Anda di halaman 1dari 22

Lampiran Surat Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIa

Magelang
Nomor : W.13.PAS.7.PR.04.02-827

Tanggal : 20 Maret 2022

Tentang : Penerapan Manajemen Risiko pada Lembaga


Pemasyarakatan Kelas IIA Magelang

PENETAPAN TUJUAN

Unit Pemilik Risiko : Lapas Kelas IIA Magelang


Periode Penerapan : 2022

Strategi/ Program/
No Sasaran Indikator Kinerja Permasalahan
Kegiatan
1 2 3 4 5

1. Penyelenggaraan Meningkatnya Pelayanan Pembinaan Kepribadian, Dan Persentase Narapidana Yang Memperoleh Nilai Baik Dengan Predikat Narapidana tidak mengikuti pembinaan kepribadian secara
Pemasyarakatan di Penanganan Narapidana Resiko Tinggi Memuaskan Pada Instrument Penilaian Kepribadian berkelanjutan
Wilayah
Masih adanya pelanggaran tata tertib yang dilakukan Narapidana

Persentase Narapidana Resiko Tinggi Yang Berubah Perilakunya Menjadi Kurangnya kemampuan SDM dalam melakukan pembinaan
Sadar, Patuh Dan Dispilin terhadap Narapidana resiko tinggi
Persentase narapidana yang mendapatkan hak remisi Keterlambatan dalam pengajuan berkas usulan remisi

Meningkatnya Pelayanan Keamanan Dan Ketertiban Persentase Pengaduan Yang Ditindaklanjuti Sesuai Standar Kesulitan dilakukan konfirmasi atau klarifikasi dengan pihak
pengadu
Persentase Gangguan Kamtib Yang Dapat Dicegah Tingkat kedisplinan Narapidana kurang

Persentase Kepatuhan Dan Disiplin Terhadap Tata Tertib Oleh Tingkat hunian yang over kapasitas
Tahanan/Narapidana Pelaku Gangguan Kamtib
Persentase Pemulihan Kondisi Keamanan Pasca Gangguan Kamtib Secara Jumlah Narapidana dengan petugas pengamanan tidak sebanding
Tuntas
Meningkatnya Pelayanan Perawatan Persentase pemenuhan layanan makanan bagi Tahanan /Narapidana sesuai Penyajian makanan yang menggunakan piring saji
Narapidana/Tahanan/Anak, Pengendalian Penyakit dengan standar
Menular dan Peningkatan Kualitas Hidup Narapidana
Peserta Rehabilitasi Narkokita Petugas dapur belum memiliki sertifikat pelatihan tata boga / gizi
makanan
Persentase Tahanan /Narapidana mendapatkan layanan kesehatan (preventif) Anggaran pengadaan obat dan alat-alat kesehatan tidak seimbang
secara berkualitas dengan jumlah Narapidana yang ada
Persentase Tahanan/Narapidana/Anak yang mengalami gangguan mental dapat Belum adanya petugas khusus yang menangani warga binaan
tertangani dengan gangguan jiwa seperti psikolog dan psikiater
Persentase tahanan/narapidana lansia yang mendapatkan layanan kesehatan Keterbatasan jumlah wisma dan overkapasitas menyebabkan daya
sesuai standar tampung wisma hunian khusus lansia terbatas
Persentase tahanan/narapidana lansia yang mendapatkan layanan kesehatan
sesuai standar
Tidak adanya ruang perawatan kesehatan khusus lansia

Persentase tahanan/narapidana berkebutuhan khusus (Disabilitas) yang Terbatasnya sarana prasarana untuk penyandang disabilitas
mendapatkan layanan kesehatan sesuai standar seperti kursi roda di dalam wisma
Persentase keberhasilan penanganan penyakit menular HIV-AIDS (ditekan Terbatasnya ruang isolasi untuk penyakit menular (TB)
jumlah virusnya) dan TB Positif (berhasil sembuh)
Terbatasnya anggaran untuk ODHA yang memulai pengobatan
ARV yang memerlukan beberapa jenis tes dan konsultasi ke rumah
sakit
Persentase perubahan kualitas hidup pecandu/penyalahguna/korban Petugas yang berkompeten di bidang penanganan narkoba
penyalahgunaan narkotika terbatas
2. Dukungan Manajemen Meningkatnya Dukungan Layanan Manajemen Satker Tersusunnya dokumen rencana kerja, anggaran UPT Pemasyarakatan dan Keterlambatan pengumpulan data dari masing-masing seksi
dan Teknis Lainnya UPT pelaporan yang akuntabel tepat waktu
Pemasyarakatan
Tersusunnya dokumen pengelolaan BMN dan Kerumah tanggaan Terdapat perubahan data yang terjadi setelah proses rekonsiliasi

Terpenuhinya data dan peningkatan kompetensi pegawai pemasyarakatan Kemampuan IT SDM yang rendah

Pegawai kurang update dengan data diri sendiri di Simpeg

Tingkat disiplin kehadiran pegawai yang kurang

Tersusunnya Dokumen Pelaksanaan Anggaran dan laporan keuangan yang Terdapat perubahan data yang terjadi setelah proses rekonsiliasi
akuntabel dan tepat waktu
Terdapat perubahan postur dalam revisi anggaran

Jumlah Layanan Perkantoran Keterbatasan sarana dan prasarana layanan kunjungan video call

Masyarakat luar kurang memahami alur dan tata tertib penitipan


barang untuk Narapidana di dalam Lapas
Nilai IKPA Terdapat kesalahan penginputan data dalam pengajuan SPM

Nilai SMART Ketidaksesuaian antara penyerapan dan perencanaan awal


anggaran

Mengetahui,

KEPALA

Satriyo Waluyo
NIP. 19641110199031001
Lampiran Surat Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIa Magelang
Nomor : W.13.PAS.7.PR.04.02-827
Tanggal : 20 Maret 2022
Tentang : Penerapan Manajemen Risiko pada Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIA Magelang

DAFTAR RISIKO
Unit Pemilik Risiko : Lapas Kelas IIA Magelang
Periode Penerapan : 2022

Risiko Penyebab Dampak


No Indikator Kinerja Permasalahan Pihak yang Pengendalian Intern yang Ada Sisa Risiko Kriteria Risiko
Pernyataan Pemilik Uraian Sumber C/UC Uraian
Terkena
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persentase Narapidana Yang Narapidana tidak Narapidana melakukan Bimkemaswat Kurangnya SDM dalam melakukan Eksternal UC Narapidana cenderung melakukan Narapidana Mencoba memberdayakan potensi dari Narapidana melakukan Resiko
Memperoleh Nilai Baik Dengan mengikuti pembinaan pelanggaran disiplin pembinaan hal - hal negatif diantaranya Narapidana, untuk membantu dalam hal pelanggaran disiplin Operasional
Predikat Memuaskan Pada Instrument kepribadian secara melanggar tata tertib lapas pembinaan
Penilaian Kepribadian berkelanjutan sehingga berdampak pada
terhambatnya pengurusan hak -
Masih adanya pengurusan hak-hak Bimkemaswat karena Narapidana tidak mengikuti Internal C hak Narapidana
salah satu syarat untuk Narapidana Mensosialisasikan tata tertib Lapas dan pengurusan hak-hak Narapidana Resiko
pelanggaran tata tertib Narapidana menjadi pembinaan secara berkelanjutan lapas pengurusan integrasi/ hak - hak menjadwalkan ulang pembinaan Narapidana menjadi terhambat Operasional
yang dilakukan terhambat Narapidana adalah tidak
Narapidana melakukan pelanggaran tata tertib
Lapas
2 Persentase Narapidana Resiko Tinggi Kurangnya kemampuan Narapidana resiko tinggi Bimkemaswat karena kurangnya pelatihan yang didapat Eksternal UC Narapidana resiko tinggi, Narapidana Memaksimalkan kemampuan SDM yang ada Narapidana resiko tinggi belum Resiko
Yang Berubah Perilakunya Menjadi SDM dalam melakukan belum mendapatkan oleh SDM dalam membina Narapidana cenderung tidak merubah perilaku mendapatkan pembinaan secara Operasional
Sadar, Patuh Dan Dispilin pembinaan terhadap pembinaan secara Resiko Tinggi maksimal
Narapidana resiko tinggi maksimal

3 Persentase narapidana yang Keterlambatan dalam Terjadinya keterlambatan Registrasi Kurangnya data dukung kelengkapan Eksternal C Narapidana tidak menerima Hak Narapidana Koordinasi dengan APH ( Pihak Penegak Terjadinya keterlambatan proses Resiko
mendapatkan hak remisi pengajuan berkas usulan proses pengusulan Remisi remisi sehingga menyebabkan data Remisi dan Terhambatnya dalam Hukum Terkait ) pengusulan Remisi Operasional
remisi usulan menjadi terhambat proses usulan integrasi
Narapidana tersebut berupa CMB
4 Persentase Pengaduan Yang Kesulitan dilakukan Tertundanya penyelesaian Minkamtib Masyarakat yang mengadukan tidak Eksternal UC Pengaduan terlambat diproses Lapas Kelas IIA Melaksanakan sosialiasi terhadap Narapidana Tertundanya penyelesaian tindak Resiko
Ditindaklanjuti Sesuai Standar konfirmasi atau klarifikasi tindak lanjut pengaduan bersedia dilakukan konfirmasi Magelang dan masyarakat lanjut pengaduan masyarakat Operasional
dengan pihak pengadu masyarakat

5 Persentase Gangguan Kamtib Yang Tingkat kedisplinan Terjadinya kerusuhan yang Minkamtib Kurang seimbangnya antara jumlah internal C Penurunan penilaian masyarakat Lapas Kelas IIA Melakukan pemindhan Narapidana yang Terjadinya kerusuhan yang Resiko
Dapat Dicegah Narapidana kurang mengakibatkan ganguan petugas jaga dan jumlah Narapidana terhadap Lapas Magelang beresiko tinggi ke UPT lain. mengakibatkan ganguan kamtib di Operasional
kamtib di Lapas Lapas

6 Persentase Kepatuhan Dan Disiplin Tingkat hunian yang over Narapidana tidak dapat KPLP Jumlah pelimpahan tahanan baru cukup internal UC Daya tampung wisma berkurang Lapas Kelas IIA Penerapan Program Asimilasi, PB/CB, Narapidana tidak dapat Risiko
Terhadap Tata Tertib Oleh kapasitas ditempatkan sesuai banyak setiap bulannya Magelang Pemindahan Narapidana ke UPT lain. ditempatkan sesuai klasifikasi Operasional
Tahanan/Narapidana Pelaku klasifikasi
Gangguan Kamtib

7 Persentase Pemulihan Kondisi Jumlah Narapidana Terdapat potensi pelarian KPLP terbatasnya penerimaan petugas eksternal UC Menurunnya penilaian masyarakat Lapas Kelas IIA Melakukan pendekatan secara persuasif Terdapat potensi pelarian Resiko
Keamanan Pasca Gangguan Kamtib dengan petugas Narapidana karena tidak pengamanan setiap tahunnya terhadap kinerja petugas Lapas Magelang terhadap Narapidana dan kegiatan kontrol Narapidana karena tidak dapat Operasional
Secara Tuntas pengamanan tidak dapat pengawasan keliling wisma baik petugas pengamanan pengawasan maksimal oleh
sebanding maksimal oleh petugas ataupun staff KPLP ditingkatkan petugas
8 Persentase pemenuhan layanan Penyajian makanan yang Pembagian makanan Bimkemaswat Kurangnya sarana prasarana eksternal C Terdapat Narapidana yang tidak / Lapas Kelas IIA Menginstruksikan kepada pengurus wisma Pembagian makanan kepada Resiko
makanan bagi Tahanan /Narapidana menggunakan piring saji kepada Narapidana yang kurang mendapatkan jatah makan Magelang hunian untuk mengawasi pembagian Narapidana yang tidak merata Operasional
sesuai dengan standar tidak merata secara porsi makanan Narapidana secara porsi dan takaran
dan takaran

Petugas dapur belum Narapidana kurang puas Bimkemaswat Kurangnya pelatihan tata boga untuk eksternal UC Tingkat kepuasan Narapidana Lapas Kelas IIA Menerapkan menu 10 hari sesuai dengan Narapidana kurang puas dengan Resiko
memiliki sertifikat dengan rasa makanan petugas dapur dan Narapidana yang terhadap cita rasa makanan yang Magelang Permenkumham no. 40 tahun 2017 rasa makanan yang disajikan Operasional
pelatihan tata boga / gizi yang disajikan menjadi tamping dapur disajikan kurang
makanan
9 Persentase Tahanan /Narapidana Anggaran pengadaan Kebutuhan layanan Bimkemaswat Terbatasnya anggaran pengadaan obat eksternal UC Narapidana yang sakit Lapas Kelas IIA Memaksimalkan penggunaan obat dan alat Kebutuhan layanan kesehatan Resiko
mendapatkan layanan kesehatan obat dan alat-alat kesehatan Narapidana dan alat kesehatan memerlukan waktu yang lama Magelang yang sudah ada, merujuk ke rumah sakit jika Narapidana tidak dapat terpenuhi Operasional
(preventif) secara berkualitas kesehatan tidak tidak dapat terpenuhi untuk sembuh tidak ada perbaikan atau menjadi tambah seluruhnya
seimbang dengan jumlah seluruhnya parah
Narapidana yang ada

10 Persentase Belum adanya petugas Kurang optimalnya Bimkemaswat Belum ada formasi penerimaan spesifik eksternal UC Warga Binaan yang memiliki Lapas Kelas IIA Bekerja sama dengan Rumah Sakit Jiwa dr. Kurang optimalnya pelayanan Resiko
Tahanan/Narapidana/Anak yang khusus yang menangani pelayanan terhadap warga untuk psikolog gangguan mental Magelang Soeroyo Magelang terhadap warga binaan yang Operasional
mengalami gangguan mental dapat warga binaan dengan binaan yang memiliki memiliki gangguan mental
tertangani gangguan jiwa seperti gangguan mental
psikolog dan psikiater

11 Persentase tahanan/narapidana lansia Keterbatasan jumlah Banyak lansia yang Bimkemaswat Belum ada pembangunan ruangan baru eksternal UC Kebutuhan dasar Narapidana Lapas Kelas IIA Narapidana lansia ditempatkan pada satu Banyak lansia yang ditampung di Resiko
yang mendapatkan layanan kesehatan wisma dan overkapasitas ditampung di wisma hunian khusus lansia lansia kurang terpenuhi Magelang kamar wisma hunian umum sehingga Operasional
sesuai standar menyebabkan daya umum sehingga menyebabkan kebutuhan dasar
tampung wisma hunian menyebabkan kebutuhan lansia tidak optimal
khusus lansia terbatas dasar lansia tidak optimal

Tidak adanya ruang Lansia sakit ditempatkan di Bimkemaswat Belum ada pembangunan ruangan eksternal UC Narapidana lansia yang sakit Lapas Kelas IIA Narapidana lansia yang sakit ditempatkan di Lansia sakit ditempatkan di ruang Resiko
perawatan kesehatan ruang perawatan klinik perawatan kesehatan baru khusus lansia rentan tertular penyakit Magelang Ruang Observasi Klinik Lapas perawatan klinik bercampur Operasional
khusus lansia bercampur dengan dengan Narapidana Sakit lain
Narapidana Sakit lain sehingga memudahkan tertular
sehingga memudahkan penyakit
tertular penyakit
12 Persentase tahanan/narapidana Terbatasnya sarana Kurang optimalnya Bimkemaswat Terbatasanya anggaran pengadaan internal UC Pelayanan terhadap Narapidana Lapas Kelas IIA Narapidana penyandang disabilitas Kurang optimalnya pelayanan Resiko
berkebutuhan khusus (Disabilitas) prasarana untuk pelayanan terhadap warga sarana khusus untuk penyandang disabilitas kurang terpenuhi Magelang ditempatkan di kamar khusus di wismanya terhadap warga binaan Operasional
yang mendapatkan layanan kesehatan penyandang disabilitas binaan penyandang disabilitas penyandang disabilitas
sesuai standar seperti kursi roda di disabilitas
dalam wisma

13 Persentase keberhasilan penanganan Terbatasnya ruang Bakteri TB mudah menular Bimkemaswat Ruangan isolasi untuk penyakit TB eksternal UC Narapidana mudah tertular TBC Lapas Kelas IIA Narapidana pasien TBC yang masih infeksius Bakteri TB mudah menular Resiko
penyakit menular HIV-AIDS (ditekan isolasi untuk penyakit terhadap warga binaan lain terbatas Magelang ditempatkan di Ruang Isolasi Klinik Lapas, terhadap warga binaan lain Operasional
jumlah virusnya) dan TB Positif menular (TB) yang sudah mengikuti pengobatan dan sudah
(berhasil sembuh) tidak infeksius dikembalikan ke wismanya
dengan tetap dikontrol oleh petugas klinik

Terbatasnya anggaran Terlambatnya dalam Bimkemaswat Belum adanya anggaran khusus untuk eksternal UC Inisiasi terapi ARV menjadi sulit Lapas Kelas IIA Untuk ODHA yang memiliki biaya/asuransi Terlambatnya dalam pemberian Resiko
untuk ODHA yang pemberian terapi ARV pemeriksaan kesehatan penunjang dilaksanakan Magelang kesehatan/keluarga, sebagian biaya terapi ARV Operasional
memulai pengobatan ODHA dibebankan kepada yang
ARV yang memerlukan berrsangkutan/keluarga
beberapa jenis tes dan
konsultasi ke rumah sakit

14 Persentase perubahan kualitas hidup Petugas yang Banyak Narapidana Bimkemaswat Terbatasnya pelatihan terhadap petugas eksternal UC Kualitas hidup Narapidana Narapidana Menjalin kerja sama dengan pihak ketiga Banyak Narapidana penyalah guna Resiko
pecandu/penyalahguna/korban berkompeten di bidang penyalah guna narkotika yang menangani Narapidana narkoba narkoba menjadi rendah narkoba Lapas yang terkait (BNNP, BNNK, Yayasan) narkotika belum tertangani dengan Operasional
penyalahgunaan narkotika penanganan narkoba belum tertangani dengan Kelas IIA baik
terbatas baik Magelang

15 Tersusunnya dokumen rencana kerja, Keterlambatan Penyusunan dokumen Tata Usaha Kurangnya koordinasi dan pemahaman internal C dapat mempengaruhi kinerja dan Lapas Kelas IIA Segera melakukan penyusunan rencana kerja Penyusunan dokumen rencana Resiko
anggaran UPT Pemasyarakatan dan pengumpulan data dari rencana kerja terhambat terkait perencanaan kegiatan dari penyerapan anggaran dari UPT Magelang masing-masing pemangku kegiatan kerja terhambat Operasional
pelaporan yang akuntabel tepat waktu masing-masing seksi masing-masing seksi

16 Tersusunnya dokumen pengelolaan Terdapat perubahan data Penyusunan laporan BMN Tata Usaha Adanya perubahan data eksternal C Terjadinya perubahan data Lapas Kelas IIA Melakukan rekonsiliasi Ulang Antara Penyusunan laporan BMN Resiko
BMN dan Kerumah tanggaan yang terjadi setelah terhambat BMN,Persediaan serta terdapat data laporan keuangan Magelang Persediaan,SIMAK BMN dan SAIBA dan terhambat Operasional
proses rekonsiliasi rekon yang belum valid upload ke aplikasi E-Rekon

17 Terpenuhinya data dan peningkatan Kemampuan IT SDM Terhambatnya proses Tata Usaha Kurangnya keinginan untuk belajar dari internal C Proses produk kepegawaian tidak Lapas Kelas IIA Sosialisasi simpeg, pengarahan Kalapas Terhambatnya proses produk Resiko
kompetensi pegawai pemasyarakatan yang rendah produk kepegawaian masing-masing pegawai berjalan dengan baik Magelang kepegawaian dalam aplikasi Operasional
dalam aplikasi SIMPEG SIMPEG
Pegawai kurang update Data Simpeg yang tidak Tata Usaha Tidak akuratnya data Simpeg dengan internal C Data yang tidak sesuai sehingga Lapas Kelas IIA Sosialisasi simpeg, pengumuman lewat grup Data Simpeg yang tidak sesuai Resiko
dengan data diri sendiri sesuai dengan dokumen arsip kepegawaian menghambat proses produk Magelang WA kantor dengan dokumen fisik Operasional
di Simpeg fisik kepegawaian
Tingkat disiplin kehadiran Kinerja pegawai menurun Tata Usaha Kurangnya kesadaran pegawai yang internal C Kekuatan pengamanan Lapas Kelas IIA Penjatuhan hukuman disiplin Kinerja pegawai menurun dan Resiko
pegawai yang kurang dan pelanggaran kode etik bersangkutan berkurang, tusi tidak berjalan Magelang pelanggaran kode etik Operasional
dengan baik
18 Tersusunnya Dokumen Pelaksanaan Terdapat perubahan data Penyusunan laporan Tata Usaha Adanya perubahan data eksternal C Laporan Keuangan yang disajikan Lapas Kelas IIA Melakukan rekonsiliasi Ulang Antara Penyusunan laporan keuangan Resiko
Anggaran dan laporan keuangan yang yang terjadi setelah keuangan terhambat BMN,Persediaan serta terdapat data tidak update Magelang Persediaan,SIMAK BMN dan SAIBA dan terhambat Operasional
akuntabel dan tepat waktu proses rekonsiliasi rekon yang belum valid upload ke aplikasi E-Rekon

Terdapat perubahan Terlambatnya proses Tata Usaha Perubahan kondisi dan kebijakan dari eksternal C Penyerapan anggaran tidak Lapas Kelas IIA melakukan penyesuaian Penyusunan Terlambatnya proses realisasi Resiko
postur dalam revisi realisasi anggaran eselon I sesuai dengan target Magelang Rencana Anggaran dengan Postur yang telah anggaran Operasional
anggaran disbursement plan diperbaharui
19 Jumlah Layanan Perkantoran Keterbatasan sarana dan Pengunjung online tidak Minkamtib Kurangnya ketersediaan komputer internal C Terjadinya ketidakpuasan Lapas Kelas IIA Memaksimalkan sarana dan prasarana yang Pengunjung online tidak terlayani Resiko
prasarana layanan terlayani dengan baik pengunjung terhadap layanan Magelang ada dengan baik Operasional
kunjungan video call kunjungan video call di lapas
Masyarakat luar kurang Masuknya barang-barang Minkamtib Kurangnya sosialisasi petugas terkait internal C Ditemukan barang-barang yang Lapas Kelas IIA Melakukan sosialisasi secara berkala dan Masuknya barang-barang terlarang Resiko
memahami alur dan tata terlarang alur dan tata tertib penitipan barang tidak semestinya di dalam wisma Magelang menempel spaduk alur dan tata tertib Operasional
tertib penitipan barang hunian penitipan barang
untuk Narapidana di
dalam Lapas
20 Nilai IKPA Terdapat kesalahan Nilai IKPA turun Tata Usaha Kurangnya ketelitian dalam penginputan internal C Mempengaruhi Nilai IKPA Satker Lapas Kelas IIA Menyelesaikan Retur/Kesalahan SPM/SP2D Nilai IKPA turun Operasional
penginputan data dalam data SPM Magelang secara tepat waktu untuk periode selanjutnya Resiko
pengajuan SPM

21 Nilai SMART Ketidaksesuaian antara tidak konsistennya Tata Usaha Adanya perubahan pelaksanaan internal C Nilai SMART menurun Lapas Kelas IIA melakukan penyesuaian perencanaan tiap tidak optimalnya penyerapan Operasional
penyerapan dan penyerapan anggaran kegiatan dalam tahun berjalan Magelang bulan melalui Revisi Halaman III DIPA anggaran sesuai perencanaan Resiko
perencanaan awal
anggaran

Mengetahui,
KEPALA

Satriyo Waluyo
NIP. 1976411101990031001
Lampiran Surat Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIa Magelang

Nomor : W.13.PAS.7.PR.04.02-827
Tanggal : 20 Maret 2022
Tentang : Penerapan Manajemen Risiko pada Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Magelang

PETA RISIKO

Unit Pemilik Risiko : Lapas Kelas IIA Magelang


Periode Penerapan : 2022

No Kemungkinan Dampak
Sisa Risiko Tingkat Risiko Profil Risiko
Uraian Nilai Alasan Uraian Nilai
1 2 3 4 5 6 7=4x6 8
5 kurangnya pembinaan terhadap Lapas Kelas IIa 2 10 Rendah
Narapidana dikarenakan Magelang
1 Narapidana melakukan pelanggaran disiplin Pasti
keterbatasan SDM pembina

4 karena salah satu syarat Lapas Kelas IIa 8 Rendah


pengurusan hak Narapidana Magelang
2 pengurusan hak-hak Narapidana menjadi terhambat Hampir Pasti 2
tersebut tidak boleh melakukan
pelanggaran tata tertib lapas
5 karena kurangnya tenaga pembina Lapas Kelas IIa 2 10 Rendah
yang terlatih untuk menghadapi Magelang
Narapidana resiko tinggi belum mendapatkan pembinaan secara
3 Pasti narapidana resiko tinggi
maksimal

5 Keterlambatan jawaban surat Lapas Kelas IIa 2 10 Rendah


permintaan eksekusi dari pihak Magelang
4 Terjadinya keterlambatan proses pengusulan Remisi Pasti
Kejaksaan

4 Kurangnya ketelitian pengadu Lapas Kelas IIa 2 8 Rendah


dalam membaca alur melakukan Magelang
5 Tertundanya penyelesaian tindak lanjut pengaduan masyarakat Hampir Pasti
pengaduan

Terjadinya kerusuhan yang mengakibatkan ganguan kamtib di 3 Wisma hunian yang sempit Lapas Kelas IIa 2 6 Rendah
Lapas membuat riskan terjadinya gesekan Magelang
6 Moderat
antar Narapidana

5 Jumlah pelimpahan tahanan / Lapas Kelas IIa 2 10 Rendah


narapidana baru dengan klasifikasi Magelang
7 Narapidana tidak dapat ditempatkan sesuai klasifikasi Pasti kasus yang sangat beragam

5 kurangnya jumlah penerimaan Lapas Kelas IIa 2 10 Rendah


Terdapat potensi pelarian Narapidana karena tidak dapat petugas pengamanan di UPT Lapas Magelang
8 Pasti
pengawasan maksimal oleh petugas Magelang
No Kemungkinan Dampak
Sisa Risiko Tingkat Risiko Profil Risiko
Uraian Nilai Alasan Uraian Nilai
1 2 3 4 5 6 7=4x6 8
4 Kurangnya Anggaran Pengadaan Lapas Kelas IIa 2 8 Rendah
Pembagian makanan kepada Narapidana yang tidak merata sarana Prasarana pendistribusian Magelang
9 Hampir Pasti
secara porsi dan takaran makanan

4 Cita rasa makanan yang kurang Lapas Kelas IIa 2 8 Rendah


nikmat Magelang
10 Narapidana kurang puas dengan rasa makanan yang disajikan Hampir Pasti

5 Banyaknya Narapidana yang sakit Lapas Kelas IIa 2 10 Rendah


Kebutuhan layanan kesehatan Narapidana tidak dapat terpenuhi ringan sampai berat yang Magelang
11 Pasti
seluruhnya membutuhkan penanganan
kegawatdaruratan
Kurang optimalnya pelayanan terhadap warga binaan yang 5 Tidak ada psikolog atau psikiater Lapas Kelas IIa 2 10 Rendah
Magelang
12 memiliki gangguan mental Pasti yang stand by di lapas

5 Tidak ada wisma hunian khusus Lapas Kelas IIa 2 10 Rendah


Banyak lansia yang ditampung di wisma hunian umum sehingga lansia Magelang
13 Pasti
menyebabkan kebutuhan dasar lansia tidak optimal

Lansia sakit ditempatkan di ruang perawatan klinik bercampur 5 Tidak ada ruang perawatan khusus Lapas Kelas IIa 2 10 Rendah
Magelang
14 dengan Narapidana Sakit lain sehingga memudahkan tertular Pasti lansia yang sakit
penyakit

Kurang optimalnya pelayanan terhadap warga binaan penyandang 5 Ketersediaan sarpras bagi Lapas Kelas IIa 2 10 Rendah
Magelang
15 disabilitas Pasti Narapidana penyandang disabilitas
belum memadai

5 Kurangnya kapasitas ruang isolasi Lapas Kelas IIa 2 10 Rendah


bagi Narapidana penderita TBC Magelang
16 Bakteri TB mudah menular terhadap warga binaan lain Pasti

5 Kurangnya anggaran untuk Lapas Kelas IIa 2 10 Rendah


pemeriksaan pra ARV Magelang
17 Terlambatnya dalam pemberian terapi ARV Pasti

5 Tidak ada wisma khusus Lapas Kelas IIa 2 10 Rendah


Banyak Narapidana penyalah guna narkotika belum tertangani penyalahguna narkotika, wisma Magelang
18 Pasti
dengan baik masih bercampur dengan penghuni
kriminal
4 Terlambatnya pengumpulan data Lapas Kelas IIa 2 8 Rendah
dari masing masing pemangku Magelang
19 Penyusunan dokumen rencana kerja terhambat Hampir Pasti
kegiatan untuk disusun menjadi
rencana kerja
3 Adanya pembaharuan data setelah Lapas Kelas IIa 2 6 Rendah
diadakan rekon wilayah Magelang
20 Penyusunan laporan BMN terhambat Moderat
No Kemungkinan Dampak
Sisa Risiko Tingkat Risiko Profil Risiko
Uraian Nilai Alasan Uraian Nilai
1 2 3 4 5 6 7=4x6 8
4 Kurangnya kesadaran masing- Lapas Kelas IIa 2 8 Rendah
Terhambatnya proses produk kepegawaian dalam aplikasi masing pegawai untuk disiplin Magelang
21 Hampir Pasti
SIMPEG administrasi sendiri

5 Data Simpeg yang tidak sesuai Lapas Kelas IIa 3 15 Sedang


dengan data fisik Magelang
22 Data Simpeg yang tidak sesuai dengan dokumen fisik Pasti

5 Tingkat pemahaman dan Lapas Kelas IIa 2 10 Rendah


kesadaran individu pegawai yang Magelang
23 Kinerja pegawai menurun dan pelanggaran kode etik Pasti
masih rendah

4 Adanya pembaharuan data setelah Lapas Kelas IIa 2 8 Rendah


diadakan rekon wilayah Magelang
24 Penyusunan laporan keuangan terhambat Hampir Pasti

3 Penyerapan anggaran tidak sesuai Lapas Kelas IIa 2 6 Rendah


dengan target realisasi Magelang
25 Terlambatnya proses realisasi anggaran Moderat

3 Kurangnya sarana dan prasarana Lapas Kelas IIa 2 6 Rendah


dalam layanan kunjungan video Magelang
26 Pengunjung online tidak terlayani dengan baik Moderat
call

3 Kurangnya sosialisasi petugas Lapas Kelas IIa 2 6 Rendah


terkait alur dan tata tertib penitipan Magelang
27 Masuknya barang-barang terlarang Moderat
barang

3 Adanya retur SP2D dikarenakan Kementerian 5 15 Sedang


kesalahan penginputan data
28 Nilai IKPA turun Moderat sebelum pengajuan SPM

1 Perubahan data dari Pusat/eselon I Kementerian 5 5 Sangat Rendah


29 #REF! Sangat Kecil

5 adanya hambatan dalam Kementerian 5 25 Sangat Tinggi


30 tidak optimalnya penyerapan anggaran sesuai perencanaan Pasti pelaksanaan kegiatan selama
tahun berjalan

Mengetahui,
KEPALA

Satriyo Waluyo
NIP. 196411101990031001
No Kemungkinan Dampak
Sisa Risiko Tingkat Risiko Profil Risiko
Uraian Nilai Alasan Uraian Nilai
1 2 3 4 5 6 7=4x6 8
Lampiran 12a

Kriteria Skala
No Definisi Kriteria Kemungkinan
Kemungkinan Nilai
1 Sangat Kecil Sangat kecil kemungkinan terjadi dalam periode 1 tahun 1
2 Kecil Kecil kemungkinan terjadi dalam periode 1 tahun 2
3 Moderat Kemungkinan terjadi 50/50 dalam periode 1 tahun 3
4 Hampir Pasti Hampir Pasti terjadi dalam periode 1 tahun 4
5 Pasti Pasti terjadi dalam periode 1 tahun 5

KRITERIA DAN SKALA DAMPAK TERJADINYA RISIKO

Skala
No Kriteria Dampak Definisi Kriteria Dampak
Nilai
1 Individu Berdampak terhadap Individu Pejabat/ Pegawai atau 1
berkaitan dengan Risiko Kepatuhan
2 Berdampak terhadap Satuan Kerja/ UPT atau berkaitan
Lapas Kelas IIA Magelang 2
dengan Risiko Pelaporan
3 Kantor Wilayah/ Unit Berdampak terhadap Kantor Wilayah atau berkaitan 3
Eselon II dengan Risiko Operasional
4 Unit Eselon I Berdampak terhadap Unit Eselon I atau berkaitan dengan 4
Risiko Keuangan dan Risiko Hukum
5 Kementerian Berdampak terhadap Kementerian atau berkaitan dengan 5
Risiko Reputasi dan Risiko Kebijakan
Lampiran Surat Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIa
Magelang
Nomor : W.13.PAS.7.PR.04.02-827
Tanggal : 20 Maret 2022
Tentang : Penerapan Manajemen Risiko pada Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Magelang

INDIKATOR RISIKO

Unit Pemilik Risiko : Lapas Kelas IIA Magelang


Periode Penerapan : 2022

Tingkat Prioritas Toleransi Indikator Risiko


No Sisa Risiko
Risiko Risiko Risiko Indikasi Batas Aman
1 2 3 4 5 6 7
Narapidana melakukan pelanggaran disiplin 10 Masih terdapat narapidana yang ditempatkan di sel Isolasi Karena
1 7 7 Melangar tatib 3

pengurusan hak-hak Narapidana menjadi terhambat 8 Terdapat narapidana yang telah memenuhi syarat belum
2 20 5 memperoleh hak-hak integrasi 3

Narapidana resiko tinggi belum mendapatkan pembinaan 10 Masih terdapat Narapidana beresiko tinggi yang melakukan
3 secara maksimal 8 8 pelanggaran 2

Terjadinya keterlambatan proses pengusulan Remisi 10 Terdapat Narapidana yang telah menjalani 2/3 masa penahanan
4 9 7 belum mendapatkan hak remisi 3

Tertundanya penyelesaian tindak lanjut pengaduan 8 Tindak lanjut pengaduan yang tertunda
5 masyarakat 21 5 3

Terjadinya kerusuhan yang mengakibatkan ganguan 6 Tingkat hunian sel pengasingan yang masih sedang
6 kamtib di Lapas 26 2 4

Narapidana tidak dapat ditempatkan sesuai klasifikasi 10 Satu kamar hunian diisi oleh Narapidana dengan kasus yang cukup
7 5 4 beragam 6

Terdapat potensi pelarian Narapidana karena tidak dapat 10 Masih terdapat Narapidana yang melarikan diri / melakukan
8 pengawasan maksimal oleh petugas 6 3 percobaan pelarian 7

Pembagian makanan kepada Narapidana yang tidak 8 Masih terdapat keluhan Narapidana yang tidak / kurang mendapat
9 merata secara porsi dan takaran 22 3 pembagian makanan 5

Narapidana kurang puas dengan rasa makanan yang 8 Terdapat sisa makanan Narapidana yang terbuang dan
10 disajikan 23 6 dimanfaatkan untuk pakan ternak 2

Kebutuhan layanan kesehatan Narapidana tidak dapat 10 Semakin seringnya Narapidana yang harus dirujuk ke RS luar
11 terpenuhi seluruhnya 11 7 Lapas 3

Kurang optimalnya pelayanan terhadap warga binaan 10 Narapidana yang memliki gangguan mental ringan meningkat
12 yang memiliki gangguan mental 12 3 statusnya menjadi gangguan mental berat 7
Banyak lansia yang ditampung di wisma hunian umum 10 Ketersediaan wisma hunian khusus lansia masih kurang memadai
13 sehingga menyebabkan kebutuhan dasar lansia tidak 14 8 2
optimal
Lansia sakit ditempatkan di ruang perawatan klinik 10 Ketersediaan ruangan perawatan khusus lansia yang sakit masih
14 bercampur dengan Narapidana Sakit lain sehingga 13 7 nihil 3
memudahkan tertular penyakit
Kurang optimalnya pelayanan terhadap warga binaan 10 Ketersediaan sarpras penunjang Narapidana yang disabilitas belum
15 penyandang disabilitas 15 8 memadai 2

Bakteri TB mudah menular terhadap warga binaan lain 10 Banyaknya ditemukan kasus baru TB pada Narapidana
16 16 7 3

Terlambatnya dalam pemberian terapi ARV 10 Narapidana yang merupakan golongan ODHA terhambat dalam
17 17 7 proses terapi pengobatan 3

Banyak Narapidana penyalah guna narkotika belum 10 Jumlah Narapidana yang mengikuti program rehabilitasi terbatas
18 tertangani dengan baik 10 6 4

Penyusunan dokumen rencana kerja terhambat 8 Penyelesaian dokumen rencana kerja tidak sesuai dengan batas
19 25 3 waktu yang ditentukan 5

Penyusunan laporan BMN terhambat 6 Pemeriksaan status laporan BMN di E-Rekon belum selesai
20 27 3 3

Terhambatnya proses produk kepegawaian dalam aplikasi 8 Pengajuan usulan kenaikan pangkat tidak bisa dilaksanakan tepat
21 SIMPEG 24 5 waktu 3

Data Simpeg yang tidak sesuai dengan dokumen fisik 15 Proses pengurusan produk kepegawaian yang terlambat
22 3 10 5

Kinerja pegawai menurun dan pelanggaran kode etik 10 Banyak petugas yang terkena hukuman disiplin
23 18 3 7

Penyusunan laporan keuangan terhambat 8 Adanya pembaharuan data pada saat rekonsiliasi laporan
24 19 4 keuangan 4

Terlambatnya proses realisasi anggaran 6 Nilai realisasi anggaran yang ada di OM-SPAN
25 30 2 4

Pengunjung online tidak terlayani dengan baik 6 Keluhan dari keluarga Narapidana terhadap layanan kunjungan
26 29 4 online 2

Masuknya barang-barang terlarang 6 Hasil penggeledahan masih menemukan barang-barang terlarang


27 28 4 2

Nilai IKPA turun 15 Tingginya jumlah pengajuan revisi anggaran yang mempengaruhi
28 2 10 nilai IKPA 5

tidak optimalnya penyerapan anggaran sesuai 25 Realisasi anggaran tidak sesuai dengan disbursement plant
perencanaan
30 1 10 15
Mengetahui,
KEPALA

Satriyo Waluyo
NIP. 196411101990031001
Lampiran Surat Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIa Magelang
Nomor : W.13.PAS.7.PR.04.02-827
Tanggal : 20 Maret 2022
Tentang : Penerapan Manajemen Risiko pada Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIA Magelang

RENCANA AKSI PENANGANAN RISIKO

Unit Pemilik Risiko : Lapas Kelas IIA Magelang


Periode Penerapan : 2022

Indikator Risiko Indikator Pengendalian Jadwal Cadangan


Opsi Penanggung
No Batas Kegiatan Pengendalian Risiko
Indikasi Penanganan Output Target Jawab
Aman (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Masih terdapat narapidana yang 3 Mengurangi menjalin kerjasama dengan pihak MOU dengan pihak keti 1 setiap tahun Kalapas
ditempatkan di sel Isolasi Karena Resiko ketiga dalam melakukan ga
Melangar tatib pembinaan

2 Terdapat narapidana yang telah 3 Mengurangi Menginformasikan kepada Dokumen kelengkapan 1 setiap bulan Kalapas
memenuhi syarat belum memperoleh Resiko narapidana yang telah memenuhi untuk pengurusan hak -
hak-hak integrasi syarat memperoleh hak -hak hak integrasi
integrasi untuk segera melengkap
dokumen persyaratan
3 Masih terdapat Narapidana beresiko 2 Mengurangi memaksimalkan SDM pembinaan permohonan pelatihan 1 setiap tahun Kalapas
tinggi yang melakukan pelanggaran Resiko yang ada, dan meminta adanya SDM khusus untuk
pelatihan SDM narapidana resiko menangani narapidana
tinggi resiko tinggi
4 Terdapat Narapidana yang telah 3 Mengurangi Bersurat kepada APH ( Aparat Remisi dapat segera 12 setiap bulan Kalapas
menjalani 2/3 masa penahanan belum Resiko Penegak Hukum ) terkait untuk diproses
mendapatkan hak remisi segera dikirimkan berkas
penunjang
5 Tindak lanjut pengaduan yang tertunda 3 Mengurangi Menginformasikan melalui Sosialisasi rutin terkait 4 setiap Kalapas
Resiko sosialisasi maupun sosial media alur pengaduan kepada minggu
terkait alur pengaduan kepada masyarakat
masyarakat
6 Tingkat hunian sel pengasingan yang 4 Mengurangi Melakukan pemindahan Meningkatnya disiplin 12 Setiap bulan Kalapas
masih sedang Resiko Narapidana yang beresiko tinggi narapidana terhadap tata
ke UPT lain. tertib lapas

7 Satu kamar hunian diisi oleh 6 Mengurangi Melaksanakan giat pemindahan Dilaksanakan giat 50 setiap bulan Kalapas -
Narapidana dengan kasus yang cukup Resiko WBP ke UPT daerah yang pemindahan WBP ke
beragam sekiranya masih memungkinkan UPT daerah
Indikator Risiko Indikator Pengendalian Jadwal Cadangan
Opsi Penanggung
No Batas Kegiatan Pengendalian Risiko
Indikasi Penanganan Output Target Jawab
Aman (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
8 Masih terdapat Narapidana yang 7 Mengurangi Memperkuat tembok keliling Tembok diperkuat dan 1 Setiap tahun Kalapas
melarikan diri / melakukan percobaan Resiko dengan cara menaikkan tinggi tinggi tembok keliling sesuai
pelarian tembok ditambah usulan

9 Masih terdapat keluhan Narapidana 5 Mengurangi Membentuk tamping khusus untuk Terdapat tamping yang 28 setiap hari Kalapas
yang tidak / kurang mendapat Resiko membagikan makanan yang khusus membagikan
pembagian makanan diambil dari pengurus wisma makanan selain tamping
hunian dapur
10 Terdapat sisa makanan Narapidana 2 Mengurangi Mengusulkan giat pelatihan tata Tamping dan petugas 1 setiap tahun Kalapas
yang terbuang dan dimanfaatkan untuk Resiko boga bagi tamping dan petugas dapur lebih kompeten
pakan ternak dapur mengelola bahan
makanan
11 Semakin seringnya Narapidana yang 3 Mengurangi Mengusulkan penambahan Tersedianya sarpras 1 Setiap tahun Kalapas
harus dirujuk ke RS luar Lapas Resiko sarpras medis yang memadai medis yang mencukupi
untuk proses perawata di klinik untuk menjamin
lapas perawatan kesehatan di
klinik lapas
12 Narapidana yang memliki gangguan 7 Mengurangi Pengusulan untuk penerimaan Surat usulan kebutuhan 1 Setiap tahun Kalapas
mental ringan meningkat statusnya Resiko pegawai yang memahami bidang pegawai yang memahami
menjadi gangguan mental berat psikologi bidang psikologi

13 Ketersediaan wisma hunian khusus 2 Mengurangi Mengupayakan penempatan Narapidana lansia 5 Setiap bulan Kalapas
lansia masih kurang memadai Resiko narapidana lansia pada wisma ditempatkan di wisma
hunian khusus lansia dengan hunian khusus lansia
fasilitas yang memadai
14 Ketersediaan ruangan perawatan 3 Mengurangi Menyiapkan ruangan perawatan Tersedianya ruangan 1 Setiap tahun Kalapas
khusus lansia yang sakit masih nihil Resiko yang telah ada kemudian perawatan khusus lansia
dikhususkan untuk lansia dengan
fasilitas yang menunjang
15 Ketersediaan sarpras penunjang 2 Mengurangi Mengajukan anggaran pengadaan Ketersediaan sarpras 1 Setiap tahun Kalapas
Narapidana yang disabilitas belum Resiko sarpras penunjang bagi bagi narapidana
memadai narapidana disabilitas disabilitas
Indikator Risiko Indikator Pengendalian Jadwal Cadangan
Opsi Penanggung
No Batas Kegiatan Pengendalian Risiko
Indikasi Penanganan Output Target Jawab
Aman (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
16 Banyaknya ditemukan kasus baru TB 3 Mengurangi Melakukan kerjasama dengan MOU pihak rumah sakit 5 Kalapas
pada Narapidana Resiko rumah sakit menyelenggarakan dengan Lapas Magelang
program pengobatan TB gratis

17 Narapidana yang merupakan golongan 3 Mengurangi Bekerjasama dengan Narapidana ODHA 1 Setiap tahun Kalapas
ODHA terhambat dalam proses terapi Resiko yayasan/LSM terkait proses terapi mendapat terapi secara
pengobatan pengobatan narapidana ODHA merata

18 Jumlah Narapidana yang mengikuti 4 Mengurangi Mengajukan surat usulan untuk Narapidana yang 1 Setiap tahun Kalapas
program rehabilitasi terbatas Resiko penambahan kuota narapidana mengikuti program
yang mengikuti program rehabilitasi bertambah.
rehabilitasi
19 Penyelesaian dokumen rencana kerja 5 Mengurangi Mengumpulkan masing-masing Tersusunnya dokumen 1 Satu Tahun Kalapas
tidak sesuai dengan batas waktu yang Resiko pemangku kegiatan untuk duduk rencana kerja tepat waktu
ditentukan bersama membahas dokumen
rencana kerja

20 Pemeriksaan status laporan BMN di E- 3 Mengurangi Melakukan koordinasi secara Telah dilakukan 4 Setiap bulan Kalapas
Rekon belum selesai Resiko online dengan aplikasi Hai-CSO koordinasi secara online
dengan aplikasi Hai-CSO

21 Pengajuan usulan kenaikan pangkat 3 Mengurangi Mengumumkan lewat WA grup Data kepegawaian yang 12 setiap bulan Kalapas
tidak bisa dilaksanakan tepat waktu Resiko lapas untuk melengkapi data lengkap sesuai dengan
dukung kepegawaian data fisik
22 Proses pengurusan produk 5 Mengurangi Memanggil individu pegawai untuk Penerbitan produk 12 Setiap tahun Kalapas
kepegawaian yang terlambat Resiko melengkapi kekurangan data kepegawaian lebih lancar

23 Banyak petugas yang terkena 7 Mengurangi Membuat laporan tertulis yang Pemanggilan pegawai 12 setiap bulan Kalapas
hukuman disiplin Resiko ditujukan kepada kantor wilayah yang melanggar tata
terkait pelanggaran tata tertib oleh tertib oleh kantor wilayah
petugas
24 Adanya pembaharuan data pada saat 4 Mengurangi Segera melakukan rekonsiliasi Tersusunnya laporan 2 setiap tahun Kalapas
rekonsiliasi laporan keuangan Resiko ulang pada E-Rekon keuangan
25 Nilai realisasi anggaran yang ada di 4 Mengurangi Melakukan rekonsiliasi ualng Rekonsiliasi Tepat Waktu 12 setiap bulan Kalapas
OM-SPAN Resiko dengan Persediaan,SIMAK dan
SAIBA
Indikator Risiko Indikator Pengendalian Jadwal Cadangan
Opsi Penanggung
No Batas Kegiatan Pengendalian Risiko
Indikasi Penanganan Output Target Jawab
Aman (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
26 Keluhan dari keluarga Narapidana 2 Mengurangi Melakukan pengadaan komputer Bertambahnya sarpras 1 Setiap tahun Kalapas
terhadap layanan kunjungan online Resiko baru untuk kunjungan online untuk kunjungan online

27 Hasil penggeledahan masih 2 Mengurangi Memaksimalkan penggeledahan Penemuan barang 200 Setiap hari Kalapas
menemukan barang-barang terlarang Resiko barang terlarang menggunakan terlarang berkurang
mesin X-Ray dan metal detektor
28 Tingginya jumlah pengajuan revisi 5 Mengurangi Lebih teliti dalam penginputan data SPM terbit SP2D 1 insidentil Kalapas
anggaran yang mempengaruhi nilai Resiko supplier baru pada aplikasi
IKPA

30 Realisasi anggaran tidak sesuai 15 Mengurangi Pimpinan melaksanakan rapat Kegiatan dapat berjalan 12 setiap bulan Kalapas
dengan disbursement plant Resiko evaluasi bulanan dengan pejabat sesuai dengan rencana
struktural terkait kegiatan yang
pelaksanaannya terhambat

Mengetahui,
KEPALA

Satriyo Waluyo
NIP. 196411101990031001
PEMANTAUAN RISIKO

Unit Pemilik Risiko : Lapas Kelas IIA Magelang


Periode Penerapan : 2022

Indikator Pengendalian Indikator Risiko


Risiko
No Kegiatan pengendalian Batas Keterangan
Output Target Realisasi % Risiko Realisasi % Residu
Aman
1 2 3 4 5 6=(5/4)x100 7 8 9 10=(9/8)x100 11 12
1 menjalin kerjasama dengan pihak MOU dengan pihak keti 1 1 100,00 Narapidana melakukan pelanggaran 3 1 33,33
ketiga dalam melakukan ga disiplin
pembinaan

2 Menginformasikan kepada Dokumen kelengkapan 1 1 100,00 pengurusan hak-hak Narapidana 3 1 33,33


narapidana yang telah memenuhi untuk pengurusan hak - menjadi terhambat
syarat memperoleh hak -hak hak integrasi
integrasi untuk segera
melengkap dokumen persyaratan
3 memaksimalkan SDM permohonan pelatihan 1 1 100,00 Narapidana resiko tinggi belum 2 1 50,00
pembinaan yang ada, dan SDM khusus untuk mendapatkan pembinaan secara
meminta adanya pelatihan SDM menangani narapidana maksimal
narapidana resiko tinggi resiko tinggi
4 Bersurat kepada APH ( Aparat Remisi dapat segera 12 3 25,00 Terjadinya keterlambatan proses 3 3 100,00
Penegak Hukum ) terkait untuk diproses pengusulan Remisi
segera dikirimkan berkas
penunjang
5 Menginformasikan melalui Sosialisasi rutin terkait 4 2 50,00 Tertundanya penyelesaian tindak 3 1 33,33
sosialisasi maupun sosial media alur pengaduan kepada lanjut pengaduan masyarakat
terkait alur pengaduan kepada masyarakat
masyarakat
6 Melakukan pemindahan Meningkatnya disiplin 12 12 100,00 Terjadinya kerusuhan yang 4 4 100,00
Narapidana yang beresiko tinggi narapidana terhadap mengakibatkan ganguan kamtib di
ke UPT lain. tata tertib lapas Lapas

7 Melaksanakan giat pemindahan Dilaksanakan giat 50 25 50,00 Narapidana tidak dapat ditempatkan 6 6 100,00
WBP ke UPT daerah yang pemindahan WBP ke sesuai klasifikasi
sekiranya masih memungkinkan UPT daerah over kapasitas

8 Memperkuat tembok keliling Tembok diperkuat dan 1 1 100,00 Terdapat potensi pelarian 7 7 100,00
satu regu pengamanan
dengan cara menaikkan tinggi tinggi tembok keliling Narapidana karena tidak dapat
10 orang, terdapat 4 regu
tembok ditambah pengawasan maksimal oleh petugas
pengamanan
9 Membentuk tamping khusus Terdapat tamping yang 28 0 0,00 Pembagian makanan kepada 5 5 100,00
untuk membagikan makanan khusus membagikan Narapidana yang tidak merata
yang diambil dari pengurus makanan selain secara porsi dan takaran
wisma hunian tamping dapur
Indikator Pengendalian Indikator Risiko
Risiko
No Kegiatan pengendalian Batas Keterangan
Output Target Realisasi % Risiko Realisasi % Residu
Aman
1 2 3 4 5 6=(5/4)x100 7 8 9 10=(9/8)x100 11 12
10 Mengusulkan giat pelatihan tata Tamping dan petugas 1 1 100,00 Narapidana kurang puas dengan 2 1 50,00
boga bagi tamping dan petugas dapur lebih kompeten rasa makanan yang disajikan
dapur mengelola bahan
makanan

11 Mengusulkan penambahan Tersedianya sarpras 1 1 100,00 Kebutuhan layanan kesehatan 3 3 100,00


sarpras medis yang memadai medis yang mencukupi Narapidana tidak dapat terpenuhi
untuk proses perawata di klinik untuk menjamin seluruhnya
lapas perawatan kesehatan di
klinik lapas
12 Pengusulan untuk penerimaan Surat usulan kebutuhan 1 1 100,00 Kurang optimalnya pelayanan 7 2 28,57
pegawai yang memahami bidang pegawai yang terhadap warga binaan yang
psikologi memahami bidang memiliki gangguan mental
psikologi

13 Mengupayakan penempatan Narapidana lansia 5 5 100,00 Banyak lansia yang ditampung di 2 1 50,00
narapidana lansia pada wisma ditempatkan di wisma wisma hunian umum sehingga
hunian khusus lansia dengan hunian khusus lansia menyebabkan kebutuhan dasar
fasilitas yang memadai lansia tidak optimal
14 Menyiapkan ruangan perawatan Tersedianya ruangan 1 1 100,00 Lansia sakit ditempatkan di ruang 3 1 33,33
yang telah ada kemudian perawatan khusus perawatan klinik bercampur dengan
dikhususkan untuk lansia dengan lansia Narapidana Sakit lain sehingga
fasilitas yang menunjang memudahkan tertular penyakit
15 Mengajukan anggaran Ketersediaan sarpras 1 1 100,00 Kurang optimalnya pelayanan 2 1 50,00
pengadaan sarpras penunjang bagi narapidana terhadap warga binaan penyandang
bagi narapidana disabilitas disabilitas disabilitas

16 Melakukan kerjasama dengan MOU pihak rumah sakit 5 5 100,00 Bakteri TB mudah menular terhadap 3 5 166,67
rumah sakit menyelenggarakan dengan Lapas warga binaan lain
program pengobatan TB gratis Magelang

17 Bekerjasama dengan Narapidana ODHA 1 1 100,00 Terlambatnya dalam pemberian 3 2 66,67


yayasan/LSM terkait proses mendapat terapi secara terapi ARV
terapi pengobatan narapidana merata
ODHA
Indikator Pengendalian Indikator Risiko
Risiko
No Kegiatan pengendalian Batas Keterangan
Output Target Realisasi % Risiko Realisasi % Residu
Aman
1 2 3 4 5 6=(5/4)x100 7 8 9 10=(9/8)x100 11 12
18 Mengajukan surat usulan untuk Narapidana yang 1 1 100,00 Banyak Narapidana penyalah guna 4 4 100,00
penambahan kuota narapidana mengikuti program narkotika belum tertangani dengan
yang mengikuti program rehabilitasi bertambah. baik
rehabilitasi
19 Mengumpulkan masing-masing Tersusunnya dokumen 1 1 100,00 Penyusunan dokumen rencana kerja 5 1 20,00
pemangku kegiatan untuk duduk rencana kerja tepat terhambat
bersama membahas dokumen waktu
rencana kerja
20 Melakukan koordinasi secara Telah dilakukan 4 4 100,00 Penyusunan laporan BMN terhambat 3 1 33,33
online dengan aplikasi Hai-CSO koordinasi secara
online dengan aplikasi
Hai-CSO
21 Mengumumkan lewat WA grup Data kepegawaian yang 12 7 58,33 Terhambatnya proses produk 3 3 100,00
lapas untuk melengkapi data lengkap sesuai dengan kepegawaian dalam aplikasi
dukung kepegawaian data fisik SIMPEG

22 Memanggil individu pegawai Penerbitan produk 12 7 58,33 Data Simpeg yang tidak sesuai 5 5 100,00
untuk melengkapi kekurangan kepegawaian lebih dengan dokumen fisik
data lancar
23 Membuat laporan tertulis yang Pemanggilan pegawai 12 8 66,67 Kinerja pegawai menurun dan 7 7 100,00
ditujukan kepada kantor wilayah yang melanggar tata pelanggaran kode etik
terkait pelanggaran tata tertib tertib oleh kantor
oleh petugas
24 Segera melakukan rekonsiliasi wilayah
Tersusunnya laporan 2 4 200,00 Penyusunan laporan keuangan 4 5 125,00
ulang pada E-Rekon keuangan terhambat

25 Melakukan rekonsiliasi ualng Rekonsiliasi Tepat 12 12 100,00 Terlambatnya proses realisasi 4 3 75,00
dengan Persediaan,SIMAK dan Waktu anggaran
SAIBA

26 Melakukan pengadaan komputer Bertambahnya sarpras 1 1 100,00 Pengunjung online tidak terlayani 2 1 50,00
baru untuk kunjungan online untuk kunjungan online dengan baik

27 Memaksimalkan penggeledahan Penemuan barang 200 100 50,00 Masuknya barang-barang terlarang 2 2 100,00
barang terlarang menggunakan terlarang berkurang
mesin X-Ray dan metal detektor
28 Lebih teliti dalam penginputan SPM terbit SP2D 1 1 100,00 Nilai IKPA turun 5 4 80,00
data supplier baru pada aplikasi

29 Pimpinan melaksanakan rapat Kegiatan dapat berjalan 12 12 100,00 tidak konsistennya penyerapan 15 9 60,00
evaluasi bulanan dengan pejabat sesuai dengan rencana anggaran
struktural terkait kegiatan yang
pelaksanaannya terhambat
Indikator Pengendalian Indikator Risiko
Risiko
No Kegiatan pengendalian Batas Keterangan
Output Target Realisasi % Risiko Realisasi % Residu
Aman
1 2 3 4 5 6=(5/4)x100 7 8 9 10=(9/8)x100 11 12

Mengetahui,
KEPALA

Satriyo waluyo
NIP. 196411101990031001

Anda mungkin juga menyukai