1
Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading, Indonesia,
email:nurulbaeti95@yahoo..com.
*Koresponden penulis
Abstrak
Dari hasil inspeksi kesehatan lingkungan yang dilakukan diketahui jumlah Tempat
Pengolahan Pangan yang memenuhi syarat di Kelapa Gading pada tahun 2021 adalah
sebanyak 730 tempat (92.29%). (Sumber : https://tpm.kemkes.go.id/rbi/tpp/tpm/).
Tempat Pengolahan Pangan (TPP) yang memenuhi syarat tidak terlepas dengan
catatan perbaikan. Namun buku catatan tersebut seringkali hilang sehingga petugas
kesehatan dan pengusaha makanan tidak dapat mengkaji ulang pencatatan hasil
inspeksi dan menjadikan laporan hasil tidak terdokumentasi secara optimal dan
berkesinambungan. Tujuan Program ini adalah optimalisasi pelaporan hasil inspeksi
kesehatan lingkungan tempat pengolahan pangan di Puskesmas Kelapa Gading
dengan menggunakan sistem barcode. Hasil dari program inovasi ini adalah
optimalnya hasil inspeksi kesehatan lingkungan ditempat pengolahan pangan dengan
cara penempelan stiker barcode hasil inspeksi. Terdapat 36 tempat pengolahan
pangan yang sudah dimemiliki stiker barcode. Tempat pengolahan pangan merasa
sangat terbantu dengan adanya stiker ini. Untuk mempermudah mengakses catatan
hasil inspeksi kesehatan lingkungan.
PENDAHULUAN
Salah satu tugas pokok kesehatan lingkungan ialah kegiatan pengawasan
Tempat Pengolahan Pangan. Untuk melindungi masyarakat dari faktor risiko
lingkungan yang akan berdampak pada kesehatan, salah satunya adalah
terselenggaranya pengawasan terhadap Tempat Pengelolaan Pangan (TPP) yang
memenuhi persyaratan kesehatan. Kegiatan ini dilakukan melalui pembinaan
terhadap pengelola dan penjamah makanan pada tempat pengelolaan dan
penyediaan makanan di wilayah kerja. Pembinaan yang dilakukan disebutkan
dengan inspeksi kesehatan lingkungan tempat pengolahan pangan.
Inspeksi adalah proses pemeriksaan dengan metode pengamatan atau
observasi menggunakan pancaindra untuk mendeteksi masalah kesehatan.
(Wikipedia, 2021)
Tempat Pengolahan Pangan (TPP) memiliki banyak macam meliputi rumah
makan dan restoran, Jasa boga atau catering, industri makanan, kantin, dan
makanan jajanan.
Sanitasi makanan dan minuman ialah suatu usaha pencegahan untuk untuk
membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat menggangu,
kesehatan mulai dari sebelum produksi, selama proses pengolahan, pengangkutan,
penyimpanan hingga ke tahap penyajian makanan dan minuman itu siap
dikonsumsi. (Sihite, 2000)
Pada umumnya pengusaha rumah makan dalam menyelenggarakan
usahanya hanya mementingkan segi komersial saja dan kurang memperlihatkan
persyaratan peraturan tentang kesehatan atau sanitasi nya. Dalam pengawasan
permasalahan hygiene sanitasi, diperlukan pengaturan dan pengelolaan sanitasi
tempat umum termasuk rumah makan. (Mukono. 2004).
Dari hasil inspeksi kesehatan lingkungan yang dilakukan diketahui jumlah
TPP yang memenuhi syarat di DKI Jakarta pada tahun 2021 sebesar 8.230
(70,69%). Sedangkan Jumlah TPP yang memenuhi syarat kesehatan di Jakarta
Utara pada tahun 2021 adalah sebanyak 1.340 tempat (62,09%). Dan Jumlah TPP
yang memenuhi syarat kesehatan di Kelapa Gading pada tahun 2021 adalah
sebanyak 730 tempat (92.29%). (Sumber : https://tpm.kemkes.go.id/rbi/tpp/tpm/)
Tempat Pengolahan Pangan (TPP) yang memenuhi syarat tidak terlepas
dengan catatan perbaikan dari hasil inspeksi kesehatan lingkungan yang sudah
dilakukan oleh petugas kesehatan. Petugas kesehatan lingkungan yang melakukan
inspeksi kesehatan lingkungan pada umunya meninggalkan buku bantu / buku
catatan hasil kunjungan. Namun buku catatan tersebut seringkali hilang sehingga
petugas kesehatan dan pengusaha makanan tidak dapat mengkaji ulang pencatatan
hasil inspeksi dan menjadikan laporan hasil tidak terdokumentasi secara optimal
dan berkesinambungan.
Berdasarkan hasil inspeksi kesehatan lingkungan tempat pengolahan
pangan oleh petugas kesehatan lingkungan tahun 2020 ada 32 tempat yang
kehilangan buku catatan dari 70 tempat yang di kunjungi.
Maka dari itu untuk mengoptimalisasi hasil inspeksi kesehatan lingkungan
tempat pengolahan pangan maka diperlukan upaya perbaikan berupa Sistem
Pelaporan Hasil Inspeksi Kesehatan Lingkungan Tempat Pengolahan Pangan
(SPRINKEL). Penulis membuat sebuah sistem pelaporan untuk mempermudah
petugas kesehatan dan pengusaha makanan dalam melakukan akses terhadap hasil
inspeksi kesehatan lingkungan. Pembuatan sistem tersebut memanfaatkan system
barcode yang dapat diakses oleh petugas kesehatan serta pengusaha makanan yang
didalamnya berisi laporan dan peraturan mengenai tempat pengolahan pangan.
METODE PELAKSANAAN
Program Inovasi SPRINKEL ini terdiri dari beberapa kegiatan yaitu
pembuatan form online dengan menggunakan googleform, pembuatan stiker
barcode, melakukan inspeksi kesehatan lingkungan dengan menggunakan form
online dan penempelan stiker barcode,setelah itu penginputan laporan hasil
inspeksi kedalam drive yang kemudian dapat diakses oleh pengusaha makanan.
Metode monitoring dan evaluasi kegiatan program inovasi ini dilakukan
secara berkesinambungan ketika kunjungan kembali ke tempat pengolahan pangan
tersebut. Yang diharapkan adanya catatan dari petugas kesehatan lingkungan dapat
dijadikan acuan untuk bahan perbaikan.
18
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes, Emonev HSP, 2021. https://tpm.kemkes.go.id/rbi/tpp. Jakarta :
Emonev HSP
2. Menkes RI. 2021. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 14 tahun 2021
Tentang Standar Kegiatan Usaha Dan Produk Pada Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan
3. Menkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2019
tentang Puskesmas.
4. Menkes RI. 2003. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1098 tahun 2003
Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan Dan Restoran
5. Menkes RI. 2003. Keputusan Menteri Kesehatan No. No. 942 tahun 2003
tentang pedoman persyaratan hygiene sanitasi makanan jajanan
6. Republik Indonesia. 2009. Undang – undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
7. Republik Indonesia. 1996. Undang – undang RI No. 7 Tahun 2009 tentang
Pangan.
8. Republik Indonesia. 2014. Peraturan Pemerintah RI No 28 Tahun 2004,
tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan