SARAH TRIANDINI
Sarah Triandini
J3A119207
RINGKASAN
SARAH TRIANDINI
Laporan Akhir
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Ahli Madya pada
Program Studi Komunikasi
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Ketua Program Studi : Dr. Ir. Wahyu Budi Priatna, M.Si. ___________
NIP. 196704101991031001
Dekan Sekolah Vokasi : Prof. Dr. Ir. Arief Darjanto, M.Ec. ___________
NIP. 196106181986091001
Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala
puji kita panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan segala
kenikmatan yang tak terhingga. Berkat rahmat dan karunia-Nya, dapat
menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya dengan
judul Peran Asisten Produksi dalam Proses Produksi Program The Journalist di
Metro TV, yang datanya diperoleh saat melakukan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL), sebagai syarat kelulusan pada program Studi Komunikasi,
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor.
Penyusunan laporan Akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
maka pada kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu, terutama diucapkan
t e r i m a k a s i h k e p a d a kedua orang tua, yang selalu memberikan doa serta
dukungan baik secara moril maupun materil. Terimakasih kepada Guruh
Ramdani, S.Sn., M.Sn sebagai dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, ilmu serta masukannya.
Terimakasih kepada ....... selaku dosen penguji. Terima kasih kepada
Dr. Ir. Wahyu Budi Priatna, M.Si. selaku Ketua Program Studi Komunikasi
Sekolah Vokasi IPB. Terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Arief Darjanto,
M.Ec. selaku Dekan Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor. Terima
kasih kepada Herry Fitriadi selaku produser program The Journalist yang telah
bersedia memberikan ilmu, arahan, dan masukannya kepada penulis selama
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan, serta terima kasih kepada seluruh tim The
Journalist Metro TV telah memberikan kesempatan dan pengalaman yang
berharga. Terima kasih kepada teman-teman mahasiswa Program studi
Komunikasi angkatan 56 Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor atas
kebersamaannya selama enam semester. Semoga kita dapat meraih cita-cita
serta menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun masyarakat.
Akhir kata semoga laporan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat
bagi para pembacanya.
Sarah Triandini
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR ii
DAFTAR LAMPIRAN ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan 2
METODE
Lokasi dan Waktu 2
Data dan Instrumen 2
Teknik Pengumpulan Data 3
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Sejarah Metro TV 3
Visi dan Misi 4
Filosofi Logo 5
Struktur Perusahan 6
DESKRIPSI PROGRAM THE JOURNALIST METRO TV 6
PERAN ASISTEN PRODUKSI DALAM PROSES PRODUKSI
PROGRAM THE JOURNALIST DI METRO TV
Peran Asisten Produksi dalam Proses Pra Produksi 9
Peran Asisten Produksi dalam Proses Produksi 14
Peran Asisten Produksi dalam Proses Pasca Produksi 17
HAMBATAN DAN SOLUSI ASISTEN PRODUKSI DALAM
PROSES PRODUKSI PROGRAM THE JOURNALIST DI METRO TV
Hambatan Teknis dan Solusi 29
Hambatan Non Teknis dan Solusi 30
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan 31
Saran 31
LAMPIRAN 34
RIWAYAT HIDUP 37
DAFTAR GAMBAR
1. Logo Pertama Metro TV (25 November 2000-20 Mei 2010) 5
2. Logo Metro TV saat ini (20 Mei 2010-sekarang) 5
3. Struktur Organisasi Department Non Buletin 6
4. Flyer program The Journalist 7
5. Rapat internal program The Journalist 10
6. Proses penyetujuan BPD The Journalist 13
7. Kamera Sonny EX3 14
8. Proses menyiapkan perlatan liputan 14
9. Live-U (Alat untuk liputan on air) 15
10. Proses liputan on air 16
11. Proses liputan off air 17
12. Contoh naskah program The Journalist 19
13. Server Dalet Galaxy 20
14. Background template program The Journalist 22
15. Server Graphixity 23
16. Server Formica 24
17. Capture Promo Episode The Journalist 27
18. Promo foto program The Journalist 28
DAFTAR LAMPIRAN
1. Dokumentasi saat on cam 34
2. Liputan mengenai sungai ciliwung 34
3. Booth editing program The Journalist 35
4. Proses preview oleh excecutive producer 35
5. Proses wawancara bersama narasumber 36
6. Dokumentasi rapat internal program The Journalist 36
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Televisi merupakan media komunikasi massa yang memiliki perpaduan
antara audio dan visual, yang mana masyarakat dapat melihat mendengar melalui
audio dan melihat melalui visual. Vera (2010) menyatakan, terdapat tiga fungsi
utama dari media televisi yaitu hiburan, penyebaran informasi, dan pendidikan.
Menurut UU No. 32 Tahun 2002 tentang penyiaran, definisi penyiaran televisi
adalah sebuah media komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan
gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum, baik terbuka
maupun tertutup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.
Kebutuhan masyarakat terhadap siaran televisi membuat banyak munculnya
industri pertelevisian, seiring berkembangnya industri pertelevisian di Indonesia.
Hal ini membawa berkembangnya juga program acara televisi. Selain itu
kebutuhan informasi dan pengetahuan juga menjadikan tumbuh suburnya program
acara di stasiun-stasiun televisi. Melihat peluang untuk menyajikan informasi dan
pengetahuan yang lebih kepada masyarakat.
Dalam perjalanannya, proses produksi program siaran televisi ini pun
sangat rumit dan melibatkan banyak SDM, teknologi, serta biaya yang tidak
sedikit dari proses pra-produksi sampai kepada pasca produksi. Setiap produksi
acara televisi memerlukan tahapan pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien.
Khususnya televisi berita karena berita terikat dengan nilai aktualitas dan
faktualitasnya yang tinggi, maka perlu melewati tahapan tersebut. Tahapan
produksi terdiri dari tiga bagian yang sesuai dengan Standard Operational
Procedure (SOP). Standard Operation Procedure (SOP) di televisi meliputi
preproduction planning, production dan post production (Fred Wibowo, 2007).
Di Indonesia salah satu stasiun televisi yang program utamanya
menayangkan berita adalah Metro TV. Metro TV menyajikan berita terkini
melalui program-program unggulan yang dikemas dengan banyak tema berbeda di
setiap programnya.
Metro TV juga mengangkat informasi yang berkaitan dengan masa lalu atau
sejarah yang sudah dilupakan tetapi masih memberikan pengaruh terhadap
masyakat, melalui program The Journalist yang memilki fokus utama terhadap
kebijakan-kebijakan pemerintah di masa lalu dan masa kini yang berpengaruh
kepada masyarakat, ataupun permasalahan yang sedang dihadapi oleh masyarakat
luas. Melalui program ini, suara masyarakat disampaikan kepada pemerintah agar
didengar dan dilihat. Program The Journalist memiliki tujuan untuk mendorong
agar ada perubahan kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan kehendak
masyarakat menuju ke arah perbaikan.
Dibalik layar program The Journalist di Metro TV terdapat tim produksi
yang bekerja mulai dari tahap dari pra produksi, produksi, hingga pasca produksi.
Semua pihak yang terlibat dalam tim memiliki peran dan tanggungjawabnya
masing-masing dan harus saling berkoordinasi satu sama lain agar produksi acara
berjalan lancar atau tidak ada miss komunikasi. Asisten produksi merupakan pihak
yang mempunyai posisi atau menjadi jembatan komunikasi antara semua pihak
yang terkait dengan proses produksi acara.
Menurut Fachruddin (2012), asisten produksi adalah seorang yang
bertanggung jawab atas segala kegiatan produksi mulai dari perencanaan hingga
2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah yang akan dibahas pada laporan akhir ini adalah,
1) Apa saja peran Asisten Produksi dalam proses produksi program The
Journalist di Metro TV?
2) Apa saja hambatan yang dialami seorang Asisten Produksi dalam proses
produksi program The Journalist di Metro TV dan bagaimana solusi untuk
mengatasi hal tersebut?
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan laporan akhir
ini adalah:
1) Menguraikan peran dari seorang Asisten Produksi dalam proses produksi
program The Journalist di Metro TV
2) Mengetahui hambatan dan solusi yang dialami Asisten Produksi dalam proses
produksi program The Journalist di Metro TV
METODE
2) Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui sumber-sumber yang
sudah ada sebelumnya untuk mendukung data dan informasi pada tugas akhir
ini. Data sekunder yang terdapat pada tugas akhir ini diperoleh dari studi
pustaka atau referensi, buku, dan arsip dari program The Journalist.
Instrumen adalah alat yang digunakan dalam proses pengumpulan data.
Instrumen adalah alat yang dipergunakan untuk mencari data. Instrumen yang
digunakan pada laporan tugas akhir ini adalah,
1) Daftar pertanyaan untuk wawancara, yang nantinya digunakan untuk
mempermudah dalam mengajukan pertanyaan saat melakukan wawancara
dengan narasumber.
2) Smartphone digunakan untuk merekam hasil wawancara dan
mendokumentasikan hal hal yang berkaitan dengan aspek yang berkaitan
dengan topik yang diangkat.
Sejarah Metro TV
Metro TV merupakan salah satu televisi berita nasional pertama yang ada
di Indonesia dan mengudara pada tahun 2000. Metro TV berada di bawah
naungan PT. Media Televisi atau Media Group yang didirikan oleh Surya Paloh
sebagai pemilik Media Group bersama dengan Sumita Sitobing sebagai eksekutif
pertelevisian pada stasiun TV nasional TVRI dan SCTV. Tetapi kerjasama
keduanya tidak berlangsung lama, dan Surya Paloh tetap melanjutkan rencananya
untuk mendirikan televisi berita Metro TV bekerjasama dengan Bambang
Trihatmodjo pemilik perusahaan Bimantara Citra, dan resmi mengudara pada 25
November 2000. PT Media Televisi Indonesia sendiri mendapat izin siaran No.
800/MP/PM/1999 pada 25 Oktober 1999. Awal mengudara, Metro TV hanya 12
jam untuk menyiarkan program-programnya, dan pada tanggal 1 April 2001,
Metro TV mendapatkan kesempatan untuk mengudara selama 24 jam penuh.
4
Visi
Untuk menjadi stasiun televisi Indonesia yang berbeda dan menjadi nomor
satu dalam program beritanya, menyajikan program hiburan dan gaya hidup yang
berkualitas. Memberikan konsep unik dalam beriklan untuk mencapai loyalitas
dari pemirsa maupun pemasang iklan.
Misi
1) Untuk membangkitkan dan mempromosikan kemajuan Bangsa dan Negara
melalui suasana yang demokratis, anggar unggul dalam kompetisi global,
dengan menjunjung tinggi moral dan etika.
2) Untuk memberikan nilai tambah di industri pertelevisian dengan memberikan
pandangan baru, mengembangkan penyajian informasi yang berbeda dan
memberikan hiburan yang berkualitas.
3) Dapat mencapai kemajuan yang signifikan dengan membangun dan
menambah aset perusahaan, untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan
para karyawannya dan menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi
pemenang saham.
5
Logo Perusahaan
Pada tanggal 20 Mei 2010, MetroTV memperkenalkan logo barunya. Logo
baru tetap menggunakan lambang burung elang dan warna dasar biru dan kuning,
tetapi dengan jenis huruf Handel Gothic kursif yang memberikan kesan modern,
segar dan futuristik. Berbeda dari logo sebelumnya dengan gambar burung elang
yang lebih realistic dan penggunaan warna yang lebih gelap.
Logo Metro TV saat ini dirancang dengan citra tipografis sekaligus citraan
gambar. Komposisi visualnya merupakan gabungan antara tekstual (diwakili
huruf-huruf: M-E-T-R-T-V) dengan visual (diwakili simbol bidang elips emas
kepala burung elang). Elips emas dengan kepala burung elang pada posisi huruf
“O”, dengan pertimbangan kesamaan struktur huruf “O” dengan elips emas, dan
menjadi pemisah bentuk-bentuk teks M-E-T-R dengan T-V. Hal ini bertujuan agar
tulisan yang ditangkap pembaca dalam melafalkan METR-TV sebagai Metro TV.
Melalui tampilan logo, masyarakat luas juga dapat mengenal, memahami, serta
meyakini visi, misi serta karakter Metro TV sebagai suatu institusi.
Metro TV juga menampilkan simbol gambar yaitu:
1) Bidang Elips Emas
Sebagai latar dasar teraan kepala burung elang, merupakan metamorphosis
atas beberapa bentuk, yaitu: Bola dunia sebagai simbol cakupan yang global
2) Telur Emas
Bentuk telur pada logo Metro TV, berdasarkan bentuk dari huruf O yang
menyerupai telur. Telur dengan bentuk lingkaran yang tidak sempurna
dengan sisi miring pada ujung kanan.
6
Sebagai simbol bold yang tampil penuh kewajaran. Telur juga merupakan
simbol kesempurnaan dan merupakan citra suatu institusi yang secara struktur
kokoh, akurat, dan artistic.
3) Tampilan emas
Simbol puncak prestasi dan kualitas. Elips Sebagai simbol citraan lingkar
(ring) benda planet, tampil miring ke kanan membuat kesan bergerak dan
dinamis. Lingkar planet sendiri sebagai simbol dunia cakrawala angakasa
satelit yang erat kaitannya dengan citra dunia elektronik dan penyiaran.
4) Elang
Simbol kewibawaan, kemandirian, keluasan penjelajahan dan wawasan.
Simbol kejelian, awas, tajam, tangkas namun gerak hidupnya penuh
keanggunan.
Di samping itu, Metro TV juga mengusung tagline "Knowledge to
Elevate." Dengan mengusung tagline tersebut, Metro TV terus berupaya
meningkatkan wawasan dan pengetahuan para pemirsa dan juga menjadi media
yang memiliki kredibilitas, kecepatan, dan ketepatan dalam menyampaikan
informasi.
Struktur Perusahaan
Metro TV dalam memproduksi berita memiliki sumber daya manusia
yang dibagi ke dalam beberapa departemen. Program The Journalist termasuk ke
Departemen Non Buletin dengan struktur organisasi sebagai berikut:
Kepala Department
Non Buletin
Excecutive Producer
Produser
yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut. Sementara
menurut Morissan (2013), program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun
penyiaran dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Berdasarkan
pandangan tersebut, jika kebutuhan pendengar sudah terpenuhi maka keuntungan
dan keberhasilan program acara merupakan salah satu faktornya. Faktor lain juga
dapat mempengaruhi keberhasilan program acara adalah konsep dan kerja tim
yang dilakukan.
The Journalist adalah salah satu program unggulan Metro TV yang
memiliki durasi hingga satu jam, hadir setiap hari selasa pekan pertama dan ketiga
jam 10 malam. The Journalist merupakan program yang termasuk ke dalam
bentuk berita non buletin yang artinya adalah program berita yang hadir hanya
setiap satu kali dalam dua atau satu minggu. Program ini disiarkan untuk
memberikan informasi yang dikemas dalam empat segmen, fokusnya membahas
satu topik berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang berpengaruh terhadap
kesejahteraan masyarakat. Program The Journalist ini memiliki tujuan untuk
mendorong pemerintah mengevaluasi kebijakannya yang menghambat
kesejahteraan masyarakat.
Dalam setiap episodenya, The Journalist juga membawakan topik dengan
mengarahkan penonton untuk melihat proses pencarian informasi yang diperoleh
oleh program ini. Jadi dengan kata lain, program The Journalist juga
memperlihatkan cuplikan behind the scene pada setiap episode.
Melakukan Riset
Perencanaan sebuah produksi tersebut termasuk kedalam detail petunjuk
mengenai konten serta proses audio visual dilakukan dengan tujuan untuk
memandu dan mengatur sebuah produksi acara. Riset termasuk kedalam bagian
proses pra produksi, Mabruri (2018) mengatakan praproduksi adalah prakondisi
mempersiapkan segala kebutuhan syuting. Program The Journalist telah
menginterpretasikan teori tersebut dengan memiliki riset data. Riset ini sangat
11
diperlukan setelah menemukan sebuah ide yang akan dibuat menjadi sebuah
program. Riset dalam konteks ini adalah suatu upaya mempelajari dan
mengumpulkan informasi yang terkait dengan naskah yang akan ditulis. Sumber
informasi dapat berupa buku, koran atau bahan publikasi lain dan orang atau
narasumber yang dapat memberi informasi yang akurat tentang isi atau substansi
yang akan ditulis.
Sebelum melanjutkan ke proses liputan, tema yang telah disepakati pada
rapat tim internal The Journalist harus diriset terlebih dahulu, biasanya yang
melakukan riset ini ialah reporter bersama produser dan asisten produksi. Riset
dilakukan dengan tujuan untuk mencari tahu lebih detail mengenai tema episode
yang telah ditentukan, seperti lokasi, waktu, narasumber, dan berita yang
berkaitan dengan tema tersebut, sehingga memudahkan reporter pada proses
liputan. Semua data dikumpulkan terlebih dahulu dan disortir yang
memungkinkan untuk dilakukannya proses peliputan.
Pada proses riset tema, seorang asisten produksi harus mencari segala
informasi dari baik dari buku maupun internet atau yang dinamakan dengan studi
literatur. Menurut Endang Danial (2009), studi literatur adalah penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah,
liflet, yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian. Sesuai arahan
reporter maupun produser, bahkan excecutive producer, kemudian asisten
produksi akan menyusun hasil riset tersebut yang nantinya akan diserahkan
kepada reporter. Biasanya asisten produksi akan membuat list atau bahkan
penjabaran terkait hasil riset tersebut dan data ini akan digunakan untuk
memberikan pilihan kepada reporter untuk melakukan liputan mengenai apa,
dimana dan siapa.
Menghubungi Narasumber
Narasumber merupakan orang yang penting dalam pengumpulan informasi
mengenai materi yang akan di bahas dalam episode program The Journalist.
Pengumpulan informasi biasanya dilakukan melalui wawancara degan narasumber,
menurut Sugiyono (2012) menyatakan bahwa wawancara adalah cara untuk
mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam
menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak
ditemukan melalui observasi.
Setelah melakukan riset dan reporter sudah menentukan narasumber yang
akan diwawancara, maka untuk tahap selanjutnya akan diserahkan kepada asisten
produksi untuk menghubungi narasumber yang bersangkutan. Asisten produksi
memiliki tanggungjawab untuk menghubungi narasumber terkait hal-hal dasar
sebelum reporter melakukan wawancara kepada narasumber. Asisten produksi
akan menjelaskan kepada narasumber terkait hal apa yang akan dibahas nanti oleh
reporter, lokasi dan waktu wawancara yang sesuai dengan narasumber.
Dalam proses menghubungi narasumber oleh asisten produksi, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
1) Menjaga suasana
Menjaga suasana ini sangat penting didalam pelaksanaan komunikasi
dengan narasumber agar hal-hal yang ingin kita peroleh dapat kita gali dari
orang yang bersangkutan.
12
Menyiapkan Peralatan
Peralatan liputan seperti kamera, tripod, ligntning, mikrofon hingga sd
card hal yang krusial untuk diperhatikan, tanpa alat tersebut proses liputan tidak
akan bisa dilanjutkan. Walaupun sudah dilakukan pemesanan alat, bukan hanya
ketersediaan alat tetapi pada saat hari h liputan, semua alat diambil di camstore
dan dicek kembali fungsinya apakah tidak ada kerusakan dan bisa dipakai dengan
baik. Semua alat tersebut di cek oleh seorang camera person (campers), jika
memang terdapat kerusakan atau fungsi yang kurang baik, campers akan meminta
pergantian alat ke camstore.
Peran dari seorang asisten produksi ialah memastikan kembali persediaan
alat sesuai dengan list yang telah ditentukan dan berkoordinasi dengan pihak
camstor terkait data alat. Sebelum campers melakukan pengecekan terhadap
peralatan tersebut, seorang asisten produksi harus menyiapkan semua alat terlebih
dahulu dan memastikan semua alat tersedia sesuai dengan data yang telah diinput
oleh pihak camstore. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pengembalian alat
setelah melakukan peliputan.
Proses Liputan
Dalam program televisi berita, melakukan liputan adalah hal yang pasti
dilakukan agar dapat menjelaskan kepada penonton mengenai kejadian ataupun
peristiwa yang sedang terjadi pada saat itu. Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia,
meliput adalah membuat berita atau laporan secara terperinci tentang suatu
masalah atau peristiwa. Dalam pencarian berita, seorang wartawan atau reporter
memperoleh bahan berita melalui liputan atau mencari tahu secara langsung ke
lapangan. Menurut AS Haris Sumadiria (2006: 94), berita yang baik adalah hasil
perencanaan yang baik. Kita harus bisa mencari dan menciptakan berita. Terdapat
dua sistem proses liputan berita yaitu,
1) On-Air
On-air merupakan proses mengudara atau menyiarkan secara langsung.
Pada program Metro TV proses liputan berita secara on-air sering
dilakukan untuk mengabarkan tentang suatu kejadian atau peristiwa yang
terjadi di lapangan agar bisa disiarkan di televisi secara langsung. Salah
satu alat yang digunakan untuk melakukan siaran langsung ini adalah Live-
U (Gambar 9).
Gambar 9. Live-U
Biasanya untuk sistem, liputan on air ini menggunakan format berita Live
on tape atau LOT. LOT ini merupakan berita dengan format paket atau
package (PKG). Namun, dalam berita berformat LOT, reporter muncul
dalam paket berita, untuk membuktikan bahwa sang reporter berada di
16
Pengecekkan Naskah
Setelah selesai melakukan semua tahap pada proses pra dan produksi, hal
pertama yang harus dilakukan pada proses pasca produksi adalah membuat naskah.
Naskah menjadi pedoman utama bagi semua tim yang terlibat pada pasca produksi
program The Journalist, semua tahapan pada proses pasca produksi tidak akan
bisa dilakukan tanpa adanya naskah.
18
VISUAL AUDIO
FILLER
CUT TO CUT (30 DETIK)
DIAWALI DENGAN
+ KEJADIAN ANTREAN
MINYAK GORENG
+ PENANGKAPAN DAN
PENGUNGKAPAN KASUS
MINYAK GORENG
Menyiapkan Materi
Siaran televisi yang berbasis audiovisual dalam setiap programnya,
membutuhkan banyak gambar dengan tujuan memperjelas narasi dan juga untuk
menimbulkan daya tarik masyarakat untuk menonton tayangan tersebut. Isi pesan
audiovisual gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi
mental, pola pikir, dan tindak individu.
Bagi tim The Journalist, materi produksi dapat berupa apa saja baik itu
berupa video, foto, maupun musik yang diolah menjadi satu kesatuan utuh
menjadi sebuah program. Seorang yang profesional dapat dengan cepat
mengetahui tentang apakah materi atau bahan yang akan digunakannya akan
menjadi materi yang baik atau tidak.
Berawal dari hal-hal seperti itulah mulai muncul ide atau tema yang
kemudian diwujudkan menjadi treatment. Treatment adalah langkah pelaksanaan
perwujudan gagasan menjadi program. Oleh karena itu, treatment pada setiap
program berbeda-beda. Dari treatment akan diciptakan sebuah naskah atau script
dan langsung dilaksanakan produksi program. Melalui naskah tersebut, akan
menjadi dasar pencarian materi yang akan dilakukan oleh seorang asisten
produksi. Dari sinilah penyempurnaan konsep program dapat dilaksanakan
sehingga menghasilkan naskah atau program yang berkualitas atau baik
berdasarkan pemilihan materi yang baik pula.
Di Metro TV sendiri terdapat server untuk mencari materi atau gambar
yang dinamakan Dalet Galaxy (Gambar 13), dan nama ruangan untuk mencari
gambar tersebut adalah library. Jadi semua gambar yang telah diliput baik oleh
program lain maupun The Journalist, akan diinput ke server dengan tujuan sebagai
data penyimpanan sehingga semua program di Metro TV dapat mencari dan
menggunakan gambar tersebut.
Library tempat penyimpanan seluruh data hanya bisa diakses oleh akun
produser dan producer excecutive, hal ini untuk memimalisir banyaknya akun
yang masuk ke satu server. Maka dari itu, asisten produksi menggunakan akun
produser untuk mengakses server Dalet Galaxy.
20
Booking Editor
Menurut Haryati, dkk (2015), editor adalah orang yang bertanggungjawab
pada saat pasca produksi progra dengan melakukan editing atau proses
penyuntingan gambar sehingga suatu program layak untuk disiarkan. Seorang
editor dituntut untuk mampu membuat credit title, sub title dan beberapa efek
serta transisi video atau gambar. Dalam pengertian lain, seorang editor diibaratkan
adalah seorang sutradara kedua karena dianggap mampu memberikan sentuhan
kreatif terakhir pada proses pasca produksi yaitu pada bagian editing program.
Sama halnya dengan ilustrasi, setiap akan melakukan proses editing
seluruh program di Metro TV harus melakukan pemesanan editor terlebih dahulu.
Setiap editor di Metro TV memegang beberapa program sekaligus, maka dari itu
setiap program yanng akan melakukan proses editing, editor harus dibook terlebih
dahulu agar tidak mengerjakan program lain di waktu yang bersamaan.
The Journalist memiliki satu editor tetap yang memang memegang
beberapa program lain, sehingga untuk jadwal editing harus diatur dengan editor
tersebut yang akan mengurangi bentrok jadwal dengan editing program lain.
Biasanya proses editing program The Journalist memakan waktu empat
hingga lima hari untuk proses pengerjaan segmen secara keseluruhan, seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, program The Journalist ini terdiri dari empat segmen
dengan durasi hampir satu jam. Maka dari itu proses editing biasanya diperkiraan
dari hari senin hingga jumat.
Untuk memesan editor, terdapat server untuk melakukan booking yang
akan terhubung langsung dengan Chief Editor Metro TV. Chief editor yang nanti
akan mengatur setiap pemesanan dari seluruh program Metro TV, Chief Editor
bertanggungjawab untuk membagi jadwal editor berdasarkan jadwal pemesanan
editor dari setiap program sehingga dapat meminimalisir terjadinya bentrok
jadwal pengeditan. Server booking editor ini bernama formica (Gambar 16),
dengan laman formica.co.id yang bisa diakses oleh seluruh komputer di Metro TV,
sehingga mempermudah setiap staff untuk melakukan pemesanan.
Asisten produksilah yang memiliki tanggungjawab untuk melakukan
pemesanan editor dengan mengakses server tersebut, asisten produksi harus
mengetahui beberapa hal untuk mengisi kolom-kolom yang tertera di server
tersebut seperti nama program, nama episode, waktu tayang, tanggal dan shift
editing, serta produser yang bertanggungjawab pada program The Journalist.
24
digunakan untuk istilah memotong Sound on Tape (SOT) atau wawancara dan
memotong dubbing-an sesuai naskah, untuk mempermudah pekerjaan editor.
Jelasnya, proses offline ini merupakan proses memadukan antara gambar satu
dengan gambar lain serta pemotongan dan memperpadukan gambar menjadi satu
kesatuan gambar yang bercerita, sehingga hasilnya nanti akan dapat dimengerti
dan dinikmati oleh penonton.
Materi hasil shooting langsung dipilih dan disambung-sambung sesuai
naskah. Sesudah editing kasar, hasilnya dilihat dalam screening. Setelah hasil
offline dirasa cukup, maka akan lanjut ke tahap editing dimana yang mengerjakan
adalah seorang editor. Didalam naskah editing, gambar dan nomor kode waktu
tertulis jelas untuk memudahkan pekerjaan editor. Kemudian hasil shooting asli
dan naskah editing diserahkan kepada editor untuk dilakukannya proses editing.
Asisten produksi pada tahap ini akan sering berkoordinasi dengan editor
karena sudah masuk ke tahap editing. Asisten produksi juga akan mengawasi
proses editing, apabila ada yang kurang atau perlu tambahan gambar sesuai
permintaan editor. Bukan hanya itu, asisten produksi juga harus mengetahui tahap
editing dan melaporkannya ke produser maupun reporter, sehingga asisten
produksi harus benar-benar mengikuti mulai dari awal proses editing hingga akhir.
penonton. Asisten produksi pada tahap ini harus mampu berpikir kreatif, karena
membuat sesuatu yang kreatif dalam mempromosikan suatu program adalah hal
yang terpenting. Dengan pemikiran yang kreatif kita semakin mengetahui cara
berkomunikasi yang baik dengan penonton dan mengetahui apa sebenarnya yang
menarik bagi penonton. Dalam membuat promo episode, asisten produksi harus
menerapkan tiga konsep yaitu what people want to see, what people need to see,
dan what people want and need to see.
Pada proses produksi promo episode program The Journalist, asisten
produksi juga akan mendapatkan arahan dari produser untuk memilih potongan
SOT atau wawancara yang menarik dari narasumber. Biasanya produser akan
memberitahu kepada asisten produksi untuk memilih bagian-bagian tertentu untuk
dimasukan pada promo episode.
Semua visual yang telah dipilih, asisten produksi harus menyusun di
project baru di Adobe Premiere, kemudian asisten produksi akan menyerahkan
file promo tersebut kepada tim promo Metro TV untuk didubbing dan dirapikan.
Pada proses produksi promo episode ini, asisten produksi akan sering
berkoordinasi dengan tim promo Metro TV untuk melakukan revisi promo yang
telah dipreview oleh produser maupun excecutive produser. Promo episode
program The Journalist bukan hanya berbentuk video, tetapi ada yang berbentuk
foto (Gambar 17). Sama halnya dengan promo video, asisten produksi akan
memilih beberapa foto yang telah diambil oleh campers yang sekiranya dapat
menarik perhatian masyarakat.
Promo foto ini sendiri akan dibagikan melalui media sosial program The
Journalist sehingga promosi episode program bukan hanya melalui siaran televisi
saja, tetapi juga melalui media sosial seperti instagram dan youtube, hal ini
berkaitan dengan fungsi media sosial yang sejatinya memang sebagai media
sosialisasi dan interaksi, serta menarik orang lain untuk melihat dan mengunjungi
tautan yang berisi informasi mengenai program The Journalist. Promo foto ini
memiliki tujuan yang sama dengan promo video yaitu untuk mempromosikan
episode program kepada publik.
akan disiarkan harus mampu membangun citra dari program itu sendiri. Menurut
Juan Cui (2002) menjelaskan Kemasan program televisi dapat menunjukkan
karakteristik dan ciri dari sebuah program unggulan, sehingga dapat mendekatkan
dan membangun citra program pada pemirsanya.
Menurut Tong Peng Li (2007) elemen dari sebuah kemasan program
adalah:
1) Logo
Sangat penting karena menggambarkan identitas program, dan citra dari
sebuah program.
2) Warna
Pilihan warna menjadi sangat penting dalam tayangan sebuah program.
Biasanya tayangan program memiliki ciri khas warna utama yang menjadi
identitas, misalkan warna biru atau kuning. Contohnya warna utama biru yg
digunakan Metro TV. Warna biru dipilih karena menggambarkan kehangatan,
cerah, ketenangan dan citra yang obyektif.
3) Audio
Termasuk diantaranya bahasa, musik dan efek suara. Suara memegang
peranan penting. Sebuah program yang baik bisa menyatukan warna utama
sebagai identitas sebuah program dengan musik yang baik. Maka dengan
hanya melihat warna dan mendengar suaranya saja, sebuah program sudah
dapat teridentifikasi atau ditebak.
Ketiga elemen di atas merupakan elemen yang krusial yang harus
diperhatikan sebelum episode program The Journalist ditayangkan, untuk
melakukan pengecekkan ketiga hal tersebut agar sesuai dengan standar siaran
Metro TV, maka bagian quality control atau QC harus melakukan pengecekkan
terlebih dahulu.
Setelah EP dan Pimpinan Redaksi sudah menyetujui terkait konsep
episode dan tidak ada tambahan revisi, semua segmen tersebut dirender oleh
editor atau asisten produksi dengan file berbentuk .mxf yang disebut dengan
Master on Air atau MOA, MOA inilah yang akan ditayangkan pada siaran Metro
TV. MOA tersebut diinput ke server QC untuk dilakukan pengecekkan teknis,
seperti peletakkan logo yang pas dengan template Metro TV, warna gambar agar
tidak terlalu over, dan permasalahan terkait audio.
29
Setelah dilakukan pengecekkan oleh QC, catatan revisi terkait teknis akan
dikirimkan oleh QC kepada asisten produksi dan produser. Asisten produksi akan
menyampaikan catatan revisi QC kepada editor untuk dilakukan perbaikan.
Setelah semua catatan telah direvisi dan QC sudah menyatakan bahwa satu
episode sudah rampung, maka MOA episode program The Journalist siap untuk
ditayangkan sesuai dengan jadwal.
Hambatan Teknis
Hambatan teknis yang dialami oleh seorang asisten produksi pada proses
produksi program The Journalist adalah:
1) Suatu data dapat memuat hal yang penting dan rahasia. Untuk itu data yang
bersifat penting dan rahasia tentunya disimpan di tempat yang aman,
contohnya data disimpan dalam bentuk file dalam komputer, untuk itu perlu
kehati-hatian dalam proses pemindahan data. Di Metro TV, untuk
memudahkan proses pemindahan data dari satu komputer ke komputer lain,
biasanya seluruh program Metro TV melakukan input data melalui server,
server merupakan jaringan elemen-elemen (software, hardware dan
brainware) yang saling berhubungan, membentuk satu kesatuan untuk
melaksanakan suatu tujuan pokok yaitu mengolah suatu data menjadi
informasi (Mabruri, 2018). Server yang terdapat di Metro TV seperti server
digital graphic yaitu Graphixity, server tim promo di server 158, dalet galaxy
server untuk mencari gambar serta dalet script untuk tempat penyimpanan
data semua program agar bisa diakses di semua komputer.
Permasalahannya adalah beberapa server seringkali error pada saat produksi
program The Journalist, server tersebut seperti server untuk mencari gambar
dan menyimpan materi, sehingga menghambat kinerja asisten produksi. Hal
ini sulit untuk dihindari karena menyangkut sistem teknologi yang tidak
selalu akan berjalan lancar, mengingat di Metro TV pun banyak program
yang mengakses dalam waktu yang bersamaan, dan data yang disimpan pun
melebihi kapasitas. Solusi untuk permasalahan ini adalah menyimpan materi
back up-an di flashdisk atau hardisk program kemudian untuk pencarian
gambar bisa dilakukan melalui youtube dengan tetap mencantumkan
sumbernya.
2) Internet menjadi satu kesatuan dalam proses produksi program di televisi
yang sangat berkaitan dengan teknologi, sehingga dalam prosesnya internet
akan selalu digunakan pada proses produksi program.
30
Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya,
maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:
1) Asisten produksi pada program The Journalist ikut andil dan memiliki peran
dari mulai proses pra produksi yaitu menentukan tema dan melakukan riset,
booking alat, menghubungi narasumber serta melakukan pengecekkan
dokumen BPD, pada proses produksi yaitu menyiapkan alat dan melakukan
liputan. Pada proses pasca produksi, seorang asisten produksi memiliki
tanggungjawab untuk membuat naskah, menyiapkan materi, memesan
ilustrasi, membuat promo episode hingga mengirimkan Master on Air (MOA)
ke bagian quality control (QC). Seorang asisten produksi juga menjadi
jembatan bagi setiap tim untuk saling berkoordinasi pada produksi program
The Journalist seperti excecutive producer, produser, reporter, editor hingga
cameraman. Asisten produksi juga bertanggungjawab terhadap kelancaran
proses produksi setiap episode program agar bisa ditayangkan tepat waktu.
2) Asisten Produksi pada program The Journalist terkadang mengalami
hambatan pada proses pra produksi, produksi hingga pasca produksi.
Hambatan tersebut antara lain hambatan teknis seperti server error dan
koneksi internet lambat, serta hambatan non teknis seperti ketidaksediaan
narasumber dan waktu yang lama untuk memesan ilustrasi. Hambatan yang
telah dievaluasi kemudian dipertimbangkan solusi terbaik untuk mengatasi
hambatan tersebut.
Saran
Berdasarkan simpulan yang didapat mengenai proses, hambatan serta solusi
yang telah dibahas sebelumnya, saran untuk meningkatkan kinerja Program The
Journalist yaitu:
1) Proses yang paling menentukan kelancaran produksi secara keseluruhan
adalah pada proses pasca produksi. Hal yang pertama harus disiapkan pada
proses ini adalah naskah, sebuah naskah menjadi pedoman bagi tim The
Journalist untuk melaksanakan tanggungjawabnya pada saat proses produksi
program, terutama bagi seorang asisten produksi yang memililki andil besar
pada proses pasca produksi program The Journalist mulai dari pencarian
gambar hingga dalam mengawasi proses editing.
Pada naskah terdapat keterangan gambar, teks dubbing-an, keterangan
ilustrasi yang harus dipesan, hingga nama file yang dibutuhkan pada proses
editing agar memudahkan pencarian gambar, semua hal tersebut harus segera
disiapkan sebelum pelaksanaan editing program. Jika tidak ada naskah,
semua tim The Journalist akan kesulitan untuk melakukan proses produksi
pada tahapan pasca produksi ini, sehingga sangat krusial untuk
memperhatikan produksi naskah agar tidak terlalu lama dan tidak berdekatan
dengan waktu editing.
Maka dari itu, produksi naskah harus segera dilakukan setelah liputan selesai
dan produksi naskah pun bisa dilakukan secara berkala dari segmen satu
hingga segmen empat, agar saat mendekati waktu proses pengeditan semua
materi telah dipersiapkan.
32
2) Tedapat banyak server yang digunakan pada setiap program di Metro TV,
seperri server Graphixity untuk melakukan pemesanan ilustrasi, server dalet
script untuk melakukan penyimpanan data, server formica untuk melakukan
pemesanan editor, server 158 untuk server promo episode dan lain sebagainya.
Tujuan dari server ini adalah untuk mempermudah koordinasi antar
departemen dan juga untuk melakukan penyimpana data setiap program agar
dapat di akses di semua komputer.
Setiap server di Metro TV ini sering kali terjadi error dikarenakan
banyaknya data yang tersimpan dalam server tersebut, maka dari itu
seharusnya dilakukan pembersihan data-data secara berkala agar error yang
sering terjadi tidak terulang.
3) Pada proses produksi program The Journalist Metro TV, seorang asisten
produksi memiliki tanggungjawab untuk melakukan pemesanan ilustrasi ke
bagian digital graphic. Pemesanan biasa dilakukan menggunakan server
graphixity yang langsung terhubung ke sistem komputer bagian digital
graphic, tim digital graphic juga akan menerima pemesanan ilustrasi tersebut
melalui server yang sama dan asisten produksi bisa melihat riwayat
pemesanan ilustrasi apakah sudah diterima atau tidak.
Seringkali pemesanan tersebut tidak diterima oleh tim digital graphic karena
kurangnya SDM pada divisi tersebut yang berbanding terbalik dengan jumlah
program Metro TV yang melakukan pemesanan. Maka dari itu, hendaknya
menambah sumber daya manusia khususnya bagian digital graphic, yang
diharapkan mampu menuangkan ide-ide baru yang lebih kreatif serta inovatif
serta mampu mempercepat pengerjaan ilustrasi setiap episode program The
Journalist.
33
DAFTAR PUSTAKA
Danial, E. AR. 2009. Metode Penulisan Karya Ilmiah.Bandung: Laboratorium
PKn-FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia.
Dewabrata, A.M. 2012. Kalimat Jurnalistik Panduan Mencermati Penulisan
Berita. Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara
Dwyer, dkk. 2012. Handbook of Research Methods in Tourism: Quantitative and
Qualitative Approaches. Cheltenham: Edward Elgar Publishing Limited.
Fachruddin, Andi. 2012. Dasar-dasar Produksi Televisi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Haryati, dkk. 2016. Berani jadi Wirausaha Sosial?. Depok : DBS Foundation
KBBI. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online, diakses tanggal 10 Mei
2022]
Latief, R., & Utud, Y. 2015. Siaran Televisi Non-Drama. Jakarta: Kencana.
Mabruri, Anton. 2018. Manajemen Produksi dan Penulisan Naskah.. Jakarta : PT.
Gaskindo.
Morissan. 2013. Manajemen Media Penyiaran – Strategi Mengelola Radio &
Televisi. Jakarta [ID]: Prenadamedia Group.
Naratama. 2014. Menjadi Sutradara Televisi dengan Single dan Multi Camera.
Jakarta : Grasindo
Parmadi, dkk. 2015. Perancangan Buku Ilustrasi Untuk Memperkenalan
Implementasi Tri Hita Karana Pada Organisasi Subak di Bali. Vol.2.
Jakarta
Sumandiria, AS Haris. 2006. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan feature,
Bandung : Simbiosa Rekatama Media
Wahyudi,J.B.2012. Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak, Jakarta:
Gramedia
Wibowo, Fred. 2007. Teknik Produksi Televisi. Yogyakarta: Pinus Book Publisher
34
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi saat on cam
RIWAYAT HIDUP