PENGERTIAN Prosedur Keselamatan Bekerja di Lingkungan Radiasi adalah prosedural yang
harus diperhatikan ketika bekerja di area radiasi dikarenakan radiasi memiliki dampak yang disebut efek radiasi terhadap materi yang perlu disikapi dengan benar, sehingga setiap pekerja di lingkungan radiasi pengion harus bekerja dalam koridor manajemen keselamatan radiasi untuk mengeliminir efek tersebut.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam bekerja di lingkungan radiasi
dan penggunaan alat proteksi radiasinya.
KEBIJAKAN 1. PP 63 tahun 2000 tentang Keselamatan dan Kesehatan terhadap
Pemanfaatan Radiasi Pengion . 2. Kep.Ka. BAPETEN No.01/Ka-BAPETEN/V-99 yaitu tentang Ketentuan Keselamatan Kerja terhadap Radiasi. 3. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Pusat Pertamina No. Kpts. 0062/B00000/2013-S0 Tanggal 03 Juni 2013 tentang Kebijakan Pelayanan Radiologi. 4. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Pusat Pertamina No. Kpts. 0063/B00000/2013-S0 Tanggal 01 Juli 2013 tentang Pedoman Pelayanan Radiologi. 5. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Pusat Pertamina No. Kpts. 0064/B00000/2013-S0 Tanggal 01 Juli 2013 tentang Pedoman Pengorganisasian Instalasi Radiologi. 6. Program proteksi dan keselamatan radiasi di Instalasi Radiologi
PROSEDUR 1. Penggunaan Alat Kontrol dan Proteksi Radiasi
a. Setiap pekerja radiasi wajib menggunakan alat monitoring radiasi perorangan TLD di kelola oleh PPR. b. Catatan dosis paparan yang diterima oleh setiap pekerja radiasi di tuangkan dalam kartu dosis radiasi perorangan. c. Setiap pekerja radiasi harus diperiksa kesehatannya minimal sekali dalam satu tahun. d. Setiap pekerja radiasi yang bekerja di alat flouroscopy wajib menggunakan apron .
2. Nilai Batas Dosis (NBD) Bagi Pekerja dilingkungan Radiasi:
a. NBD untuk seluruh tubuh adalah 50 mSv (5000 mrem) dalam satu tahun. b. NBD untuk wanita dalam usia subur sama dengan untuk pekerja radiasi pria, akan tetapi khusus untuk abdomen tidak boleh melebihi 13 mSv (1300 mrem) dalam jangka waktu 13 minggu. c. NBD untuk wanita hamil, selama masa kehamilannya dosis yang diterima janin tidak boleh mlebii 10 mSv.
3. Kontrol Paparan Radiasi Lingkungan
a. Setiap enam bulan dilakukan pengukuran paparan radiasi di sekitar ruangan alat radiasi oleh Petugas Proteksi Radiasi/Fisika medis. RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA KESELAMATAN BEKERJA DI LINGKUNGAN RADIASI No. Dokumen: No. Revisi: Halaman
11/RAD/07/2013 00 2/ 2
4. Penggunaan Alat Proteksi Radiasi
a. Penggunaan Apron 1) Siapkan apron yang akan digunakan. 2) Posisi apron menutupi bagian depan tubuh untuk jenis single dan depan belakang untuk jenis double. 3) Masukkan tangan kanan dan tangan kiri pada lubang lengan apron. 4) Atur kaitan atau penguncinya sehingga apron tidak terlepas dari tubuh. b. Penggunaan Pelindung Tiroid 1) Siapkan pelindung tiroid yang akan digunakan. 2) Posisi pelindung tiroid menutupi bagian depan leher. 3) Rekatkan kaitan atau penguncinya sehingga pelindung tiroid tidak terlepas dari leher. c. Penggunaan Pelindung Gonad 1) Terdapat dua jenis pelindung gonad sesuai jenis kelaminnya. 2) Siapkan pelindung gonad yang akan digunakan. 3) Penggunaan pelindung gonad pada pemeriksaan radiologi dengan posisi pasien tidur telentang. 4) Pelindung gonad diletakkan diatas tubuh menutupi organ reproduksi. d. Penggunaan Sarung Tangan 1) Sarung tangan digunakan pada pemeriksaan fluoroscopy atau pemeriksaan lain jika diperlukan. 2) Cara pemakaian seperti penggunaan sarung tangan pada umumnya. e. Kacamata Google 1) Kaca mata google digunakan pada pemeriksaan fluoroscopy atau pemeriksaan lain jika diperlukan. 2) Cara pemakaian seperti penggunaan kacamata pada umumnya. f. Penggunaan Tabir 1) Tabir Pb dilakukan untuk menutupi arah berkas sinar hambur. 2) Penggunaan tabir dilakukan pada area yang tidak tertutupi timbal atau prasayarat dinding untuk proteksi radiasi.
UNIT TERKAIT 1. Ruang Rawat Inap
2. Instalasi Gawat Darurat 3. Instalasi Kamar Bedah 4. Instalasi Medical Check Up 5. Unit Kerja LK3 6. PTKMR BATAN 7. BAPETEN