Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Politik dan bisnis mempunyai pola hubungan yang saling terkait.


Layaknya hubungan timbal balik antar individu, aktifitas politik seharusnya dapat
menunjang kegiatan bisnis dalam sebuah lingkup Negara. Hal yang sama terjadi
dengan bisnis yang dapat mendukung kegiatan politik untuk mempertahankan
kedaulatan Negara.

Tidak heran, jika kita lihat para pelaku bisnis sangat dekat dengan dunia
politik. Bahkan, beberapa di antaranya juga merupakan figur politik yang sangat
dikenal oleh masyarakat. Keterlibatan mereka dapat kita rasakan saat pemilihan
kepala daerah maupun pemilihan anggota legislative baik di tingkat nasional
maupun tingkat daerah. Mereka menyadari bahwa para elit politik ini memegang
peranan penting dalam membuat kebijakan yang nantinya akan menentukan iklim
perekonomian di daerah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari bisnis dan politik?
2. Bagaimana teori hubungan Bisnis dan Politik?
3. Bagaimana perkembangan Bisnis dan Politik pada masa pemerintahan
Indonesia?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Bisnis

Terdapat dua pengertian pokok mengenai bisnis, pertama, bisnis


merupakan kegiatan-kegiatan, dan kedua, bisnis merupakan sebuah perusahaan.
Para ahli pun mendefinisikan bisnis dengan cara berbeda. Definisi E. Glos dalam
bukunya ”Business: Its Nature and Environment: An Introduction”, dianggap
memiliki cakupan yang paling luas, yakni:

“Bisnis merupakan seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang


yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industri yang menyediakan
barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standar
serta kualitas hidup mereka.1

Dalam suatu perekonomian yang kompleks saat ini, orang harus


menghadapi tantangan dan risiko untuk mengkombinasikan tenaga kerja, material,
modal, dan manajemen secara baik sebelum memasarkan suatu produk. Orang-
orang demikian itu dikenal sebagai pengusaha. Motivasi utama kegiatan bisnis
adalah laba yang didefinisikan sebagai perbedaan antara penghasilan dan biaya-
biaya yang dikeluarkan. Dalam bisnis, para pengusaha harus dapat melayani
pelanggan dengan cara yang menguntungkan untuk kelangsungan hidup
perusahaan dalam jangka panjang, selain harus selalu mengetahui kesempatan-
kesempatan baru untuk memuaskan keinginan pembeli.

2.2 Pengertian Politik


Kata “politik” Secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Politeia, yang
akar katanya adalah polis, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu
negara dan teia, berarti urusan. Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti
politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangssa.

1
Husen Umar, 2003, Business An Introduction, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, Hal. 3.

2
Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara dan alat yang
digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki.2

Menurut Aristoteles politik adalah sebagai suatu asosiasi warga negara


yang berfungsi membicarakan dan menyelenggarakan hal ihwal yang menyangkut
kebaikan bersama seluruh anggota masyarakat. 3 Menurut Mirchell dalam Political
Analiysis and Public Policy: “Politics is collective decision making or the making
of public policies for an entire society” (politik adalah pengambilan keputusan
kolektif atau pembuatan kebijaksanaan atau pembuatan kebijaksanaan umum
untuk masyarakat seluruhnya”).4

2.3 Keterkaitan Bisnis dan Politik

Hubungan bisnis dengan politik merupakan hubungan yang sangat erat


kaitannya dan saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Politik akan
memberikan pengaruh yang sangat besar untuk perjalanan bisnis anda. Situasi
politik yang tidak stabil akan mengakibatkan perekonomian yang merosot
sehingga memiliki dampak besar terhadap bisnis yang sedang anda jalani.

Maka dari itu jika anda akan melakukan sebuah bisnis maka anda
seharusnya memiliki kepekaan dan pengetahuan terhadap politik yang sedang
terjadi sehingga anda mampu untuk membaca dan memprediksi perkembangan
bisnis yang akan terjadi dimasa yang akan datang sehingga anda harus
mempersiapkan strategi bisnis yang terbaik untuk mengatasinya. Apalagi bisnis
yang anda jalani merupakan bisnis lintas negara yang sedang mengalami konflik
politik, anda harus bersiap siap jika sesuatu hal pecah yang mengakibtkan sebuah
konflik yang sangat besar yang akan berdampak negatif pada bisnis anda seperti
konflik perang, konflik pemboikotan atas sebuah produk tertentu, atau perubahan
kebijakan pemerintah dan konflik konflik politik lainnya yang mungkin akan
mengakibatkan dampak negatif dan kerugian terhadap bisnis anda. Karena politik
2
S. Sumarsono, [et. All], 2006, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, Hal. 137.
3
[ ] Sahid gentara, 2009, Ilmu Politik Memahami Dan Menerapkan, Bandung: CV Pustaka Setia,
Hal. 44..
4
[ ] Sahid gentara, 2009, Ilmu Politik Memahami Dan Menerapkan, Bandung: CV Pustaka Setia,
Hal. 47.

3
yang berlaku disuatu negara akan mempengaruhi lingkung perekonomian atau
kinerja bisnis yang mungkin akan memanas.

Permasalahan politik yang ada juga akan berpengaruh terhadap bisnis


bisnis yang kecil hingga menengah. Bisnis bisnis dengan level menengah ke
bawah akan merasakan dampak dari politik yang ada, makanya anda harus
mengetahui perubahan apa yang akan terjadi dari sebuah politik pemerintahan
atau sebuah kebijakan pemerintahan, apakah mendukung atau bahkan merugikan.
Anda harus menyadarinya dan harus selalui mencari informasi politik terutama
yang akan mempengaruhi untuk bisnis anda sehingga anda tidak terkena resiko
yang akan ditimbulkan dari dampak politik yang tidak bersahabat dengan bisnis
yang anda jalani. Karena hubungan bisnis dengan politik merupakan sesuatu yang
bisa berjalan dengan saling berdampingan untuk mencapai sebuah tujuan sesuai
dengan rencana bisnis dan rencana politik untuk menghasilkan sebuah
perekonomian yang lebih baik, tapi hubungan bisnis dengan politik juga akan
berjalan dengan saling berlawanan yang mengakibatkan terjadi ketidak
sepahaman sehingga menimbulkan dampak negatif dari salah satu bidang, baik itu
dampak negatif bagi bidang politik atau dampak negatif bagi perjalanan bisnis.

Ada beberapa aspek lingkungan politik yang harus anda ketahui dan harus
anda pertimbangkan ketika anda melakukan bisnis yaitu :

1. Stabilitas Pemerintahan
Stabilitas pemerintahan akan sangat penting untuk sebuah bisnis,
karena masa depan bisnis akan bergantung pada politik yang sedang
berlangsung. Ketidak stabilan politik akan membuat anda kesulitan untuk
menjalankan sebuah bisnis, sebuah perubahan politik yang mendadak akan
mengakibatkan anda kehilangan modal dan kerugian yang besar dan risiko
kehilangan bisnis yang besar.
2. Hubungan Internasional
Hubungan suatu pemerintahan antara negara yang satu dengan
yang lainya tidak selalu stabil, bisa saja terjadi keburukan situasi politik
yang akan mengakibatkan dampak terutama bagi anda yang melakukan

4
bisnis online. Biasanya dampak politik yang tidak baik terhadap bisnis
online berada pada proses pembayaran yang tidak berjalan dengan
sempurna karena kebanyakan proses pembayaran di bisnis online
menggunakan Paypal atau dengan Clickbank sehingga akan berakibat
berkurangnya penjualan bagi negara negara tertentu yang sedang
mengalami konflik politik karena proses pembayaran yang mengalami
hambatan.
3. Birokrasi Pemerintahan
Lingkungan politik seperti ini akan menghambat sebuah bisnis
yang dibangun secara lintas negara. Investor dan pengusaha asing akan
mengalami kesulitan untuk membuka bisnis karena pemerintahan setempat
akan mencegah untuk tumbuhnya perusahaan asing yang potensial untuk
tumbuh disuatu negara.
2.4 Bisnis Politik di Indonesia
Dunia usaha dan politik pada akhirnya tidak bisa dipisahkan lagi. Karena
begitu banyak pengusaha yang kini berkiprah di jalur politik. Sebaliknya banyak
juga politisi yang menjadi pengusaha. Sistem pemilu dengan suara terbanyak juga
telah menjadikan rekrutmen politik lebih berpihak kepada pemilik kapital dalam
hal ini pengusaha. Banyaknya anggota DPR yang terlibat korupsi dinilai karena
sejumlah anggota DPR mengedepankan kepentingan ekonominya. Masuknya
kalangan pebisnis ke dalam partai politik bukanlah fenomena baru. Namun para
pengusaha atau saudagar itu biasanya tidak menjadi aktor utama di struktur partai
politik. Sebelumnya pengusaha bergabung di partai politik tidak berambisi untuk
duduk di pucuk pimpinan. Pengusaha di zaman orde baru menjadikan partai
politik untuk berhubungan dengan kekuasaan demi kelanggengan bisnisnya.
Pengusaha di zaman itu diistilahkan dengan pengusaha-klien (Muhaimin, 1990:
7). kalau pada zaman Orde Baru, patron para pengusaha adalah para birokrat. Dan
saat itu pilihan para pengusaha untuk berpolitik adalah Partai Golkar sebagai satu-
satunya partai penguasa. Selain itu, pada zaman Orde Baru, kekuasaan sangat
tersentral di pusat dan eksekutif memegang peranan yang sangat dominan.
Sementara legislatif hanya menjadi tukang stempel.

5
Salah satu contoh kasus pebisnis yang terjun ke dunia politik adalah Rusli
Zainal, gubernur Riau. Dia terpilih sebagai gubernur Riau selama dua periode,
yakni pada 2003-2008 dan 2008-2013. Tokoh masyarakat Riau itu memulai karir
bisnisnya sebagai Pimpinan Cabang PT Mohairson Pekanbaru pada 1982, ketika
masih berstatus mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau. Saat duduk di
bangku kuliah, dia menyandang profesi sebagai guru mengaji di sejumlah masjid
di Pekanbaru. Ia menekuni sebagai guru mengaji sampai meraih gelar sarjana
ekonomi. Rusli termasuk orang yang gigih dan tak mudah menyerah pada
keadaan. Berkat kerja kerasnya itu, akhirnya pada tahun 1982 sampai tahun 1990,
Rusli menjadi Pimpinan Cabang PT Mohairson Pekanbaru yang berkantor pusat
di Jakarta. Di tahun 1990, ia kemudian menjadi Direktur Utama PT Kemuning
Muda Pekanbaru.

Namun sayang, dalam perjalanan karir politiknya, pada Agustus 2012


Rusli tersandung kasus korupsi PON XVII Riau. Lalu pada Januari 2013, Rusli
diperiksa dalam kasus suap itu selama delapan jam. Pada kasus tersebut, Rusli
memerintahkan Lukman menyuap anggota DPRD Riau. Dia juga diduga
menerima uang sebesar Rp 500 juta dari rekanan proyek. Terungkap juga kucuran
dana sebesar Rp 9 miliar kepada politikus di Senayan. Gubernur Riau, Rusli
Zainal memenuhi panggilan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sebagai tersangka, Rusli akan diperiksa untuk dua kasus yang menjeratnya.

Dalam kasus dugaan suap PON Riau ini, nama Rusli Zainal juga kerap
disebut. Dalam surat dakwaan mantan Kepala Seksi (Kasi) Pengembangan Sarana
dan Prasarana Olahraga Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Riau, Eka Dharma
Putra, Rusli Zainal selaku Gubernur Riau disebut sebagai pihak yang diduga ikut
menyuap. Pada kasus ini Rusli Zainal diduga memberikan suap kepada anggota
DPRD Riau sebesar 900 juta rupiah dari 1,8 miliar yang dijanjikan untuk anggota
DPRD Riau. Masa pencegahan ke luar negeri Rusli Zainal oleh KPK yang
dimulai sejak tanggal 6 April 2012 selama 6 bulan akan berakhir pada tanggal 6
Oktober 2012. Pada tanggal 25 Januari 2013, Rusli Zainal kembali dipanggil oleh
KPK untuk diperiksa sebagai saksi terkait kasus dugaan korupsi dalam

6
pembangunan dan pengadaan sarana olahraga Pekan Olahraga Nasional XVIII di
Riau pada tahun 2012. Rusli Zainal ditetapkan sebagai tersangka kasus tindak
pidana korupsi terkait perubahan Perda No.6 tahun 2010 tentang penambahan
anggaran pembangunan venue untuk pelaksaanaan Pekan Olahraga Nasional ke-
18 di Pekanbaru, Riau.

Rusli Zainal diduga menerima suap dan diduga kuat serta memberikan
persetujuan dalam pemberian suap terhadap sejumlah anggota DPRD Provinsi
Riau. Rusli disebutkan menerima 500 juta rupiah di rumah dinasnya. Selain
dijadikan tersangka dalam kasus korupsi PON XVIII, Rusli Zainal juga dijadikan
tersangka dalam dua kasus korupsi lainnya yaitu kasus yang juga berkaitan
dengan peraturan daerah akan tetapi perannya yang berbeda yaitu Rusli Zainal
diduga memberikan sesuatu kepada anggota DPRD Riau. Sedangkan kasus
korupsi lainnya yang menjerat Rusli Zainal yaitu kasus korupsi penerbitan Izin
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) di
Kabupaten Pelalawan, Riau. Rusli diduga menyalahgunakan kewenangannya dan
perbuatan melawan hukum sebagai Gubernur Riau. 24 Setelah ditetapkan menjadi
tersangka oleh Komisi Pe mberantasan Korupsi, Rusli Zainal langsung
dinonaktifkan oleh partai Golkar. Selain itu partai Golkar tidak akan membantu
Rusli Zainal dan tidak akan membela dan menyediakan penasehat hukum bagi
Rusli Zainal. Elit partai Golkar juga mengkhawatirkan turunnya popularitas partai
Golkar akibat ditetapkanya Rusli Zainal sebagai tersangka.

Fenomena yang terjadi di Indonesia saat ini mengenai dunia politik yang
diwarnai pengusaha-pengusaha besar kemudian memberikan sinisme tersendiri.
Apakah pengusahapengusaha tersebut dapat bertanggung jawab atas kekuasaan
yang didapatkannya kelak karena kekuasaan yang kemudian dipegangnya lebih
besar tanggung jawabnya yakni kepada rakyat banyak tidak seperti pada
perusahaannya saja. Selain itu, ke depannya akan bagaimanakah usaha-usaha yang
dimilikinya setelah pengusaha tersebut memiliki tanggungjawab lebih pada
rakyat.

7
Masuknya Hary Tanoesoedibjo sebagai salah satu pengusaha sukses, ke
dalam ranah politik Indonesia dengan bergabung dengan Partai Hati Nurani
Rakyat (Hanura) memberikan contoh dimana pengusaha (pelaku bisnis) terjun ke
dalam dunia politik. Yang lebih hebat lagi, pada pemilihan umum tahun 2014
yang akan datang, partai Hanura sendiri telah mendeklarasikan pencalonan Hary
Tanoe sebagai Calon Wakil Presiden mendampingi Wiranto.

Sebagai pengusaha yang bergerak di bidang media, seorang Hary Tanoe


memang memiliki kekuatan yang besar bagi kelangsungan karirnya di ranah
politik. Karena pada saat ini media memiliki peran besar dalam menjatuhkan
maupun menaikkan citra seseorang. Dengan kata lain, Hary Tanoesoedibjo
memiliki senjata ampuh untuk melumpuhkan lawan-lawan politiknya, khususnya
di pemilu 2014 yang akan datang.

Menurut Cristianto Wibisono, sekarang ini di Indonesia fenomena


pengusaha masuk ke politik banyak, akibatnya terjadi dwifungsi pengusaha-
penguasa. Tidak jelas kapan dia berhenti jadi pengusaha, lalu menjadi penguasa.
(Kompas, 3 Juli 2007) Dari pernyataan Cristianto ini dapat kita tangkap bahwa
pengusaha-pengusaha yang terjun ke dunia politik tidak senantiasa meninggalkan
bisnis/perusahaannya sehingga terjadilah dwifungsi itu. Padahal, jika telah
menduduki jabatan publik, dirinya seharusnya dapat fokus terhadap rakyat tidak
lagi memikirkan keuntungan perusahaan/bisnis yang dimilikinya. Jika dwifungsi
pengusaha-penguasa terjadi, kemungkinan penyalahgunaan jabatan publik demi
memberikan keuntungan pada perusahaannya (keuntungan pribadi) lebih besar
dengan memanfaatkan kekuasaan yang dimilikinya. Selain itu, dwifungsi
pengusaha-penguasa menjadikan demokrasi hanya sekadar alat pemilik modal
untuk berkuasa dan menumpuk kapital yang lebih besar lagi. Kombinasi itu akan
memproduksi pelaku politik yang haus kekuasaan, dan oleh sebab itu akan
menyedot kekayaan negara guna membangun imperium bisnis bagi kelompoknya.

Fenomena lain yang menunjukkan hubungan bisnis dengan politik di


samping para pengusaha yang terjun langsung ke dalam dunia politik yakni para
penguasa yang dikendalikan pengusaha karena kepemilikan modal (materi). Salah

8
satu contohnya yakni pada proses pemilihan umum, dimana seseorang
menginginkan kedudukan tetapi tidak memiliki modal sehingga meminta bantuan
pada pengusaha dan pada saat menduduki jabatan publik, dirinya berhutang dan
berusaha melunasinya dengan segala cara. Hal tersebut dikarenakan di Indonesia
saat ini biaya pencalonan diri untuk merebut kekuasaan tidaklah murah.

9
BAB III

KESIMPULAN

Hubungan antara bisnis dan politik dewasa ini merupakan sebuah


kesatuan yang tidak dapat dipisahkan lagi. Maraknya pengusaha untuk beralih
profesi sebagai penguasa sudah bukan menjadi sebuah fenomena yang asing
lagi. Jika pada masa orde baru pengusaha berhubungan dengan penguasa
sebagai aktor yang bertindak untuk mempengaruhi kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah, maka pada saat ini keadaan berubah dimana mulai banyak
pengusaha yang mulai terjun untuk menjadi penguasa. Hal tersebut
sesungguhnya bukan suatu masalah yang besar, mengingat Negara Indonesia
merupakan negara yang demokratis, sehingga siapa saja memiliki hak yang
sama untuk berpartisipasi dalam aktivitas pemerintahan. Yang harus menjadi
perhatian bersama adalah bagaimana kapabilitas orang-orang yang
menjalankan aktivitas pemerintahan di Indonesia, termasuk orang-orang dari
kalangan pengusaha. Banyak pandangan negatif yang menganggap fenomena
pengusaha menjadi penguasa memiliki motif pribadi untuk semakin
menambah keuntungan usahanya serta melanggengkan kejayaan bisnisnya.
Selama hal tersebut tidak terbukti, tidak ada salahnya apabila pengusaha pada
akhirnya terjun untuk menjadi penguasa.

10
DAFTAR ISI

Mallarangeng, Rizal. 2008. Dari Langit. Kumpulan Esai tentang Manusia,


Masyarakat, dan

Kekuasaan. KPG, hal 34.

Rachbini, Didik J. 2006. Ekonomi Politik dan Teori Pilihan Publik.


Bogor : Ghalia Indonesia.

11

Anda mungkin juga menyukai