Anda di halaman 1dari 20

223

MODUL III. C
KEGIATAN REHABILITASI
MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERSOSIALISASI
(SOCIAL SKILLS)

A. Kegiatan Rehabilitasi Psikososial Melatih Keterampilan Bersosialisasi (Social


Skill Training)

1. Definisi
Kegiatan melatih keterampilan bersosialisasi adalah proses membantu pasien
yang mempunyai masalah isolasi sosial untuk dapat menyesuaikan diri dalam
berinteraksi dan bergaul dengan orang lain disekitarnya

2. Tujuan
a.Tujuan umum:
Pasien dapat meningkatan keterampilan nya dalam bersosialisasi dengan
orang lain dilingkungan sekitarnya.
b. Tujuan khusus :
1) Pasien mampu mengungkapkan perilaku/hambatan dalam melakukan
interaksi social
2) Pasien mampu mengamati/ melihat perilaku yang diperlukan dalam
interaksi sosial melalui video atau terapis.
3) Pasien mampu mendemonstrasikan perilaku yang dibutuhkan dalam
interaksi sosial yaitu kontak mata, tersenyum dan nada suara yang jelas
kepada klien
4) Pasien mampu menyebutkan manfaat berlatih perilaku yang diperlukan
dalam interaksi sosial dan memberikan umpan balik terhadap kemampuan
klien berlatih perilaku yang dibutuhkan dalam interaksi sosial yaitu
kontak mata, tersenyum dan nada suara jelas.
5) Pasien mampu melakukan perilaku yang diperlukan dalam interaksi sosial
yaitu kontak mata, tersenyum, dan nada suara yang jelas dengan keluarga
dan orang lain
224

3. Setting
a. Pertemuan dilakukan dirumah klien
b. Suasana ruangan harus tenang
c. Klien duduk berhadapan dengan terapis

4. Alat
a. Kertas
b. Pulpen
c. Jadwal kegiatan

5. Metode
a. Diskusi
b. Tanya jawab
c. Role Play

6. Langkah-langkah
a. Pertemuan Tahap I
1) Persiapan
a) Terapis
(1) Terapis mempersiapan kemampuannya melakukan social skills
training
(2) Terapis mempersiapkan kemampuan diri baik secara fisik,
emosional dan intelektual untuk melakukan social skills training
b) Klien
(1) Membuat kontrak dengan pasien sebelum dilakukan pertemuan
(2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
a) Memberi salam terapeutik : salam dari perawat
b) Evaluasi/validasi : Menanyakan perasaan pasien saat ini
c) Kontrak :
(1) Menyepakati pertemuan tahap 1
225

(2) Menjelaskan tujuan pertemuan pertama yaitu:


(a) membantu klien mengungkapkan perilaku/hambatan dalam
melakukan interaksi sosial.(assessment)
(b) mendapatkan informasi dari terapis tentang perilaku yang
diperlukan dalam melakukan interaksi sosial. Serta
mengungkapkan perasaannya setelah melihat role play yang
dilakukan terapis tentang perilaku yang diperlukan dalam
melakukan interaksi.
(c) Menyebutkan perilaku yang dibutuhkan dalam interaksi sosial
dan mendemonstrasikannya.
(3) Terapis menjelaskan aturan main sebagai berikut:
(a) Lama kegiatan 30 menit
(b) Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
(c) Klien berperan aktif dalam mengungkapkan perilakunya dalam
interaksi sosial dan melakukan .
3) Tahap Kerja
a) Terapis menjelaskan kegiatan yaitu klien diminta untuk
mengungkapkan perilaku/hambatan saat berinteraksi dengan orang lain
dan menuliskannya.
b) Terapis meminta klien untuk mengungkapkan alasan yang
menyebabkan klien berperilaku tidak sesuai (tidak ada kontak mata,
tidak tersenyum dan nada suara rendah) dan menuliskannya..
c) Terapis memberikan pujian/penghargaan atas kemampuan klien
menyampaikan hambatan saat interaksi dan alasannya.
d) Terapis meminta klien mengamati/ melihat perilaku yang diperlukan
dalam interaksi sosial melalui role play yang dilakukan terapis atau
dengan video.
e) Terapis meminta klien untuk mengungkapkan perasaannya setelah
melihat role play yang dilakukan terapis atau video tentang perilaku
yang diperlukan dalam melakukan interaksi sosial.
226

f) Memberikan pujian/penghargaan atas kemampuan klien


mengungkapkan perasaannya.
g) Mendiskusikan dengan klien tentang perilaku yang baik dan kurang
baik dilakukan ketika melakukan interaksi sosial.
h) Terapis meminta klien mendemonstrasikan perilaku yang dibutuhkan
dalam interaksi sosial yaitu kontak mata, tersenyum dan nada suara
yang jelas kepada klien.
i) Memberikan pujian/penghargaan atas kemampuan klien
mendemonstrasikan perilaku yang dibutuhkan dalam interaksi sosial
yaitu kontak mata, tersenyum dan nada suara yang jelas kepada klien.
4) Terminasi
a) Evaluasi
(1) Menanyakan perasaan klien setelah percakapan
(2) Meminta kepada klien mendemonstrasikan kembali perilaku yang
dibutuhkan dalam berinteraksi sosial yaitu kontak mata, tersenyum
dan nada suara yang jelas.
(3) Memberikan umpan balik positif atas kerjasama klien yang baik
b) Tindak lanjut
(1) Menganjurkan klien melatih perilaku yang dibutuhkan dalam
interaksi sosial yaitu kontak mata, tersenyum dan nada suara yang
jelas.
(2) Memasukkan dalam jadwal kegiatan berinteraksi dengan orang
lain.
c) Kontrak yang akan datang
(1) Menyepakati untuk mendiskusikan manfaat berlatih perilaku yang
dibutuhkan dalam interaksi sosial
(2) Menyepakati waktu dan tempat untuk pertemuan tahap II
227

7. Evaluasi dan Dokumentasi


a) Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat kegiatan berlangsung, khususnya pada
tahap kerja untuk menilai kemampuan pasien melakukan kegiatan
rehabiliasi. Aspek yang dinilai adalah kemampuan pasien sesuai dengan
tujuan, Evaluasi dengan menggunakan formulir seperti berikut:
N Aspek yang dinilai Nilai
o Tanggal Tanggal
1 Mengungkapkan perilaku/hambatan saat
berinteraksi dengan orang lain
2 Menuliskan perilaku/hambatan saat berinteraksi
dengan orang lain
3 Mengungkapkan alasan yang menyebabkan klien
berperilaku tidak sesuai (tidak ada kontak mata,
tidak tersenyum dan nada suara rendah)
4 Menuliskan alasan yang menyebabkan klien
berperilaku tidak sesuai (tidak ada kontak mata,
tidak tersenyum dan nada suara rendah)
5 Mengungkapkan perasaannya setelah melihat
role play yang dilakukan terapis atau video
tentang perilaku yang diperlukan dalam
melakukan interaksi sosial.
6 Mendemonstrasikan perilaku yang dibutuhkan
dalam interaksi sosial yaitu kontak mata,
tersenyum dan nada suara yang jelas kepada
klien.
Jumlah

Petunjuk penilaian:
1. Beri nilai 1 jika : perilaku tersebut dilakukan
2. Beri nilai 0 jika : perilaku tersebut tidak dilakukan
Prasyarat mengikuti tahap berikutnya:
1. Bila nilai ≥ 4 : klien berhasil melalui tahap I
2. Bila nilai ≤ 3 : klien harus mengulangi tahap I

b) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien saat rehabilitasi pada catatan
proses keperawatan tiap pasien
228

b. Pertemuan Tahap II
1) Persiapan
a) Membuat kontrak dengan pasien sebelum dilakukan pertemuan
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
a) Kontrak
(1) Menyepakati pertemuan tahap II
(2) Menjelaskan tujuan pertemuan pertama yaitu: menyebutkan
manfaat berlatih perilaku yang diperlukan dalam interaksi sosial
dan mendapatkan umpan balik dari terapis terkait dengan
perilaku yang dipelajari
(3) Terapis menjelaskan aturan main sebagai berikut:
(a) Lama kegiatan 30 menit
(b) Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
(c) Klien berperan aktif dalam mengungkapkan perilakunya
dalam interaksi sosial.
b) Memberi salam terapeutik : salam dari perawat
c) Evaluasi/validasi :
(1) Menanyakan bagaimana perasaan klien saat ini
(2) Mengevaluasi kemampuan klien mendemonstrasikan perilaku yang
diperlukan dalam melakukan interaksi sosial.
d) Kontrak :
(1) Menyepakati pertemuan tahap II
(2) Menjelaskan tujuan pertemuan kedua yaitu:
(a) menyebutkan manfaat berlatih perilaku yang diperlukan dalam
interaksi sosial dan mendapatkan umpan balik dari terapis
terkait dengan perilaku yang dipelajari
(b) melakukan perilaku yang diperlukan dalam interaksi sosial
yaitu kontak mata, tersenyum dan nada suara yang jelas dengan
perawat
229

(3) Terapis menjelaskan aturan main sebagai berikut:


(a) Lama kegiatan 30 menit
(b) Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
(c) Klien berperan aktif dalam mengungkapkan perilakunya
dalam interaksi sosial.
3) Tahap Kerja
a) Terapis meminta klien untuk menyebutkan manfaat berlatih perilaku
yang diperlukan dalam interaksi sosial
b) Memberikan pujian/penghargaan atas kemampuan klien menyebutkan
manfaat berlatih perilaku yang diperlukan dalam interaksi sosial..
c) Terapis memberikan umpan balik terhadap kemampuan klien berlatih
perilaku yang dibutuhkan dalam interaksi sosial yaitu kontak mata,
tersenyum dan nada suara jelas.
b) Terapis meminta klien untuk melakukan perilaku yang diperlukan
dalam interaksi sosial yaitu kontak mata, tersenyum dan nada suara
yang jelas dengan satu orang anggota keluarga ( terapis melakukan
observasi ketika klien melakukan interaksi dengan anggota keluarga).
c) Memberikan pujian/ penghargaan atas kemampuan klien melakukan
perilaku yang diperlukan dalam interaksi sosial yaitu kontak mata,
tersenyum dan nada suara yang jelas dengan satu anggota keluarga.
f) Terapis meminta klien mengungkapkan perasaannya setelah
melakukan perilaku yang diperlukan dalam interaksi sosial yaitu
kontak mata, tersenyum dan nada suara yang jelas baik dengan
anggota keluarga.
h) Terapis meminta kepada klien untuk menyampaikan harapannya setelah
mengikuti social skills training tahap I dan II.
i) Memberikan pujian/penghargaan atas kemampuan klien
menyampaikan harapannya setelah mengikuti social skills training
dari tahap I dan II
230

4) Terminasi
a) Evaluasi
(1) Menanyakan perasaan klien setelah percakapan
(2) Meminta klien untuk mendemonstrasikan kembali perilaku yang
diperlukan dalam interaksi sosial yaitu kontak mata, tersenyum dan
nada suara yang jelas baik.
(3) Menanyakan perasaan klien dan manfaat bagi klien setelah
mengikuti seluruh tahapan social skill training.
(4) Memberikan umpan balik positif atas kerjasama klien yang baik
b) Tindak lanjut
(1) Menganjurkan klien melakukan perilaku yang diperlukan dalam
interaksi sosial yaitu kontak mata, tersenyum dan nada suara yang
jelas baik dengan anggota keluarga maupun dengan orang lain
(2) Memasukkan dalam jadwal kegiatan.
c) Kontrak yang akan datang
(1) Melakukan terminasi
(2) Menyepakati rencana evaluasi individu secara periodik

5) Evaluasi dan Dokumentasi


a) Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat kegiatan berlangsung, khususnya pada
tahap kerja untuk menilai kemampuan pasien melakukan kegiatan
rehabilitasi. Aspek yang dinilai adalah kemampuan pasien sesuai
dengan tujuan,
231

Evaluasi dengan menggunakan formulir seperti berikut


N Aspek yang dinilai Nilai
o Tanggal Tanggal
1 Menyebutkan manfaat berlatih perilaku yang
diperlukan dalam interaksi sosial
2 Melakukan perilaku yang diperlukan dalam interaksi
sosial yaitu kontak mata, tersenyum dan nada suara
yang jelas dengan satu orang anggota keluarga
3 Mengungkapkan perasaannya setelah melakukan
perilaku yang diperlukan dalam interaksi sosial
4 Menyampaikan harapannya setelah mengikuti social
skills training tahap I dan II
Jumlah

Petunjuk penilaian:
1. Beri nilai 1 jika : perilaku tersebut dilakukan
2. Beri nilai 0 jika : perilaku tersebut tidak dilakukan
Prasyarat mengikuti tahap berikutnya:
1. Bila nilai ≥ 3 : klien berhasil melalui tahap II
2. Bila nilai ≤ 2 : klien harus mengulangi tahap II

b) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien saat rehabilitasi pada
catatan proses keperawatan tiap pasien

B. Kegiatan Rehabilitasi Psikososial : Mengatasi Masalah

Kemampuan mengatasi masalah pada pasien jiwa baik dalam proses penyembuhan
maupun tahap rehabilitasi perlu dikembangkan kembali. Hal ini dikarenakan salah satu
faktor predisposisi gangguan jiwa terjadi adalah ketidakmampuan dalam menyelesaikan
masalah.
Pada modul ini akan dibahas beberapa cara mengatasi masalah dalam bentuk kegiatan
rehabilitasi psikososial dengan meminta dan mendengarkan saran, bebicara masalah
pribadi dengan orang yang dapat dipercaya serta mengungkapkan perasaan da keinginan
pada orang lain.
232

Berikut akan dibahas masing-masing kegiatannya.

1. Meminta dan mendengarkan

a. Definisi
Kegiatan meminta usul, anjuran dari orang lain untuk dipertimbangkan dalam
mengatasi masalah.
b. Tujuan
1) Tujuan Umum:
Pasien dapat mengatasi masalahnya dalam kehidupan sehari-hari dengan
meminta dan mendengarkan saran.
2) Tujuan khusus :
Pasien dapat mengidentifikasi orang,waktu dan tempat dalam meminta saran
a) Pasien dapat mempraktikkan cara meminta saran
b) Pasien dapat mempraktekkan mendengarkan saran
c) Pasien dapat menyebutkan hal yang perlu dilakukan jika saran yang
diberikan tidak sesuai dengan keinginan/kebutuhannya

c. Indikasi
Kegiatan meminta dan mendengarkan saran dilakukan pada pasien yang mapu
berkomunikasi secara fokus dikomunitas dengan riwayat masalah keperawatan:
1) Perilaku kekerasan
2) Isolasi Sosial
3) Harga Diri Rendah
4) Gangguan sensori persepsi

d. Setting
1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2) Tempat tenang dan nyaman.

e Alat :
1) Spidol
233

2) Buku catatan dan pulpen


3) Jadwal kegiatan pasien.

f. Metode :
1) Diskusi dan Tanya jawab
2) Simulasi

g. Langkah kegiatan :
1) Persiapan
a) Membuat kontrak dengan pasien
b) Mempersiapkan tempat dan alat.
2) Orientasi
a) Memberi salam terapeutik : salam dari terapis
b) Mengevaluasi dan validasi : menanyakan persaan pasien saat ini
3) Kontrak :
a) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu melatih pasien menyelesaikan masalah
dengan meminta dan mendengarkan saran.
b) Menjelaskan aturan main :
(1) Jika ada pasien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta
izin kepada terapis
(2) Lama kegiatan 45-60 menit
(3) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
c) Tahap kerja :
(1) Terapis menanyakan apakah pasien sedang mempunyai masalah
atau hal yang mengganggu pikiran
(2) Terapis meminta pasien menceritakan pengalaman dalam
menghadapi masalah dalam kehidupan
(3) Terapis meminta pasien mengidentifikasi pada siapa (keluarga),
pasien dapat meminta saran dan apa alasannya memilih orang
tersebut
(4) Terapis meminta pasien mengidentifikasi waktu yang tepat dalam
234

meminta saran dan apa alasannya memilih waktu tersebut


(5) Terapis meminta pasien mengidentifikasi tempat dimana pasien
dapat meminta saran dan apa alasannya memilih tempat tersebut
(6) Terapis meminta tiap pasien menuliskan jawaban nomor a sampai
e di buku kerja pasien
(7) Terapis menjelaskan cara mengatasi masalah dengan aktif meminta
dan mendengarkan saran
(8) Terapis memberikan contoh meminta saran kepada orang lain
(contoh: saran bagaimana mengatasi perasaan lingkungan tidak
bersahabat dengan pasien)
(9) Minta pasien mendengarkan saran dengan ekspesi yang serius dan
bertanya jika ada saran yang kurang dimengerti oleh pasien.
(10) Terapis membagi pasien menjadi berpasangan
(11) Secara berpasangan pasien bergantian latihan meminta saran, pada
saat temannya menyampaikan saran, maka pasien latihan menjadi
pendengar yang baik
(12) Berikan pujian/penghargaan atas kemampuan pasien memberi
pendapat
(13) Kumpulkan kembali pasien dalam kelompok besar
(14) Terapis meminta pasien mengidentiikasi apa yang biasanya
dilakukan jika saran yang diberikan tidak sesuai dengan
kebutuhan/keinginan pasien
(15) Terapis menyimpulkan bagaimana cara meminta saran (pada siapa,
kapan, dimana, dan tekniknya) dan mendengarkan saran.
4) Tahap terminasi
a) Evaluasi
(1) Terapis menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti terapi
kelompok
(2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
235

b) Tindak lanjut
Menganjurkan pasien untuk melatih kemampuan meminta saran dan
mendengarkan saran pada orang lain
c) Kontrak yang akan datang
(1) Menyepakati kegiatan yang akan datang
(2) Menyepakati waktu dan tempat

h. Evaluasi dan Dokumentasi


1) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses terapi berlangsung, khususnya pada saat tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan pasien sesuai tujuan terapi. Untuk terapi
ini kemampuan yang diharapkan adalah mampu mengidentifikan cara meinta dan
mendengarkan saran, memberi tanggapan terhadap pendapat pasien lain dan
mengikuti kegiatan sampai selesai. Formulir evaluasi sebagai berikut
Nama pasien
No Aspek yang dinilai
1. Mengikuti kegitan dari awal sampai
akhir
2. Menyebutkan orang, tempat dan
waktu dalam meminta saran
3. Mempraktekkan cara meminta saran
4. Mampu menjadi pendengar aktif saat
menerima saran
4. Menjelaskan perasan setelah kegiatan

Petunjuk :
a) Tulis nama panggilan pasien yang ikut TAK pada kolom nama klien
b).Untuk tiap pasien, beri penilaian tentang kemampuan pasien mengikuti, melakukan
senam, memberi pendapat, menyampaikan perasaan tentang senam. Beri tanda √
jika pasien mampu dan tanda × jika pasien tidak mampu

2) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien saat terapi pada buku catatan
terapi tiap pasien.
236

2. Berbicara Masalah Pribadi dengan Orang yang Dapat Dipercaya

a. Definisi
Kegiatan mengungkapkan sesuatu persoalan yang perlu diselesaikan atau dipecahkan
kepada orang yang dipilih dan dianggap mampu membantu menyelesaikan masalah.

b. Tujuan
1). Tujuan Umum:
Pasien dapat mengatasi masalahnya dalam kehidupan sehari-hari dengan berbicara
masalah pribadi dengan orang yang dapat dipercaya
2) Tujuan khusus :
Pasien dapat mengidentifikasi orang terdekat yang dapat dipercaya
a) Pasien dapat mempraktikkan bicara masalah pribadi dengan orang yang dapat
Dipercaya
b) Pasien dapat mengungkapkan pengalaman bicara masalah pribadi dengan o
rang yang dapat dipercaya

c. Indikasi
Kegiatan meminta dan mendengarkan saran dilakukan pada pasien yang mapu
berkomunikasi secara fokus dikomunitas dengan riwayat masalah keperawatan:
1) Perilaku kekerasan
2) Isolasi Sosial
3) Harga Diri Rendah
4) Gangguan sensori persepsi

d. Setting
1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2) Tempat tenang dan nyaman.

e. Alat :
1) Spidol
2) Buku catatan dan pulpen
237

3) Jadwal kegiatan pasien.

f. Metode :
1) Diskusi dan Tanya jawab
2) Simulasi

g. Langkah kegiatan :
1) Persiapan
a) Membuat kontrak dengan pasien
b) Mempersiapkan tempat dan alat.
2) Orientasi
a) Memberi salam terapeutik : salam dari terapis
b) Mengevaluasi dan validasi : menanyakan perasaan pasien saat ini
c) Kontrak :
(1) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu melatih pasien menyelesaikan masalah
dengan bicara masalah pribadi dengan orang yang dapat dipercaya
(2) Menjelaskan aturan main :
(a) Jika ada pasien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta
izin kepada terapis
(b) Lama kegiatan 45-60 menit
(c) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3) Tahap kerja :
a) Terapis meminta pasien mengidentifikasi orang terdekat yang dapat menjadi
tempat membicarakan masalah pribadi
b) Terapis meminta pasien mengidentifikasi karakteristik orang yang dapat
menjadi tempat menceritakan masalah pribadi
c) Terapis meminta pasien menceritakan pengalaman menceritakan masalah
pribadi dengan orang lain (keuntungan dan kerugian)
d) Terapis meminta pasien menceritakan hambatan menceritakan masalah
pribadi dengan orang yang dapat dipercaya
238

e) Terapis menyimpulkan pentingnya mempunyai orang yang dapat dipercaya


untuk membantu menyelesaikan masalah
4) Tahap terminasi
a) Evaluasi
(1) Terapis menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti terapi
(2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan
b) Tindak lanjut
Menganjurkan pasien untuk melatih menceritakan masalah pribadi dengan
orang yang dapat dipercaya
c) Kontrak yang akan datang
(1) Menyepakati kegiatan terapi yang akan datang
(2) Menyepakati waktu dan tempat

h. Evaluasi dan Dokumentasi


1) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses terapi berlangsung, khususnya pada saat tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan pasien sesuai tujuan terapi. Untuk Terapi
ini kemampuan yang diharapkan adalah mampu mengidentifikan orang terdekat,
pengalaman bicara masalah pribadi dengan orang lain dan manfaatnya, dan
mengikuti kegiatan sampai selesai.
Formulir evaluasi sebagai berikut
239

Nama pasien
No Aspek yang dinilai
1. Mengikuti kegitan dari awal sampai
akhir
2. Menyebutkan orang terdekat yang
dapat dipercaya
3. Menyebutkan karakteristik orang yang
dapat menjadi orang yang dapat
dipercaya
4. Menyebutkan pengalaman bicara
masalah pribadi dengan orang yang
dapat dipercaya
5. Menyebutkan manfaat bicara masalah
pribadi dengan orang yang dapat
dipercaya
5. Menjelaskan perasan setelah terapi
Petunjuk :
a. Tulis nama panggilan pasien yang ikut TAK pada kolom nama klien
b. Untuk tiap pasien, beri penilaian tentang kemampuan pasien mengikuti,
melakukan senam, memberi pendapat, menyampaikan perasaan tentang senam.
Beri tanda √ jika pasien mampu dan tanda × jika pasien tidak mampu

2) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien saat terapi pada buku catatan
terapi tiap pasien.

3. Mengungkapkan Perasaan dan Keinginan pada Orang Lain (Asertif)

a.. Definisi
Kegiatan dalam menyelesaikan masalah dengan mengungkapkan apa yang menjadi
pendapat, keinginan, perasaan tanpa menyakiti atau merusak integritas orang lain.

b.Tujuan
1). Tujuan Umum:
Pasien dapat mengatasi masalahnya dalam kehidupan sehari-hari dengan
mengungkapkan perasaan pada orang lain (asetif)
240

2). Tujuan khusus :


a) Pasien dapat mengungkapkan pengalaman mengungkapkan perasaan pada
orang lain
b) Pasien dapat mengenal pengertian, ciri-ciri dan pentingnya asertif

c. Indikasi
Kegiatan meminta dan mendengarkan saran dilakukan pada pasien yang mampu
berkomunikasi secara fokus dikomunitas dengan riwayat masalah keperawatan:
1) Perilaku kekerasan
2) Isolasi Sosial
3) Harga Diri Rendah
4) Gangguan sensori persepsi

d. Setting
1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2) Tempat tenang dan nyaman.

e. Alat :
1) Spidol
2) Buku catatan dan pulpen
3) Jadwal kegiatan pasien.

f. Metode :
1) Diskusi dan Tanya jawab
2) Simulasi

g.. Langkah kegiatan :


1) Persiapan
a) Membuat kontrak dengan pasien
b) Mempersiapkan tempat dan alat.
241

2) Orientasi
a) Memberi salam terapeutik : salam dari terapis
b)Mengevaluasi dan validasi : menanyakan perasaan pasien saat ini
c)Kontrak :
(1) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu melatih pasien menyelesaikan
masalah dengan bicara masalah pribadi dengan orang yang dapat
dipercaya
(2) Menjelaskan aturan main :
(3) Jika ada pasien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta
izin kepada terapis
(4) Lama kegiatan 45-60 menit
(5) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3) Tahap kerja :
a) Terapis meminta pasien mengidentifikasi pengalaman merasa marah,
kesal, kecewa sedih dan lain sebagainya pada orang lain
b) Terapis meminta pasien mengidentifikasi koping yang dilakukan untuk
mengatasi perasaan tersebut
c) Terapis menjelaskan pengertian asertif, ciri-ciri assertif dan manfaat
asertif
d) Terapis memerankan perilaku asertif dengan salah satu pasien, sementara
pasien yang lain mengobservasi
e) Terapis meminta setiap pasien menyampaikan pendapatnya terkait role
play yang dilakukan oleh terapis
f) Secara berpasangan pasien melakukan role play, latihan asertif
g) Terapis memberikan pujian
h) Terapis menyimpulkan
4) Tahap terminasi
a) Evaluasi
(1) Terapis menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti terapi
(2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan
242

b) Tindak lanjut
Menganjurkan pasien untuk latihan asertif di rumah
c) Kontrak yang akan datang
(1) Menyepakati topik kegiatan terapi yang akan datang
(2) Menyepakati waktu dan tempat

h. . Evaluasi dan Dokumentasi


1). Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses terapi berlangsung, khususnya pada saat tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan pasien sesuai tujuan terapi. Untuk Terapi
ini kemampuan akhir yang diharapkan adalah mampu mengenal dan melakukan
latihan asertif.
Formulir evaluasi sebagai berikut:
Nama pasien
No Aspek yang dinilai
1. Mengikuti kegitan dari awal sampai
akhir
2. Menyebutkan pengalaman merasa
marah, kecewa, sedih dll
3. Menyebutkan koping yang digunakan
4. Menyebutkan pengertian asertif, cirri-
ciri dan manfaat asertif
5. Menyampakan pendapat tentang role
play yang dilakukan terapis
6. Melakukan latihan asertif
7. Menjelaskan perasan setelah terapi
Petunjuk :
a Tulis nama panggilan pasien yang ikut TAK pada kolom nama klien
b Untuk tiap pasien, beri penilaian tentang kemampuan pasien mengikuti,
melakukan senam, memberi pendapat, menyampaikan perasaan tentang senam.
Beri tanda √ jika pasien mampu dan tanda × jika pasien tidak mampu

2). Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien saat terapi pada buku catatan
terapi tiap pasien.

Anda mungkin juga menyukai