Anda di halaman 1dari 96

GOOD MANUFACTURING

PRACTICE
(cara produksi yang baik)
gmp/CPB

Suzy Kerjapy
OUTLINE

1 2 3 4 5
Prinsip dasar kebijakan gmp terkini Review gmp Penyusunan capa Workshop capa
& DAN terkini yang baik
aspek gmp IMPLEMENTASINY
A

01
GMP 2022
Dec
“ KEBIJAKAN GMP TERKINI
DAN
IMPLEMENTASINYA


2

01
GMP 2022
Dec
INTROduction : PERUBAHAN FUNDAMENTAL
INTRODUCTION : PERUBAHAN FUNDAMENTAL

X X X
Hasil Sampling dan Pengujian Laboratorium BPOM 2017*

* Sumber : Laporan Triwulan Badan POM, 2017


14
15
Ø OT dan Suplemen à bahan dilarang dan batas cemaran yang melebihi ambang batas à
gangguan system pencernaan, gangguan fungsi hati dan ginjal serta gangguan hormon.
Ø Kosmetik à karsinogenik, ochronosis (warna kulit menjadi kehitaman) :
SANKSI

Ø Cabut ijin edar


Ø Sanksi administrative kepada pemilik ijin edar/pelaku usaha yang memproduksinya
Ø Pemilik/pelaku usaha à menghentikan kegiatan produksi dan distribusi produk tersebut
à recall
Ø BPOM memusnahkan semua persediaan (stok) produk TMS tersebut
Ø BPOM memperbaharui informasi hasil pengawasan terhadap produk OT, suplemen
kesehatan dan kosmetik berdasarkan data terbaru hasil investigasi dan intensifikasi
pengawasan
Ø Masyarakat waspada dan tidak menggunakan produk yang TMS tersebut à cek produk
di website BPOM www.bpom.go.id “Cek KLIK (Kemasan, Label, Ijin Edar, Kadaluarsa”
16
17
18
19
20
21
22
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
31
32
33
KETENTUAN PENYELENGGARAAN PANGAN

34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45 Presentation title 20XX
46 Presentation title 20XX
47 Presentation title 20XX
CONTOH INTERPRETASI ING DI
KEMASAN

48
49
50
51
SISTEMATIKA
CPOB: 2012 CPOB: 2018*
1. Manajemen Mutu 1. Sistem Mutu Industri Farmasi
2. Personalia 2. Personalia
3. Bangunan dan Fasilitas 3. Bangunan - Fasilitas
4. Peralatan 4. Peralatan
5. Sanitasi dan Higiene 5. PRODUKSI
6. Produksi 6. Cara Penyimpanan dan
7. Pengawasan Mutu Pengiriman Obat yang Baik
8. Inspeksi Diri, Audit Mutu dan Audit 7. Pengawasan Mutu
& Persetujuan Pemasok 8. Inspeksi Diri, Audit Mutu dan Audit
9. Penanganan Keluhan terhadap & Persetujuan Pemasok
Produk dan Penarikan Kembali 9. Keluhan dan Penarikan Produk
Produk 10. Dokumentasi
10. Dokumentasi 11. Kegiatan Alih Daya
11. Pembuatan dan Analisis 12. Kualifikasi dan Validasi
Berdasarkan Kontrak
12. Kualifikasi dan Validasi * Acuan PIC/S GMP Guideline PE009 – 13/2017
IMPlementasi KEBIJAKAN GMP

53 Presentation title 2023


PENerapan GMP sebagai strategi dalam peningkatan mutu dan
keamanan produk olahan peternakan
Ø Komoditas peternakan merupakan komoditas strategis dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat
terutama protein hewani asal ternak dan untuk ketahanan pangan.
Ø Berdasarkan pemantauan lapangan dan evaluasi laporaan dari pelaku usaha sejak minggu I
Januari 2020 sd minggu IV April 2020 pada pelaku usaha peternakan terutama olahan daging dan
susu (sapi dan kambing) bahwa penerapan jaminan mutu dan keamanan pangan dalam proses
penanganan dan pengolahan produk masih terbatas sehingga mutu produk akhir yang
dihasilkan belum standar atau bervariasi biarpun produk yang dihasilkan sudah dipasarkan secara
luas.
Ø Pada sisi konsumen à berlaku Masyarakat Ekonomi ASEAN sejak tanggal 31 Desember 2015 à
tuntutan konsumen terhadap standar mutu dan keamanan pangan produk hasil pertanian↑↑sejalan
dengan ↑↑ kesadaran dan kepedulian konsumen akan gizi dan keamanan pangan (Hubeis, 1997)
54 Presentation title 2023
PENerapan GMP sebagai strategi dalam peningkatan mutu dan
keamanan produk olahan peternakan
Ø Dalam rangka menyikapi kenyataan tersebut sekaligus untuk peningkatan daya saing produk olahan
peternakan sangat diperlukan penerapan mutu dan keamanan pangan.
Ø Menurut Syakir (2015) produk hasil peternakan dapat bermutu baik bila pada saat proses budidaya,
peternak dapat menerapkan Good Farming Practices (GFP). Tetapi tidak berhenti hanya sampai
disitu, setelah penerapan GFP perlu dilanjutkan dengan Good Handling Practices (GHP) dan Good
Manufacturing Practice (GMP) atau Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB). Proses
pengolahan merupakan aspek penting selanjutnya dalam menjaga mutu produk untuk
meningkatkan nilai tambah.
Ø Aspek GFP : aspek kandang dan peralatan, aspek bibit dan reproduksi, aspek pakan dan air minum,
aspek pengelolaan serta aspek kesehatan ternak.

55 Presentation title 2023


PENerapan GMP sebagai strategi dalam peningkatan mutu dan
keamanan produk olahan peternakan
Ø Data IPB University terhadap evaluasi GFP diperoleh angka implementasi aspek GFP yang
dilakukan oleh peternak domba di desa Batur dari yang tertinggi ke yang terendah adalah aspek
kandang dan peralatan (2.13), aspek kesehatan (1.96), aspek bibit dan reproduksi (1.77), aspek
pengelolaan (1.46), serta aspek pakan dan air minum (0.61). Peternak batur perlu melakukan
perbaikan pada seluruh aspek GFP dalam pemeliharaan domba batur, terutama pada aspek pakan
dan air minum.
Ø Data jurnal ilmiah mahasiswa pertanian, vol 7, Al Mumfiza, terhadap penerapan GFP pada
peternakan sapi potong rakyat di kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh. Penelitian ini
dilaksanakan di 2 desa di wilayah Kecamatan Ulee Kareng kota Banda Aceh dengan melibatkan tiga
puluh orang responden yang dipilih berdasarkan purposive random sampling dengan ketentuan
minimal responden memelihara 3 ekor sapi dan pengalaman peternak minimal selama 3 tahun.
56 Presentation title 2023
PENerapan GMP sebagai strategi dalam peningkatan mutu dan
keamanan produk olahan peternakan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan GFP oleh peternak rakyat di Kecamatan Ulee Kareng
kota Banda Aceh dari yang tertinggi ke yang terendah secara berurutan adalah aspek sumber daya
manusia (3,8), aspek kesehatan dan kesejahteraan ternak (3,0), aspek prasarana dan sarana (2,9),
aspek pemberian pakan (2,8), dan aspek pelestarian lingkungan hidup (2,4). Kesimpulannya penerapan
GFP oleh peternak rakyat di kecamatan Ulee Kareng mendapatkan nilai rata-rata 2,9 tergolong dalam
kategori baik.
Ø Ruang lingkup GHP : meliputi panen, penanganan pasca panen, standarisasi mutu, lokasi,
bangunan, peralatan dan mesin, bahan perlakuan, wadah dan pembungkus, tenaga kerja, keamanan
dan keselamatan kerja (K3), pengelolaan lingkungan, pencatatan, pengawasan dan penelusuran
balik, sertifikasi, serta pembinaan dan pengawasan.

57 Presentation title 2023


PENerapan GMP sebagai strategi dalam peningkatan mutu dan
keamanan produk olahan peternakan
Ø Tujuan GHP
1.Menekan terjadinya tingkat kerusakan atau kehilangan hasil panen;
2.Menjaga mutu produk sesuai dengan persyaratan standar yang berlaku;
3.Menjamin K3 (Kualitas, Kuantitas, dan Kontinuitas).
Ø Berikut adalah manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan GHP:
1.Mutu dan kualitas produk dapat meningkat;
2.Meminimalkan terjadinya kerusakan pada produk;
3.Meminimalkan terjadinya kontaminasi pada produk;
4.Meningkatkan nilai tambah (added value) dan hasil;
5.Meningkatkan daya saing yang dimiliki produk dipasaran.

58 Presentation title 2023


IMPlementasi penjaminan mutu pada proses produksi minuman jahe
instan skala industry kecil menengah
Ø https://drive.google.com/file/d/1-hXPUj5bO7-E_BTUrRhJISvoTGpBuL91/view?usp=sharing
Ø Penjaminan mutu pada proses produksi pangan merupakan suatu tuntutan yang harus dipenuhi oleh semua produsen. Banyak
kendala yang dihadapi bagi industry kecil menengah (IKM) dalam penerapan penjaminan mutu. Salah satu IKM yang
mengimplementasikan penjaminan mutu berbasis Hazard Analyziz and Critical Control Point adalah IKM DIA yang
memproduksi minuman jahe instan. Jahe instan merupakan produk yang berisiko rendah (low risk) dari segi keamanan
pangan, tetapi penjaminan mutu harus diterapakan untuk menghasilan produk yang aman dan layak dikonsumsi. Upaya untuk
implementasi tersebut adalah melalui penerapan cara-cara pengolahan pangan yang baik (GMP, Good Manufacturing
Practices), dan penerapan HACCP. Implementasi dilakukan secara bertahap melalui pemenuhan 18 ruang lingkup GMP. Hasil
penilaian GMP menunjukkan bahwa IKM ini terkategori baik dengan beberapa perbaikan harus dilakukan. Penerapan rencana
HACCP sesuai 7 prinsip HACCP telah dilakukan. Hasil audit HACCP menunjukkan perlu adanya perbaikan minor meliputi
perbaikan ruang produksi, peningkatan kelengkapan sanitasi pekerja, perbaikan sanitasi ruang produksi, dan perbaikan
pelabelan.

59 Presentation title 2023


IMPlementasi penjaminan mutu pada proses produksi minuman jahe
instan skala industry kecil menengah
Ø Lingkup pedoman GMP tersebut meliputi prasyarat yang diterapkan dalam industri pengolahan
pangan meliputi: 1. Lokasi 2. Bangunan 3. Fasilitas sanitasi 4. Mesin dan peralatan 5. Bahan 6.
Pengawasan proses 7. Produk akhir 8. Laboratorium 9. Karyawan 10. Pengemas 11. Label dan
keterangan produk 12. Penyimpanan 13. Pemeliharaan dan program sanitasi 14. Pengangkutan 15.
Dokumentasi dan pencatatan 16. Pelatihan 17. Penarikan produk 18. Pelaksanaan pedoman
Ø HACCP adalah sistem manajemen di mana keamanan pangan ditangani melalui analisis dan
pengendalian bahaya biologis, kimia, dan fisik dari produksi bahan mentah, pengadaan dan
penanganan, hingga pengolahan, distribusi dan konsumsi produk jadi (Sauer, 1998, Sohrab, 2000).
Ø HACCP dirancang untuk digunakan di semua segmen industri makanan mulai dari penanaman,
pemanenan, pengolahan, produksi, distribusi dan pemasaran produk pangan untuk konsumsi.
Program prasyarat seperti GMP adalah prasyarat penting untuk pengembangan dan implementasi
60 Presentation title 2023
IMPlementasi penjaminan mutu pada proses produksi minuman jahe
instan skala industry kecil menengah
Ø 7 prinsip HACCP : yaitu analisis bahaya, penentuan titik kontrol kritis (CCP, critical control point),
penetapan batas kritis, prosedur pemantauan, tindakan koreksi, prosedur verifikasi, penetapan
prosedur pencatatan dan dokumentasi (Rodgwell, 1996)
Prinsip 1. Analisis bahaya dan identifikasi upaya preventif.
Pada tahap ini dilakukan identifikasi bahaya fisik, biologi, dan kimia dalam setiap tahap pengolahan dan
diagram alir proses.
Prinsip 2. Identifikasi CCP
Identifikasi dilakukan dengan mengacu pada pohon keputusan
Prinsip 3. Penentuan batas kritis
Penentuan batas kritis (critical limit) sangat penting untuk konsistensi dan analisis keamanan pangan
dan proses-proses yang terlibat.
61 Presentation title 2023
IMPlementasi penjaminan mutu pada proses produksi minuman jahe
instan skala industry kecil menengah
Ø 7 prinsip HACCP : yaitu analisis bahaya, penentuan titik kontrol kritis (CCP, critical control point),
penetapan batas kritis, prosedur pemantauan, tindakan koreksi, prosedur verifikasi, penetapan
prosedur pencatatan dan dokumentasi (Rodgwell, 1996)
Prinsip 1. Analisis bahaya dan identifikasi upaya preventif.
Pada tahap ini dilakukan identifikasi bahaya fisik, biologi, dan kimia dalam setiap tahap pengolahan dan
diagram alir proses.
Prinsip 2. Identifikasi CCP
Identifikasi dilakukan dengan mengacu pada pohon keputusan
Prinsip 3. Penentuan batas kritis
Penentuan batas kritis (critical limit) sangat penting untuk konsistensi dan analisis keamanan pangan
dan proses-proses yang terlibat.
62 Presentation title 2023
IMPlementasi penjaminan mutu pada proses produksi minuman jahe
instan skala industry kecil menengah
Prinsip 4. Penetapan dan penerapan prosedur pemantauan (monitoring) untuk mengontrol CCP
Adalah penting untuk mengukur apakah CCP cukup efektif dikontrol sesuai prosedur pemantauan yang
telah ditetapkan
Prinsip 5. Penentuan tindakan koreksi
Pada kasus adanya deviasi dari batas kritis maka harus dilakukan tindakan koreksi selama pemantauan
CCP
Prinsip 6. Penetapan sistem pencatatan dan dokumentasi HACCP
Prinsip ini bertujuan untuk menentukan prosedur untuk menjamin bahwa rencana HACCP bersifat
efektif

63 Presentation title 2023


IMPlementasi penjaminan mutu pada proses produksi minuman jahe
instan skala industry kecil menengah
Prinsip 7. Prosedur untuk mengukur apakah sistem HACCP berjalan dengan sempurna
Prinsip ini bertujuan untuk menentukan prosedur untuk menjaga rekaman dan dokumentasi berkaitan
dengan rencana HACCP. Prosedur ini meliputi pemantauan, pengambilan sampel, analisis, audit, dan
validasi batas kritis (konfirmasi bahwa CCP ada di bawah kontrol) dan isnpeksi proses produksi.

64 Presentation title 2023


IMPlementasi GMP DI Industri rajungan PT Kelola mina laut madura

Ø https://drive.google.com/file/d/1zvNDs5QRh7Kz1D8lYXADbVy8pdK12m1S/view?usp=sharing

65 Presentation title 2023


IMPlementasi GMP DI HOTEL dan restoran

66 Presentation title 2023


IMPlementasi ASPEK GMP UNTUK UMKM

67 Presentation title 2023


KESEHATAN KARYAWAN KEBERSIHAN KARYAWAN

FLU SAKIT
MENULAR
BATUK &
PILEK Menggaruk-
garuk
ISPA
Dsb
.
TIFUS
Rambut
gondrong
(panjang tidak
terawat)

PERLUNYA
PEMERIKSAAN RUTIN KARYAWAN
YES PERILAKU KARYAWAN NO

Bercakap-cakap Bersin
Pakaian kerja lengkap &
dipakai dengan benar

Makan/minum ditempat
produksi

Cuci tangan sebelum


bekerja & setelah dari toilet
PERLUNYA :
ü PENGAWASAN PERILAKU KARYAWAN
ü PELATIHAN & PEMBINAAN
PENGENDALIAN HAMA
• Pengawasan atas barang atau bahan yang masuk
• Penerapan atau praktek hygienis yang baik
• Menutup lubang dan saluran yg memungkinkan masuknya hama
• Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi
• Mencegah hewan piaraan berkeliaran di lokasi unit usaha
• Hygiene Karyawan
• Persyaratan dan pemeriksaan rutin kesehatan karyawan

Menutup akses masuknya tikus, serangga Kisi/Ram pada pintu


dan jendela
BAHAN § Bahan Baku, Bahan Tambahan Pangan dan Bahan Penolong
§ Bahan yang digunakan berupa formula dadar

Yang Perlu Diperhatikan Dalam Bahan:


• Bahan digunakan dalam bentuk formula dasar
• Tidak rusak, busuk atau mengandung bahan berbahaya
• Tidak merugikan dan membahayakan kesehatan.
• BTP sesuai standar mutu dan persyaratan
• Hasil analisa air secara berkala
PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI
a. Penetapan :
• Persyaratan/Spesifikasi Bahan Baku
• Persyaratan Air
• Komposisi, Formulasi Bahan
• Jenis, Ukuran dan Spesifikasi Kemasan
• Deskripsi Produk
b. Perlu diperhatikan:
• Prosedur tertulis
• Ketepatan penimbangan
• Kecukupan waktu
Penggo rengan/Pemanggangan sehingga
dipastikan bagian dalam produk matang
• Pengawasan dan Pemantauan Proses
• Prosedur Penanganan bila terjadi
penyimpangan produk selama
diproduksi
• Tidak terkontaminasi dengan bahan tidak
halal dan najis.
PERALATAN PRODUKSI

a. Persyaratan bahan
peralatan produksi
b. Tata Letak Peralatan
Produksi
c. Pengawasan dan
Pemantauan Peralatan
Produksi
d. Bahan Perlengkapan dan
alat ukur / timbang ->
Terkalibrasi
JENDELA
RUANG dilengkapi kawat kasa
PRODUKSI

PERMUKAAN ALAT/ TEMPAT KERJA


bersih, halus, tidak berkarat, kedap
air dan tidak mencemari pangan
WADAHDANALAT
PENGANGKUTAN:
1. Tidak mencemari produk
2. Mudah dibersihkan dan jika perlu
didesinfeksi
3. Memisahkan produk dari bahan non
pangan selama pengangkutan
4. Melindungi produk dari kontaminasi
terutama debu dan kotoran
5. Mampu mempertahankan suhu, kelembaban,
dan kondisi penyimpanan
6. Mempermudah pengecekan suhu,
kelembaban dan kondisi penyimpanan
PRODUK
• Harus memenuhi
AKHIR persyaratan
keamanan, mutu
dan gizi Pangan
Persyaratan
Produk Akhir

• Harus ditangani
secara tepat untuk
meminimalisasi
Penanganan terjadinya penurunan
mutu dan kontaminasi
Produk akhir • Selama distribusi
produk harus
dipertahankan dalam
kondisi beku (-18ºC)
IMPlementasi GMP DI Industri BAWANG GORENG

Ø https://drive.google.com/file/d/1JY0FmkFpiJG11Df00qFyvwsnZLddrrIV/view?usp=sharing
Ø Bawang Goreng “Delisi” adalah Industri Kecil dan Menengah yang mengkhususkan kepada produki
bawang goreng kemasan. Saat ini produk Delisi sudah tersedia di kurang lebih 300 modern market di
Jabodetabek dan kota-kota besar di Indonesia. Sebagai sebuah produsen makanan, keselamatan
dan kesehatan konsumen atas produk yang dikonsumsi merupakan sebuah keharusan. Pangan yang
membahayakan kesehatan dapat menjadi penyebab kasus keracunan. Ketidakamanan dapat
disebabkan oleh berbagai hal, antara lain proses alamiah seperti terjadinya oksidasi atau
pembusukan; pencemaran, seperti logam berat, pestisida, atau bakteri.BPOM telah menetapkan
peraturan tentang Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Industri Rumah Tangga (CPPB- IRT) atau
biasanya disebut Good Manufacturing Practices (GMP) agar kualitas produk makanan yang
dihasilkan aman dan layak dikonsumsi. Dari analisa yang dilakukan, dari 8 variabel yang dinilai 5
variabel
80
mendapat nilai baik dan 3 variabel Presentation
mendapat title
nilai cukup baik. 2023
Gambar 3. Bahan Baku Bawang Segar
Gambar 5. Area Pembersihan dan
Gambar 4. Karyawan Menggunakan Masker dan Headcap Pengirisan Bawang
4 .
Gambar 6. Pengusir Serangga dan Sanitasi
Gambar 7. Penyimpanan Produk Akhir
PENYIMPANAN
Gudang Kemasan
Gudang Bahan Baku Gudang Produk Jadi

Penyimpanan bahan yang digunakan dalam proses


produksi (bahan baku, bahan penolong, BTP) dan produk
akhir, dilakukan dengan baik sehingga tidak mengakibatkan
penurunan mutu dan keamanan pangan.

- Tempat terpisah
- Bersih, Rapi, tidak menyentuh lantai dan dinding,
gunakan palet atau rak.
- FIFO (barang yang masuk dulu keluar terlebih dulu) /
FEFO (barang yang kedaluwarsa lebih dulu keluar
terlebih dulu)
- Harus ada identitas/pencatatan
KEBIJAKAN SERTIFIKASI GMP BERBASIS DIGITAL

86 Presentation title 2023


PEDOMAN TEKNIS PERIZINAN BERUSAHA
OSS RBA &TATA CARA PENGURUSAN PB
UMKU
1. Pedoman Teknis Pelayanan Perizinan
Berusaha Melalui Online Single Submission
(OSS)
https://drive.google.com/file/d/1eSefDZaVY6jb
C4qcsF8gSBR9yUwZmFvd/view?usp=drive_li
nk

2. Mekanisme Perizinan Berusaha Berbasis


Risiko
https://drive.google.com/file/d/1P0Cu-zo4h-
Sbu33ijPHnd86Mrs4NwDk2/view?usp=drive_l
ink

87
ALUR SERTIFIKASI
ALUR SERTIFIKASI CPOB ALUR SERTIFIKASI CPOTB

1. Alur prosedur sertifikasi CPOB 1. Tata Cara Sertifikasi CPOTB : Peraturan Badan
https://drive.google.com/file/d/1N581r4cKn6H2_iQe POM No 14 Tahun 2021
DVBXfGPA_yAVfPSQ/view?usp=drive_link https://drive.google.com/file/d/10IpvJqUSCt2luKFTE
_qDmVL38fMocZlI/view?usp=drive_link
2. Peraturan Badan POM No. 34 Tahun 2018 tentang
Pedoman CPOB
https://drive.google.com/file/d/1zQin6ssvNvUdodrFB 2. Penerapan CPOTB : Peraturan Badan POM No 25
LG7kGAHvZf65kQb/view?usp=drive_link Tahun 2021 :
https://drive.google.com/file/d/14Itzq5-
MihUJqkQnWIGl7C2zwn_Kgwbx/view?usp=drive_l
ink

88
D. Persyaratan
Tata Cara Permohonan C. Prosedur 1. Permohonan Sertifikasi CPOTB
a. Dokumen administratif
Sertifikasi dan Re-sertifikasi CPOTB 1) Surat Permohonan
2) Bukti Pembayaran PNBP sesuai
(Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) ketentuan peraturan perundang-
undangan
b. Dokumen Teknis
1) Rencana Induk Pembangunan (RIP)
A. Dasar Hukum IOT dan IEBAyang telah disetujui
oleh Kepala Badan POM
PerKa Badan POM RI No. 39 Tahun 2013 tentang 2) Dokumen sistem mutu sesuai
standar Pelayanan Publik di Lingkungan Badan POM dengan persyaratan CPOTB.

PerKa Badan POM RI No. 35 Tahun 2013 tentang Tata 2. Permohonan Re-Sertifikasi CPOTB
Cara Sertifikasi CPOTB a. Dokumen administratif
1) Surat Permohonan
2) Bukti Pembayaran PNBP sesuai
ketentuan peraturan perundang-
B. Latar Belakang undangan
Dalam rangka melindungi masyarakat dari peredaran b. Dokumen Teknis
1) Rencana Induk Pembangunan (RIP)
obat tradisional yang tidak memenuhi persyaratan
IOT dan IEBA yang telah disetujui
keamanan, kemanfaatan dan mutu, dipandang perlu oleh Kepala Badan POM
industri dan usaha obat tradisional menerapkan Cara 2) Sertifikat CPOTB
Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB). 3) Dokumen sistem mutu sesuai
dengan persyaratan CPOTB.
Industri dan Usaha Obat Tradisional yang telah mener- 4) Progress CAPA inspeksi terakhir.
apkan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik,
dapat mengajukan permohonan sertifikasi sesuai 3. Permohonan Perubahan Fasilitas CPOTB
dengan bentuk sediaan yang dibuat,. yang Memerlukan Inspeksi
a. Dokumen Administratif
1) Surat perm ohonan
2) Bukti pembayaran PNBP sesuai ke-
tentuan peraturan perundang-
undangan
b. Dokumen Teknis
1) Dokumen rencana perubahan
2) Fotokopi s ertifikat CPOTB dan/atau
3) Rencana Induk Pembangunan (RIP)
IOT dan IEBA yang telah disetujui
oleh Kepala Badan POM

4 . P erm ohonan P er uba ha n Ser t if ik at


CPOTB karena Perubahan Administrasi
a. Dokumen Administratif
1) Surat perm ohonan
2) Bukti pembayaran PNBP sesuai ke-
ten tu an p era tu ran pe runda ng -
undangan
b. Dokumen Teknis
1) Dokumen rencana perubahan
2) Sertifikat CPOTB
ALUR SERTIFIKASI
ALUR SERTIFIKASI CPKB ALUR SERTIFIKASI CPPOB

1. Alur prosedur sertifikasi CPKB 1. Tata Cara Sertifikasi CPPOB : Peraturan Badan
https://drive.google.com/file/d/1zbte22mPK3hDkoeY POM No 22 Tahun 2021 :
2PIK3Wix4zUTZTyG/view?usp=drive_link https://drive.google.com/file/d/1WZ8rmfbFItTdHtlzZ
rwgmnGBXdHsfhNH/view?usp=drive_link
2. Peraturan Badan POM No. 31 Tahun 2020 tentang 2. Penerapan CPPOB : Peraturan Badan POM No 21
Pedoman CPOB : Tahun 2021 :
https://drive.google.com/file/d/1g05fxNTluplKB_O4 https://drive.google.com/file/d/1PXvfS6UuF7VJk3GI
_q4mC54uHa2x3Tdz/view?usp=drive_link 6UBi_BlmRZYkHi3z/view?usp=drive_link

90
Tata Cara Permohonan C. Prosedur D. Persyaratan
Sertifikasi dan Re-sertifikasi CPKB 1. Permohonan Sertifikasi CPKB
a. Dokumen administratif
(Cara PembuatanKosmetik yangBaik) 1) Surat Permohonan
2) Bukti Pembayaran PNBP sesuai
ketentuan peraturan perundang-
A. Dasar Hukum undangan
b. Dokumen Teknis
PerKa Badan POM RI No. 39 Tahun 2013 tentang
1 ) D enah Bang un an Ind us tri
Standar Pelayanan Publik di Lingkungan Badan POM
Kosmetik yang telah disetujui
oleh Kepala Badan POM
2) Dokumen sistem mutu sesuai
B. Latar Belakang dengan persyaratan CPKB.

Penerapan Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik 2. Permohonan Re-Sertifikasi CPKB


(CPKB) merupakan persyaratan kelayakan dasar, a. Dokumen administratif
agar suatu industri kosmetik mampu menghasilkan 1) Surat Permohonan
produk yang aman, bermanfaat dan bermutu. 2) Bukti Pembayaran PNBP sesuai
Produsen kosmetik yang telah menerapkan Cara
ketentuan peraturan perundang-
Pembuatan Kosmetik yang Baik, dapat mengajukan undangan
permohonan sertifikasi sesuai dengan bentuk sediaan b. Dokumen Teknis
yang dibuat. 1 ) D enah Bang un an Ind us tri
Kosmetik yang telah disetujui
oleh Kepala Badan POM
2) Sertifikat CPKB
3) Dokumen sistem mutu sesuai
dengan persyaratan CPKB.
4) Progress CAPA inspeksi tera-
khir.

2. Permohonan Perubahan Sertifikat


CPKB karena Perubahan Administrasi

a. Dokumen Administratif
1) Surat permohonan
2) Bukti pembayaran PNBP sesuai
ketentuan peraturan perundang-
undangan
b. Dokumen Teknis
1) Dokumen rencana perubahan
2) Sertifikat CPKB
ALUR sertifikasi penerapan cppob
1. Pendaftaran akun melalui laman resmi pelayanan publik BPOM (e-sertifikasi.pom.go.id). Pastikan telah memiliki
NIB dan telah memilih Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan Usaha (UMKU) layanan CPPOB pada akun
Online Single Submission (OSS)

2. Verifikasi data profil perusahaan oleh petugas BPOM

3. Produsen mendapatkan informasi akun (username dan password) melalui email penanggung jawab jika telah
sesuai/terverifikasi

4. Produsen mengisi data dan mengunggah dokumen persyaratan

5. Evaluasi dan verifikasi dokumen persyaratan oleh petugas BPOM

6. Pembayaran PNBP sesuai dengan surat perintah bayar yang diterbitkan

7. Pemeriksaan/audit sarana produksi terkait penerapan CPPOB

8. Pemenuhan tindakan perbaikan (jika ada)

9. Penerbitan Izin Penerapan CPPOB


ALUR SERTIFIKASI
ALUR SERTIFIKASI CDOB ALUR SERTIFIKASI CDOB

1. Alur prosedur sertifikasi CDOB : 1. FAQ Sertifikasi CDOB :


https://drive.google.com/file/d/18lb9phLSuX39q6Ze C:\Users\User\OneDrive\Documents\IPHONE
YwzKshmtnqUKd3P5/view?usp=drive_link BACKUP\104APPLE\BPOM\FAQ Perizinan
Sertifikasi CDOB.pdf

2. Pedoman CDOB : Peraturan Badan POM No. 6


Tahun 2020 :
https://drive.google.com/file/d/1Ln_8zznSJZdx7-I0Y-
GLCxeWkaTmvNGV/view?usp=drive_link

94
OSS RBA à PB ID IZIN REGISTRASI AKUN DI
UMKU E-SERTIFIKASI BPOM

SPB : 7 HK

EVALUASI BPOM DOKUMEN


PERSYARATAN
KEMBALI KE PEMOHON
U/LENGKAPI 20 HK

REKOMENDASI
TERBIT IJIN
CDOB

AUDIT SARANA

KEMBALI KE
RE-EVALUASI BPOM
PEMOHON CAPA
Thank you
Suzy Kerjapy
suzykerjapy@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai