DIREKTORAT JENDERAL
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
KATA PENGANTAR
Anggota Saka Bakti Husada adalah generasi muda usia 16-25 tahun. Apabila dikelola secara
baik anggota SBH mampu menjadi kelompok yang memiliki potensi daya ungkit
pembangunan kesehatan, selain karena jumlahnya yang besar yaitu 43 juta jiwa. Selain itu
juga generasi muda memiliki kepribadian yang mampu menjadi agent of change di
masyarakat.
Anung Sugihantono
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok membina anak dan pemuda Indonesia
agar menjadi tenaga kader pembangunan bermoral Pancasila, yang kuat dan sehat
jasmani dan rohaninya. Salah satu upaya untuk membentuk tenaga kader
pembangunan tersebut di atas adalah membekali mereka dengan pengetahuan dan
keterampilan praktis dalam bidang kesehatan yang merupakan bagian penting dari
pembangunan nasional. Untuk memberi wadah kegiatan khusus dalam bidang
kesehatan perlu dibentuk Satuan Karya Pramuka Bakti Husada.
Saka Bakti Husada adalah salah satu sumber daya dalam membangun
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dengan pendekatan Keluarga Sehat.
Melalui GERMAS masyarakat khususnya anak usia sekolah dan remaja, digerakkan
untuk sadar, mau dan memiliki kemampuan untuk berperilaku sehat. Melalui Saka
Bakti Husada, anak usia sekolah dan remaja bukan hanya diberi pengetahuan
kesehatan namun diharapkan juga mampu menjadi agent of change hidup sehat di
lingkungan keluarga, masyarakat dan negara.
Melalui Saka Bakti Husada, anak usia sekolah dan remaja menjadi salah satu
kader kesehatan Indonesia.
Saka Bakti Husada memiliki 6 Krida yaitu Krida Bina Lingkungan Sehat, Krida Pengendalian
Penyakit, Krida Bina Keluarga Sehat, Krida Bina Gizi, Krida Bina Obat dan Krida Bina
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Krida Pengendalian Penyakit memiliki tujuh
Syarat Kecakapan Khusus (SKK) yaitu SKK Pencegahan Penyakit, SKK Pengendalian
Penyakit Saluran Pernafasan, SKK Pengendalian Penyakit Saluran Cerna, SKK
Pengendalian Penyakit Kulit dan Kelamin, SKK Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan
Zoonotik, SKK Pengendalian Penyakit Tidak Menular, dan SKK Kesehatan Jiwa
b. Tujuan Khusus :
Meningkatkan dukungan kebijakan dan pendanaan dalam pembinaan Krida
Pengendalian Penyakit mulai dari tingkat nasional, daerah, cabang dan
ranting.
Meningkatkan kompetensi instruktur Saka dan pamong Saka dalam
pembinaan Krida Bina Keluarga Sehat mulai dari tingkat nasional, daerah,
cabang dan ranting.
Meningkatkan kemampuan Pramuka dalam menyebarluaskan pentingnya
kesehatan keluarga di lingkungan teman, sekolah dan masyarakat sekitarnya.
1|
c. Sasaran :
Majelis Pembimbing Saka Bakti Husada di tingkat Ranting, Cabang,
Daerah dan Nasional
Pimpinan Saka Bakti Husada di tingkat Kwartir Cabang, Kwartir Daerah
dan Kwartir Nasional
Instruktur Saka Bakti Husada
Pamong Saka Bakti Husada
C. Pengertian
Satuan Karya Pramuka Bakti Husada
Adalah salah satu jenis Satuan Karya Pramuka yang merupakan wadah
kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam
bidang kesehatan
Anggota Dewasa
Adalah anggota gerakan Pramuka yang berusia 26 tahun keatas dan atau
berusia diatas 21 tahun dengan catatan yang bersangkutan melepaskan
statusnya sebagai anggota muda karena telah menikah dan atau memiliki Surat
Hak Bina (SHB)
Gugus Depan
Disingkat Gudep, adalah satuan pendidikan dan satuan organisasi terdepan
penyelenggaraan pendidikan kepramukaan
Pamong Saka
Adalah anggota dewasa Gerakan Pramuka berkualifikasi Pembina Mahir yang
bertanggungjawab atas pembinaan dan pengembangan Saka
Instruktur Saka
Adalah seseorang yang berprofesi kesehatan yang karena kemampuannya
dan keahliannya menyumbangkan tenaga dan kemampuannya untuk membantu
Pamong Saka
Pimpinan Saka
Adalah badan kelengkapan Kwartir yang bertugas memberikan bimbingan
organisatoris dan teknis kepada Saka yang bersangkutan serta memberikan
bantuan fasilitas dan kemudahan lainnya
2|
Penegak dan Pramuka Pandega yang bertugas merencanakan dan memimpin
pelaksanaan kegiatan Saka sehari-hari di satuannya
Krida
Adalah satuan terkecil dari Saka, sebagai wadah kegiatan ketrampilan,
pengetahuan dan teknologi tertentu
GERMAS
Singkatan dari Gerakan Masyarakat Hidup Sehat adalah suatu tindakan
sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh
seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup
Pengendalian
Adalah adalah upaya untuk mengurangi atau melenyapkan faktor risiko
penyakit dan/atau gangguan kesehatan
Kesehatan
Adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi
j) Penyematan TKK
Adalah pemberian TKK yang dilaksanakan melalui upacara sebagai tanda
bahwa Pramuka tersebut berhak memakainya
D. Landasan Hukum
Landasan hukum bagi penyelenggaraan Saka Bakti Husada antara lain :
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pogram Indonesia Sehat Dengan Pendekatan
Keluarga
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63
Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan
Ekstrakulikuler Wajib Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
6. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 154.A tahun 2011
Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Karya Pramuka Bakti Husada
7. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
4|
BAB II
Ada tujuh Kecakapan Khusus dalam Krida Pengendalian Penyakit, yaitu pencegahan
penyakit, pengendalian penyakit saluran pernafasan, pengendalian penyakit saluran
cerna, pengendalian penyakit kulit dan kelamin, pengendalian penyakit tular vektor dan
zoonotik, pengendalian penyakit tidak menular, dan kesehatan jiwa.
Kecakapan Khusus menjadi syarat yang harus dipenuhi untuk mendapat Tanda
Kecakapan Khusus yang diberikan kepada Pramuka sebagai bentuk apresiasi atas
kemampuannya di bidang tertentu.
5|
SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK)
PENCEGAHAN PENYAKIT
6|
3) Pengujian tidak langsung, melalui pengamatan dan penugasan yang
hasilnya dinilai penguji. Contohnya tugas penyuluhan
PENEGAK
PANDEGA
Bentuk : Segilima
Ukuran : 2 cm (panjang sisi)
Warna : Sesuai contoh
Bingkai : Coklat sawo (2 mm)
Pengerjaan : Bordir
PENGERTIAN
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami
sakit ringan. Imunisasi merupakan program yang diwajibkan oleh pemerintah
kepada seseorang atau kelompok masyarakat, dalam rangka melindungi yang
bersangkutan dan masyarakat di sekitarnya dari penyakit yang dapat di cegah
dengan imunisasi (PD3I). Pelayanan imunisasi diberikan pada sasaran yang
sehat, untuk itu sebelum pemberian imunisasi diperlukan skrining untuk
menilai kondisi sasaran
JENIS IMUNISASI
Berdasarkan jenis penyelenggaraannya, Imunisasi dikelompokkan menjadi
Imunisasi Program dan Imunisasi Pilihan.
7|
Imunisasi Program terdiri atas:
1. Imunisasi rutin;
2. Imunisasi tambahan; dan
3. Imunisasi khusus.
Imunisasi Program harus diberikan sesuai dengan jenis vaksin, jadwal atau
waktu pemberian yang ditetapkan dalam Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Permenkes No. 12 tahun 2017
tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Imunisasi rutin dilaksanakan secara terus
menerus dan berkesinambungan. Imunisasi rutin terdiri atas Imunisasi dasar
dan Imunisasi lanjutan.
Jenis Imunisasi dasar terdiri dari imunisasi: Hepatitis B, Poliomyelitis,
Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Tetanus, Pneumonia, Campak dan Rubela.
Interval Minimal
Umur
Jenis untuk jenis imunisasi
Sasaran
yang sama
0-24 Jam Hepatitis B
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT-HB-Hib 1, Polio 2
3 bulan DPT-HB-Hib 2, Polio 3 1 bulan
4 bulan DPT-HB-Hib 3, Polio 4, IPV
9 bulan Campak
b. Imunisasi Lanjutan
Imunisasi lanjutan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menjamin
terjaganya tingkat imunitas pada anak Batita, anak usia sekolah, dan
wanita usia subur (WUS) termasuk ibu hamil.
Tabel 2. Sasaran dan jadwal imunisasi lanjutan pada anak < 3 tahun
Catatan:
Pemberian imunisasi lanjutan pada batita DPT-HB-Hib dan
Campak dapat diberikan dalam rentang usia 18-36 bulan
8|
Tabel 3. Sasaran dan jadwal Imunisasi lanjutan pada anak usia SD
Catatan
Anak usia sekolah dasar yang telah lengkap imunisasi dasar dan
imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib serta mendapatkan imunisasi DT
dan Td dinyatakan mempunyai status imunisasi T5.
Catatan:
Sebelum imunisasi, dilakukan penentuan status imunisasi T
(screening) terlebih dahulu, terutama pada saat pelayanan
antenatal.
Pemberian imunisasi TT tidak perlu diberikan, apabila pemberian
Imunisasi TT sudah lengkap (status T5) yang harus dibuktikan
dengan buku Kesehatan Ibu dan Anak, kohort dan/atau rekam
medis.
2. Imunisasi tambahan
Yang termasuk dalam kegiatan imunisasi tambahan adalah:
a. Backlog fighting
Merupakan upaya aktif di tingkat Puskesmas untuk melengkapi
imunisasi dasar pada anak < 3 tahun. Kegiatan ini diprioritaskan
untuk dilaksanakan di desa yang selama 2 (dua) tahun berturut-
turut tidak mencapai UCI.
b. Crash program
Kegiatan ini dilaksanakan di tingkat Puskesmas yang ditujukan
untuk wilayah yang memerlukan intervensi secara cepat untuk
mencegah terjadinya KLB. Kriteria pemilihan daerah yang akan
dilakukan crash program adalah:
1) Angka kematian bayi akibat PD3I tinggi.
2) Infrastruktur (tenaga, sarana, dana) kurang.
3) Desa yang selama 3 tahun berturut-turut tidak mencapai UCI.
Crash program bisa dilakukan untuk satu atau lebih jenis imunisasi,
misalnya campak, atau campak terpadu dengan polio.
9|
PIN (Pekan Imunisasi Nasional)
Merupakan kegiatan imunisasi massal (kampanye) yang dilaksanakan secara
serentak di suatu negara dalam waktu yang singkat. PIN bertujuan untuk
memutuskan mata rantai penyebaran suatu penyakit dan meningkatkan herd
immunity (misalnya polio, campak, atau imunisasi lainnya). Imunisasi yang
diberikan pada PIN diberikan tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.
Sub PIN
Merupakan kegiatan serupa dengan PIN tetapi dilaksanakan pada wilayah
wilayah terbatas (beberapa provinsi atau kabupaten/kota).
1. Hepatitis B
Hepatitis B (penyakit kuning) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
hepatitis B yang merusak hati. Penularan penyakit secara horizontal yaitu
dari darah dan produknya, melalui suntikan yang tidak aman, melalui
transfusi darah dan melalui hubungan seksual; dan penularan secara
vertikal yaitu dari ibu ke bayi selama proses persalinan.
Gejala penyakit :
- Badan terasa lemah
- Gangguan perut
- Gejala lain seperti flu
- Warna urin menjadi kuning
- Tinja menjadi pucat.
- Warna kuning bisa terlihat pula pada mata ataupun kulit
Komplikasi hepatitis B :
- Hepatitis kronis
- Pengerasan hati (Cirrhosis Hepatis)
- Kanker hati (Hepato Cellular Carsinoma)
- Menimbulkan kematian
10 |
2. Difteri
Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diphtheriae. Penyebarannya adalah melalui kontak fisik (bahan eksudat dari
lesi di kulit) dan pernafasan. Daya penularan penyakit ini sangat tinggi.
Gejala penyakit :
- Gejala awal adalah gelisah
- Aktifitas menurun
- Radang tenggorokan
- Hilang nafsu makan
- Demam ringan
- Dalam 2-3 hari timbul selaput putih kebiru-biruan pada tenggorokan
dan tonsil
Komplikasi difteri
- Gangguan pernafasan yang berakibat kematian
3. Pertusis
Disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari adalah penyakit pada saluran
pernafasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Penyebaran
pertussis adalah melalui percikan ludah (droplet infection) yang keluar dari
batuk atau bersin.
Gejala penyakit :
- Pilek
- Mata merah
- Bersin
- Demam
- Batuk ringan, lama-kelamaan batuk menjadi parah
- Batuk menggigil yang cepat dan keras.
Komplikasi pertusis :
Pneumania bacterialis yang dapat menyebabkan kematian.
11 |
4. Tetanus
Adalah penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani yang
menghasilkan neurotoksin. Penyakit ini tidak menyebar dari orang ke orang,
tetapi melalui kotoran yang masuk ke dalam luka yang dalam.
Gejala penyakit :
- Gejala awal adalah kaku otot pada rahang
- Disertai kaku pada leher
- Kesulitan menelan
- Kaku otot perut
- Berkeringat dan demam
- Pada bayi terdapat juga gejala berhenti menetek (sucking) antara 3
sampai dengan 28 hari setelah lahir
- Gejala berikutnya adalah kejang yang hebat dan tubuh menjadi kaku
Komplikasi
- Tetanus
- Patah tulang akibat kejang
- Pneumonia
- Infeksi lain yang dapat menimbulkan kematian
5. Tuberkulosis
Adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa (disebut
juga batuk darah). Penyakit ini menyebar melalui pernafasan lewat bersin
atau batuk. Penyakit ini pada umumnya menyerang paru, namun dapat juga
menyerang organ lain seperti kulit dan tulang.
Gejala penyakit :
- Gejala awal adalah lemah badan
- Penurunan berat badan
- Demam, dan keluar keringat pada malam hari
- Gejala selanjutnya adalah batuk terus-menerus, nyeri dada dan
(mungkin) batuk darah.
- Gejala lain tergantung pada organ yang diserang.
12 |
6. Campak (Measles)
Adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Myxovirus viridae.
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak
sewaktu bersin atau batuk. Pada anak yang sehat dan bergizi baik penyakit
ini jarang berakibat serius.
Gejala penyakit :
- Gejala awal penyakit adalah demam
- Bercak kemerahan (Bercak Koplik)
- Batuk dan pilek
- Konjunctivitis (mata merah)
- Selanjutnya timbul ruam (bintik kemerahan) pada muka dan leher,
kemudian menyebar ke tubuh dan tangan serta kaki
Komplikasi:
- Diare hebat yang menyebabkan kekurangan cairan (dehidrasi)
dan kematian
- Peradangan pada telinga (otitis media)
- Infeksi saluran napas (pneumonia).
- Kebutaan
7. Rubela
Rubella atau campak Jerman adalah infeksi virus yang ditandai dengan
ruam merah pada kulit. Rubella umumnya menyerang anak-anak dan
remaja.
Penyakit ini disebabkan oleh virus rubella dan dapat menyebar dengan
sangat mudah. Penularan utamanya dapat melalui butiran liur di udara
yang dikeluarkan penderita melalui batuk atau bersin.
Sindrom rubella kongenital (CRS) dapat menyebabkan cacat lahir pada
bayi, seperti tuli, katarak, penyakit jantung bawaan, kerusakan otak,
organ hati, serta paru-paru.
13 |
8. Poliomielitis
Adalah penyakit pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh satu
dari tiga virus yang berhubungan, yaitu virus polio tipe 1, 2 atau 3.
Secara klinis penyakit polio adalah anak di bawah umur 15 tahun yang
menderita lumpuh layu akut (acute flaccid paralysis = AFP) .
Penyebaran penyakit adalah melalui kotoran manusia (tinja) yang
terkontaminasi.
Gejala penyakit. :
- Demam,
- Nyeri otot dan
- Kelumpuhan terjadi pada minggu pertama sakit.
Komplikasi.. :
Kematian bisa terjadi karena kelumpuhan otot- otot pernafasan terinfeksi
dan tidak segera ditangani.
9. Pneumonia
Pneumonia adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau
virus pada salahsatu atau kedua paru-paru. Sistem imunitas pada anak
yang lemah atau belum terbentuk sempurna tidak mampu membasmi
infeksi awal yang ringan, sehingga infeksi dapat menyebar ke paru-paru
dan menyebabkan pneumonia. Pneumonia pada anak dapat
menyebabkan sulit bernapas dan asupan oksigen berkurang.
Pneumonia pada anak bisa juga disertai dengan beberapa gejala seperti
berikut ini:
- Batuk
- Hidung tersumbat.
14 |
- Muntah.
- Demam
- Mengi atau napas berbunyi.
- Kesulitan untuk bernapas, dada dan perut menggembung.
- Terasa nyeri di bagian dada.
- Menggigil
- Merasa sakit pada bagian perut
- Tidak nafsu makan
- Menangis lebih sering dari biasanya.
- Sulit beristirahat.
- Pucat dan lesu.
- Pada kasus yang parah, bibir dan kuku jari bisa berubah warna
menjadi kebiruan atau abu-abu.
15 |
SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK)
PENGENDALIAN PENYAKIT SALURAN PERNAPASAN
16 |
3) Dewan Saka bertugas mengorganisir kegiatan
PENEGAK
PANDEGA
Bentuk : Segilima
Ukuran : 2 cm (panjang sisi)
Warna : Sesuai contoh
Bingkai : Coklat sawo (2 mm)
Pengerjaan : Bordir
17 |
3. MATERI SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK) PENGENDALIAN PENYAKIT
SALURAN PERNAPASAN
Gejala Utama terduga sakit TBC adalah batuk berdahak, yang dapat
diikuti dengan gejala tambahan yaitu: dahak bercampur darah, batuk
darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan
menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam
meriang lebih dari satu bulan. Pada pasien dengan HIV positif, batuk
sering kali bukan merupakan gejala TB yang khas, sehingga gejala batuk
tidak harus selalu selama 2 minggu atau lebih.
Sumber Penularan TB
18 |
Layanan Pengobatan Penyakit TBC
Orang dengan gejala terduga sakit TBC dapat disarankan/dirujuk/dibawa
ke Fasilitas Kesehatan seperti: Puskesmas, Rumah Sakit, Dokter Praktik
Mandiri, Klinik dan Fasilitas Kesehatan lainnya yang telah melaksanakan
Tatalaksana TBC secara Standar dengan Strategi DOTS (Directly
Observe Treatment Short-course = Pengobatan TB jangka pendek dengan
pengawasan langsung) sesuai Permenkes No. 67 tahun 2016.
Obat TBC yang berkualitas sudah disediakan oleh Pemerintah di fasilitas-
fasilitas kesehatan tersebut. Pengobatan TBC diberikan secara GRATIS.
Keberhasilan pengobatan pasien TB perlu didukung dan dimotivasi oleh
Pengawas Menelan Obat (PMO) mulai dari awal sampai akhir
pengobatan.
PMO adalah seseorang yang secara sukarela membantu pasien TB dalam
masa pengobatan hingga sembuh.
Kriteria PMO. :
Sehat jasmani dan rohani serta bisa baca tulis
Bersedia membantu pasien dengan sukarela
Tinggal dekat dengan pasien
Dikenal, dipercaya dan disegani oleh pasien
Disetujui oleh pasien dan petugas kesehatan
Bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersama-sama
dengan pasien
Tugas PMO :
Memastikan pasien menelan obat sesuai aturan sejak awal pengobatan
sampai sembuh.
Mendampingi dan memberikan dukungan moral kepada pasien agar
dapat menjalani pengobatan secara lengkap dan teratur.
19 |
Mengingatkan pasien TB untuk mengambil obat dan periksa ulang
dahak sesuai jadwal.
Menemukan dan mengenali gejala-gejala efek samping OAT dan
merujuk ke Sarana Pelayanan Kesehatan.
Mengisi kartu kontrol pengobatan pasien sesuai petunjuk (petunjuk
terdapat di sudut bawah kartu kontrol).
Memberikan penyuluhan tentang TB kepada keluarga pasien atau
orang yang tinggal serumah.
Pertolongan Pertama:
1. Terduga TBC
Memberikan penyuluhan tentang TBC
Menyarankan/merujuk terduga TBC ke Puskesmas
2. Pasien TBC
Memberikan penyuluhan tentang TBC
Melakukan pendampingan/pengawasan dan memotivasi pasien
TBC selama pengobatan
Menyarankan/merujuk pasien TBC untuk kontrol secara berkala ke
Puskesmas
20 |
Sasaran promosi kesehatan penanggulangan TBC adalah:
1. Pasien, individu sehat (masyarakat) dan keluarga sebagai komponen
dari masyarakat.
2. Tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, petugas kesehatan,
pejabat pemerintahan, organisasi kemasyarakatan dan media massa.
Diharapkan dapat berperan dalam penanggulangan TBC sebagai
berikut:
a. Sebagai panutan untuk tidak menciptakan stigma dan diskriminasi
terkait TBC.
b. Membantu menyebarluaskan informasi tentang TBC dan PHBS.
c. Mendorong pasien TBC untuk menjalankan pengobatan secara
tuntas.
d. Mendorong masyarakat agar segera memeriksakan diri ke layanan
TBC yang berkualitas.
3. Pembuat kebijakan publik yang menerbitkan peraturan perundang-
undangan dibidang kesehatan dan bidang lain yang terkait serta
mereka yang dapat memfasilitasi atau menyediakan sumber daya.
Peran yang diharapkan adalah:
a. Memberlakukan kebijakan/peraturan perundang-undangan untuk
mendukung penanggulangan TBC.
b. Membantu menyediakan sumber daya (dana, sarana dan lainlain)
untuk meningkatkan capaian program TBC.
21 |
SYARAT TANDA KECAKAPAN KHUSUS (SKK)
PENGENDALIAN PENYAKIT SALURAN CERNA
22 |
b. Uji Syarat Kecakapan Khusus
1) Ujian TKK dilakukan secara perorangan dan tidak secara kelompok
(massal)
2) Ada 2 jenis uji SKK yaitu : Uji langsung dalam bentuk lisan maupun
tertulis dimana peserta Pramuka yang diuji berhadapan langsung
dengan penguji
3) Pengujian tidak langsung, melalui pengamatan dan penugasan yang
hasilnya dinilai penguji. Contohnya tugas penyuluhan
PENEGAK
PANDEGA
Bentuk : Segilima
Ukuran : 2 cm (panjang sisi)
Warna : Sesuai contoh
Bingkai : Coklat sawo (2 mm)
Pengerjaan : Bordir
23 |
TANDA – TANDA DIARE :
Buang air besar cair lebih dari 3 kali dalam sehari atau 24 jam
Sakit perut
Mual dan muntah
Kadang disertai demam
24 |
4. Antibiotik hanya boleh diberikan sesuai indikasi dari petugas
kesehatan.
5. Jika belum sembuh, segera bawa anak ke pelayanan kesehatan
terdekat.
25 |
4. Cara memberikan obat zink
B. PENYAKIT TIFOID
PENGERTIAN PENYAKIT TIFOID
Demam tifoid dikenal juga sebagai penyakit tifus adalah suatu
penyakit infeksi pada usus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella
typhosa.
Demam tifoid atau tifoid adalah salah satu penyakit infeksi akut
pada saluran pencernaan yang dikenal juga dengan tifus
abdominalis atau penyakit tifus.
26 |
PENGOBATAN PENYAKIT TIFOID
Pengobatan yang tepat di fasilitas pelayanan kesehatan
Tidur bebaring ditempat tidur sampai 3 hari bebas demam
Makan makanan lunak dan rendah serat.
C. PENYAKIT HEPATITIS A
PENGERTIAN PENYAKIT HEPATITIS A
Hepatitis A adalah penyakit infeksi pada organ hati yang disebabkan
oleh virus hepatitis A (HAV). Hepatitis A sering terjadi dalam bentuk
Kejadian Luar Biasa (KLB) dimana umumnya terjadi pada pencemaran
air minum, makanan yang tidak dimasak, makanan yang tercemar,
kebersihan diri dan lingkungan yang buruk.
27 |
Cuci buah-buahan dan sayur-sayuran sampai bersih sebelum
dimakan terutama yang dimakan mentah
Hindari makanan yang telah kadarluarsa dan baca kadarluarsanya
sebelum dimakan.
CARA PENGOBATAN PENYAKIT HEPATITIS A
Pengobatan tidak spesifik, diutamakan meningkatkan daya tahan tubuh
(istirahat dan makan makanan yang bergizi
MATERI PENYULUHAN PENYAKIT HEPATITIS A PADA
MASYARAKAT:
1. Peningkatan Higiene Makanan dan Minuman: memilih makanan
yang sudah dimasak, memanaskan kembali secara benar makanan
yang sudah dimasak, hindarkan kontak antara makanan mentah
dengan yang sudah dimasak, permukaan dapur dibersihkan dengan
cermat, Cuci buah-buahan dan sayur-sayuran sampai bersih
sebelum dimakan terutama yang dimakan mentah
2. Peningkatan Higiene Perorangan: mencuci tangan dengan sabun
secara baik dan benar setelah BAB/BAK dan sebelum mengolah
makanan.
D. PENYAKIT CACINGAN
PENGERTIAN
Penyakit Cacingan adalah penyakit infeksi cacing perut yang
penularannya melalui tanah. Penyakit ini disebabkan oleh cacing gelang,
cacing cambuk dan cacing tambang.
Seseorang dikatakan cacingan, bila ditemukan cacing atau telur cacing dalam
tinjanya.
28 |
Nyeri perut, muntah dan mual.
Diare atau sembelit.
Keluar cacing dari mulut atau dubur.
Kadang-kadang disertai gatal disekitar anus.
Pertumbuhan anak terganggu
29 |
KEGIATAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
CACINGAN BERSUMBER DAYA MASYARAKAT
Kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit cacingan bersumber daya
masyarakat meliputi :
1. Pemberian obat pencegahan massal penyakit cacingan pada
kelompok rentan untuk menghentikan penyebaran telur cacing dari
penderita ke lingkungan sekitarnya,
2. Peningkatan higiene sanitasi, dan
3. Pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat melalui promosi
kesehatan.
30 |
SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK)
PENGENDALIAN PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
31 |
4) Proses belajar mengajar 1 kecakapan khusus dilakukan dalam
waktu 2 kali pertemuan dan pada pertemuan ke 3 dilakukan
penilaian (pengujian Syarat Kecakapan Khusus) oleh pamong atau
instruktur
5) 1 kali pertemuan dilaksanakan maksimal selama 2 jam
6) Frekuensi latihan minimal satu kali seminggu di tempat yang sudah
disepakati bersama
PENEGAK
PANDEGA
Bentuk : Segilima
Ukuran : 2 cm (panjang sisi)
Warna : Sesuai contoh
Bingkai : Coklat sawo (2 mm)
Pengerjaan : Bordir
32 |
3. MATERI SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK) PENGENDALIAN PENYAKIT
KULIT DAN KELAMIN
Beberapa penyakit kulit dan kelamin adalah penyakit HIV AIDS dan IMS
1. PENYAKIT HIV AIDS
PENGERTIAN
HIV(Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga tubuh tidak mampu lagi
melindungi dari berbagai penyakit lain yang menyertainya (infeksi
oportunistik).
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan dari
gejala penyakit yang muncul akibat menurunnya sistem kekebalan
tubuh yang disebabkan oleh HIV.
Infeksi oportunistik adalah infeksi yang umumnya tidak berbahaya
pada orang dengan tubuh normal namun dapat berakibat fatal pada
ODHA karena sistem kekebalan tubuhnya lemah.
Seseorang yang terinfeksi HIV, tidak langsung menderita AIDS. Butuh
waktu sekitar 5-10 tahun sebelum menderita AIDS
33 |
HIV TIDAK MENULAR MELALUI :
1. Menggunakan, pakaian, toilet, dan alat makan dan minum bersama
orang dengan HIV-AIDS (ODHA);
2. Bersentuhan, berpelukan/berciuman (selama tidak luka/ sariawan
dalam mulut/gigi berlubang), cium pipi, berjabat tangan dengan ODHA;
3. Air ludah;
4. Gigitan nyamuk/serangga;
5. Tinggal serumah dengan ODHA;
6. Berenang bersama dengan ODHA
34 |
IV ADA OBATNYA = ANTI RETROVIRAL (ARV)
Beberapa tahun lalu, diagnosis HIV atau AIDS berarti lonceng kematian. Namun
berkat pengembangan pengobatan terapi ARV, orang yang terinfeksi virus ini bisa
hidup panjang dan produktif.
Saat ini HIV dikategorikan sebagai penyakit kronis/menahun seperti diabetes dan
darah tinggi.
Jika positif HIV segera mulai terapi ARV agar tetap sehat & produktif
ARV tersedia gratis di semua layanan kesehatan.
Bahaya IMS:
Dampak fisik dan psikologi cukup besar
Membuat penderita sakit-sakitan;
Mudah tertular HIV;
Mandul;
Keguguran atau hamil di luar kandungan;
Kanker leher rahim;
Kelainan penglihatan dan saraf;
Bayi cacat atau bayi lahir mati;
Kematian
35 |
IMS meningkatkan risiko tertular HIV
IMS meningkatkan peluang penularan HIV 5- 10 kali;
Dalam satu hubungan seks, adanya IMS dapat meningkatkan risiko HIV
dari 1:1000 menjadi 1: 10
Orang yang kena IMS (borok 40 x & keluar nanah 10 x) lebih berisiko kena
infeksi HIV dari pasangan yang positif.
Orang yang kena HIV & IMS lebih cenderung menularkan HIV pada
pasangan yang negatif.
36 |
Penyakit-penyakit IMS
Kencing Nanah Sifilis/ Raja Singa
37 |
SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK)
PENGENDALIAN PENYAKIT TULAR VEKTOR DAN ZOONOTIK
38 |
b. Uji Syarat Kecakapan Khusus
1) Ujian TKK dilakukan secara perorangan dan tidak secara kelompok
(massal)
2) Ada 2 jenis uji SKK yaitu : Uji langsung dalam bentuk lisan maupun
tertulis dimana peserta Pramuka yang diuji berhadapan langsung dengan
penguji
3) Pengujian tidak langsung, melalui pengamatan dan penugasan yang
hasilnya dinilai penguji. Contohnya tugas penyuluhan
PENEGAK
PANDEGA
Bentuk : Segilima
Ukuran : 2 cm (panjang sisi)
Warna : Sesuai contoh
Bingkai : Coklat sawo (2 mm)
Pengerjaan : Bordir
39 |
3. Flu Burung
4. Taeniasis
5. Anthrax
6. Pes
40 |
Nyamuk Bentuk tubuh kecil dan Tubuh berwarna hitam Warna tubuh coklat
pendek belang-belang putih kehitaman
Pada saat hinggap dan Pada saat hinggap dan Bentuk sayap
menggigit membentuk menggigit posisi tubuh simetris
sudut 90º nyamuk rata dengan
Warna tubuhnya coklat permukaan kulit
kehitaman
Bentuk sayap simetris
41 |
Semua orang dapat terkena DBD,
tidak memandang :
- Usia
- Suku
- Jenis kelamin
- Pendidikan
- Kaya atau miskin
- Warna kulit
- Peerjaan
- dsb
Telur nyamuk Aeds Aegypti menetas menjadi jentik (larva), berkembang menjadi
pupa dan menjadi dewasa. Perkembangan dari telur menjadi nyamuk terjadi
dalam 7-8 hari. Jangka waktu hidup nyamuk dewasa sekitar 3 minggu. Nyamuk
Aeddes Aegypti berkembang biak di penampungan air untuk keperluan sehari-hari
atau barang-barang lain yang memungkinan air tergenang.
Telur
• Jumlah telur sekali bertelur 100-200 butir, tergantung jumlah darah yang
dihisap oleh nyamuk. Nyamuk betina dapat bertelur 3 kali sepanjang hidupnya.
• Telur menempel di tempat kering (tanpa air), dapat bertahan sampai 6 bulan.
• Telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu 1-3 hari setelah terendam air.
Jentik
• Jentik meetas dari telur hanya ketik permukaan air merendam telur.
Artinya,hujan atau orang yang menambahkan air ke wadah yang terdapat telur
di dalamnya akan memicu telur menjadi jentik.
• Jentik akan berubah mmenajadi pupa setelah 4-5 hari.
42 |
Pupa
• Pupa berkembang menjadi nyamuk setelah 2-3 hari.
Nyamuk dewasa
• Nyamuk jantan hanya mengisap sari bunga atau tumbuhan yang
mengandung gula. Sedangkan,nyamuk betina mengisap darah manusia untuk
menetaskan telur yang dikandungnya.
• Nyamuk Aedes Aegypti memilih untuk meggigit manusia. Waktu menghisap
darah pada pagi hari dan sore hari.
• Setelah menghisap darah, nyamuk Aedes Aegypti betina akan mencari
tempat yang gelap untuk beristirahat, kemudian mencari tempat yang berair
untuk hinggap dan meletakkan telurnya, seperti bak mandi/WC, tempayan,
drum, kaleng bekas, drum bekas, penampung air dispenser,tatakan pot
bunga,dll. Air dalam jumlah yang sedikit susah dapat menarik perhatin
nyamuk Aedes Aegypti betina untuk meletakkan telur sedikit diatas
permukaan air.
43 |
NON TPA
44 |
45 |
PENCEGAHAN DBD MELALUI PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN)
3M PLUS
Mendaur ulang
Kaleng bekas,ban bekas,botol bekas dan barang bekas lainnya yang di buang
sembarangan dan dapat menampung air, merupakan tempat yang baik bagi nyamuk
untuk berkembang biak. Oleh karena itu,barang-barang tersebut dapat di manfaatkan
kembali atau daur ulang.
46 |
Memelihara ikan pemakan jentik Memasang kawat nyamuk
Nyamuk Aedes Aegypti juga sering bertelur nyamuk senang tinggal dikamar atau
di kolam hias di dla rumah atau halaman ruangan yang gelap dan lembab. Kita
rumah. Dengan memelihara ikan,jentik dapat mencegah agar nyamuk tidak
nyamuk dimakan oleh ikan yang ada di dapat masuk ke dalam kamar dengan
dalam kolam tersebut sebelum sempat cara memasang kawat kasa pada
menjadi nyamuk. lubang-lubang ventilasi dan pinut.
47 |
APA ITU GERAKAN 1 RUMAH 1
JUMANTIK
A. PENGERTIAN
Penyakit Filariasis atau yang dikenal dengan sebutan Penyakit Kaki Gajah adalah
penyakit infeksi yang bersifat menahun. Penyakit ini disebabkan oleh cacing filaria
yang hidup didalam tubuh manusia dan ditularkan oleh nyamuk.
Di Indonesia, Penyakit Filariasis disebabkan oleh tiga jenis cacing yaitu :Wuchereria
bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori.
Cacing Filaria dapat bertahan hidup selama 4-6 tahun dalam saluran getah bening.
Cacing ini berkembang biak dalam tubuh manusia dan menghasilkan jutaan anak cacing
yang beredar dalam darah.
Penyakit filariasis dapat menyerang segala usia dan dapat menimbulkan cacat menetap
berupa pembesaran kaki, lengan, kantong buah zakar, payudara dan alat kelamin.
48 |
Pada waktu nyamuk menghisap darah orang tersebut, mikrofilaria ikut terhisap dan
masuk kedalam badan nyamuk.
Di dalam tubuh nyamuk, mikrofilaria berubah menjadi larva dalam jangka waktu
sekitar 1-2 minggu.
Saat nyamuk yang terinfeksi menghisap darah orang yang sehat, larva didalam
tubuh nyamuk menempel pada kulit manusia dan masuk kedalam tubuh manusia.
Larva tersebut kemudian bermigrasi kesaluran getah bening dan tumbuh dewasa
menjadi cacing filaria.
Semua jenis nyamuk bisa menularkan Penyakit Filariasis seperti nyamuk rumah,
nyamuk got, nyamuk hutan, nyamuk rawa-rawa dan nyamuk sawah.
49 |
2. Tanda dan gejala terinfeksi penyakit filariasis tahap menahun (kronis), adalah
sebagai berikut :
2.
1.
50 |
E. KEGIATAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT FILARIASIS BERSUMBER
DAYA MASYARAKAT
TAENIASIS
A. PENGERTIAN
Taeniasis adalah penyakit cacing pita yang disebabkan oleh cacing Taenia dewasa,
sedangkan sistiserkosis adalah penyakit pada jaringan lunak yang disebabkan oleh
larva dari salah satu spesies cacing Taenia. T. saginata adalah cacing pita pada
sapi dan T.solium adalah cacing pita pada babi, merupakan penyebab taeniasis
pada manusia. Manusia adalah induk semang definitif dari T. solium dan T.
saginata,
51 |
B. CARA PENULARAN TAENIASIS
- T. saginata tidak secara langsung ditularkan dari manusia ke manusia, akan
tetapi untuk T. solium dimungkinkan bisa ditularkan secara langsung antar
manusia yaitu melalui telur dalam tinja manusia yang terinfeksi langsung ke
mulut penderita sendiri atau orang lain.
- Siklus hidup cacing T. saginata dapat dilihat pada Gambar. Di dalam usus
manusia yang menderita Taeniasis (T. saginata) terdapat proglotid yang sudah
masak (mengandung embrio).
- Apabila telur tersebut keluar bersama feses dan termakan oleh sapi, maka di
dalam usus sapi akan tumbuh dan berkembang menjadi onkoster (telur yang
mengandung larva). Larva onkoster menembus usus dan masuk ke dalam
pembuluh darah atau pembuluh limpa, kemudian sampai ke otot/daging dan
membentuk kista yang disebut C. bovis (larva cacing T. saginata). Kista akan
membesar dan membentuk gelembung yang disebut sistiserkus.
- Manusia akan tertular cacing ini apabila memakan daging sapi mentah atau
setengah matang. Dinding sistiserkus akan dicerna di lambung sedangkan larva
dengan skoleks menempel pada usus manusia.
- Kemudian larva akan tumbuh menjadi cacing dewasa yang tubuhnya bersegmen
disebut proglotid yang dapat menghasilkan telur.
- Siklus hidup T. solium pada dasarnya sama dengan siklus hidup T. saginata,
akan tetapi induk semang perantaranya adalah babi dan manusia akan terinfeksi
apabila memakan daging babi yang mengandung kista dan kurang matang/tidak
sempurna memasaknya atau tertelan telur cacing.
-
-
52 |
C. TANDA DAN GEJALA PENYAKIT TAENIASIS
Gejala penderita taeniasis umumnya :
- Rasa tidak enak pada perut, gangguan pencernaan, diare, sulit buang air besar,
sakit kepala dan pucat.
- Pemeriksaan darah tepi terdapat gambaran peningkatan eosinofil.
- Sistiserkosis pada otak (neurosistiserkosis) terjadi gangguan motorik, kelainan
saraf sensorik maupun gangguan mental penderita.
- Sistiserkosis pada bola mata menyebabkan nyeri bola mata, gangguan
pengelihatan dan kebutaan.
- Sedangkan pada otot jantung menyebabkan takikardia, sesak napas, sinkop dan
gangguan irama jantung.
53 |
F. CARA PENCEGAHAN PENYAKIT TAENIASIS
Pencegahan penularan penyakit taeniasis dan sistiserkosis dapat di lakukan dengan:
- Pengawasan terhadap penjualan daging babi agar tidak tercemar oleh larva
cacing (sistiserkus).
- Memasak daging babi di atas suhu 50˚C selama 30 menit untuk mematikan
larva sistiserkus atau menyimpan daging babi pada suhu 10 ˚C selama 5 hari.
- Menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak buang air besar di sembarang
tempat (pemakaian jamban keluarga) agar tidak mencemari tanah dan rumput.
- Menjaga higiene personal dengan rajin mandi, mencuci tanggan sebelum
makan atau mengolah makanan.
- Memberikan vaksin pada hewan ternak babi
- Pemeriksaan daging oleh dokter hewan atau mantri hewan di Rumah Potong
Hewan (RPH) perlu dilakukan, sehingga daging yang mengandung kista tidak
sampai dikonsumsi masyarakat.
- Ternak sapi atau babi dipelihara pada tempat yang tidak tercemar
G. CARA PENGOBATAN
- Untuk menghilangkan sumber infeksi dan mencegah terjadinya autoinfeksi
dengan larva cacing pita, Penderita dapat dibati dengan :
1. Praziquantel, 50 mg/kgBB dosis tunggal.
2. Mebendazole,2 x 200 mg/hr selama 4 hari
3. Albendazole, 15 mg/kg BB/hari dosis tunggal atau terbagi 3 selama 7 hari
4. Niclosamide
RABIES
Penyakit Rabies (anjing gila) masih ada di 26 provinsi. Daerah yang dinyatakan bebas
rabies yakni Provinsi Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Daerah
Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Papua dan Papua Barat.
A. PENGERTIAN
₋ Rabies di sebut juga penyakit anjing gila, adalah suatu penyakit menular akut,
menyerang susunan syaraf pusat.
54 |
₋ Rabies disebabkan oleh lyssa virus dari golongan Rhabdovirus yang terdapat dalam
air liur hewan penular rabies. Bentuknya seperti peluru. Ukurannya sangat kecil dan
tidak bisa dilihat oleh mata biasa.
₋ Rabies dapat menyerang semua hewan berdarah panas dan manusia dan
mengakibatkan kematian
B. CARA PENULARAN
Rabies ditularkan melalui gigitan, cakaran dan jilatan hewan penular rabies yang
menderita rabies, dimana virus rabies terdapat pada air liur hewan penular rabies.
55 |
F. MASA INKUBASI RABIES
1. Pada Hewan :
Bervariasi antara 2 – 8 minggu setelah digigit oleh hewan yang terinfeksi virus
rabies.
2. Pada Manusia :
Bervariasi antara 2 minggu sampai 2 tahun, tetapi pada umumnya 3-8 minggu,
tergantung dari jarak letak luka gigitan dengan otak.
56 |
LEPTOSPIROSIS
A. PENGERTIAN
- Leptospirosis adalah penyakit zoonotik yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang
berbentuk spiral dari genus Leptospira yang pathogen, menyerang hewan dan
manusia.
- Hewan yang menjadi sumber penularan Leptospirosis ialah rodent (tikus, tupai),
babi, sapi, kambing, domba, kuda, anjing, kucing, serangga, burung, insektivora
(landak, kelelawar). Di Indonesia tikus adalah menjadi sumber utama penular
Leptospirosis.
- Beberapa tikus yang hidupnya di sekitar lingkungan hidup manusia:
-
1. Tikus Got 2. Tikus Rumah 3. Mencit
Contoh: Bandicota Contoh: Rattus rattus Contoh: Mus musculus
indica, Rattus diardii
norvegicus
57 |
Kondisi diatas bisa meningkat ke fase selanjutnya dengan menunjukkan gejala
Leptospirosis berat (Weil sindrom) dengan ditandai ikterus (kuning), disfungsi ginjal,
nekrosis hati, disfungsi paru, perdarahan, dan bisa berakibat kematian.
C. CARA PENULARAN.
Manusia dapat terjangkit/terinfeksi Leptospirosis bila kuman leptospira, yang ada
pada urine tikus/hewan masuk melalui kulit manusia yang lecet, terluka atau melalui
selaput lendir/mukosa.
E. UPAYA PENCEGAHAN
a. Melaksanakan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) dengan kebersihan individu
dan sanitasi lingkungan antara lain mencuci kaki, tangan dan bagian tubuh lainnya
setelah bekerja di lingkungan yang tercemar dengan urine tikus/hewan.
b. Pekerja atau petani, yang berisiko tinggi memakai sepatu boot dan sarung
tangan.
c. Pemeliharaan hewan yang baik menghindari urine hewan terjangkit mencemari
lingkungan masyarakat.
d. Sanitasi /kebersihan lingkungan dengan membersihkan tempat-tempat sarang tikus.
e. Vaksinasi terhadap hewan peliharaan dan hewan ternak.
58 |
f. Pemberantasan binatang pengerat/rodent bila kondisi memungkinkan.
g. Pembersihan tempat penyimpanan air dan kolam renang.
h. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang leptospirosis.
59 |
C. BEBERAPA CONTOH IKAN PEMAKAN JENTIK NYAMUK
60 |
SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK)
PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
61 |
b. Uji Syarat Kecakapan Khusus
1) Ujian TKK dilakukan secara perorangan dan tidak secara kelompok
(massal)
2) Ada 2 jenis uji SKK yaitu : Uji langsung dalam bentuk lisan maupun
tertulis dimana peserta Pramuka yang diuji berhadapan langsung
dengan penguji
3) Pengujian tidak langsung, melalui pengamatan dan penugasan yang
hasilnya dinilai penguji. Contohnya tugas penyuluhan
Gambar TKK PTM adalah tangan tangan yang saling terkait mewakili sinergitas
antara anggota masyarakat untuk mengetahui, mengenali, dan mencegah Faktor
Risiko PTM dan Penyakit Tidak menular.
PENEGAK
PANDEGA
62 |
3. MATERI SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK) PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK
MENULAR
63 |
CARA PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dapat dilakukan dengan
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) pengendalian penyakit tidak menular
dengan perilaku CERDIK, yaitu :
a) Cek Kesehatan secara berkala
Setiap orang memantau FR PTM dan pemeriksaan kesehatan
secara dini sehingga FR PTM dapat dicegah dan dikendalikan sejak
dini. Pemantauan FR PTM dapat dilakukan dengan kegiatan pengukuran
seperti : Tinggi Sadan, Serat Sadan, Lingkar Perut dan pengukuran
Tekanan Darah Tinggi, serta pemeriksaan Gula Darah sewaktu bagi
seluruh tenaga didik (Guru), tenaga administrasi lainnya, melakukan
monitoring perilaku merokok, diet dan aktifitas fisik yang dilakukan
secara rutin dan periodik.
b) Enyahkan Asap Rokok
Di dalam sebatang rokok terkandung lebih dari 4.000 jenis senyawa
kimia, 400 zat berbahaya dan 43 zat penyebab kanker yang termasuk
di dalamnya Nikotin, Tar, dan Carbon Monoxide
Selain rokok konvensional, rokok elektronik juga mempunyai
bahaya yang sama dengan mengandung zat penyebab kanker dan
zat beracun lainnya.
Untuk memberikan perlindungan bahaya rokok bagi kelompok rawan
seperti ibu, anak dan balita, tidak dianjurkan seseorang merokok di
dalam rumah.
Salah satu upaya untuk berhenti merokok bagi seorang perokok
adalah dengan mendatangi layanan konseling Upaya Berhenti
Merokok (UBM) yang ada di Puskesmas.
Untuk mendapatkan layanan cepat dan mudah, masyarakat juga bisa
menggunakan layanan Quitline Konseling Berhenti Merokok di
nomor 0-800-1-77-6565 (bebas pulsa)
Beberapa masalah yang muncul bagi remaja perokok yaitu:
Mengganggu prestasi belajar di sekolah: Remaja yang merokok akan
mengalami penurunan dalam nilai pelajaran di sekolah.
Perkembangan paru-paru terganggu: Sesak napas, serta batuk yang
terus menerus, dahak berlebihan dan lebih mudah terkena pilek
berkali-kali.
Lebih sulit sembuh saat sakit: Ketika remaja sakit maka mereka akan
lebih sulit baginya untuk bisa kembali sehat seperti semula karena
rokok mempengaruhi sistem imun di dalam tubuh.
Kecanduan: Remaja yang merokok cenderung jauh lebih mungkin
menjadi kecanduan terhadap nikotin yang membuatnya lebih sulit
untuk berhenti. Saat ia memutuskan untuk berhenti merokok maka
gejala penarikan seperti depresi, insomnia, mudah marah dan masalah
mentalnya bisa berdampak negatif pada kinerja sekolah serta
perilakunya
Terlihat lebih tua dari usianya
Remaja yang merokok sering memiliki jerawat atau masalah kulit
lainnya serta menimbulkan plak kuning pada gigi.
64 |
Tips Menghindar agar tidak merokok
65 |
d) Diet Sehat dengan gizi cukup dan kalori seimbang
Diet sehat dengan kalori seimbang adalah pola konsumsi makanan
yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh, mencakup pemilihan makanan rendah gula, rendah
garam, rendah lemak, tinggi serat dan kalori seimbang. Zat gizi yang
dibutuhkan adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
Didalam tubuh, zat-zat gizi tersebut berfungsi sebagai sumber energi atau
tenaga, sumber zat pembangun, serta untuk mengganti sel-sel tubuh
yang rusak dan sumber zat pengatur.
66 |
e) Istirahat yang cukup
lstirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun
yang berakibat badan menjadi lebih segar. Tidur adalah kebutuhan
dasar setiap orang. Tidur yang cukup diharapkan bisa menjaga stamina
dan kesehatan tubuh. Bagi anak, kecukupan tidur diharapkan bisa
menunjang tumbuh kembang dan menjaga konsentrasinya saat
bersekolah. Karena itulah setiap orang harus memenuhi kebutuhan tidur
yang durasinya disesuaikan dengan usia. Kebiasaan tidur di mana dan
kapan saja ini mempengaruhi pengaturan pola hidup sehari-hari.
Berdasarkan National Sleep Foundation, kebutuhan tidur
yang terpenuhi sesuai saran akan menghasilkan istirahat yang lebih
baik. Kebutuhan tidur Remaja 11-17 tahun diperkirakan 10-11 jam.
Bila kebutuhan tersebut terpenuhi, maka bisa dipastikan orang tersebut
beristirahat dengan baik.
f) Kelola stress
Stres merupakan suatu respon adaptif individu terhadap situasi yang
diterima seseorang sebagai suatu tantangan atau ancaman
keberadaannya. Secara umum orang yang mengalami stres merasakan
perasaan khawatir, tekanan, letih, ketakutan, depresi. Banyak orang tua
yang menganggap stres di sekolah tidak seberat stres orang dewasa,
namun di sekolah tekanan tidak kalah hebatnya dengan tekanan yang
dialami orang tua dan orang dewasa lainnya. Stres pada anak bisa kita
lihat melalui tubuhnya, seperti: munculnya jerawat, problem
pencernaan, insomnia, kelelahan dan sakit kepala.
67 |
4. Melakukan Pemeriksaan seperti Tekanan Darah, Gula Darah Sewaktu,
Kolesterol Total, dan Pemeriksaan Tajam Penglihatan, dan tajam
pendengaran
5. Melaksanakan Identifikasi Faktor Risiko PTM, konseling dan penyuluhan
(diet, merokok, stress, aktifitas fisik dan lain-lain) termasuk rujukan ke
Puskesmas.
6. Melakukan olah raga/aktifitas fisik bersama dan kegiatan lainnya.
2) Prosedur penimbangan :
Warga diminta naik ke alat timbang dengan posisi kaki tepat di tengah
alat timbang dengan sikap tenang (jangan bergerak – gerak) dan kepala
tidak menunduk (memandang lurus kedepan) tetapi tidak menutupi
jendela baca.
Jarum di kaca jendela alat timbang akan bergerak dan tunggu sampai
diam/tidak berubah (statis)
Catat angka yang ditunjuk oleh jarum berhenti dan isikan pada buku
atau lembar pencatatan yang tersedia, kemudian minta warga posbindu
PTM turun dari alat timbang
Untuk menimbang warga posbindu PTM berikutnya, ulangi prosedur a
s/d c.
b. Pengukuran tinggi badan
1) Alat pengukur tinggi badan : microtoise dengan kapasitas ukur 2 meter
dan ketelitian 0,1 cm
2) Prosedur pengukuran tinggi badan
Minta warga melepaskan alas kaki (sandal/sepatu), topi (penutup
kepala)
Warga diminta berdiri tegak, persis di bawah alat geser microtoise.
68 |
Posisi kepala dan bahu bagian belakang, lenga, pantat dan tumit
menempel pada dinding tempat microtoise di pasang
Pandangan lurus ke depan, dan tangan dalam posisi tergantung bebas
Gerakan alat geser sampai menyentuh bagian atas kepala warga.
Pastikan alat geser berada tepat ditengah kepala. Dalam keadaan ini
bagian belakang alat geser harus tetap menempel pada dinding
Baca angka tinggi badan pada jendela baca ke arah angka
Apabila pengukur lebih rendah dari yang diukur, pengukur harus berdiri
di atas bangku agar hasil pembacaannya benar
Pencatatan dilakukan dengan ketelitian sampai satu angka dibelakang
koma (0,1 cm). Contoh 157,3 cm; 160,0 cm; 163,9 cm. Isikan ke dalam
Buku/ lembar pencatatan yang tersedia.
Pengukuran berat badan dan tinggi badan dilakukan untuk mendapatkan
nilai IMT yang nantinya digunakan dalam menentukan derajat obesitas.
Penilaian IMT menggunakan rumus :
WHO menetapkan angka cut off ≥ 25 untuk kategori obesitas pada orang asia
dewasa.
IMT ≥ 30 Obesitas II
69 |
3) Beri tanda titik batas tepi tulang rusuk paling bawah dengan
menggunakan spidol/ pulpen
4) Tetapkan titik batas atas ujunglengkung tulang pangkal panggul
5) Beri tanda titik batas atas ujung lengkung tulang pangkal panggul
6) Tetapkan dan beri tanda titik tengah antara batas tepi tulang rusuk paling
bawah dengan titik batas atas ujung lengkung tulang pangkal panggul
7) Lakukan pada kedua sisi tubuh seseorang
8) Pengukuran saat akhir ekspirasi normal
9) Lakukan pengukuran lingkar perut mulai dari titik tengah bagian kanan,
secara sejajar horizontal melingkari pinggang dan titik tengah bagian kiri
melewati bagian perut dan kembali menuju ke titik tengah bagian kanan
tubuh seseorang.
Tabel 2. Lingkar Perut dan Risiko Penyakit
70 |
responden. Responden diminta untuk menunjuk arah kaki huruf E yang
terlihat (arah ke atas, ke bawah, kanan, atau kiri). Dapat dijawab dengan
isyarat arah tangan sesuai arah kaki huruf E.
b) Pemeriksaan dimulai dari mata kanan dengan mata kiri tertutup tanpa
menggunakan pinhole. Upayakan mata tidak tertekan dan mata
responden tidak memicing saat huruf tidak terlihat. Sarankan untuk
mengedipkan mata sebentar dengan tujuan membasahi mata, karena
kemungkinan mata kering sehingga pandangan kabur
c) Pemeriksaan dimulai dari jarak 6 meter. Responden diminta untuk
menunjukkan arah kaki E, dimulai dari huruf E yang paling besar terlebih
dahulu. Tekniknya adalah kartu E diputar-putar sebelum responden
membaca, pemeriksa mengubah arah dari ujung terbuka. Rotasi ini harus
dalam berbagai arah untuk menghindari responden menghafal. Kriteria
untuk visi pada tingkat tertentu 4 jawaban berturut-turut yang benar, atau
benar 4 dari 5 pemeriksaan.
d) Tes dilakukan sebanyak 4 kali, apabila jawaban benar semua maka
dilanjutkan pada tes yang lebih sulit yaitu huruf yang lebih kecil.
e) Apabila terdapat kesalahan saat menjawab, ulangi terlebih dahulu sampai
dengan 5 kali. Minimal 4 dari 5 jawaban benar. Apabila kurang dari 3
jawaban yang benar dari jarak 6 meter, catat di kartu pemeriksaan pada
kolom “tanpa pinhole” untuk hasil pemeriksaan terakhir pada 6/60 (untuk
huruf yang paling besar), 6/18 (untuk huruf ukuran sedang), atau 6/12
(untuk huruf ukuran paling kecil).
f) Ulangi pemeriksaan pada jarak 3 meter dengan teknik diatas apabila
semua jawaban benar di jarak 6 meter. Apabila responden dapat
menjawab benar minimal 4 kali dari 5 tes, maka pemeriksaan dilakukan di
jarak 1 meter dan pada kartu pemeriksaan di kolom “tanpa pinhole” ditulis
hasil pemeriksaan terakhir pada 3/60 (untuk huruf yang paling besar),
3/18 (untuk huruf ukuran sedang), atau 3/12 (untuk huruf ukuran paling
kecil).
g) Ulangi pemeriksaan pada jarak 1 meter dengan teknik diatas apabila
semua jawaban benar di jarak 3 meter. Apabila responden tidak dapat
menjawab benar minimal 4 kali dari 5 tes, maka pada kartu pemeriksaan
di kolom “tanpa pinhole” ditulis hasil pemeriksaan terakhir pada 1/60
(untuk huruf yang paling besar), 1/18 (untuk huruf ukuran sedang), atau
1/12 (untuk huruf ukuran paling kecil).
h) Mata dengan tajam penglihatan lebih baik daripada 6/12 tidak perlu
diperiksa menggunakan pinhole. Setiap mata dengan tajam penglihatan
kurang dari 6/12 harus diperiksa untuk ketajaman dengan menggunakan
pinhole. Jika orang tersebut memakai kacamata, tempatkan pinhole di
depan kacamata.
i) Catat hasil pengukuran terakhir pada kolom dengan pinhole, kemudian
lakukan pemeriksaan dengan pinhole yang dimulai dari besar huruf
terakhir yang dapat dilihat responden. Misalkan tes terakhir berhenti di
71 |
jarak 3 meter dengan ukuran huruf paling besar (3/60), maka
pemeriksaan dengan pinhole dimulai dari jarak 6 meter dengan huruf
yang paling kecil (6/12).
j) Lakukan tes dengan pinhole sesuai tahapan sebelumnya.
k) Lakukan prosedur pemeriksaan yang sama no. a-j untuk mata kiri.
l) Catat hasil pemeriksaan kedalam buku atau lembaran yang telah
disiapkan.
m) Apabila ditemukan hasil pemeriksaan ≤ 3/60, disarankan agar responden
dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan. Angka 3/60 menunjukkan bahwa
responden mengalami gangguan penglihatan.
72 |
2) usahakan menggunakan Baterai Baru setiap akan melakukan
pemeriksaan. Pastikan Bar tanda baterai muncul dan terisi penuh, apabila
muncul tanda silang coba ganti baterai tersebut.
3) Sebelum melakukan pengukuran tekanan darah, warga sebaiknya
menghindar kegiatan aktivitas fisik seperti olah raga, merokok, dan
makan, minimal 30 menit sebelum pengukuran. Dan juga duduk
beristirahat setidaknya 5-15 menit sebelum pengukuran
4) Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres. Pengukuran
sebaiknya dilakukan dalam ruangan yang tenang dan dalam kondisi
tenang dan posisi duduk
5) Pastikan warga duduk dengan posisi kaki tidak menyilang tetapi kedua
telapak kaki datar menyentuh lantai. Letakkan lengan kanan warga
Posbindu PTM di atas meja sehinga mancet yang sudah terpasang
sejajar dengan jantung warga.
6) Singsingkan lengan baju pada lengan bagian kanan warga Posbindu PTM
dan memintanya untuk tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak
berbicara pada saat pengukuran. Apabila warga Posbindu PTM
menggunakan baju berlengan panjang, singsingkan lengan baju ke atas
tetapi pastikan lipatan baju tidak terlalu ketat sehingga tidak menghambat
aliran darah di lengan
7) Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengan telapak tangan terbuka
ke atas. Pastikan tidak ada lekukan pada pipa mancet.
8) Pengukuran dilakukan dua kali, jarak antara dua pengukuran sebaiknya
antara 2 menit dengan melepaskan manset pada lengan.
9) Apabila hasil pengukuran satu dan kedua terdapat selisih > 10 mmHg,
ulangi pengukuran ketiga setelah istirahat selama 10 menit dengan
melepaskan manset pada lengan.
10) Apabila warga Posbindu PTM tidak bisa duduk, pengukuran dapat
dilakukan dengan posisi berbaring
11) Informasikan hasil kepada warga dan Catat angka sistolik, diastolik dan
denyut nadi hasil pengukuran tersebut pada buku atau lembar hasil
pengukuran.
73 |
Pemeriksaan Kadar Gula Darah dan Kolesterol Total (oleh petugas Kesehatan)
a) Alat dan bahan meliputi : Alat pemeriksaan kadar gula darah lipid (Analyzer),
Test strip gula darah dan kolesterol , Auto lancet (Autoclix), Lancet, Pipet
ukuran 40uL untuk panel test strip dan 15 uL untuk single test strip, Alkohol
70%, Kapas, dan Tissue kering.
b) Pemeriksaan dengan Glukometer atau kolesterol (disesuaikan dengan jenis
alat yang tersedia)
Masukkan tes strip kedalam alat tes (Gluometer/ kolesterol)
Bersihkan ujung jari (jari manis/jari tengah/telunjuk) dengan kapas yang
telah diberi alkohol 70%, keringkan
Tusukkan lancet/autoclix pada ujung jari secara tegak lurus, cepat dan
tidak terlalu dalam
Usap dengan kapas steril kering setelah darah keluar dari ujung jari.
Tekan ujung jari ke arah luar dan ambil darah yang keluar menggunakan
pipet sedot dan masukkan darah yang sudah diambil kedalam strip test
dan biarkan beberapa saat sampai hasil keluar
Baca hasil glukosa darah atau kolesterol total yang muncul.
Komplikasi Hipertensi
74 |
2) STROKE
Stroke disebut sebagai "serangan otak", disebabkan oleh kurangnya aliran
darah yang mengalir ke otak yang terkadang menyebabkan pendarahan di
otak. Aliran darah ke daerah otak terputus karena gumpalan darah, endapan
plak atau karena pecahnya pembuluh darah otak sehingga sel-sel otak
mengalami kekurangan oksigen serta energi dan menyebabkan kerusakan
otak permanen yang berakibat kecacatan-kematian dini.
Penyebab Stroke
3) DIABETES MELITUS
Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula
darah.
Meningkatnya kadar gula darah diakibatkan oleh kekurangan hormon
insulin dalam tubuh yang berguna untuk mengolah gula dalam tubuh.
Gejala-gejala penyakit Diabetes Melitus klasik adalah Rasa haus yang
berlebihan, Sering kencing terutama malam hari, dan Banyak makan dan
berat badan turun dengan cepat
75 |
Gejala lain yang mungkin timbul adalah Kesemutan pada jari tangan dan
kaki, Cepat lapar, Gatal-gatal, Penglihatan kabur, dan luka yang sulit
sembuh.
Akibat penyakit Diabetes Melitus
Dalam jangka panjang kadar gula darah yang tinggi dapat mengakibatkan
Kebutaan, Kaki busuk akibat luka yang sulit sembuh, Gangguan ginjal,
Gangguan jantung dan pembuluh darah, dan Gangguan pada sistem
saraf.
76 |
5) PENYAKIT ASMA
Penyakit Asma adalah penyakit pembengkakan saluran napas yang ditandai
dengan napas berbunyi (mengi), napas sesak, batuk yang terjadi secara
berulang
Tanda-Tanda : Mengi, Batuk, Sesak napas, dan Rasa berat di dada terutama
pada malam dan atau dini hari yang umumnya bersifat reversibel baik dengan
atau tanpa pengobatan
Penyebab yaitu Inflamasi (peradangan) kronik saluran napas yang
menyebabkan hipereaktivitas(reaksi yang berlebihan) pada bronkus (saluran
napas) terhadap berbagai rangsangan.
Asma bersifat fluktuatif (hilang timbul) artinya dapat tenang tanpa gejala tidak
mengganggu aktifitas tetapi dapat eksaserbasi (kambuh) dengan gejala ringan
sampai berat bahkan dapat menimbulkan kematian.
Faktor-Faktor Risiko Penyakit Asma
Secara umum faktor risiko asma dibedakan menjadi 2 kelompok faktor
genetik dan faktor lingkungan.
1) Faktor genetik (keturunan) yaitu Hipereaktivitas, Atopi/alergi, bronkus,
Jenis kelamin, dan Ras/etnik
2) Faktor lingkungan yaitu tungau, debu rumah, kucing, alternaria/jamur,
alternaria, tepung sari, Makanan (bahan penyedap, pengawet,
pewarna makanan, kacang, makanan laut, susu sapi, telur), Bahan
yang mengiritasi (misalnya parfum, household spray, dan lain-lain)
Cara Pengendalian Faktor Risiko Penyakit Asma
Pencegahan ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit pada bayi dengan
risiko asma (orangtua asma), dengan cara :
1) Penghindaran asap rokok dan polutan lain selama kehamilan dan
masa perkembangan bayi/anak
2) Diet hipoalergenik (makanan yang tidak memicu alergi) untuk ibu hamil
dan menyusui, diet tersebut tidak mengganggu asupan janin
3) Pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan
6) PENYAKIT KANKER
Kanker adalah perubahan dan pertumbuhan sel jaringan yang tidak normal
dan tidak terkendali. Sel kanker bersifat ganas karena tumbuhnya cepat,
dapat merusak jaringan sekitar, dapat menyebar melalui pembuluh darah
dan pembuluh getah bening menyebabkan metastatis di organ yang lain.
Jenis Penyakit Kanker yaitu : Kanker Payudara, Kanker Leher Rahim,
Kanker Paru-Paru, Kanker Kelenjar getah bening, Kanker Nasofaring,
Leukemia, dan Retinoblastoma.
Faktor Risiko Penyakit Kanker seperti Kelebihan makanan yang
mengandung lemak. Kurang makanan yang mengandung serat, Kurang
beraktivitas fisik atau olah raga, Mengkonsumsi minuman beralkohol,
Merokok, dan Terpapar sinar matahari terus menerus.
Penyakit kanker dapat menyebabkan kecacatan hingga kematian
tergantung luas organ yang terkena dan berat-ringannya komplikasi yang
menyertai.
77 |
SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK)
KESEHATAN JIWA
78 |
1. SYARAT MENDAPATKAN TANDA KECAKAPAN KHUSUS (SKK) KESEHATAN
JIWA
a. Proses Belajar Mengajar Kecakapan Khusus
1) Diadakan di Kwartir Ranting dan Kwartir Cabang
2) Materi diberikan oleh Pamong/Instruktur
3) Dewan Saka bertugas mengorganisir kegiatan
4) Proses belajar mengajar 1 kecakapan khusus dilakukan dalam waktu 2
kali pertemuan dan pada pertemuan ke 3 dilakukan penilaian (pengujian
Syarat Kecakapan Khusus) oleh pamong atau instruktur
5) 1 kali pertemuan dilaksanakan maksimal selama 2 jam
6) Frekuensi latihan minimal satu kali seminggu di tempat yang sudah
disepakati bersama
b. Uji Syarat Kecakapan Khusus
1) Ujian TKK dilakukan secara perorangan dan tidak secara kelompok
(massal)
2) Ada 2 jenis uji SKK yaitu : Uji langsung dalam bentuk lisan maupun
tertulis dimana peserta Pramuka yang diuji berhadapan langsung
dengan penguji
3) Pengujian tidak langsung, melalui pengamatan dan penugasan yang
hasilnya dinilai penguji. Contohnya tugas penyuluhan
Gambar TKK Kesehatan Jiwa adalah orang-orang yang saling berpelukan dan saling
menopang melingkari mewakili persahabatan tanpa memandang latar belakang.
PENEGAK
Bentuk : Bujur sangkar
Ukuran : 2,5 cm (panjang sisi)
Warna : Sesuai contoh
Bingkai : Kuning (2 mm)
Pengerjaan : Bordir
PANDEGA
Bentuk : Segi lima
Ukuran : 2 cm (panjang sisi)
Warna : Sesuai contoh
Bingkai : Coklat sawo (2 mm)
Pengerjaan : Bordir
79 |
3. MATERI SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK) KESEHATAN JIWA
A. PENGERTIAN KESEHATAN JIWA
Adalah kesehatan jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu
menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana
adanya dan mempunyai sifat positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
80 |
2. Faktor yang melatarbelakangi perilaku berisiko tinggi pada
remaja:
Faktor Psikologik
o Rasa takut, rendah diri, rasa tidak aman.
o Keinginan untuk memastikan identitas diri, adanya desakan
teman sebaya, takut dikatakan penakut, banci, kuno, tidak
mengikuti ‘trend’, ‘anak mami’.
o Merasa yakin bahwa dirinya hebat, mau mencoba semua hal
untuk mengetahui sampai mana batas kemampuannya, serta
menganggap maut sebagai hal yang tidak perlu ditakuti.
o Adanya perasaan tertekan, depresi, atau cemas
o Pengalaman tidak menyenangkan di masa lampau, seperti
penelantaran, kekerasan baik fisik, seksual, atau emosional.
o Tidak terpenuhinya rasa nyaman di rumah saat mendapatkan
stress dari lingkungan luar.
o Merasa dirinya berbeda dengan remaja lain atau diperlakukan
diskriminatif.
Faktor genetik dan biologis
o Gangguan tingkah laku sejak kecil dengan gejala kejam
terhadap binatang, suka bermain api. Kondiri ini akan
bertambah parah sesuai dengan bertambahnya usia.
o Gangguan kepribadian akibat kerusakan otak, dengan gejala
perilaku tidak terkontrol, cepat marah, dan mudah dipengaruhi
dengan lingkungan sekitar.
o Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.
o Gangguan belajar, misalnya gangguan membaca, gangguan
berhitung, dan gangguan menulis.
o Taraf kecerdasan dibawah rata-rata
Faktor Lingkungan dan Budaya
o Sikap orangtua yang sering tidak mengerti atau memaksakan
kehendak pada saat remaja sedang dalam proses membentuk
identitas dirinya.
o Kekawatiran berlebihan dari orang tua, kurang percaya pada
remaja.
o Tidak mampu mengatasi desakan teman sebaya, tidak berani
mengatakan ‘tidak’.
o Kurangnya penanaman nilai-nilai positif terhadap orang atau
kelompok lain yang berbeda (misalnya seragam sekolah, dll).
81 |
dengan baik sehingga tercipta perasaan berharga dan percaya diri.
Harga diri yang positif merupakan sistem kekebalan untuk membantu
seseorang menghadapi masalah kehidupan dan memulihkan diri dari
kekecewaan.
o Mengelola stress
Stress merupakan reaksi tubuh terhadap setiap situasi yang tidak
menyenangkan yang berasal dari lingkungan atau dari dalam diri
sendiri.
Stres mempengaruhi fisik, emosi dan perilaku dan dapat memberikan
pengaruh positif dan negatif.
Pengaruh positif stres dapat memotivasi untuk berbuat lebih baik dan
dapat mengantisipasi bila mengahadapi stres berikutnya.
82 |
Pengaruh negatif stres dapat menimbulkan perasaan marah, sedih,
tertekan dan perasaan hancur yang dapat menyebabkan gangguan
kesehatan seperti sakit kepala, gangguan perencanaan, percobaan
bunuh diri dll.
o Resolusi konflik
Merupakan cara untuk menyelesaikan pertentangan pendapat agar
tercapai kesepakatan yang dilakukan memlalui cara negosiasi.
83 |
2. Perubahan Sikap dan Perilaku
o Prestasi sekolah menurun, sering tidak mengerjakan tugas
sekolah, sering membolos, malas, kurang bertanggung jawab.
o Pola tidur berubah, begadang pada malam hari dan sulit
dibangunkan pada pagi hari, mengantuk di kelas/tempat kerja.
o Sering berpergian sampai larut malam, kadang tidak pulang tanpa
memberitahu terlebih dahulu
o Sering mengurung diri,berlama-lama di kamar mandi, menghindar
bertemu anggota keluarga di rumah, menarik diri dari pergaulan
o Sering mendapat telepon dan didatangi orang tidak dikenal oleh
keluarga, kemudian menghilang
o Sering berbohong dan minta banyak uang dengan berbagai alasan
tapi tidak jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang
berharga milik sendiri atau milik keluarga, mencuri, memeras,
terlibat tindak kekerasan atau berurusan dengan polisi
o Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, marah, kasar,
sikap bermusuhan, pencuriga, tertutup, dan banyak rahasia.
1. Komplikasi penyakit
Bergantung jenis NAPZA yang digunakan, jumlahnya, cara memakainya,
lama memakai dan zat pencampur yang kadang tidak jelas (terigu, gula,
kina, tawas)
Beberapa komplikasi penyakit yang sering dijumpai:
o Penyalahgunaan napza melalui suntikan: dapat menyebabkan
tertular Hepatitis B atau C, infeksi HIV/AIDS. Infeksi jantung, infeksi
darah
84 |
o Penyalahgunaan ekstasi/ shabu/ kokain: dapat menyebabkan tekanan
darah tinggi, gangguan jantung, pendarahan otak, gangguan jiwa
berat.
o Penyalahgunaan alcohol: dapat menyebabkan sakit lambung,
pendarahan lambung, pengerutan hati, kanker hati, radang kelenjar
ludah perut, infeksi saraf dan radang orak, kepikunan
o Penyalahgunaan ganja dan tembakau: dapat menyebabkan
rangsangan pada saluran nafas, ganja dapat menyebabkan
halusinasi atau gangguan jiwa.
2. Akibat sosial
Permasalahan yang sering timbul dari pengguna NAPZA pada remaja,
secara sosial antara lain:
o Ketenangan dalam keluarga terganggu
o Sering merongrong orang tua
o Dapat menyebabkan perceraian bagi yang sudah berkeluarga, bagi
yang berpacaran dapat putus hubungan
o Prestasi akademiknya menjadi buruk, tidak naik kelas, dikeluarkan
dari sekolah. Bagi yang bekerja dapat dipecat karena pretasi kerja
menurun dan melanggar aturan
o Biaya pengobatan dan rehabilitasi NAPZA mahal, menimbulkan
masalah keuangan
3. Pelanggaran hukum
o Melakukan tindak criminal untuk memperoleh uang agar dapat
membeli NAPZA, termasuk menjadi pengedar
o Menyalahgunakan dan ketergantungan NAPZA, berdasarkan ilmu
kedokteran adalah orang yang menderita sakit (penderita), namun
mereka juga dijatuhi hukuman karena melanggar hukum yang
berlaku
85 |
2. Penyebab Gangguan Jiwa
o Keturunan (genetik)
o Lingkugan dan situasi kehidupan sosial: pengalaman dengan
anggota keluarga, tetangga, sekolah, tempat kerja, dll, menciptakan
situasi yang menegangkan atau menyenangkan.
o Penyakit fisik: umumnya yang secara langsung maupun tidak
langsung mengenai otak
o Depresi
Merupakan perasaan sedih dan tertekan yang menetap, sehingga
membuat yang bersangkutan tidak dapat melaksanakan fungsi
pekerjaan dan sosialnya.
Gejala dan tanda depresi:
Suasana perasaan: sedih, murung, kehilangan minat dan rasa
senang terhadap pekerjaan yang biasa dia lakukan.
Kadang timbul rasa cemas dan panic bahwa sesuatu yang buruk
akan terjadi
Pikiran: isi pikiran biasanya bertema kegagalan dan rasa
bersalah atas keadaan yang terjadi
Keluhan fisik: rasa lelah berkepanjangan, sulit tidur atau terlalu
banyak tidur, tidak mau makan atau banyak makan, kehilangan
minat seksual, rasa sakit di leher, punggung, sakit kepala, nyeri
di dada dan keluhan di perut.
Aktivitas: biasanya kegiatan menurun, banyak berbaring di
tempat tidur sepanjang hari, menarik diri dari pergaulan.
o Gangguan psikotik
Gejalanya adalah sebagai berikut:
Menarik diri dari lingkungan dan hidup di dunianya sendiri\
Merasa tidak mampunyai masalah dengan dirinya
Kesulitan untuk berpikir dan memusatkan perhatian
Gelisah dan bertingkah laku atau bicara yang kacau
Sulit tidur
Mudah tersinggung dan marah, sering mengamuk dan merusak
barang bahkan mengganggu lingkungan sekitar
Mendengar atau melihat sesuatu yang tidak nyata (berhalusinasi)
86 |
Berkeyakinan yang keliru
Bermasalah dalam melakukan tugas sehari hari
Keluhan fisik yang aneh, misalnya ada benda atau hewan yang
tidak lazim dalam tubuhnya
Tidak merawat diri, kadang penampilan kotor
87 |
Bab III
PENUTUP
88 |
Tim Penyusun