunan dilakukan secara terus-menerus merencana
dan perencanaannya berorientasi kepada pertumbuhan dan
perubahan.
4. Pembangunan mengarah kepada modernitas yang berarti
secara hidup yang baru lebih baik daripada sebelumnya
serta kemampuan untuk lebih menguasai alam
lingkungannya.
5. Bangunan itu harus mencakup seluruh aspek kehidupan
bangsa dan negara.
6. Pembangunan itu ditujukan kepada usaha pembinaan
masyarakat dan bangsa yang dilaksanakan secara sadar,
berkesinambungan dalam rangka untuk mencapai tujuan
bangsa dan negara dan ditentukan sebelumnya.
pembangunan seperti yang telah diuraikan pada kutipan tersebut
memberikan kejelasan bahwa pembangunan itu adalah proses kegiatan
yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat memanfaatkan potensi
yang dimiliki. Semua itu dimaksudkan untuk dapat meningkatkan
kesejahteraan hidup masyarakat, baik dari segi kesejahteraan rohani
maupun jasmani.
Pembangunan sebagai upaya memperbaiki keadaan, dalam arti
yang lebih buruk menjadi baik dikemukakan oleh kirdi dipoyudo bahwa:
“Pembangunan nasional adalah rangkaian usaha secara sadar
berencana untuk memperbaiki keadaan sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan yang meliputi program-program Pembangunan yang
dilaksanakan secara terus-menerus untuk mencapai tujuan pembangunan
nasional”
Potensi yang dimiliki masyarakat seringkali terpendam dan untuk
membangkitkan kembali harus melalui pembangunan. Potensi yang telah
muncul melalui pembangunan tersebut sekalipun merupakan salah satu
faktor yang dapat memperlancar jalannya roda pembangunan. Potensi-
potensi yang dimaksud berupa budaya, ekonomi, nilai, dan sebagainya.
Ini berarti bahwa pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa
Indonesia tidak hanya mengejar kemajuan lahiriyah atau kepuasan
batiniah saja, melainkan keselarasan dan keseimbangan antara
keduanya. Dengan demikian Pembangunan yang dilaksanakan ini secara
vertikal menghendaki keseharian keserasian hubungan antar manusia
dengan Tuhan yang maha esa sebagai pencipta, sedang secara
horizontal menghendaki keselarasan antara sesama manusia dan alam
sekitarnya, keserasian hubungan antara bangsa-bangsa dan juga
kebahagiaan di akhirat.
Dari uraian-uraian mengenai masalah pengertian pembangunan itu,
maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa pembangunan itu merupakan
suatu rentetan atau rangkaian perubahan secara berencana, dari keadaan
saat ini ke arah perubahan yang lebih baik lagi dengan dasar efektif dan
efisien yang sesuai dengan asas rasionalitas.
Jadi pembangunan adalah usaha manusia untuk merubah
kehidupan yang lebih baik lagi dan setingkat lebih tinggi dari yang
dirasakan sebelumnya sesuai dengan alam lingkungannya. Maksudnya
adalah suatu usaha yang dilakukan oleh manusia dapat dikategorikan
sebagai pembangunan apabila dilaksanakan secara sadar, bukan timbul
karena indentil.

E. Perencanaan Pembangunan Masyarakat secara Umum


Pembangunan di pedesaan adalah suatu perubahan dan
pertumbuhan yang dilakukan secara sadar berencana oleh pihak
pemerintah dan bersama dengan masyarakatnya.
Pembangunan desa sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
pembangunan nasional mempunyai arti yang sangat luas dan strategis
karena masyarakatnya secara keseluruhan merupakan basis aturan dasar
ketahanan nasional negara bagi seluruh wilayah Negara kesatuan
republik Indonesia.
Perbaikan tingkat kehidupan masyarakat desa dapat dicapai
dengan melalui pembangunan yang ada pada dasarnya berpijak pada
nilai-nilai potensial daerah masing-masing tersebut. Pembangunan di
segala aspek kehidupan dan penghidupan manusia diusahakan agar
masyarakat memiliki keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengatasi segala tantangan maupun hambatan dalam
rangka pembinaan dan stabilitas wilayah.
Pembangunan masyarakat dapat pula dilihat dari berbagai segi
karena ia merupakan proses perubahan dari cara hidup yang lama
menuju ke cara hidup yang lebih maju. Dan ia juga merupakan metode
yang mengusahakan agar masyarakat berkemampuan mengembangkan
diri secara sendiri.
Pembangunan masyarakat dilakukan secara integritas yang
dilaksanakan dengan pendekatan dan ciri-ciri khusus yang sekaligus
merupakan identitas pembangunan masyarakat itu sendiri, yaitu :
1 . Comprehensive multi sektoral yang meliputi berbagai aspek, aspek
kesejahteraan maupun aspek keamanan dengan mekanisme dan sistem
pelaksanaan yang terpadu antara berbagai kegiatan pemerintah dan
berbagai kegiatan masyarakat.
2 . Perpaduan sasaran sektoral dan regional dengan kebutuhan esensial
masyarakat
3 . Pemerataan dan penyebaran pembangunan ke seluruh wilayah
pedesaan.
4 . Satu kesatuan pola dengan membangun pembangunan nasional
regional dan daerah pedesaan atau perkotaan serta untuk pengembangan
wilayah besar dengan pengembangan wilayah sedang dan kecil.
5 . Menggerakkan partisipasi masyarakat prakarsa dan swadaya gotong
royong serta mendinamisir unsur kepribadian dengan teknologi tepat
guna.
Berikut ini penulis akan mengetahui beberapa pendapat mengenai
pembangunan perencanaan masyarakat desa antara lain.
Di dalam peraturan pemerintah yang dikeluarkan oleh departemen
dalam negeri republik Indonesia dikemukakan bahwa”
“pembangunan masyarakat ( community development)
mengandung makna pembangunan dengan pendekatan kemasyarakatan
( community approarch) dan pengorganisasian masyarakat ( community
organization). Pendekatan perorganisasian dan pelaksanaannya
diorientasikan sepenuhnya kepada inisiatif dan kreasi masyarakat itu
sendiri.”
Pengertian pembangunan masyarakat di atas bila disimak akan
terlihat pengertian yang di dalamnya sudah termasuk pengertian
pembangunan masyarakat yang integritas usaha-usaha pemerintah dan
masyarakat dengan maksud dan tujuan meningkatkan taraf hidup serta
kesejahteraan masyarakat.

Pembangunan adalah Merupakan proses perubahan yang


disengaja dan direncanakan. Lebih lengkap lagi, pembangunan berarti
perubahan yang disengaja atau direncanakan dengan tujuan untuk
mengubah keadaan yang tidak dikehandaki ke arah yang
dikehendaki.Istilah pembangunan umum- nya dipadamkan dengan istilah
developmen, sekalipun istilah developmen sebenarnya berarti
perkembangan tanpa perencanaan. Maka pcmbangunan masyarakat desa
jusga disebut rurar development. Demikian pula istilah modemisasi juga
sering diartikan identik dengan pembangunan, yakni mengingat artinya
sebagai proses penerapan pungetahnan dan teknologi modem pada
berbagai segi atau bidang kchidupan masyarakat. Sehingga, ada pula
yang mendefinisikan pembangunan sebagai usaha yang dilakukan secara
sadar untuk menciptakan.perubahan sosial melalui modemisasi.
Pembangunan merupakan hal yang sangat mendasar dalam
kegiatan kenegaraan. Negara (dalam hal ini pemerintah) memiliki
kewajiban untuk mensejahterakan rakyatnya, dan salah satunya adalah
melalui pembangunan. Pembangunan secara teoritis tidak hanya
dilakukan di perkotaan saja, melainkan juga harus dilakukan di
pedesaan.Pembangunan di pedesaan sudah tentu bertujuan untuk
mensejahterakan masyarakat desa tersebut, dan agar tidak melakukan
urbanisasi besar-besaran ke perkotaan yang dapat menimbulkan
permasalahan kompleks di perkotaan. Sedikitnya ada dua alasan
mengapa masalah pembangunan masyarakat desa masih relevan dibahas
(Usman 2004), yaitu pertama, kendati dalam dua dasawarsa terakhir
perkembangan kota maju dengan amat pesat, secara umum wilayah
negara kita masih didominasi oleh daerah pedesaan. Hal ini diperkirakan
masih akan berlangsung relatif lama. Benar bahwa di beberapa daerah ciri
pedesaan itu susut perlahan bersamaan dengan proses industrialisasi dan
urbanisasi, akan tetapi itu tidak berarti hilang sama sekali. Ciri pedesaan
tersebut bahkan masih akan bertahan sedemikian rupa sehingga
mempengaruhi arah dan sifat perkembangan kota.
Kedua, kendati sejak awal tahun 1970-an pemerintah orde baru
telah mencanangkan berbagai macam kebijaksanaan dan program
pembangunan pedesaan yang ditandai dengan inovasi teknologi modern,
secara umum kondisi sosial ekonomi desa masih memprihatinkan. Betul
bahwa pemerintah orde baru telah sukses mengantarkan Indonesia dari
salah satu negara impor beras nomor wahid di dunia menjadi negara
berswasembada beras, dan konflik-konflik sosial yang berakar dari
kompetisi memenuhi thebasic needs di pedesaan kini hampir tidak lagi
terdengar, sehingga seperti dinyatakan sejumlah pakar strategi
pembangunan pedesaan yang kita pilih sudah menapak pada jalan yang
benar. Namun demikian, persoalan kemiskinan dan kesenjangan masih
menjadi pemicu berbagai konflik politik atau gerakan-gerakan politik yang
berkepanjangan.Karena itu persoalan ini harus terus dicarikan alternatif
pemecahannya supaya tidak mengganggu stabilitas.Pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat desa serta penanggulangan kemiskinan dan
kesenjangan menjadi fenomena yang semakin kompleks, pembangunan
pedesaan dalam perkembangannya tidak semata-mata terbatas pada
peningkatan produksi pertanian.Pembangunan pedesaan juga tidak hanya
mencakup implementasi program peningkatan kesejahteraan sosial
melalui distribusi uang dan jasa untuk mencukupi kebutuhan dasar.Lebih
dari itu, pembangunan desa adalah sebuah upaya dengan spectrum
kegiatan yang menyentuh pemenuhan berbagai macam kebutuhan
sehingga segenap anggota masyarakat dapat mandiri, percaya diri, tidak
bergantung dan dapat lepas dari belenggu struktural yang membuat hidup
sengsara. Karena itu ruang lingkup pembangunan pedesaan sebenarnya
sangat luas, implikasi sosial dan politiknya pun juga tidak sederhana.
Desa yang dijadikan obyek pembangunan, merupakan unit
pemerintahan terkecil yang ada dalam sistem pemerintahan Indonesia.
Posisi desa yang berada pada garis terdepan pelayanan kepada
masyarakat akan sangat menentukan penampilan sistem pemerintahan
yang ada di atasnya. Suksesnya pemerintah desa dalam menjalankan
program-program pembangunan di desa merupakan sukses pula bagi
pemerintah kecamatan, kabupaten, propinsi bahkan pemerintah pusat,
karena pembangunan desa merupakan bagian integral pembangunan
nasional.
Pembangunan masyarakat desa adalah upaya yang dilakukan
secara terencana dan berkelanjutan untuk mencapai masyarakat desa
yang di cita-citakan guna mencapai masyarakat sejahtera (perubahan pola
hidup dan pola tingkah laku dari berfikir tradisonal menjadi masyarakat
yang modern). Desa merupakan daerah otonom bedasarkan adat istiadat
dan kearifa local.
Pembangunan pada hakikatnya adalah proses perubahan yang
diharapkan menghasilkan perbaikan hidup masyarakat baik secara
kualitas maupun kuantitas, maka setiap perubahan tersebut akan sangat
ditentukan oleh berbagai faktor. Salah satu diantaranya adalah sumber
daya manusia. Sumber daya manusa merupakan faktor penting dalam
setiap proses perubahan atau pembangunan. Sumber daya manusia
merupakan modal dasar pembangunan yang utama. Sumber daya
manusia yang mana? Sumber daya manusia yang menjadi modal dasar
pembangunan adalah manusia yang terampil dan terdidik. Manusia yang
terdidik, terlatih, dan terampil akan mampu menangani masalah.
Sebaliknya manusia yang tidak terdidik, terlatih, dan terampil justru akan
memberatkan negara karena mereka tidak bisa menjadi bagian dari orang
yang menyelesaikan masalah pembangunan tapi malah menjadi beban.
Mereka menjadi orang yang harus dibantu oleh orang lain dan negara.

F . Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Desa


Partisipasi masyarakat yang tinggi akan berpengaruh terhadap
suatu program pembangunan. Hal ini dimungkinkan karena pembangunan
bukan saja ditentukan segalanya oleh penyelenggara pembangunan,
tetapi partisipasi masyarakat juga turut memberikan andil dalam tercapai
atau tidaknya suatu program pembangunan yang telah direncanakan se-
belumnya. Dengan adanya partisipasi masyarakat, perencanaan
pembangunan diupayakan menjadi lebih terarah, artinya rencana atau
program pembangunan yang disusun untuk itu adalah sesuai dengan
yang dibutuhkan oleh masyarakat, berarti dalam penyusunan
rencana/program pembangunan dilakukan penentuan prioritas (urutan
berdasarkan besar kecilnya tingkat kepentingannya), dengan demikian
pelaksanaan (implementasi) program pembangunan akan terlaksana pula
secara terarah dan serasi terhadap kebutuhan masyarakat dan
pelaksanaan (implementasi) program pembangunan berjalan secara
efektif dan efisien.
Dengan demikian maka untuk menumbuh-kan partisipasi
masyarakat diperlukan adanya pemimpin formal yang berfungsi
mendorong dan memotivasi masyarakat untuk ikut berpartisipasi secara
aktif dalam pembangunan desa. Kepala Desa sebagai pemimpin formal
yang ada di desa, berfungsi sebagai administrator pemerintah,
administrator pembangunan, dan administrator kemasyara-katan. Dengan
demikian Kepala Desa harus mampu berperan sebagai motivator,
komunikator serta mampu membina organisasi kemasyarakatan guna
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan.
Dengan demikian perhatian utama harus diberikan pada upaya
peningkatan partisipasi masyarakat. Lebih lanjut dijelaskan oleh
Tjokroamidjojo (1995, hal. 225) mengenai partisipasi masyarakat adalah:
¥'L satu pihak partisipasi penting bagi pembangunan, dan bahkan menjadi
salah satu tujuan pembangunan itu sendiri. Yakni terlibatnya, tergeraknya
seluruh masyarakat dalam suatu proses pembangunan berencana sesuai
dengan arah dan strategi yang telah ditetapkan melalui suatu bentuk
partisipasi dalam sistem politik. Di lain pihak proses pembangunan itu
sendiri diharapkan akan menimbulkan partisipasi.
Tanpa adanya partisipasi masyarakat pembangunan itu tidak
berarti dan sudah tidak pasti akan mencapai sasaran yang dituju.
Pembangunan tanpa dukungan atau partisipasi masyarakat adalah suatu
usaha yang sia-sia karena tidak akan efektif.
Di dalam pelaksanaan pembangunan, Kepala Desa selaku
pemimpin formal di desa harus mampu menggerakkan, mendorong dan
memberikan motivasi kepada masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam
setiap kegiatan yang berhubungan dengan pembangunan. Seperti halnya
yang dilakukan oleh Kepala Desa Bareng, didalam memberikan motivasi
agar warga masyarakat ikut berpartisipasi dalam pembangu-nan diberikan
dengan bentuk memberi arahan, binaan atau penyuluhan kepada
masyarakat tentang arti penting pembangunan desa bagi kelangsungan
hidup bermasyarakat. Namun, pada kenyataannya masyarakat masih
menunggu Alokasi Dana Desa (ADD) yang diberikan oleh Pemerintah
untuk kegiatan pembangunan desa.

a . Perencanaan
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan
secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan
datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan (Siagian,
2003, hal. 88)
Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa
merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembangunan, karena
demi suksesnya pembangunan dan pencapaian hasil yang baik
membutuhkan perencanaan yang matang untuk mendukung keberhasilan
tersebut. Partisipasi masyarakat Desa bareng dalam hal perencanaan
yang akan dibahas di sini bukanlah masyarakat secara keseluruhan, akan
tetapi melalui wakil-wakilnya baik yang berada dalam kepengurusan
LKMD maupun tokoh-tokoh masyarakat. Partisipasi masyarakat melalui
perwakilammya dalam hal perencanaan diwujudkan dalam sebuah forum
seperti rapat/musyawarah yang membahas tentang rencana atau
program-program yang berkaitan dengan kegiatan pembangunan yang
akan dilaksanakan di Desa Raja.
b . Pelaksanaan
Partisipasi ini diwujudkan dalam setiap kegiatan pembangunan
yang dilaksanakan di desa, seluruh masyarakat hendaknya dilibatkan
dalam setiap agenda pembangunan yang dilaksanakan di desanya tanpa
kecuali, pembangunan yang dimaksud disini mencakup pembangunan
fisik desa tersebut. Pembangunan fisik disini berupa pembangunan
fasilitas-fasilitas maupun sarana dan prasarana yang ada di desa.
Partisipasi masyarakat Desa Bareng dalam pelaksanaan pembangunan di
desanya diwujudkan dalam bentuk swadaya tenaga dan swadaya uang.
c . Pengawasan
Pengawasan ialah proses pengamatan pelaksanaan seluruh
kegiatan organisasi untuk menjamin agar pekerjaan yang sedang
dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya (Siagian, 2007, hal. 112). Kegiatan pengawasan diperlukan
untuk mengetahui apakah pelaksanaan pekerjaan yang sedang
dilaksanakan telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Di dalam
pembangunan desa, kegiatan pengawasan tidak hanya dilakukan oleh
Kepala Desa dan perangkat desa sebagai pemerintah desa, tetapi juga
dilakukan oleh seluruh masyarakat desa selaku pelaksana pembangunan.
Partisipasi massyarakat Desa Bareng dalam kegiatan pengawasan
terhadap pelaksanaan pembangunan di desa sudah cukup baik karena
semua ikut andil, semua masyarakat mempunyai kewajiban dan
kesempatan yang sama untuk melaksanakan tugas pengawasan tersebut.
d . Evaluasi
Kegiatan evaluasi jika dikaitkan dengan pembangunan merupakan
suatu hal yang sangat penting yang harus dilakukan, karena kegiatan ini
untuk mengetahui apakah pekerjaan atau pelaksanaan kegiatan
pembangunan yang teah dilaksanakan sudah sesuai dengan rencana
sebelumnya ataukah belum. Kegiatan evaluasi juga penting untuk
mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang telah dicapai dalam
kegiatan pembangunan tersebut, dan apabila terjadi kekurangan-
kekurangan maka akan diperbaiki untuk kesempurnaannya. Dengan kata
lain evaluasi adalah fungsi organik administrasi dan manajemen yang
terakhir, atau dengan kata lain evaluasi ialah proses pengukuran dan
pembandingan hasil-hasil yang seharusnya dicapai (Siagian, 2003, hal.
117).
Seperti halnya yang dilakukan oleh masyarakat Desa Raja,
keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan tidak sebatas pada
perencanaan, pelaksanaan, maupun pengawasan saja, akan tetapi
mereka selalu bertanggung jawab akan pekerjaan yang telah mereka
lakukan. Mereka ikut berpartisipasi dalam kegiatan evaluasi terhadap
pembangunan yang ada di desanya, baik dalam mengikuti rapat evaluasi
pelaksanaan pembangunan maupun dalam kegiatan pekerjaan perbaikan
hasil dari pembangunantersebut.
e . Memelihara Hasil-hasil pembangunan
Wujud dari partisipasi masyarakat dalam hal ini yaitu diharapkan
masyarakat ikut menjaga dan memelihara semua hasil pembangunan di
desanya dengan sebaik-baiknya, bukan sebaliknya merusak. Semua
masyarakat desa hendaknya dapat memanfaatkan hasil pem-bangunan
dengan baik, namun tidak hanya sebatas memanfaatkannya, tetapi juga
ikut menjaga kelestariannya agar dapat dimanfaatkan untuk generasi yang
akan datang. Sesuai dengan hal tersebut, maka partisipasi masyarakat
dalam memelihara hasil-hasil pembangunan yang ada di Desa raja telah
dilaksanakan dengan baik oleh masyarakat secara keseluruhan, kegiatan
pemeliharaan oleh masyarakat Desa Bareng bisa dilihat pada kondisi
masjid maupun poskamling masih dalam kondisi yang baik dan sangat
layak untuk digunakan.
Pembangunan masyarakat desa adalah upaya yang dilakukan
secara terencana dan berkelanjutan untuk mencapai masyarakat desa
yang di cita-citakan guna mencapai masyarakat sejahtera (perubahan
pola hidup dan pola tingkah laku dari berfikir tradisonal menjadi
masyarakat yang modern). Desa merupakan daerah otonom bedasarkan
adat istiadat dan kearifa local.
Pembangunan pada hakikatnya adalah proses perubahan yang
diharapkan menghasilkan perbaikan hidup masyarakat baik secara
kualitas maupun kuantitas, maka setiap perubahan tersebut akan sangat
ditentukan oleh berbagai faktor. Salah satu diantaranya adalah sumber
daya manusia. Sumber daya manusa merupakan faktor penting dalam
setiap proses perubahan atau pembangunan. Sumber daya manusia
merupakan modal dasar pembangunan yang utama. Sumber daya
manusia yang mana? Sumber daya manusia yang menjadi modal dasar
pembangunan adalah manusia yang terampil dan terdidik. Manusia
yang terdidik, terlatih, dan terampil akan mampu menangani masalah.
Sebaliknya manusia yang tidak terdidik, terlatih, dan terampil justru akan
memberatkan negara karena mereka tidak bisa menjadi bagian dari orang
yang menyelesaikan masalah pembangunan tapi malah menjadi beban.
Mereka menjadi orang yang harus dibantu oleh orang lain dan negara.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe, Lokasi, dan Waktu Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yaitu suatu
penelitian yang bermaksud mengeksploitasi data dan diperoleh berada di
lapangan untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan. Penelitian ini
dilakukan dengan maksud memperoleh data-data yang akurat berada di
lapangan dapat diamati dari orang-orang yang diteliti dengan penjelasan
secara terperinci tentang permasalahan yang berhubungan dengan teori
dan data yang ada, sehingga mendapat suatu kesimpulan.
Pendekatan kualitatif memusatkan perhatian pada masalah yang
ada, pada penelitian dilakukan (saat sekarang) atau masalah yang bersifat
aktual dan menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki
sebagaimana adanya, sehingga memudahkan peneliti untuk mendapatkan
data yang objektif untuk mengetahui dan memahami tentang bagaimana
Perencanaan Pembangunan infrastruktur dan musyawarah perencanaan
pembangunan desa Dalam Perencanaan Pembangunan Infarstruktur
Desa Berdasarkan Kondisi Dan Potensi Wilayah Desa raja, Kecamatan
bua Kabupaten Luwu Pada Tahun 2022.
Lokasi penelitian
Adapun lokasi penelitian ini prokasih di desa raja kecamatan buah
kabupaten Luwu provinsi Sulawesi Selatan, merupakan salah satu desa
yang memiliki banyak isu dan potensi permasalahan yang ada dan harus
segera di atasi dengan cara melakukan pembangunan dari segi
infrastruktur yang ada, karena jika dilihat dalam strukutural kebijakan desa
bahwa Desa raja merupakan salah satu desa di Kecamatan bua, maka
dari itu sangat diperlukannya penyediaan infrastruktur yang memadai
demi kesejahteraan masyarakat. Jumlah penduduk di Desa raja yakni
sebanyak 2915 jiwa dengan jumlah kepala rumah tangga sebanyak 756
KK dengan kode dari Kemendagri 73.17.08.2004 dan kode pos yaitu
91991
Waktu penelitian
Adapun waktu penelitian yang akan di lakukan adalah beberapa
bulan ke depan yakni 30 hari sampai jangka waktu 75 hari ke depan atau
bisa dapat dilihat dengan perhitungan bulan yakni dari bulan Juni hingga
bulan Juli tahun 2022.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi
Pada penelitian ini , yang menjadi tolak ukur penelitian populasi
adalah masyarakat desa raja kecamatan Bua, yakni dengan kapasitas
jumlah penduduk 2915 jiwa.dan jumlah kepala rumah tangga sebanyak
756 KK
2. Sampel
mengingat banyaknya populasi Dalam penelitian ini maka perlu
ditetapkan sampeyan dianggap dapat mewakili populasi. Untuk
kepentingan akurasi data teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah random sampling, dalam arti bahwa sampel tersebut diambil
secara acak dan setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama
untuk ditetapkan sebagai sumber sampel. Adapun jumlah sampel yang
ditetapkan dalam penelitian ini adalah kurang lebih 100 orang

B. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
adalah :
1. Library Research ( studi kepustakaan)
metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data dan informasi
melalui literatur-literatur, majalah-majalah, buletin buletin ,dokumen
dokumen ,yang relevan dengan masalah yang diteliti .
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
berbentuk tulisan, gambar atau karya monumental dari seseorang. Studi
dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif. Dokumen resmi dipandang mampu
memberikan gambaran mengenai aktivitas, keterlibatan individu pada
suatu komunitas tertentu dalam setting social.
2. Field Research (studi lapangan)
dengan metode ini dalam upaya untuk memperoleh data yang
akurat menulis terjun masuk ke lokasi penelitian dengan melihat
permasalahan-permasalahan yang ada hubungannya dengan
pembahasan skripsi ini dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a, observasi
Ya itu dengan mengadakan pengamatan pengamatan terhadap
setiap peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan pelaksanaan
pembangunan di desa raja
b, interview
Yaitu mengadakan tanya jawab atau wawancara secara langsung
kepada responden yang dianggap mengetahui betul tentang aspek-aspek
yang berpengaruh dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan di
desa raja yakni kepala desa, toko adat, tokoh agama, dan tokoh
masyarakat yang ada di desa raja.
c, kuesioner
Yaitu dengan mengajukan serangkaian pertanyaan secara tertulis
dalam bentuk daftar pertanyaan dengan jawaban yang telah tersedia.
d, Wawancara
adalah bentuk komunikasi verbal berupa percakapan yang
bertujuan untuk memperoleh informasi atau dapat diartikan sebagai suatu
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab antara
peneliti dengan obyek peneliti. Kreatifitas pewawancara sangat diperlukan
guna memaksimalkanhasil wawancara baik pada saat mencari jawaban,
mencatat maupun menafsirkan setiap jawaban. Peneliti sebelum
melakukan wawancara harus menjelaskan tujuan peneliti melakukan
wawancara dan keterangan yang peneliti harapkan kepada informan,
dalam bahasa dan istilah-istilah yang dapat dipahami dengan mudah oleh
informan itu sendiri. Penjelasan itumengarahkan jalan pikiran informan
sehingga tahu apa saja yang akan disampaikannya. Data yang
dikumpulkan dalam penelitian kualitatif bersifat verbal dan non verbal,
pada umumnya yang diutamakan adalah data verbal yang diperoleh
melalui percakapan atau tanya jawab menggunakan yang berisikan
beberapa pernyataan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Hasil
wawancara akan disampaikan kepada yang bersangkutan untuk
diperbaiki, diubah bila perlu perubahan. Peneliti berhadapan dengan dua
hal pada saat wawancara.

C. Teknik Analisa Data


Pada penelitian ini data yang diperoleh di lapangan dianalisa
dengan menggunakan analisis deskriptif dengan teknik kuantitatif yang
didukung oleh data kualitatif dalam bentuk tabel frekuensi secara
prosentasi dengan menggunakan formula rumus
Keterangan:

P = presentase
F = frekuensi
N = jumlah Responden

sedang untuk mengatur bagaimana pelaksanaan motivasi dan pengaruh


motivasi Terhadap partisipasi masyarakat penulis menggunakan tanda
penilaian sebagai berikut ,:
81 % - 100 % = sangat berpengaruh
61% - 80 % = berpengaruh
41% - 60 % = kurang berpengaruh
< 40 % = tidak berpengaruh

Teknik analisa dilakukan secara terus-menerus dimulai dengan


menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu
wawancara, pengamatan yang sudah dilakukan dalam catatan lapangan,
dokumen dan sebagainya sampai dengan penarikan kesimpulan.
Pelaksanaan analisis data, peneliti mengacu pada beberapa tahapan
yang dijelaskan Miles dan Huberman (2013), antara lain:
- Pengumpulan informasi melalui wawancara terhadap keyinforman
atau responden kapabel yang bisa memberikan informasi secara
akurat mengenai data penelitian, kemudian observasi langsung ke
lapangan untuk menunjang penelitian yang dilakukan agar
mendapatkan sumber data yang diharapkan.
- Reduksi data (data reduction) yaitu proses pemelihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan dilapangan selama meneliti. Transkrip
data (transformasi data) bertujuan untuk memilih informasi mana
yang dianggap sesuai dan tidak sesuai dengan masalah yang
menjadi pusat penelitian di lapangan.
- Penyajian data (data display) yaitu kegiatan sekumpulan informasi
dalam bentuk naratif, grafik jaringan, tabel dan bagan yang
bertujuan untuk mempertajam pemahaman penelitian terhadap
informasi yang dipilih kemudian disajikan dalam tabel ataupun
uraian penjelasan.
- Tahap akhir adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi
(Conclution Drawing Atau Verification), yang mencari arti pola-pola
penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat dan
proposisi. Penarikan kesimpulan dilakukan secara cermat dengan
melakukan verifikasi berupa tinjauan ulang pada catatan-catatan di
lapangan sehingga data dapat diuji validitasinya
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Rahardjo. (2006) Membangun Desa Partisipatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Burhan Bungin, 2001, Metode Penelitian Sosial : Format-
Format Kuantitatif dan Kualitatif. Airlangga University
Press,Surabaya
Departemen Dalam Negeri. (1996) Perencanaan Partisipatif
Pembangunan Masyarakat Desa. Jakarta : Penebar Swadaya.
Sastropoetro Santoso. R.A. 1988. Partisipasi, Komunikasi,
Persuasif dan Pembangunan Nasional. Bandung.
Siagian, SP. (2007) Administrasi Pembangunan: Konsep,
Dimensi, dan Strateginya. Jakarta: Bumi
---------. (2003) Filsafat Administrasi. Jakarta: Bumi aksara
Tjokroamidjojo, B. (1995) Pengantar Administrasi
Pembangunan. Jakarta: LP3ES.
Sumber Lain :
Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014 Tentang Desa
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 113 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia
Sumber Media :
Media Internet
http://id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi_masyarakat.
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_peran.
https://www.rajagrafindo.co.id/produk/komunikasi-pembangunan-
perubahan-sosial/
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-komunikasi-
pembangunan/3793
https://www.researchgate.net/publication/
332094475_Pengaruh_Motivasi_dan_Partisipasi_Masyarakat_terhada
p_Pembangunan_di_Kelurahan_Lalebata_Kecamatan_Panca_Rijang_
Kabupaten_Sidenreng_Rappang
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_pedesaan

Anda mungkin juga menyukai