5
PENGELOLAAN SPESIMEN
PENYAKIT MENULAR
POTENSIAL KLB & WABAH
PENANGGULANGAN KLB & WABAH UNTUK TIM GERAK CEPAT
DI PUSKESMAS ANGKATAN II
Irfan Heksa Nugraha
Sumedang, 18 Oktober 1987
Riwayat Pekerjaan :
Pkm Kilasah Kota Serang ( 2010 – 2013 )
RSUD Prov Banten ( 2013 – 2015 )
Labkesda Prov Banten ( 2015 – sekarang )
082317603522
heksanugrahairfan@gmail.com
HASIL BELAJAR
Peserta mampu melakukan
pengelolaan spesimen
penyakit menular potensi
KLB dan Wabah sesuai
Standar Operasional
Prosedur (SOP)
INDIKATOR HASIL BELAJAR
Mampu melakukan persiapan bahan pengambilan spesimen
2. PENATALAKSANAAN SPESIMEN
• PENGAMBILAN SPESIMEN
• PENGISIAN FORMULIR
• PEMBERIAN LABEL
Biosecurity
Upaya perlindungan perorangan &
institusi (laboratorium) terhadap usaha
pencurian, penyalahgunaan,pengalihan,
pelepasan dengan sengaja dari bahan
biologi berbahaya (pathogen & toxin) dan
sabotage
BIOSAFETY & BIOSECURITY DALAM PENANGANAN
SPESIMEN
PENILAIAN
Bahaya Timbulnya
1
RESIKO Kehilangan
1
Aerosol Agent Mikroba
Mencuci Tangan,
Penggunaan APD
Prinsip –
prinsipnya :
Menjaga hygiene Pengelolaan alat
sanitasi individu, Kegiatan kesehatan :
hygiene sanitasi Pokoknya Sterilitas alat,
ruangan, serta Dekontaminasi
sterilisasi
peralatan
Pengelolaan Benda
Tajam : Jarum suntik
Dalam
pengelolaan
spesimen yg
pertama & yg
paling utama :
CUCI TANGAN !
Prinsip Dasar
Kewaspadaan Universal
(Biosafety & Biosecurity)
Desinfeksi
Mencuci tangan dengan
desinfektan sebelum dan
sesudah
Menjaga kebersihan ruangan
dengan desinfektan
PENENTUAN BAHAN PENGAMBILAN & JENIS
SPESIMEN
Identifikasi jenis pemeriksaan & bahan yang akan
digunakan
Alat & bahan yang digunakan dalam proses pengambilan
spesimen harus sesuai dengan jenis parameter
pemeriksaan & diagnosis penyakit potensi wabah sesuai
dengan persyaratan yang ditentukan
Spesimen untuk pemeriksaan bakteriologi & virologi harus
diambil secara aseptis : Wadah & alat yang digunakan
harus steril
Tipe spesimen, Medium Transport, Waktu & Teknik
pengambilan harus menjadi hal yang diperhatikan.
Kecukupan jumlah atau volume spesimen juga menjadi
pertimbangan
JENIS SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN
Spesimen Darah
Spesimen Saluran Pernapasan
Spesimen Tinja / Rectal Swab
Spesimen Lingkungan, Makanan & Minuman
Spesimen Cerebrospinal Fluid
Spesimen Luka, Jaringan, Abses
Spesimen Dahak / Sputum
Spesimen Urin
ALAT & BAHAN PENGAMBILAN SPESIMEN
Jenis Spesimen Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Potensi
Wabah
Difteri Pertusis Legionella
Swab Nasopharing;
Swab Nasopharing; Swab Nasopharing;
Swab Tenggorok,
Swab Tenggorok, dlm Swab Tenggorok,
BAL
Medium Amies dlm Medium Amies
Sampel Lingkungan
2. PENATALAKSANAAN SPESIMEN
• PENGAMBILAN SPESIMEN
• PENGISIAN FORMULIR
• PEMBERIAN LABEL
KERACUNAN
DARAH NASOFARING OROFARING RECTAL SWAB
PANGAN
PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH
Pengambilan Darah
• Anak (2-5ml), Dewasa (7-10ml)
• Desinfektasi
• Hindari darah lisis
Penanganan
• Untuk Pemeriksaan Bakteri: Darah dimasukkan ke dalam botol-
botol kultur yg berisi media pengaya dengan segera (sebelum
membeku) & dikirim ke laboratorium tanpa
didinginkan/dibekukan.
• Untuk isolasi virus & pemeriksaan serologi, darah disentifugasi
untuk mendapatkan serum (minimal 1.5 cc), dikirim dalam suhu
dingin (2-80C), dalam cool box dengan dry ice
PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH VENA
1 2 3 4
9 8 7 6
PEMISAHAN SERUM
c. Tongue Spatel
d. Marker atau Label
Swab Dacron :
• Tidak terbuat dari
kapas/cotton
• Batang swab tidak
berbahan kayu
• Tidak mengandung Calcium
Alginat
SWAB NASOFARING
1 2 3 4 5
VTM &
APD LABEL SWAB PENGEPAKAN
DACRON
TAHAP PENGAMBILAN SWAB NASOFARING
1. Gunakan APD sesuai standar.
2. Persiapkan cryotube yg berisi 1,5 mL media transport virus (Hanks
BSS + Antibiotika), dapat juga digunakan VTM komersil yg siap
pakai (Pabrikan).
3. Berikan label yg berisi Nama Pasien & Kode Nomer Spesimen.
Jika label bernomer tidak tersedia maka Penamaan menggunakan
Marker/Pulpen pada bagian berwarna putih di dinding cryotube.
4. Gunakan swab yg terbuat dari Dacron/rayon steril dengan tangkai
plastic atau jenis Flocked Swab (tangkai lebih lentur). Jangan
menggunakan swab kapas/swab yg mengandung Calcium Alginat
atau Swab kapas dengan tangkai kayu, karena mungkin
mengandung substansi yg dapat menghambat menginaktifasi virus
& dapat menghambat proses pemeriksaan secara molekuler.
5. Pastikan tidak ada Obstruksi (hambatan pada lubang hidung).
6. Masukkan secara perlahan swab ke dalam hidung, pastikan posisi
swab pada septum bawah hidung. Lokasi Pengambilan Nasofaring
7. Masukkan swab secara perlahan-lahan ke bagian nasofaring.
TAHAP PENGAMBILAN SWAB NASOFARING
1 2 3 4 5
VTM &
APD LABEL SWAB PENGEPAKAN
DACRON
TAHAP PENGAMBILAN SWAB OROFARING
1. Gunakan APD sesuai standar
2. Persiapkan cryotube yang berisi 1,5 ml media
transport virus (Hanks BSS atau sejenisnya),
berikan label identitas pasien. Jangan
gunakan Medium Hanks bila telah berubah
warna menjadi Kuning.
3. Gunakan swab yang terbuat dari
Dacron/rayon steril dengan tangkai plastik.
4. Lakukan usap pada lokasi area tonsil dan
belakang pharynx dan hindarkan menyentuh
bagian lidah.
TAHAP PENGAMBILAN SWAB OROFARING
5. Kemudian masukkan swab tenggorok
sesegera mungkin ke dalam cryotube yang
berisi virus transport medium.
6. Putuskan tangkai plastik di daerah mulut
cryotube agar cryotube dapat ditutup dengan
rapat.
7. Cryotube kemudian dililit parafilm.
8. Cryotube yang sudah berisi swab dibungkus
dalam tissue bersih lalu dimasukan ke dalam
plastik klip.
9. Simpan dalam suhu 4-8°C sebelum dikirim.
SPESIMEN SWAB SALURAN NAFAS
Vial
Usap Nasofaring
Usap Orofaring
RECTAL SWAB
1. Persiapkan tabung berisi media yg sudah
ditempeli stiker ID pasien & diberi selotip.
2. Persiapkan pasien dalam posisi membungkuk
atau tidur miring, paha bagian atas ditekuk ke
depan
3. Kapas lidi terlebih dahulu dicelupkan ke dalam
agar Cary Blair/PBS. -- untuk bakteri
4. Kapas lidi dimasukkan perlahan ke dalam
dubur, setelah masuk dubur lidi ditekan sedikit
lagi sampai memasuki anus (sekitar 2-3 cm),
sampai kapas tidak kelihatan.
5. Lidi diputar searah jarum jam sampai satu
putaran penuh (360o), lidi dicabut kembali
sambil diputar ke kanan.
6. Setelah lidi keluar, langsung dimasukkan ke
dalam tabung Cary Blair/ PBS, lidi ditekan
sampai dasar tabung hingga seluruh bagian lidi
yang terbalut kapas terendam dalam media.
7. Lilit tabung dengan parafilm.
PRINSIP DATA ISIAN FORMULIR :
NAMA PASIEN
PENGISIAN NAMA SPESIMEN
FORMULIR IDENTITAS SPESIMEN
USIA PASIEN
DAN JENIS KELAMIN
JENIS SPESIMEN
PELABELAN TANGGAL PENGAMBILAN SPESIMEN
POKOK BAHASAN
1. PERSIAPAN PENGAMBILAN SPESIMEN
• PRINSIP-PRINSIP BIOSAFETY & BIOSECURITY PENANGANAN
SPESIMEN
• PENENTUAN BAHAN PENGAMBILAN & JENIS SPESIMEN
• PENGGUNAAN APD
2. PENATALAKSANAAN SPESIMEN
• PENGAMBILAN SPESIMEN
• PENGISIAN FORMULIR
• PEMBERIAN LABEL
2003
International
Civil Aviation
Organization
International Air
United Nations Committee of Transport
Experts on the Transport of Association
Dangerous Good
REGULASI PENGIRIMAN
Kepatuhan:
1. Mengurangi kemungkinan paket pengiriman rusak
2. Meminimalkan paparan
3. Meningkatkan efisiensi operator dan meningkatkan
kepercayaan dalam pengiriman paket
KATEGORI BAHAN INFEKSIUS
Tutup Cool box dengan selotip & beri label pada sisi kanan/kiri cool box, yang ditujukan ke Laboratorium
rujukan.
Catatan :
untuk memudahkan identifikasi spesimen didalam coolbox,dapat dilakukan pengelompokan.
Misal : satu plastik clip besar (wadah kedua) diisi 10 s/d 20 spesimen yang telah dimasukkan ke dalam
wadah pertama/primer, disertai surat pengantar &formulir sesuai pedoman.
PENGIRIMAN SPESIMEN
STABILITAS SPESIMEN
Usap Nasofaring & Swab Dacron atau Flocked 2-8 °C ≤12 hari: 2-8°C
Orofaring Swab dalam Viral >12 hari: -70°C (dry ice)
Transport Medium (VTM)
atau saline steril
KRITERIA PENGIRIMAN
1. Pengiriman spesimen kasus COVID-19 dilakukan dengan
menyertakan surat pengantar atau formulir penyelidikan
epidemiologi terlampir.
2. Pengiriman spesimen ditujukan ke laboratorium pemeriksa yang
telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan atau pejabat yang ditunjuk
3. Pengiriman spesimen ke laboratorium pemeriksa dapat dilakukan
menggunakan jasa kurir door to door.
4. Pada kondisi yang memerlukan pengiriman port to port, petugas
Dinas Kesehatan dapat berkoordinasi dengan petugas KKP setempat
dan laboratorium pemeriksa.
5. Spesimen segera dikirimkan ke Laboratorium pemeriksa paling lama
1x24 jam
KRITERIA PENGIRIMAN
6. Spesimen harus tiba di laboratorium segera setelah pengambilan.
7. Penanganan spesimen dengan tepat saat pengiriman adalah hal
yang sangat penting.
8. Sangat disarankan agar pada saat pengiriman spesimen tersebut
ditempatkan di dalam cool box dengan kondisi suhu 2-8 °C atau
bila diperkirakan lama pengiriman lebih dari tiga hari spesimen
dikirim dengan menggunakan es kering (dry ice).
9. Label Box Pengirim dan Tanggal Kirim. Pada Box pengirim harus
benar-benar diberikan label, tidak dibenarkan kosong saja. Berikan
label dari dinas kesehatan mana, dan tanggal berapa dikirimnya
spesimen tersebut.
10.Pada saat pengiriman harus diberikan notifikasi kepada
Laboratorium Rujukan (contact person laboratorium)
ALAMAT PENGIRIMAN
Jalur Darat
FORM SESUAI PEDOMAN
PENGIRIMAN ANTAR LABORATORIUM
2. PENATALAKSANAAN SPESIMEN
• PENGAMBILAN SPESIMEN
• PENGISIAN FORMULIR
• PEMBERIAN LABEL
KLB
• 1 sel bakteri 2 juta sel dalam waktu
7 jam
• Kondisi Makanan ( karbohidrat,
protein, lemak) nutrisi buat bakteri
• Lingkungan cocok suasana panas
“ zona bahaya makanan”
SPESIMEN
1. Ambil sampel
dengan sendok/
2. Masukan ke dalam
spatula atau jika perlu
wadah plastik atau 3. Tutup dan label
gunakan pisau steril
wadah bermulut lebar
untuk memotong=
±200 gr
PENGAMBILAN MAKANAN KALENG
No Sampel
Jenis Sampel
Jumlah Sampel
Tanggal Pengambilan
Jam Pengambilan
FORMULIR PENCATATAN LAPORAN KEWASPADAAN KERACUNAN
PANGAN
FORMULIR PENGAMBILAN SPESIMEN
BERITA ACARA PENGAMBILAN SPESIMEN
PANDUAN DISKUSI
PENUGASAN
KASUS 1
Petugas surveilans Puskesmas “A” setiap minggu rajin melakukan PWS
KLB & selalu sharing informasi & data terkait beberapa penyakit
potensial KLB salah satunya adalah suspek demam dengue yang
dilaporkan secara rutin ke SKDR melalui SMS. Wilayah kerja
Puskesmas “A” terdiri dari 10 desa. Secara trend kasus suspek demam
dengue 2 minggu berturut turut mengalami peningkatan kasus di
Puskesmas “A”. Bila dilihat perdesa peningkatan kasus demam dengue
meningkat di Desa Tiga, sedangkan desa lainnya tidak mengalami
peningkatan kasus. Hari ini Petugas Surveilans Puskesmas “A”
menerima informasi dari masyarakat di Desa Tiga ada 3 kasus DBD
yang dirawat di salah satu RS Sayang Ibu
KASUS 2
Pada suatu hari Kepala Puskesmas “B” mendapat informasi dari
salah satu tokoh masyarakat dan kader di Desa “X” ada 3 keluarga
yang baru pulang dari luar kota “X” (yang saat ini merupakan
daerah dengan status penularan local Covid-19 dengan jumlah
kasus aktif diatas 1000 kasus) sekitar 5 hari yang lalu dan saat ini
mengalami demam, meriang, sesak nafas, batuk berdarah,
penciuman hilang. Ada diantara ketiga keluarga tersebut dalam
kondisi kritis.
KASUS 3
Pada suatu hari, rentang pukul 13.00 s/d 15.00, Puskesmas “C”
menerima pasien dalam jumlah banyak, sekitar 40 orang
dengan keluhan diare, mual & muntah. Setelah ditanyakan
riwayat, mereka memiliki kesamaan, yaitu usai menghadiri
Acara pernikahan Saudari D di Desa Y. Adapun keluhan yang
disampaikan pasien secara rinci sebagai berikut:
Keluhan Jumlah(orang)
Diare terus menerus dengan karakteristik seperti air cucian beras 30