Anda di halaman 1dari 61

PERAN ASISTEN PRODUKSI DALAM PRODUKSI

PROGRAM THE JOURNALIST DI METRO TV

SARAH TRIANDINI

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2022
PERNYATAAN MENGENAI LAPORAN AKHIR DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan laporan akhir “Peran Asisten Produksi dalam
Proses Produksi Program The Journalist di Metro TV” adalah karya saya dengan
arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir laporan akhir
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Jakarta, 30 Mei 2022

Sarah Triandini
J3A119207
RINGKASAN

SARAH TRIANDINI. Peran Asisten Produksi dalam Proses Produksi Program


The Journalist di Metro TV. The Role of the Production Assistant in the
Production Process of The Journalist Program at Metro TV.
Dibimbing oleh GURUH RAMDANI.

Kebutuhan masyarakat terhadap siaran televisi membuat banyak


munculnya industri pertelevisian. Salah satu industri televisi yang ada di
Indonesia adalah Metro TV. Metro TV menyajikan berita terkini melalui program-
program unggulan yang dikemas dengan banyak tema berbeda di setiap
programnya. Salah satu program unggulan Metro TV adalah program The
Journalist. Dibalik layar program The Journalist di Metro TV memiliki banyak
tim dalam proses produksinya, salah satu tim yang memiliki tanggungjawab
penuh dari setiap proses produksi tersebut adalah seorang asisten produksi. Tujuan
Pembuatan laporan tugas akhir ini adalah menguraikan peran asisten produksi dan
menjelaskan hambatan dan solusi yang dialami asisten produksi. Data yang
digunakan pada laporan tugas akhir ini ialah data primer dan sekunder serta teknik
pengumpulan data mengunakan pastisipasiaktif, wawancara, studi kepustakaan,
dan dokumentasi.
Proses produksinya, program The Journalist melibatkan banyak tim salah
satunya adalah seorang asisten produksi yang memiliki peran dari mulai proses
pra produksi yaitu menentukan tema dan melakukan riset, booking alat,
menghubungi narasumber serta melakukanpengecekkan dokumen BPD, kemudian
pada proses produksi yaitu menyiapkan alat dan melakukan liputan. Sedangkan
pada proses pasca produksi, seorang asisten produksi memiliki tanggungjawab
untukmembuat naskah, menyiapkan materi, dan lain sebagainya.Asisten produksi
dalam menjalankan perannya sering mengalami hambatan. Hambatan kerja yang
terjadi yaitu hambatan teknis dan non teknis. Hambatan teknis adalah hambatan
yang berasal dari alat-alat teknis penunjang proses produksi seperti server error
dan koneksi internet yang lambat. Sedangkan hambatan non teknis adalah
hambatan yang terjadi di luar hambatan teknis seperti ketidaksediaan narasumber
untuk diwawancara dan lambatnya proses pengerjaan ilustrasi. Setiap hambatan
telah dievaluasi kemudian dipertimbangkan solusi terbaik untuk mengatasi
hambatan tersebut.
Laporan tugas akhir ini membahas peran dari asisten produksi yang
memegang kendali penuh dan mengawasi proses produksi mulai dari pra produksi
hingga pasca produksi. Saran terkait peran asisten produksi pada proses produksi
program The Journalist di Metro TV adalah pembuatan naskah harus disegerakan
agar memaksimalkan pengunaan waktu pada proses produksi, dilakukan
pembersihan data untuk server yang ada di MetroTV serta penambahan SDM
khususnya dibagian divisi digital graphic.

Kata-kata kunci : Asisten produksi, proses produksi, The Journalist


© Hak Cipta milik IPB, tahun 2022
Hak Cipta dilindungi Undang -Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa


mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk
kepentingan Pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan
laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut
tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh
karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.
PERAN ASISTEN PRODUKSI DALAM PRODUKSI
PROGRAM THE JOURNALIST DI METRO TV

SARAH TRIANDINI

Laporan Akhir
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Ahli Madya pada
Program Studi Komunikasi

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
Penguji laporan akhir :
7

Judul Laporan Akhir : Peran Asisten Produksi dalam Proses Produksi


Program The Journalist di Metro TV
Nama : Sarah Triandini
NIM : J3A119207

Disetujui oleh

Pembimbing : Guruh Ramdani, S.Sn., M.Sn ____________

Diketahui oleh

Ketua Program Studi : Dr. Ir. Wahyu Budi Priatna, M.Si. ___________
NIP. 196704101991031001

Dekan Sekolah Vokasi : Prof. Dr. Ir. Arief Darjanto, M.Ec. ___________
NIP. 196106181986091001

Tanggal Ujian: Tanggal Lulus:


( ) ( )
PRAKATA

Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala
puji kita panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan segala
kenikmatan yang tak terhingga. Berkat rahmat dan karunia-Nya, dapat
menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya dengan
judul Peran Asisten Produksi dalam Proses Produksi Program The Journalist di
Metro TV, yang datanya diperoleh saat melakukan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL), sebagai syarat kelulusan pada program Studi Komunikasi,
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor.
Penyusunan laporan Akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
maka pada kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu, terutama diucapkan
t e r i m a k a s i h k e p a d a kedua orang tua, yang selalu memberikan doa serta
dukungan baik secara moril maupun materil. Terimakasih kepada Guruh
Ramdani, S.Sn., M.Sn sebagai dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, ilmu serta masukannya.
Terimakasih kepada ....... selaku dosen penguji. Terima kasih kepada
Dr. Ir. Wahyu Budi Priatna, M.Si. selaku Ketua Program Studi Komunikasi
Sekolah Vokasi IPB. Terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Arief Darjanto,
M.Ec. selaku Dekan Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor. Terima
kasih kepada Herry Fitriadi selaku produser program The Journalist yang telah
bersedia memberikan ilmu, arahan, dan masukannya kepada penulis selama
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan, serta terima kasih kepada seluruh tim The
Journalist Metro TV telah memberikan kesempatan dan pengalaman yang
berharga. Terima kasih kepada teman-teman mahasiswa Program studi
Komunikasi angkatan 56 Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor atas
kebersamaannya selama enam semester. Semoga kita dapat meraih cita-cita
serta menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun masyarakat.
Akhir kata semoga laporan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat
bagi para pembacanya.

Jakarta, Juni 2022

Sarah Triandini
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR ii
DAFTAR LAMPIRAN ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan 2
METODE
Lokasi dan Waktu 2
Data dan Instrumen 2
Teknik Pengumpulan Data 3
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Sejarah Metro TV 3
Visi dan Misi 4
Filosofi Logo 5
Struktur Perusahan 6
DESKRIPSI PROGRAM THE JOURNALIST METRO TV 6
PERAN ASISTEN PRODUKSI DALAM PROSES PRODUKSI
PROGRAM THE JOURNALIST DI METRO TV
Peran Asisten Produksi dalam Proses Pra Produksi 9
Peran Asisten Produksi dalam Proses Produksi 14
Peran Asisten Produksi dalam Proses Pasca Produksi 17
HAMBATAN DAN SOLUSI ASISTEN PRODUKSI DALAM
PROSES PRODUKSI PROGRAM THE JOURNALIST DI METRO TV
Hambatan Teknis dan Solusi 29
Hambatan Non Teknis dan Solusi 30
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan 31
Saran 31
LAMPIRAN 34
RIWAYAT HIDUP 37
DAFTAR GAMBAR
1. Logo Pertama Metro TV (25 November 2000-20 Mei 2010) 5
2. Logo Metro TV saat ini (20 Mei 2010-sekarang) 5
3. Struktur Organisasi Department Non Buletin 6
4. Flyer program The Journalist 7
5. Rapat internal program The Journalist 10
6. Proses penyetujuan BPD The Journalist 13
7. Kamera Sonny EX3 14
8. Proses menyiapkan perlatan liputan 14
9. Live-U (Alat untuk liputan on air) 15
10. Proses liputan on air 16
11. Proses liputan off air 17
12. Contoh naskah program The Journalist 19
13. Server Dalet Galaxy 20
14. Background template program The Journalist 22
15. Server Graphixity 23
16. Server Formica 24
17. Capture Promo Episode The Journalist 27
18. Promo foto program The Journalist 28

DAFTAR LAMPIRAN
1. Dokumentasi saat on cam 34
2. Liputan mengenai sungai ciliwung 34
3. Booth editing program The Journalist 35
4. Proses preview oleh excecutive producer 35
5. Proses wawancara bersama narasumber 36
6. Dokumentasi rapat internal program The Journalist 36
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Televisi merupakan media komunikasi massa yang memiliki perpaduan
antara audio dan visual, yang mana masyarakat dapat melihat mendengar melalui
audio dan melihat melalui visual. Vera (2010) menyatakan, terdapat tiga fungsi
utama dari media televisi yaitu hiburan, penyebaran informasi, dan pendidikan.
Menurut UU No. 32 Tahun 2002 tentang penyiaran, definisi penyiaran televisi
adalah sebuah media komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan
gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum, baik terbuka
maupun tertutup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.
Kebutuhan masyarakat terhadap siaran televisi membuat banyak munculnya
industri pertelevisian, seiring berkembangnya industri pertelevisian di Indonesia.
Hal ini membawa berkembangnya juga program acara televisi. Selain itu
kebutuhan informasi dan pengetahuan juga menjadikan tumbuh suburnya program
acara di stasiun-stasiun televisi. Melihat peluang untuk menyajikan informasi dan
pengetahuan yang lebih kepada masyarakat.
Dalam perjalanannya, proses produksi program siaran televisi ini pun
sangat rumit dan melibatkan banyak SDM, teknologi, serta biaya yang tidak
sedikit dari proses pra-produksi sampai kepada pasca produksi. Setiap produksi
acara televisi memerlukan tahapan pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien.
Khususnya televisi berita karena berita terikat dengan nilai aktualitas dan
faktualitasnya yang tinggi, maka perlu melewati tahapan tersebut. Tahapan
produksi terdiri dari tiga bagian yang sesuai dengan Standard Operational
Procedure (SOP). Standard Operation Procedure (SOP) di televisi meliputi
preproduction planning, production dan post production (Fred Wibowo, 2007).
Di Indonesia salah satu stasiun televisi yang program utamanya
menayangkan berita adalah Metro TV. Metro TV menyajikan berita terkini
melalui program-program unggulan yang dikemas dengan banyak tema berbeda di
setiap programnya.
Metro TV juga mengangkat informasi yang berkaitan dengan masa lalu atau
sejarah yang sudah dilupakan tetapi masih memberikan pengaruh terhadap
masyakat, melalui program The Journalist yang memilki fokus utama terhadap
kebijakan-kebijakan pemerintah di masa lalu dan masa kini yang berpengaruh
kepada masyarakat, ataupun permasalahan yang sedang dihadapi oleh masyarakat
luas. Melalui program ini, suara masyarakat disampaikan kepada pemerintah agar
didengar dan dilihat. Program The Journalist memiliki tujuan untuk mendorong
agar ada perubahan kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan kehendak
masyarakat menuju ke arah perbaikan.
Dibalik layar program The Journalist di Metro TV terdapat tim produksi
yang bekerja mulai dari tahap dari pra produksi, produksi, hingga pasca produksi.
Semua pihak yang terlibat dalam tim memiliki peran dan tanggungjawabnya
masing-masing dan harus saling berkoordinasi satu sama lain agar produksi acara
berjalan lancar atau tidak ada miss komunikasi. Asisten produksi merupakan pihak
yang mempunyai posisi atau menjadi jembatan komunikasi antara semua pihak
yang terkait dengan proses produksi acara.
Menurut Fachruddin (2012), asisten produksi adalah seorang yang
bertanggung jawab atas segala kegiatan produksi mulai dari perencanaan hingga
2

pasca produksi, membantu mempersiapkan kebutuhan produksi serta mengatur


keuangan program acara. Asisten produksi memiliki tanggung jawab yang besar
untuk memastikan kelancaran dari keseluruhan proses produksi program The
Journalist sehingga seorang asisten produksi harus mengikuti dan mengetahui
segala hal secara detail mengenai produksi program mulai dari pra hingga pasca
produksi. Laporan Tugas akhir ini akan fokus membahas seputar peran seorang
Asisten Produksi dalam proses produksi program The Journalist di Metro TV.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah yang akan dibahas pada laporan akhir ini adalah,
1) Apa saja peran Asisten Produksi dalam proses produksi program The
Journalist di Metro TV?
2) Apa saja hambatan yang dialami seorang Asisten Produksi dalam proses
produksi program The Journalist di Metro TV dan bagaimana solusi untuk
mengatasi hal tersebut?

Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan laporan akhir
ini adalah:
1) Menguraikan peran dari seorang Asisten Produksi dalam proses produksi
program The Journalist di Metro TV
2) Mengetahui hambatan dan solusi yang dialami Asisten Produksi dalam proses
produksi program The Journalist di Metro TV

METODE

Lokasi dan Waktu


Laporan tugas akhir ini disusun berdasarkan data yang diperoleh saat
melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Metro TV yang beralamat di
Gedung Media Group, Jalan Pilar Mas Raya KAV A-D, Kedoya Selatan, Kebon
Jeruk, Jakarta Barat, DKI Jakarta.
Waktu pengumpulan data dimulai sejak tanggal 1 Februari sampai dengan
31 Maret 2022. Pengumpulan data untuk laporan tugas akhir dilaksanakan setiap
hari Senin sampai Jum’at dengan jam kerja mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul
20.00 WIB. Kegiatan yang diikuti mulai dari melakukan riset, menyiapkan setiap
materi dan kebutuhan program, dan proses pendistribusian program.

Data dan Instrumen


Data merupakan aspek yang penting untuk mendapatkan informasi dan
fakta di lapangan jenis data dalam laporan tugas akhir ini adalah:
1) Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber informasi,
yang digunakan untuk membuktikan tulisan pada laporan akhir ini. Data
primer ini dilakukan dengan berpartisipasi aktif sebagai asisten produksi
selama melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) terhadap setiap proses
produksi program mulai dari pra produksi, produksi, hingga pasca produksi.
3

2) Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui sumber-sumber yang
sudah ada sebelumnya untuk mendukung data dan informasi pada tugas akhir
ini. Data sekunder yang terdapat pada tugas akhir ini diperoleh dari studi
pustaka atau referensi, buku, dan arsip dari program The Journalist.
Instrumen adalah alat yang digunakan dalam proses pengumpulan data.
Instrumen adalah alat yang dipergunakan untuk mencari data. Instrumen yang
digunakan pada laporan tugas akhir ini adalah,
1) Daftar pertanyaan untuk wawancara, yang nantinya digunakan untuk
mempermudah dalam mengajukan pertanyaan saat melakukan wawancara
dengan narasumber.
2) Smartphone digunakan untuk merekam hasil wawancara dan
mendokumentasikan hal hal yang berkaitan dengan aspek yang berkaitan
dengan topik yang diangkat.

Teknik Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan untuk penulisan laporan akhir
ini adalah:
1) Partisipasi Aktif
Partisipasi aktif dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan dan terlibat
sebagai asisten produksi pada program The Journalist.
2) Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan
pertanyaan yang berkaitan dengan topik penelitian secara langsung kepada
narasumber. Narasumber yang diwawancara adalah tim The Journalist Metro
TV.
3) Studi Kepustakaan
Pengumpulan data dengan cara mencari referensi yang berkaitan dengan
topik yang dibahas melalui buku, literatur, dan dokumen.
4) Dokumentasi
Mengumpulkan segala hal yang berkaitan dengan penulisan dengan cara
memotret dan merekam.

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Sejarah Metro TV
Metro TV merupakan salah satu televisi berita nasional pertama yang ada
di Indonesia dan mengudara pada tahun 2000. Metro TV berada di bawah
naungan PT. Media Televisi atau Media Group yang didirikan oleh Surya Paloh
sebagai pemilik Media Group bersama dengan Sumita Sitobing sebagai eksekutif
pertelevisian pada stasiun TV nasional TVRI dan SCTV. Tetapi kerjasama
keduanya tidak berlangsung lama, dan Surya Paloh tetap melanjutkan rencananya
untuk mendirikan televisi berita Metro TV bekerjasama dengan Bambang
Trihatmodjo pemilik perusahaan Bimantara Citra, dan resmi mengudara pada 25
November 2000. PT Media Televisi Indonesia sendiri mendapat izin siaran No.
800/MP/PM/1999 pada 25 Oktober 1999. Awal mengudara, Metro TV hanya 12
jam untuk menyiarkan program-programnya, dan pada tanggal 1 April 2001,
Metro TV mendapatkan kesempatan untuk mengudara selama 24 jam penuh.
4

Metro TV dari waktu ke waktu mengembangkan penyajian berita dan


informasinya supaya akurat dan konsisten, dengan program-program unggulannya,
seperti Metro Siang, Newsline, Hot Room, Kick Andy, Primetime News, Selamat
Pagi Indonesia. Metro TV juga menjadi stasiun televisi pertama yang menyajikan
program dalam tiga bahasa yaitu Indonesia, Mandarin dengan program Metro Xin
Wen sebagai program televisi pertama di Indonesia yang berbahasa mandarin,
serta Bahasa Inggris dengan program unggulan Indonesia Now yang dapat
disaksikan seluruh dunia.
Dibandingkan dengan stasiun televisi lain yang lebih berkonsep hiburan,
Metro TV sendiri sudah mencanangkan untuk menjadi stasiun televisi berita
pertama di Indonesia. Konsepnya mencontoh stasiun televisi berita Amerika
Serikat, CNN dengan titik berat program berita (hard dan soft news), gelar wicara,
ulasan terkini, dan dokumenter, maupun awalnya juga menargetkan program
berita yang dikemas sebagai hiburan seperti infotainment. Metro TV selain
menyiarkan berita, juga menayangkan beragam program informasi mengenai
kemajuan teknologi, kesehatan, pengetahuan umum, seni dan budaya, dan lainnya
guna mencerdaskan bangsa.
Metro TV juga melakukan kerjasama dengan berbagai televisi asing dalam
pertukaran berita, pengembangan tenaga kerja, dan banyak lagi. Kerja sama skala
internasional ini membuat Metro TV bisa memberitakan keadaan dalam negeri
kepada dunia luar.
Metro TV dengan tagline "Knowledge to Elevate" terus berupaya
meningkatkan wawasan dan pengetahuan para pemirsa dan juga menjadi media
yang memiliki kredibilitas, kecepatan, dan ketepatan dalam menyampaikan
informasi.

Visi dan Misi Perusahaan

Visi
Untuk menjadi stasiun televisi Indonesia yang berbeda dan menjadi nomor
satu dalam program beritanya, menyajikan program hiburan dan gaya hidup yang
berkualitas. Memberikan konsep unik dalam beriklan untuk mencapai loyalitas
dari pemirsa maupun pemasang iklan.

Misi
1) Untuk membangkitkan dan mempromosikan kemajuan Bangsa dan Negara
melalui suasana yang demokratis, anggar unggul dalam kompetisi global,
dengan menjunjung tinggi moral dan etika.
2) Untuk memberikan nilai tambah di industri pertelevisian dengan memberikan
pandangan baru, mengembangkan penyajian informasi yang berbeda dan
memberikan hiburan yang berkualitas.
3) Dapat mencapai kemajuan yang signifikan dengan membangun dan
menambah aset perusahaan, untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan
para karyawannya dan menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi
pemenang saham.
5

Logo Perusahaan
Pada tanggal 20 Mei 2010, MetroTV memperkenalkan logo barunya. Logo
baru tetap menggunakan lambang burung elang dan warna dasar biru dan kuning,
tetapi dengan jenis huruf Handel Gothic kursif yang memberikan kesan modern,
segar dan futuristik. Berbeda dari logo sebelumnya dengan gambar burung elang
yang lebih realistic dan penggunaan warna yang lebih gelap.

Gambar 1. Logo Pertama Metro TV (25 November 2000-20 Mei 2010)


Sumber : www.metrotvnews.com

Gambar 2. Logo Metro TV saat ini (20 Mei 2010-sekarang)


Sumber : www.metrotvnews.com

Logo Metro TV saat ini dirancang dengan citra tipografis sekaligus citraan
gambar. Komposisi visualnya merupakan gabungan antara tekstual (diwakili
huruf-huruf: M-E-T-R-T-V) dengan visual (diwakili simbol bidang elips emas
kepala burung elang). Elips emas dengan kepala burung elang pada posisi huruf
“O”, dengan pertimbangan kesamaan struktur huruf “O” dengan elips emas, dan
menjadi pemisah bentuk-bentuk teks M-E-T-R dengan T-V. Hal ini bertujuan agar
tulisan yang ditangkap pembaca dalam melafalkan METR-TV sebagai Metro TV.
Melalui tampilan logo, masyarakat luas juga dapat mengenal, memahami, serta
meyakini visi, misi serta karakter Metro TV sebagai suatu institusi.
Metro TV juga menampilkan simbol gambar yaitu:
1) Bidang Elips Emas
Sebagai latar dasar teraan kepala burung elang, merupakan metamorphosis
atas beberapa bentuk, yaitu: Bola dunia sebagai simbol cakupan yang global
2) Telur Emas
Bentuk telur pada logo Metro TV, berdasarkan bentuk dari huruf O yang
menyerupai telur. Telur dengan bentuk lingkaran yang tidak sempurna
dengan sisi miring pada ujung kanan.
6

Sebagai simbol bold yang tampil penuh kewajaran. Telur juga merupakan
simbol kesempurnaan dan merupakan citra suatu institusi yang secara struktur
kokoh, akurat, dan artistic.
3) Tampilan emas
Simbol puncak prestasi dan kualitas. Elips Sebagai simbol citraan lingkar
(ring) benda planet, tampil miring ke kanan membuat kesan bergerak dan
dinamis. Lingkar planet sendiri sebagai simbol dunia cakrawala angakasa
satelit yang erat kaitannya dengan citra dunia elektronik dan penyiaran.
4) Elang
Simbol kewibawaan, kemandirian, keluasan penjelajahan dan wawasan.
Simbol kejelian, awas, tajam, tangkas namun gerak hidupnya penuh
keanggunan.
Di samping itu, Metro TV juga mengusung tagline "Knowledge to
Elevate." Dengan mengusung tagline tersebut, Metro TV terus berupaya
meningkatkan wawasan dan pengetahuan para pemirsa dan juga menjadi media
yang memiliki kredibilitas, kecepatan, dan ketepatan dalam menyampaikan
informasi.

Struktur Perusahaan
Metro TV dalam memproduksi berita memiliki sumber daya manusia
yang dibagi ke dalam beberapa departemen. Program The Journalist termasuk ke
Departemen Non Buletin dengan struktur organisasi sebagai berikut:

Kepala Department
Non Buletin

Manager Non Buletin

Excecutive Producer

Produser

Koordinator Koordinator Divisi


Liputan Production Digital Graphic
Gambar 3. Struktur Organisasi Department Non Buletin
Sumber : Public Relation Officer Metro TV

DESKRIPSI PROGRAM THE JOURNALIST METRO TV


Menurut Naratama (2014), program televisi adalah
sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi
landasan kreatifitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam kriteria utama
7

yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut. Sementara
menurut Morissan (2013), program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun
penyiaran dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Berdasarkan
pandangan tersebut, jika kebutuhan pendengar sudah terpenuhi maka keuntungan
dan keberhasilan program acara merupakan salah satu faktornya. Faktor lain juga
dapat mempengaruhi keberhasilan program acara adalah konsep dan kerja tim
yang dilakukan.
The Journalist adalah salah satu program unggulan Metro TV yang
memiliki durasi hingga satu jam, hadir setiap hari selasa pekan pertama dan ketiga
jam 10 malam. The Journalist merupakan program yang termasuk ke dalam
bentuk berita non buletin yang artinya adalah program berita yang hadir hanya
setiap satu kali dalam dua atau satu minggu. Program ini disiarkan untuk
memberikan informasi yang dikemas dalam empat segmen, fokusnya membahas
satu topik berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang berpengaruh terhadap
kesejahteraan masyarakat. Program The Journalist ini memiliki tujuan untuk
mendorong pemerintah mengevaluasi kebijakannya yang menghambat
kesejahteraan masyarakat.
Dalam setiap episodenya, The Journalist juga membawakan topik dengan
mengarahkan penonton untuk melihat proses pencarian informasi yang diperoleh
oleh program ini. Jadi dengan kata lain, program The Journalist juga
memperlihatkan cuplikan behind the scene pada setiap episode.

Gambar 4. Flyer Program The Journalist


Sumber : www.metrotvnews.com

Program The Journalist pada setiap segmennya dikemas dengan


menampilkan proses produksi tim, baik itu reporter, produser, hingga cameraman
dalam membuat sebuah berita, dari nama programnya saja sudah diketahui bahwa
highlight dari program ini adalah seorang reporter. Jadi, bukan hanya sekedar
menyiarkan berita dengan ada narasumber atau narasi dari reporter, tetapi program
ini juga memperlihatkan bagaimana sebenarnya seorang reporter dalam
mendapatkan sebuah berita. Jadi penonton pun setidaknya mendapatkan sedikit
gambaran dari proses produksi program.

PERAN ASISTEN PRODUKSI DALAM PROSES PRODUKSI PROGRAM


THE JOURNALIST DI METRO TV

Dalam perjalanannya, proses produksi program The Journalist terdiri dari


banyak tim yang bekerja dibalik produksi program, salah satunya adalah seorang
asisten produksi. Pada program The Journalist, seorang asisten produksi
bertanggungjawab untuk mengawasi jalannya produksi program dari awal hingga
akhir. Program The Journalist ini yang memiliki topik episode yang erat kaitannya
8

dengan pemerintah membuat seorang asisten produksi dalam melakukan


tanggungjawabnya harus mengetahui dan mengikuti perkembangan politik di
Indonesia sehingga dalam proses produksinya pun, asisten produksi dapat
melakukan dengan mudah.
Sebuah program televisi sebelum ditampilkan di layar kaca menjalani
proses yang panjang dalam produksinya. Perjalanan sebuah program berita relatif
rumit, melihat kemungkinan terjadinya penyimpangan informasi yang sangat
tinggi, karena prosesnya yang panjang, pemantauan di setiap tahapan menjadi
sangat penting. Cek dan ricek adalah hal wajib bagi penanggung jawab program.
Proses penyajian berita ini bisa berbeda dari stasiun televisi satu dengan lainnya.
Produksi berita televisi memanfaatkan audio visual seperti apa adanya dan tanpa
manipulasi, sehingga pengambilan gambarnya pun dilakukan as it happen atau
saat sebuah peristiwa sedang berlangsung.
Proses yang panjang dan relatif rumit pada produksi program The
Journalist terdapat banyak SDM yang terlibat di dalamnya, semua pihak saling
bekerjasama untuk menghasilkan program yang berkualitas. Antara satu dengan
yang lain memiliki sebuah koneksi yang tidak dapat terpisahkan. Bila salah satu
ada yang tidak beres maka program acara tersebut bisa dipastikan tidak akan
maksimal dari segi hasilnya.
Program The Journalist ini dibangun dengan konsep yang matang terlebih
dahulu, ide dan saran dari setiap pihak di dalam tim sangat dibutuhkan sebagai
tahap awal dari produksi setiap program televisi. Tim yang berada di balik
produksi program The Journalist Metro TV memiliki peran dan
tanggungjawabnya masing-masing, semua pihak saling berkoordinasi dan
berkomunikasi terkait kelancaran produksi program agar tidak ada miss
komunikasi yang terjadi di tengah-tengah produksi program. Tim program The
Journalist Metro TV terdiri dari, Manager Non Buletin, producer excecutive(EP),
Produser, Reporter, Camera Person (Campers), Editor, dan Asisten Produksi.
Menurut Mabruri (2018), Asisten Produksi adalah orang yang bertanggung
jawab untuk melakukan pengawasan dan mengkoordinir tim produksi,
menyelesaikan ide yang disepakati menjadi proposal, mengkoordinir penciptaan
dan pengembangan ide kreatif, mengajukan konsep-konsep program, memastikan
persiapan produksi program sesuai SOP dan time table, memilih dan menyusun
tema liputan, secara teknis peran asisten produksi sangat mempengaruhi kualitas
produksi program.
Asisten Produksi pekerjaannya mulai dari mempersiapkan, mencari,
mencatat, mengumpulkan, dan mengkordinasikan seluruh fasilitas produksi,
Ilustrasi, kamera, audio, lighting, memperbanyak rundown dan script, dan juga
kadang terlibat dalam proses kreatif (Latief & Utud, 2015).
Jadi secara garis besar dapat disimpulkan bahwa asisten produksi adalah
orang yang bertugas membantu di dalam pelaksanaan proses produksi. Di dalam
sebuah program acara asisten produksi bertanggungjawab terhadap keseluruhan
proses produksi program televisi dari awal hingga akhir. Seorang asisten produksi
juga bisa dikatakan bahwa asisten produksi sebagai penghubung atau mediator
bagi produser, reporter, editor, cameraman, dan tim The Journalist lainnya
sehingga asisten produksi bertanggung jawab agar kegiatan produksi agar berjalan
dengan lancar.
9

Seorang asisten produksi dalam proses produksi program acara The


Journalist di Metro TV, berperan mulai dari tahap pra produksi, produksi, dan
pasca produksi.

Peran Asisten Produksi dalam Tahap Pra Produksi


Tahap pra produksi adalah tahapan untuk menyiapkan data sebelum
memasuki proses produksi. Tahapan ini merupakan tahapan planning production
atau pre production planning. Bermula dari timbulnya ide atau gagasan,
berdasarkan ide atau gagasan tersebut, tim produksi mulai melakukan berbagai
kegiatan untuk mengumpulkan data yang kemudian dieksekusi menjadi sebuah
program.
Baik buruknya proses produksi akan ditentukan oleh perencanaan tersebut,
maka dari itu tahap awal ini harus diperhatikan pada proses pra produksi. Berikut
peran asisten produksi pada tahap pra produksi program The Journalist:

Penentuan Tema pada Rapat Internal


Tema dalam setiap program televisi khususnya televisi berita harus
berdasarkan kondisi dan kejadian yang nyata, maka dari itu tema yang akan
dibahas pada program televisi harus diputuskan dengan matang melalui rapat tim
internal. Pada program The Journalist rapat dilaksanakan dengan semua tim
seperti manager produksi, excevutive producer, produser, reporter hingga asisten
produksi juga ikut berperan untuk memberikan usulan dan ide tema untuk episode
program.
Penentuan tema program episode The Journalist harus menimbang
bagaimana pengaruhnya bagi masyarakat, mengingat program ini harus memiliki
kaitan dengan perkembangan dan kesejahteraan masyarakat khususnya berkaitan
dengan kebijakan pemerintah.
Seorang asisten produksi harus memiliki pengetahuan terhadap isu di
masyarakat agar mampu untuk memberikan ide terkait tema yang akan dibahas
pada program The Journalist. Ide merupakan rancangan yang tersusun di pikiran
untuk membuat tema suatu program sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Perlu diingat bahwa televisi adalah media komunikasi yang digunakan untuk
menghubungkan ide-ide dari tim program telvisi dengan penonton televisi. Ide-ide
tersebut menentukan mutu acara televisi.
Sebagai dasar acuan dalam mendapatkan ide yang sesuai dengan program
The Jounalist, biasanya seorang asisten produksi akan mengikuti segala isu yang
berhubungan dengan politik, ekonomi, sosial, hingga lingkungan. Kita harus
menemukan adanya permasalahan yang masih terjadi sehingga menghambat
kesejahteraan masyarakat, isu yang terjadi tidak harus isu terkini. Pada program
The Journalist, tema yang diangkat bisa dari berbagai waktu, misalnya terdapat
permasalahan yang sejak dulu belum selesai hingga saat ini, permasalahan
tersebut akan diangkat kembali pada program ini dan dikulik lebih detail apa yang
sebenarnya terjadi.
Sebagai contoh, program The Journalist pernah mengangkat tema
mengenai banjr Ibu Kota yang sampai saat ini masih sering terjadi. Banyak hal
yang ditemukan dalam proses pembuatan episode ini, seperti masih banyak sekali
masyarakat yang tinggal di daerah bantaran kali dan pemerintah sekarang pun
tidak ingin memindahkan masyarakat ke tempat yang lebih baik.
10

Permasalahan yang terjadi sangat pelik sehingga harus diangkat kembali


agar memberikan kesadaran kembali kepada masyarakat dan pemerintah akan
pentingnya kesadaran bersama terkait lingkungan.
Ide dan usulan yang telah dikumpulkan, nantinya akan didiskusikan
melalui rapat internal dan akan dinilai apakah usulan tersebut layak untuk
dilanjutkan ke proses peliputan. Kelayakan suatu tema pada rapat ini akan dinilai
berdasarkan beberapa faktor seperti pengaruhnya terhadap masyarakat,
kemungkinan untuk dilakukannya liputan, dan waktu penayangan tema episode
tersebut. Semua poin harus diperhatikan saat diskusi rapat internal Tim The
Journalist.

Gambar 5. Rapat internal tim The Journalist

Pada pelaksanaan rapat program The Journalist, asisten produksi juga


memiliki tanggungjawab untuk melakukan notulensi terkait pembahasan pada saat
rapat. Notulensi disusun meyakut pokok-pokok keputusan rapat dan catatan
singkat mengenai jalannya rapat atau diskusi serta hal yang dibicarakan dan
diputuskan. Ada beberapa faktor yang perlu dilakukan saat pembuatan notulensi
menurut Yatimah (2009) yaitu:
1) Setiap apa yang dibicarakan dicantumkan pembicaranya
2) Setelah selesai rapat, notulen disempurkan dan disahkan
3) Notulen dijadikan butki atau pedoman
4) Keputusan rapat hendaknya dicatat secara teliti
5) Hendaknya cantumkan waktu mulai dan selesainya rapat
Seluruh faktor notulensi tersebut dilakukan oleh seorang asisten produksi,
sehingga asisten produksi harus mendengarkan dengan saksama proses diskusi
mulai dari awal hingga akhir. Hasil notulensi akan diserahkan kepada produser
untuk dijadikan bahan pada saat proses produksi program.

Melakukan Riset
Perencanaan sebuah produksi tersebut termasuk kedalam detail petunjuk
mengenai konten serta proses audio visual dilakukan dengan tujuan untuk
memandu dan mengatur sebuah produksi acara. Riset termasuk kedalam bagian
proses pra produksi, Mabruri (2018) mengatakan praproduksi adalah prakondisi
mempersiapkan segala kebutuhan syuting. Program The Journalist telah
menginterpretasikan teori tersebut dengan memiliki riset data. Riset ini sangat
11

diperlukan setelah menemukan sebuah ide yang akan dibuat menjadi sebuah
program. Riset dalam konteks ini adalah suatu upaya mempelajari dan
mengumpulkan informasi yang terkait dengan naskah yang akan ditulis. Sumber
informasi dapat berupa buku, koran atau bahan publikasi lain dan orang atau
narasumber yang dapat memberi informasi yang akurat tentang isi atau substansi
yang akan ditulis.
Sebelum melanjutkan ke proses liputan, tema yang telah disepakati pada
rapat tim internal The Journalist harus diriset terlebih dahulu, biasanya yang
melakukan riset ini ialah reporter bersama produser dan asisten produksi. Riset
dilakukan dengan tujuan untuk mencari tahu lebih detail mengenai tema episode
yang telah ditentukan, seperti lokasi, waktu, narasumber, dan berita yang
berkaitan dengan tema tersebut, sehingga memudahkan reporter pada proses
liputan. Semua data dikumpulkan terlebih dahulu dan disortir yang
memungkinkan untuk dilakukannya proses peliputan.
Pada proses riset tema, seorang asisten produksi harus mencari segala
informasi dari baik dari buku maupun internet atau yang dinamakan dengan studi
literatur. Menurut Endang Danial (2009), studi literatur adalah penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah,
liflet, yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian. Sesuai arahan
reporter maupun produser, bahkan excecutive producer, kemudian asisten
produksi akan menyusun hasil riset tersebut yang nantinya akan diserahkan
kepada reporter. Biasanya asisten produksi akan membuat list atau bahkan
penjabaran terkait hasil riset tersebut dan data ini akan digunakan untuk
memberikan pilihan kepada reporter untuk melakukan liputan mengenai apa,
dimana dan siapa.

Menghubungi Narasumber
Narasumber merupakan orang yang penting dalam pengumpulan informasi
mengenai materi yang akan di bahas dalam episode program The Journalist.
Pengumpulan informasi biasanya dilakukan melalui wawancara degan narasumber,
menurut Sugiyono (2012) menyatakan bahwa wawancara adalah cara untuk
mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam
menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak
ditemukan melalui observasi.
Setelah melakukan riset dan reporter sudah menentukan narasumber yang
akan diwawancara, maka untuk tahap selanjutnya akan diserahkan kepada asisten
produksi untuk menghubungi narasumber yang bersangkutan. Asisten produksi
memiliki tanggungjawab untuk menghubungi narasumber terkait hal-hal dasar
sebelum reporter melakukan wawancara kepada narasumber. Asisten produksi
akan menjelaskan kepada narasumber terkait hal apa yang akan dibahas nanti oleh
reporter, lokasi dan waktu wawancara yang sesuai dengan narasumber.
Dalam proses menghubungi narasumber oleh asisten produksi, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
1) Menjaga suasana
Menjaga suasana ini sangat penting didalam pelaksanaan komunikasi
dengan narasumber agar hal-hal yang ingin kita peroleh dapat kita gali dari
orang yang bersangkutan.
12

Sebagai pewawancara wajib untuk bounding dengan narasumber terlebih


dahulu dan kemudian baru berbicara terkait persoalan-persoalan yang
menjadi topik wawancara nanti.
2) Bersikap sewajarnya
Dalam pelaksanaan proses komunikasi dengan narasumber, kita sebagai
orang yang mewawancarai harus berusaha bersikap sewajarnya, tidak
dilebihkan dan dikurangi. Dalam berbicara pun layaknya berbicara dengan
orang pada biasanya hanya saja lebih menggunakan bahasa yang formal.
3) Menjaga pokok persoalan
Menjaga pokok persoalan sangat penting saat mengadakan wawancara,
supaya apa yang diinginkan dari wawancara tersebut bisa didapatkan dan bisa
menggali informasi sebanyak mungkin. Tetapi tidak jarang kita temui orang
yang secara sadar dapat lari dari persoalan pokok yang dibicarakan.
Seorang asisten produksi juga akan menjelaskan secara garis besar terkait
proses liputan yang akan dilaksanakan oleh reporter, hal ini penting untuk
dijelaskan karena terkait sistem saat proses wawancara yang dilaksanakan oleh
reporter, tetapi tidak semua narasumber dihubungi oleh asisten produksi, biasanya
di program The Jounalist reporter juga ikut andil untuk memastikan kesediaan
narasumber untuk diwawancara.

Melakukan Booking Alat


Ada tiga unit peralatan yang diperlukan sebagai alat produksi program The
Journalist, yaitu unit peralatan perekam gambar, peralatan perekam suara dan
peralatan pencahayaan. Kualitas standar dari ketiga unit peralatan ini menjadi
pertimbangan utama seorang camera person ketika memulai dalam perencanaan
liputan. Pertimbangan penggunaan peralatan, dan jumlahnya bergantung pada
proses liputan yang akan diproduksi. Di dalam perencanaan, daftar perencanaan
(equipment list) sangat perlu dibuat untuk mengetahui jumlah dan macam
peralatan yang akan dipakai, sebab jumlah dan macam peralatan yang dipakai ini
akan berpengaruh pada penentuan jumlah kerabat kerja (crew).
Metro TV memiliki banyak program dengan topik pembahasan berbeda-
beda di setiap episodenya, tetapi berbanding terbalik dengan ketersediaan alat
yang dimiliki oleh Metro TV, sehingga setiap program yang akan melakukan
liputan harus melakukan pemesanan alat terlebih dahulu kepada pihak camera
store (camstore), begitupun dengan program The Journalist. Booking alat atau
pemesanan alat wajib dilakukan untuk memastikan ketersediaan dari segala unit
peralatan liputan seperti kamera, lightning, tripod, microphone hingga sd card.
Asisten produksi harus menyiapkan berkas-berkas yang berisikan list jenis
unit alat serta tanggal dan lokasi pelaksanaan liputan dengan berkoordinasi
dengan reporter dan campers untuk mengetahui data tersebut.
Setelah semua berkas selesai, asisten produksi juga bertanggungjawab
untuk berkoodinasi dengan produser terkait pemesanan alat ini, karena produser
harus mengetahui liputan yang akan dilaksanakan dan alat apa saja yang
digunakan. Secara tidak langsung, asisten produksi harus meminta persetujuan
dari produser untuk melakukan pemesanan alat ini. Setelah disetujui, kemudian
berkas tersebut harus diserahkan kepada pihak camstore untuk diinput data
minimal sehari sebelum pelaksanaan liputan.
13

Melakukan Pengecekkan Dokumen BPD (Biaya Perjalanan Dinas)


Dokumen merupakan bentuk fisik dari sebuah bukti pada proses produksi
program The Journalist. Dokumen berisikan hal-hal yang menyangkut tentang
proses produksi yang harus disampaikan kepada beberapa pihak.
Biaya perjalanan dinas atau disebut dengan BPD merupakan berkas yang
digunakan untuk melaporkan biaya reporter yang akan melakukan liputan.
Dokumen biaya perjalanan dinas (BPD) ini berisikan rincian anggaran untuk
digunakan selama proses liputan, biasanya BPD ini diperlukan untuk liputan yang
berada di luar kota yang berisi rincian harga seperti penginapan, sewa mobil,
makan, hingga biaya narasumber.
BPD ini akan ditentukan berdasarkan pengeluaran selama proses liputan.
Biasanya biaya dan harga akan diriset terlebih dahulu sebelum ditentukan biaya
pasti yang akan dimasukkan ke BPD. Semakin jauh perjalanan liputan maka akan
membuat biaya perjalanan dinas semakin besar.
Semua program di Metro TV harus membuat BPD sebelum melakukan
liputan yang nantinya BPD ini akan diserahkan kepada tim Finance Metro TV,
tetapi sebelum diserahkan, BPD ini harus disetujui oleh beberapa pihak dengan
urutan sebagai berikut:

Produser Excecutive Manager Non


Producer Buletin

Pimpinan Wakil Pimpinan


Redaksi Redaksi

Gambar 6. Proses penyetujuan BPD The Journalist

Tugas seorang asisten produksi adalah memastikan semua pihak


mengetahui dan menyetujui terkait BPD tersebut sebelum diserahkan ke tim
Finance, berkas yang perlu dicek oleh asisten produksi ada dua yaitu, hardcopy
dan softcopy. Jika ada revisi dari beberapa orang, asisten produksi harus
menyampaikan kepada reporter untuk direvisi kembali. Terkhusus untuk wakil
pimpinan redaksi dan pimpinan redaksi hanya memerlukan persetujuan pada
berkas softcopy, softcopy BPD ini akan diserahkan melalui sekretaris redaksi
(sekred), jadi sekred yang nantinya akan menyampaikan kepada pimpinan dan
wakil redaksi terkait BPD tersebut. Asisten produksi harus melakukan
pengecekkan secala berkala terkait penyetujuan dokumen ini kepada sekred.
Sedangkan untuk dokumen BPD berupa hardcopy hanya memerlukan persetujuan
dari tiga pihak yaitu produser, producer excecutivedan manager Non Buletin.
Setelah disetujui, BPD akan diterima oleh tim finance untuk dilakukan
input data dan pendanaan dapat dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan liputan.
Asisten produksi harus menyampaikan kepada reposter bahwa BPD telah disetujui.
14

Peran Asisten Produksi dalam Tahap Produksi


Tahap produksi merupakan proses produksi program dengan terjun
langsung ke lapangan berdasarkan data-data yang telah didapatkan pada proses
pra produksi. Prinsipnya, tahap produksi ini memvisualisasikan konsep yang telah
ditentukan sebelumnya pada proses pra produksi. Berikut peran asisten produksi
pada tahap produksi program The Journalist:

Menyiapkan Peralatan
Peralatan liputan seperti kamera, tripod, ligntning, mikrofon hingga sd
card hal yang krusial untuk diperhatikan, tanpa alat tersebut proses liputan tidak
akan bisa dilanjutkan. Walaupun sudah dilakukan pemesanan alat, bukan hanya
ketersediaan alat tetapi pada saat hari h liputan, semua alat diambil di camstore
dan dicek kembali fungsinya apakah tidak ada kerusakan dan bisa dipakai dengan
baik. Semua alat tersebut di cek oleh seorang camera person (campers), jika
memang terdapat kerusakan atau fungsi yang kurang baik, campers akan meminta
pergantian alat ke camstore.
Peran dari seorang asisten produksi ialah memastikan kembali persediaan
alat sesuai dengan list yang telah ditentukan dan berkoordinasi dengan pihak
camstor terkait data alat. Sebelum campers melakukan pengecekan terhadap
peralatan tersebut, seorang asisten produksi harus menyiapkan semua alat terlebih
dahulu dan memastikan semua alat tersedia sesuai dengan data yang telah diinput
oleh pihak camstore. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pengembalian alat
setelah melakukan peliputan.

Gambar 7. Kamera Sonny EX3

Gambar 8. Proses menyiapkan peralatan liputan


15

Setelah selesai melakukan liputan, semua alat harus dilakukan


pengecekkan kembali fungsinya dan langsung dikembalikan ke camstore. Asisten
produksi dan campers akan menyerahkan seluruh alat liputan dan dilakukan scan-
an oleh pihak camstore yang bertujuan menginput data alat yang telah
dikembalikan sesuai dengan list pada memo alat yang telah diberikan sebelumnya.
Semua alat liputan akan dikembalikan kecuali sd card yang berisi data
hasil liputan, sd card akan digunakan untuk memindahkan keseluruhan data
terlebih dahulu melalui ingest Metro TV (Ruangan untuk transfer data). Setelah
semua data dipindahkan dan sd card telah dikosongkan, asisten produksi akan
mengembalikan sd card seperti sistem pengembalian alat di camstore.

Proses Liputan
Dalam program televisi berita, melakukan liputan adalah hal yang pasti
dilakukan agar dapat menjelaskan kepada penonton mengenai kejadian ataupun
peristiwa yang sedang terjadi pada saat itu. Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia,
meliput adalah membuat berita atau laporan secara terperinci tentang suatu
masalah atau peristiwa. Dalam pencarian berita, seorang wartawan atau reporter
memperoleh bahan berita melalui liputan atau mencari tahu secara langsung ke
lapangan. Menurut AS Haris Sumadiria (2006: 94), berita yang baik adalah hasil
perencanaan yang baik. Kita harus bisa mencari dan menciptakan berita. Terdapat
dua sistem proses liputan berita yaitu,
1) On-Air
On-air merupakan proses mengudara atau menyiarkan secara langsung.
Pada program Metro TV proses liputan berita secara on-air sering
dilakukan untuk mengabarkan tentang suatu kejadian atau peristiwa yang
terjadi di lapangan agar bisa disiarkan di televisi secara langsung. Salah
satu alat yang digunakan untuk melakukan siaran langsung ini adalah Live-
U (Gambar 9).

Gambar 9. Live-U

Biasanya untuk sistem, liputan on air ini menggunakan format berita Live
on tape atau LOT. LOT ini merupakan berita dengan format paket atau
package (PKG). Namun, dalam berita berformat LOT, reporter muncul
dalam paket berita, untuk membuktikan bahwa sang reporter berada di
16

tempat kejadian (Gambar 9). Kemunculan reporter bisa diawal, ditengah


atau di akhir paket berita. Kemunculan reporter di awal sebagai pembuka
paket berita. Jika ditengah reporter menjembatani informasi awal dan
informasi akhir paket berita. Sewaktu muncul diakhir, reporter merangkum
paket berita atau menyampaikan informasi tambahan. Berita LOT sering
disebut dangan half live report.
2) Off-Air
Kebalikan dari on-air, off-air, yaitu kegiatan yang tidak menyiarkan secara
langsung. Program The Journalist menggunakan sistem off-air untuk proses
liputannya, sehingga liputan akan dilaksanakan terlebih dahulu sebelum
beralih ke proses editing dan disiarkan.
Orang yang bertanggungjawab untuk melakukan liputan adalah seorang
reporter yang bertugas untuk mengamati, meliput, dan melaporkan
kejadian ataupun peristiwa yang berkaitan dengan tema yang telah
disepakati oleh tim The Journalist pada rapat internal. Seorang reporter
tidak akan bisa melakukan liputan tanpa seorang camera person atau
campers, yang bertugas untuk merekam segala kejadian sebagai laporan
dalam bentuk gambar dari seorang reporter.
Di lapangan reporter juga bertugas sebagai produser untuk liputan yang ia
lakukan. Karena reporterlah yang memimpin liputan tersebut sehingga
seorang reporter harus bisa mengarahkan camera person, tentang gambar
apa saja yang ia butuhkan untuk melengkapi laporan berita yang akan
dibuat nantinya. Tim liputan di lapangan sangat menentukan efektifitas dan
keberhasilan liputan berita sebuah stasiun televisi.

Gambar 10. Liputan On-Air

Bukan hanya reporter dan campers, tetapi seorang asisten produksi


terkadang juga harus ikut melakukan proses liputan untuk mengetahui apa yang
terjadi di lapangan sehingga dapat dengan mudah melaksanakan proses produksi
program. Saat liputan wawancara dengan narasumber, asisten produksi juga
memiliki tanggungjawab untuk mencatat poin-poin penting dari narasumber.
17

Wawancara dilakukan guna memperoleh data-data yang valid mengenai


topik yang sedang dibahas pada The Journalist. Banyak hal yang harus
diperhatikan pada proses liputan, didalam peliputan diperlukan beberapa tahap
yang harus dilakukan diantaranya:
a) Mencari dan mendapatkan masalah
b) Memfokuskan permasalahan inti melalui observasi atau wawancara
c) Menyusun hipotesa atau asumsi untuk menentukan motif atau latar belakang
masalah inti. Mengkaji, memilih dan menyusun keterkaitan data atau
informasi.
Ketiga tahapan tersebut harus diperhatikan oleh asisten produksi dalam
pelaksanaanya. Hal ini akan berkaitan dengan pembuatan naskah yang akan
dikerjakan pada proses pasca produksi nanti. Asisten produksi harus mengetahui
permasalahan yang akan dibahas pada proses liputan, kemudian mengikuti proses
wawancara dari narasumber dan menghighlight poin-poin penting yang
disampaikan narasumber dan membantu reporter dalam mengaitkan antara data
dengan informasi yang didapatkan melalui proses wawancara tersebut. Dengan
kata lain, seorang asisten produksi terlibat dalam ketiga tahapan peliputan berita
dan bertanggungjawab untuk mengetahui setiap detailnya.

Gambar 11. Proses Liputan Off-Air program The Journalist

Peran Asisten Produksi dalam Tahap Pasca Produksi


Tahap ini merupakan tahap akhir dalam rangkaian proses produksi, pada
tahap ini semua materi yang telah diliput akan dieksekusi secara keseluruhan.
Semua kegiatan pengambilan gambar sampai semua materi dinyatakan selesai dan
siap untuk disiarkan. Proses pasca produksi ini dimaksudkan sebagai tahap
penyelesaian akhir atau penyempurnaan dari suatu proses produksi program.
Berikut peran asisten produksi pada proses pasca produksi program The
Journalist:

Pengecekkan Naskah
Setelah selesai melakukan semua tahap pada proses pra dan produksi, hal
pertama yang harus dilakukan pada proses pasca produksi adalah membuat naskah.
Naskah menjadi pedoman utama bagi semua tim yang terlibat pada pasca produksi
program The Journalist, semua tahapan pada proses pasca produksi tidak akan
bisa dilakukan tanpa adanya naskah.
18

Penulisan sebuah naskah harus didasarkan pada treatment yang dibuat.


Walaupun dalam menulis naskah dapat melakukan perubahan, tapi sebaiknya
perubahan yang dilakukan tidak merupakan perubahan yang mengubah isi naskah
secara keseluruhan. Perubahan sebaiknya bersifat kreatif dan tidak mengubah
substansi program. Oleh karena itu treatment harus kokoh dan jelas. Dalam
menulis harus memperhatikan kaidah-kaidah penulisan naskah yang benar.
Penulisan naskah dalam jurnalistik media cetak, dikenal dengan unsur-
unsur berita sebagai 5W (Who, What, When, Where, Why) + 1 H (How). Naskah
atau narasi di media cetak harus mengandung keenam unsur berita tersebut.
Namun demikian, dalam dunia jurnalistik televisi 5W + 1H tidak harus seluruhnya
terkandung dalam narasi atau naskah berita. Unsur berita yang tidak selalu
terdapat dalam narasi berita televisi adalah when. When atau kapan tidak harus
ada dalam narasi berita televisi, karena idealnya peristiwa yang terjadi hari itu
akan diberitakan atau ditayangkan hari itu juga. When biasanya terkandung dalam
narasi atau naskah berita televisi jika rnenyangkut kejadian besar atau luar biasa
seperti ledakan bom, gempa bumi, tsunami, atau kecelakaan besar. Dalam
kejadian-kejadian besar seperti itu, orang biasanya akan bertanya, “Kapan
terjadinya?” How atau bagaimana suatu peristiwa terjadi juga tidak harus ada
dalam narasi berita televisi, karena how ditampilkan dalam gambar. (Usman Ks,
2009)
Pemilihan kata dan penyusunan kalimat dalam menulis naskah yang tepat
harus menjadi perhatian khusus bagi jurnalis. Hal ini untuk memudahkan proses
penyampaian pesan kepada masyarakat sesuai dengan peristiwa yang terjadi.
Kalimat yang digunakan untuk menyusun naskah berita harus mudah dipahami,
agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan mudah oleh publik
(Dewabrata, 2012), karena program The Journalist termasuk ke dalam program
berita hardnews, maka kata-kata yang digunakan pada naskah biasanya bersifat
formal. Jadi perlu diperhatikan kata yang digunakan walaupun fomal tetapi tetap
dapat dimengerti oleh penonton, bahkan terdapat kata asing, reporter bisa
menjelaskan sedikit melalui narasi ataupun secara visual melalui ilustrasi.
Produksi naskah menjadi tanggungjawab seorang reporter. Reporter tidak
diperbolehkan untuk melebihkan atau mengurangi informasi pada naskah, dengan
kata lain naskah harus sesuai dengan fakta di lapangan yang telah diperoleh
berdasarkan liputan.
Setelah naskah selesai, reporter akan menyerahkan naskah tersebut ke
asisten produksi. Asisten produksi mempunyai peran untuk melakukan
pengecekkan naskah terlebih dahulu, seperti penggunaan kata, huruf yang salah,
penyusunan keterangan- keterangan pada tabel naskah (Gambar 12) agar terlihat
rapi sebelum naskah tersebut diserahkan kepada produser dan producer excecutive,
unsur pada naskah juga hendaknya diperhatikan oleh seorang asisten produksi
apakah keterangan-keterangan pada naskah sudah cukup untuk memberikan
informasi secara utuh.
Setelah melakukan pengecekkan dan semua isi naskah sudah selesai, maka
asisten produksi akan menyerahkan naskah tersebut kepada produser dan excecuti
producer untuk dilakukan pengecekkan lebih lanjut, apakah ada pengurangan atau
penambahan pada isi naskah secara keseluruhan. Biasanya, Dengan kata lain,
asisten produksi menjadi perantara bagi reporter untuk berkoordinasi terkait
naskah kepada produser dan excecutive producer.
19

VISUAL AUDIO
FILLER
CUT TO CUT (30 DETIK)
DIAWALI DENGAN
+ KEJADIAN ANTREAN
MINYAK GORENG
+ PENANGKAPAN DAN
PENGUNGKAPAN KASUS
MINYAK GORENG

VO antrean minyak goreng 5 BULAN SUDAH/ TERHITUNG SEJAK


VO Operasi pasar BULAN OKTOBER TAHUN 2021 LALU/
VO di pasar POLEMIK KELANGKAAN MINYAK
GORENG DI NEGARA KAYA SAWIT/
INDONESIA/ MASIH TERUS
TERJADI//

Gambar 12. Contoh naskah program The Journalist

Menyiapkan Materi
Siaran televisi yang berbasis audiovisual dalam setiap programnya,
membutuhkan banyak gambar dengan tujuan memperjelas narasi dan juga untuk
menimbulkan daya tarik masyarakat untuk menonton tayangan tersebut. Isi pesan
audiovisual gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi
mental, pola pikir, dan tindak individu.
Bagi tim The Journalist, materi produksi dapat berupa apa saja baik itu
berupa video, foto, maupun musik yang diolah menjadi satu kesatuan utuh
menjadi sebuah program. Seorang yang profesional dapat dengan cepat
mengetahui tentang apakah materi atau bahan yang akan digunakannya akan
menjadi materi yang baik atau tidak.
Berawal dari hal-hal seperti itulah mulai muncul ide atau tema yang
kemudian diwujudkan menjadi treatment. Treatment adalah langkah pelaksanaan
perwujudan gagasan menjadi program. Oleh karena itu, treatment pada setiap
program berbeda-beda. Dari treatment akan diciptakan sebuah naskah atau script
dan langsung dilaksanakan produksi program. Melalui naskah tersebut, akan
menjadi dasar pencarian materi yang akan dilakukan oleh seorang asisten
produksi. Dari sinilah penyempurnaan konsep program dapat dilaksanakan
sehingga menghasilkan naskah atau program yang berkualitas atau baik
berdasarkan pemilihan materi yang baik pula.
Di Metro TV sendiri terdapat server untuk mencari materi atau gambar
yang dinamakan Dalet Galaxy (Gambar 13), dan nama ruangan untuk mencari
gambar tersebut adalah library. Jadi semua gambar yang telah diliput baik oleh
program lain maupun The Journalist, akan diinput ke server dengan tujuan sebagai
data penyimpanan sehingga semua program di Metro TV dapat mencari dan
menggunakan gambar tersebut.
Library tempat penyimpanan seluruh data hanya bisa diakses oleh akun
produser dan producer excecutive, hal ini untuk memimalisir banyaknya akun
yang masuk ke satu server. Maka dari itu, asisten produksi menggunakan akun
produser untuk mengakses server Dalet Galaxy.
20

Gambar 13. Server Dalet Galaxy

Pencarian gambar akan dilakukan oleh asisten produksi pada server


tersebut dengan mengetikkan keyword per kata sesuai dengan gambar yang akan
dicari. Pada server tersebut, asisten produksi bisa melakukan pencarian gambar
berdasarkan nama program, waktu tayang, waktu diinput, nama episode, bahkan
nama produser, sehingga dapat mempersempit pencarian gambar yang dibutuhkan
secara spesifik.
Terkadang server untuk pencarian gambar tersebut mengalami error
sehingga dapat menghambat kerja asisten produksi, tetapi terdapat gambar yang
bisa digunakan melalui pencarian di aplikasi youtube, tentu tidak lupa untuk
mencantumkan sumbernya. Biasanya asisten produksi akan berinisiatif untu
mencari gambar yang cocok dengan keterang di naskah melalui aplias youtube,
kemudian diunduh dan disusun ke folder penyimpanan program The Journalist
dengan memberikan nama file yang spesifik beserta sumbernya.
Materi dari program The Journalist ini biasanya berupa gambar (video)
dan dubbing-an yang digunakan untuk keperluan editing. Sebagai seorang asisten
produksi sangat penting untuk menyiapkan gambar yang bagus dan memiliki daya
tarik.
Pedoman bagi seorang asisten produksi dalam mencari gambar ialah
naskah, pada naskah terdapat keterangan gambar yang diperlukan yang sesuai
dengan narasi, sehingga untuk memasukan gambar pada proses editing pun akan
mudah karena berpedoman dari naskah tersebut.
Bukan hanya gambar, seorang asisten produksi harus memastikan narasi di
naskah sudah di dubbing oleh reporter yang bersangkutan, maka dari itu asisten
produksi harus berkoordinasi dengan reporter terkait pengisian suara untuk
keperluan editing. Setelah semua materi selesai, asisten produksi
bertanggungjawab untuk memindahkan semua gambar dan dubbing-an tersebut ke
komputer editing The Journalist.

Proses Voice Over


Voice over atau biasa disebut dengan pengisi suara merupakan orang yang
membacakan narasi atau script yang direkam untuk mengiringi gambar. Seorang
pengisi suara dalam program acara The Journalist bertugas untuk membacakan
naskah yang telah disetujui oleh produser sebagai pengisi suara.
21

Program acara The Journalist merupakan program yang bersegmentasi


umum, maka dari itu seorang dubber harus memiliki suara yang jelas dalam
pelafalan, memiliki power yang kuat serta berkarakter agar dimengerti oleh
penonton dirumah. Intonasi yang diucapkan oleh seorang pengisi suara umumnya
lebih mengalun. Proses produksi sebuah dubbing bertujuan untuk membacakan
sebuah naskah untuk setiap segment program The Journalist.
Proses pengisian suara atau voice over dilakukan di tempat khusus yang
kedap suara agar menghindari noise yang terjadi diluar ruangan. Aplikasi untuk
merekam suara seorang dubber menggunakan Adobe Audition CC yang berfungsi
sebagai perekam dan menyimpan rekaman.
Peran seorang asisten produksi disini adalah menyiapkan ruangan, file
penyimpanan untuk dimasukkan ke sistem dan naskah yang akan digunakan oleh
dubber. Bukan hanya itu, seorang asisten produksi akan berkoordinasi dengan
dubber tersebut untuk menanyakan waktu dan kesediaan untuk melakukan voice
over. Setelah mendapatkan persetujuan, kemudian asisten produksi akan
menyiapkan segala hal yang akan digunakan seorang dubber untuk melakukan
voice over.
Setelah file voice over sudah masuk ke sistem, asisten produksi
akanmemberikan arahan kepada tim IT redaksi agar file tersebut dilempar ke
server penyimpanan dalet script The Journalist sehingga dapat diakses melalui
komputer editing The Journalist.

Melakukan Pemesanan Ilustrasi


Ilustrasi digunakan untuk memperjelas setiap kalimat atau narasi. Menurut
Parmadi dkk (2015) ilustrasi secara harfiah berarti gambar yang dipergunakan
untuk menerangkan atau mengisi sesuatu. Ilustrasi memudahkan untuk memahami
suatu keterangan atau penjelasan sebuah visualisasi. Dengan adanya ilustrasi
tersebut, memudahkan setiap orang ataupun dalam memahami tontonan pada
program The Journalist. Tidak sedikit, dari berbagai hal yang dapat dipahami
secara menyeluruh ada peran ilustrasi di dalamnya, dan terkadang ilustrasi
menempatkan posisi sebagai bentuk penjelasan sebuah peristiwa dalam contoh
yang sederhana.
Perkembangan Ilustrasi menghasilkan begitu banyak variasi gaya gambar.
Akan tetapi, jika dilihat secara garis besar, bentuk ilustrasi dapat dibagi menjadi
dua yaitu :
1) Literal ilustrasi dengan penggambaran secara harfiah, dimana
penekanannya terletak pada menghadirkan gambar yang sebenarnya atau
yang dapat dipercaya.
2) Gambar yang bersifat konsep, dimana metafora dapat digunakan sebagai
penggambaran sebuah ide. Bentuk ilustrasi ini dapat digunakan diberbagai
peran ilustrasi; sebagai informasi, opini, narasi, persuasi, dan identitas.
Penggunaan gaya gambar harus disesuaikan dengan isi dan konteks sebuah
masalah.
Ilustrasi yang digunakan pada program The Journalist biasanya berupa
gambar yang bersifat konsep dengan tujuan awal yaitu sebagai informasi atau bisa
sebagai narasi dari program ini. Ilustrasi program The Jounalist ini identik dengan
tulisan ataupun angka untuk menjelaskan secara visual apa yang dinarasikan
denga warna khas yaitu Dark Red (Gambar 14).
22

setiap akan melakukan pemesanan ilustrasi, asisten produksi harus menjabarkan


dua poin tersebut secara rinci dan detail pada kolom pemesanan.

Gambar 14. Background Template Program The Journalist

Sama halnya dengan gambar, keterangan ilustrasi juga terdapat di naskah


program The Journalist, juga dengan penjabaran dari ilustrasi yang dibutuhkan,
seperti keterangan tulisan, data, dan sumber yang harus dicantumkan pada
ilustrasi tersebut.
Semua ilustrasi yang dibutuhkan atau yang tertera di naskah, seorang
asisten produksi harus melakukan pemesanan terlebih dahulu melalui server
kepada bagian digital graphic. Server yang digunakan bernama Graphixity
(Gambar 15) yang terhubung langsung ke komputer digital graphic.
Setelah melakukan pemesanan, asisten produksi juga melakukan
pengecekan secara berkala terkait ilustrasi yang dipesan, apakah sudah diterima
dan dikerjakan oleh tim digital graphic atau belum. Jadi, penting bagi seorang
asisten produksi berkoordinasi dengan tim digital graphic, bahkan terkait revisi
ilustrasi pun, asisten produksi harus mampu menyampaikan dengan jelas maksud
dari ilustrasi yang diinginkan.
Tantangan pada tahap ini bagi asisten produksi adalah agar mampu
menyampaikan atau mengkomunikasikan ilustrasi seperti apa yang diinginkan.
Ada beberapa teknik komunikasi yang efektif untuk melakukan komunikasi
dengan digital graphic, yaitu:
a) Gunakan bahasa tubuh
Teknik ini akan memberikan kamu kesempatan yang lebih besar untuk
menyesuaikan kata-kata, bahasa tubuh, dan nada suara serta respon yang
diberikan akan bermakna lebih positif, misalnya dengan menggerakkan
tangan, mengeluarkan ekspresi wajah dan lain sebagainya. Dalam
menyampaikan informasi terkait ilustrasi ini, asisten produksi juga akan
membawa dan menunjuk contoh ilustrasi yang diinginkan.
b) Berikan saran
Terkait ilustrasi yang memang membutuhkan kreatifitas, ide dan saran yang
membangun. Hal ini bisa membantu tim digital graphic untuk mengerti
tentang ilustrasi yang diinginkan. Asisten produksi bisa menyampaikan saran
atau ide yang bisa digunakan untuk membuat ilustrasi program The Journalist.
Ketika memberikan saran atau ide yang menarik perhatian, maka secara tidak
langsung telah melakukan komunikasi yang efektif.
23

Gambar 15. Server Graphixity

Booking Editor
Menurut Haryati, dkk (2015), editor adalah orang yang bertanggungjawab
pada saat pasca produksi progra dengan melakukan editing atau proses
penyuntingan gambar sehingga suatu program layak untuk disiarkan. Seorang
editor dituntut untuk mampu membuat credit title, sub title dan beberapa efek
serta transisi video atau gambar. Dalam pengertian lain, seorang editor diibaratkan
adalah seorang sutradara kedua karena dianggap mampu memberikan sentuhan
kreatif terakhir pada proses pasca produksi yaitu pada bagian editing program.
Sama halnya dengan ilustrasi, setiap akan melakukan proses editing
seluruh program di Metro TV harus melakukan pemesanan editor terlebih dahulu.
Setiap editor di Metro TV memegang beberapa program sekaligus, maka dari itu
setiap program yanng akan melakukan proses editing, editor harus dibook terlebih
dahulu agar tidak mengerjakan program lain di waktu yang bersamaan.
The Journalist memiliki satu editor tetap yang memang memegang
beberapa program lain, sehingga untuk jadwal editing harus diatur dengan editor
tersebut yang akan mengurangi bentrok jadwal dengan editing program lain.
Biasanya proses editing program The Journalist memakan waktu empat
hingga lima hari untuk proses pengerjaan segmen secara keseluruhan, seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, program The Journalist ini terdiri dari empat segmen
dengan durasi hampir satu jam. Maka dari itu proses editing biasanya diperkiraan
dari hari senin hingga jumat.
Untuk memesan editor, terdapat server untuk melakukan booking yang
akan terhubung langsung dengan Chief Editor Metro TV. Chief editor yang nanti
akan mengatur setiap pemesanan dari seluruh program Metro TV, Chief Editor
bertanggungjawab untuk membagi jadwal editor berdasarkan jadwal pemesanan
editor dari setiap program sehingga dapat meminimalisir terjadinya bentrok
jadwal pengeditan. Server booking editor ini bernama formica (Gambar 16),
dengan laman formica.co.id yang bisa diakses oleh seluruh komputer di Metro TV,
sehingga mempermudah setiap staff untuk melakukan pemesanan.
Asisten produksilah yang memiliki tanggungjawab untuk melakukan
pemesanan editor dengan mengakses server tersebut, asisten produksi harus
mengetahui beberapa hal untuk mengisi kolom-kolom yang tertera di server
tersebut seperti nama program, nama episode, waktu tayang, tanggal dan shift
editing, serta produser yang bertanggungjawab pada program The Journalist.
24

Mengenai keterangan-keterangan tersebut, asisten produksi akan


berkoordinasi dan menanyakan kepada produser untuk informasi seputar
pelaksanaan editing agar tidak ada kekeliruan pada pengisian form pada server
formica.

Gambar 16. Server Formica

Pada program The Journalist, asisten produksi harus melakukan


pemesanan editor beberapa hari sebelum pelaksanaan editing dimulai. Untuk
program The Journalist sendiri menjadwalkan pemesanan editor setiap minggu
yaitu pada hari kamis, dengan catatan memang terdapat editing program pada
minggu berikutnya. Jadi, ketelitian dari seorang asisten produksi diuji pada tahap
ini karena mengingat pemesanan editor ini harus dilakukan dengan pengisian
kolom-kolom pada server dengan benar dan sesuai dengan arahan produser.

Memindahkan Materi dan Melakukan Offline


Setelah pra, produksi, dan beberapa proses pada pasca produksi dilakukan,
hal terakhir sebelum proses editing yang harus dikerjakan oleh seorang asisten
produksi adalah memindahkan semua materi ke komputer editing The Journalist,
mulai dari gambar, dubbing-an, dan materi dari kamera liputan juga harus
dipindahkan oleh asisten produksi ke komputer editing. Materi digunakan sebagai
bahan untuk proses editing.
Di Metro TV, ada ruangan khusus untuk memindahkan gambar hasil
liputan ke hardisk program yaitu Ingest. Ruangan Ingest ini digunakan untuk
mengakses data sd card kamera dan disimpan di hardisk program, dari hardisk
baru kemudian dipindahkan ke komputer editing. Tugas ini membutuhkan
ketelitian dari asisten produksi untuk melakukan pengecekkan semua materi
jangan sampai ada yang tertinggal atau bahkan fatalnya adalah terhapus. Asisten
produksi harus membuat folder untuk mempermudah pencarian materi dan
meminimalisir adanya permasalahan.
Semua materi harus diletakkan di satu folder yang sama agar tidak
terpisah-pisah sehingga sulit untuk melakukan pencarian gambar, kemudian nama
folder diganti berdasarkan isi materi pada folder tersebut.
Setelah semua materi selesai diinput ke komputer editing The Journalist,
asisten produksi harus melakukan yang namanya tahap offline. Arti dari offline ini
25

digunakan untuk istilah memotong Sound on Tape (SOT) atau wawancara dan
memotong dubbing-an sesuai naskah, untuk mempermudah pekerjaan editor.
Jelasnya, proses offline ini merupakan proses memadukan antara gambar satu
dengan gambar lain serta pemotongan dan memperpadukan gambar menjadi satu
kesatuan gambar yang bercerita, sehingga hasilnya nanti akan dapat dimengerti
dan dinikmati oleh penonton.
Materi hasil shooting langsung dipilih dan disambung-sambung sesuai
naskah. Sesudah editing kasar, hasilnya dilihat dalam screening. Setelah hasil
offline dirasa cukup, maka akan lanjut ke tahap editing dimana yang mengerjakan
adalah seorang editor. Didalam naskah editing, gambar dan nomor kode waktu
tertulis jelas untuk memudahkan pekerjaan editor. Kemudian hasil shooting asli
dan naskah editing diserahkan kepada editor untuk dilakukannya proses editing.
Asisten produksi pada tahap ini akan sering berkoordinasi dengan editor
karena sudah masuk ke tahap editing. Asisten produksi juga akan mengawasi
proses editing, apabila ada yang kurang atau perlu tambahan gambar sesuai
permintaan editor. Bukan hanya itu, asisten produksi juga harus mengetahui tahap
editing dan melaporkannya ke produser maupun reporter, sehingga asisten
produksi harus benar-benar mengikuti mulai dari awal proses editing hingga akhir.

Preview oleh Producer Excecutive dan Pimpinan Redaksi


Sebuah program televisi yang menarik tentu akan diminati oleh khalayak,
namun sebelum produksi ditayangkan yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana
menyajikan program yang baik. Program yang baik, menurut J.B Wahyudi (2012)
isi program atau siaran harus meliputi, program atau isi siaran mempunyai tujuan
pendidikan, penerangan, ataupun hiburan, dari segi teknik harus baik dan tidak
membosankan. Dan program yang baik harus berorientasi pada penonton.
Poin-poin tersebut akan dilihat oleh producer excecutive pada saat proses
preview program, karena kesalahan pada setiap episode program bisa saja terjadi,
bahkan tanpa kita sadari terdapat banyak kekurangan yang harus diperbaiki
sebelum penayangan episode ini. Preview menjadi hal penting yang harus
dilakukan setelah memproduksi sebuah acara televisi agar mengetahui hal-hal
yang harus diperbaiki untuk mengurangi respon sensitif publik ketika episode
tersebut tayang. Tak hanya itu, perencanaan-perencanaan yang sebelumnya sudah
disusun sebelumnya mampu dijadikan acuan sebagai dasar untuk memproduksi
tayangan televisi hasil tayangan yang diberikan kepada penonton dapat maksimal.
Setelah semua segmen rampung dan produser sudah memotong durasi
sesuai dengan waktu tayangan The Journalist yaitu 43 menit, excecutive produser
atau EP akan melakukan preview episode secara keseluruhan untuk meminimalisir
kesalahan pada tayangan, seperti yang dimetahui bahwa tontonan di televisi
dikonsumsi oleh hampir semua orang, sehingga pada program televisi tidak
diperkenankan terdapat kesalahan sedikit apapun. Karena akan berpengaruh
kepada respon publik yag bisa saja akan menimbulkan masalah yang tidak
diinginkan.
Peran EP disini ialah menonton seluruh segmen mulai dari segmen satu
hingga segmen empat. EP juga akan melihat kesalahan-kesalahan episode seperti
salah penggunaan kata, ilustrasi dan EP akan menilai secara konsep apakah
seluruh pembahasan episode sudah sesuai dengan tema.
26

Tanggungjawab seorang asisten produksi disini ialah mendampingi EP


saat preview dan mencatat keseluruhan revisi dengan menuliskan isi revisi dan
timecode. Asisten produksi harus melaporkan hasil preview EP kepada produser
dan melakukan koordinasi dengan editor untuk segera melakukan revisi episode.
Asisten produksi harus menyiapkan kembali materi-materi yang dibutuhkan untuk
revisi, seperti tambahan gambar, tambahan ilustrasi bahkan tidak menutup
kemungkinan EP meminta untuk memperbaiki satu segmen penuh karena terdapat
hal-hal yang dinilai kurang menarik bagi penonton atau terdapat kesalahan konsep
yang tidak berkaitan dengan tema yang sebelumnya sudah ditentukan. Jika EP
meminta untuk merombak satu segmen penuh, maka asisten produksi harus segera
menyampaikan kepada produser, editor dan reporter terkait hal tersebut agar
segera membuat ulang konsep dan melakukan liputan.
Preview ini tidak hanya dilakukan oleh EP, tetapi Pimpinan Redaksi juga
harus melihat semua segmen sebelum disiarkan, EP dan Pimpinan Redaksi akan
melihat semua segmen apakah konsepnya sudah sesuai dengan tema yang
ditentukan. Pada program The Journalist, yang akan berkoordinasi langsung
dengan pimpinan redaksi adalah excecutive producer. Jika memang terdapat revisi
oleh pimpinan redaksi, makan EP akan menyampaikan kepada produser dan
asisten produksi untuk segera dieksekusi.

Menyiapkan Promo Episode


Persaingan dunia televisi dalam mendapatkan rating dan share menuntut
peningkatan bentuk promosi, khususnya promosi untuk program televisi pada
media mereka sendiri. Salah satu bentuk promosi yang dilakukan adalah promosi
program. Promosi program adalah seluruh bentuk promosi program yang
dilakukan oleh stasiun televisi dengan menggunakan fasilitas layar televisinya
sendiri. Promosi program TV memiliki tujuan untuk mendapatkan audiens atau
penonton lebih banyak dan penonton sebelumnya yang telah ada sehingga
diusahakan untuk tetap dapat dijaga perhatian dan kesetiaan pada stasiun atau
program TV yang dikelola sendiri.
Promosi suatu program membentuk image dari program tersebut. Image
yang baik akan menaikkan rating. Dengan rating yang tinggi menandakan
kesuksesan program tersebut. Berarti pula promosi yang dibuat telah berhasil.
Promo episode di Metro TV sendiri merupakan salah satu bentuk video
promosi program yang bedurasi kurang lebih sekitar 30 detik yang akan
ditayangkan pada jeda iklan siaran Metro TV. Dengan mencermati persaingan
antar stasiun televisi yang semakin ketat pada era media dan teknologi informasi,
kegiatan promosi menjadi satu kesatuan yang menyeluruh dan saling melengkapi
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh setiap stasiun televisi
(Fachruddin, 2012).
Promo episode The Journalist digunakan untuk menginformasikan kepada
penonton tentang pembahasan dan jam tayang program The Journalist itu sendiri.
Promo episode ini akan diisi oleh visual-visual yang menarik. Untuk promo-
promo tersebut dapat berupa trailer yaitu cuplikan-cuplikan program yang
dikemas secara ringkas sesuai alur program yang sebenarnya, digabungkan
dengan narasi yang memiliki daya tarik pada identitas program (Fachruddin,
2012).
27

penonton. Asisten produksi pada tahap ini harus mampu berpikir kreatif, karena
membuat sesuatu yang kreatif dalam mempromosikan suatu program adalah hal
yang terpenting. Dengan pemikiran yang kreatif kita semakin mengetahui cara
berkomunikasi yang baik dengan penonton dan mengetahui apa sebenarnya yang
menarik bagi penonton. Dalam membuat promo episode, asisten produksi harus
menerapkan tiga konsep yaitu what people want to see, what people need to see,
dan what people want and need to see.
Pada proses produksi promo episode program The Journalist, asisten
produksi juga akan mendapatkan arahan dari produser untuk memilih potongan
SOT atau wawancara yang menarik dari narasumber. Biasanya produser akan
memberitahu kepada asisten produksi untuk memilih bagian-bagian tertentu untuk
dimasukan pada promo episode.
Semua visual yang telah dipilih, asisten produksi harus menyusun di
project baru di Adobe Premiere, kemudian asisten produksi akan menyerahkan
file promo tersebut kepada tim promo Metro TV untuk didubbing dan dirapikan.

Gambar 17. Capture Promo Episode The Journalist


Sumber : www.metrotvnews.com

Pada proses produksi promo episode ini, asisten produksi akan sering
berkoordinasi dengan tim promo Metro TV untuk melakukan revisi promo yang
telah dipreview oleh produser maupun excecutive produser. Promo episode
program The Journalist bukan hanya berbentuk video, tetapi ada yang berbentuk
foto (Gambar 17). Sama halnya dengan promo video, asisten produksi akan
memilih beberapa foto yang telah diambil oleh campers yang sekiranya dapat
menarik perhatian masyarakat.
Promo foto ini sendiri akan dibagikan melalui media sosial program The
Journalist sehingga promosi episode program bukan hanya melalui siaran televisi
saja, tetapi juga melalui media sosial seperti instagram dan youtube, hal ini
berkaitan dengan fungsi media sosial yang sejatinya memang sebagai media
sosialisasi dan interaksi, serta menarik orang lain untuk melihat dan mengunjungi
tautan yang berisi informasi mengenai program The Journalist. Promo foto ini
memiliki tujuan yang sama dengan promo video yaitu untuk mempromosikan
episode program kepada publik.

Mengirimkan Master on Air (MOA)


Kualitas program televisi bukan hanya dinilai dari pembahasan program
tersebut tetapi juga kualitas audio dan visualnya, Kemasan program televisi yang
28

Gambar 18. Promo foto program The Journalist


Sumber : instagram.com/thejournalist_mtv

akan disiarkan harus mampu membangun citra dari program itu sendiri. Menurut
Juan Cui (2002) menjelaskan Kemasan program televisi dapat menunjukkan
karakteristik dan ciri dari sebuah program unggulan, sehingga dapat mendekatkan
dan membangun citra program pada pemirsanya.
Menurut Tong Peng Li (2007) elemen dari sebuah kemasan program
adalah:
1) Logo
Sangat penting karena menggambarkan identitas program, dan citra dari
sebuah program.
2) Warna
Pilihan warna menjadi sangat penting dalam tayangan sebuah program.
Biasanya tayangan program memiliki ciri khas warna utama yang menjadi
identitas, misalkan warna biru atau kuning. Contohnya warna utama biru yg
digunakan Metro TV. Warna biru dipilih karena menggambarkan kehangatan,
cerah, ketenangan dan citra yang obyektif.
3) Audio
Termasuk diantaranya bahasa, musik dan efek suara. Suara memegang
peranan penting. Sebuah program yang baik bisa menyatukan warna utama
sebagai identitas sebuah program dengan musik yang baik. Maka dengan
hanya melihat warna dan mendengar suaranya saja, sebuah program sudah
dapat teridentifikasi atau ditebak.
Ketiga elemen di atas merupakan elemen yang krusial yang harus
diperhatikan sebelum episode program The Journalist ditayangkan, untuk
melakukan pengecekkan ketiga hal tersebut agar sesuai dengan standar siaran
Metro TV, maka bagian quality control atau QC harus melakukan pengecekkan
terlebih dahulu.
Setelah EP dan Pimpinan Redaksi sudah menyetujui terkait konsep
episode dan tidak ada tambahan revisi, semua segmen tersebut dirender oleh
editor atau asisten produksi dengan file berbentuk .mxf yang disebut dengan
Master on Air atau MOA, MOA inilah yang akan ditayangkan pada siaran Metro
TV. MOA tersebut diinput ke server QC untuk dilakukan pengecekkan teknis,
seperti peletakkan logo yang pas dengan template Metro TV, warna gambar agar
tidak terlalu over, dan permasalahan terkait audio.
29

Setelah dilakukan pengecekkan oleh QC, catatan revisi terkait teknis akan
dikirimkan oleh QC kepada asisten produksi dan produser. Asisten produksi akan
menyampaikan catatan revisi QC kepada editor untuk dilakukan perbaikan.
Setelah semua catatan telah direvisi dan QC sudah menyatakan bahwa satu
episode sudah rampung, maka MOA episode program The Journalist siap untuk
ditayangkan sesuai dengan jadwal.

HAMBATAN DAN SOLUSI ASISTEN PRODUKSI DALAM PROSES


PRODUKSI PROGRAM THE JOURNALIST DI METRO TV

Proses produksi program The Journalist tidak selamanya berjalan lancar,


terdapat hal-hal yang akan menghambat proses produksi yang tidak dapat kita
hindari, baik itu secara teknis maupun non teknis, tetapi ketika terjadi
permasalahan tersebut kita dapat memperbaiki dengan mencari solusi terbaik yang
bisa dilakukan khususnya oleh seorang asisten produksi. Solusi tersebut bisa
didapatkan dari pengalaman asisten produksi serta berdasarkan kondisi di
lapangan. Adapun hambatan dan solusi yang dihadapi asisten produksi dalam
proses produksi program The Journalist adalah sebagai berikut:

Hambatan Teknis
Hambatan teknis yang dialami oleh seorang asisten produksi pada proses
produksi program The Journalist adalah:
1) Suatu data dapat memuat hal yang penting dan rahasia. Untuk itu data yang
bersifat penting dan rahasia tentunya disimpan di tempat yang aman,
contohnya data disimpan dalam bentuk file dalam komputer, untuk itu perlu
kehati-hatian dalam proses pemindahan data. Di Metro TV, untuk
memudahkan proses pemindahan data dari satu komputer ke komputer lain,
biasanya seluruh program Metro TV melakukan input data melalui server,
server merupakan jaringan elemen-elemen (software, hardware dan
brainware) yang saling berhubungan, membentuk satu kesatuan untuk
melaksanakan suatu tujuan pokok yaitu mengolah suatu data menjadi
informasi (Mabruri, 2018). Server yang terdapat di Metro TV seperti server
digital graphic yaitu Graphixity, server tim promo di server 158, dalet galaxy
server untuk mencari gambar serta dalet script untuk tempat penyimpanan
data semua program agar bisa diakses di semua komputer.
Permasalahannya adalah beberapa server seringkali error pada saat produksi
program The Journalist, server tersebut seperti server untuk mencari gambar
dan menyimpan materi, sehingga menghambat kinerja asisten produksi. Hal
ini sulit untuk dihindari karena menyangkut sistem teknologi yang tidak
selalu akan berjalan lancar, mengingat di Metro TV pun banyak program
yang mengakses dalam waktu yang bersamaan, dan data yang disimpan pun
melebihi kapasitas. Solusi untuk permasalahan ini adalah menyimpan materi
back up-an di flashdisk atau hardisk program kemudian untuk pencarian
gambar bisa dilakukan melalui youtube dengan tetap mencantumkan
sumbernya.
2) Internet menjadi satu kesatuan dalam proses produksi program di televisi
yang sangat berkaitan dengan teknologi, sehingga dalam prosesnya internet
akan selalu digunakan pada proses produksi program.
30

Permasalahan terkait internet tidak akan dapat kita dihindari karena


internet di Metro TV pun hampir digunakan oleh semua orang secara bersamaan
sehingga menimbulkan permasalahan teknis. Permasalahan internet yang
seringkali muncul adalah lambatnya koneksi internet. Saat koneksi internet lambat
atau terputus, asisten produksi tentu sangat kesulitan saat sedang mencari
informasi mengenai tema yang digarap ataupun pada saat melakukan pencarian
gambar pada aplikasi, sehingga Solusi yang dilakukan yaitu asisten produksi dapat
menggunakan jaringan internet pribadi yang lebih stabil.

Hambatan Non Teknis


Hambatam non teknis yang dialami oleh seorang asisten produksi pada proses
produksi program The Journalist adalah,
1) Ketidaksediaan narasumber untuk diwawancarai menjadi salah satu hambatan
yang dapat mempengaruhi proses produksi, khususnya pada proses liputan.
Tanpa narasumber, liputan wawancara mustahil untuk dan berpengaruh
terhadap rating program karena kurangnya kredibilitas informasi yang
didapatkan.
Sebagai orang yang seringkali bertanggungjawab untuk menghubungi
narasumber, seorang asisten produksi terkadang mengalami penolakan oleh
narasumber untuk diwawancara. Biasanya hal ini berpengaruh dari faktor
pembahasan program yang sedikit sensitif maupun kesibukan narasumber.
Solusi yang dapat dilakukan oleh seorang asiten produksi adalah harus
mampu meyakinkan terlebih dahulu kepada narasumber khususnya terkait
permasalahan pembahasan yang sensitif, apalagi memang narasumber tidak
berkenan segera mencari narasumber lain yang memiliki kaitan dekat dengan
pembahasan program. Jika terkait waktu wawancara dari narasumber yang
tidak bersedia, maka segera mencari waktu yang lain yang bia dihadiri oleh
narasumber.
2) Saat melakukan pemesanan ilustrasi melalui server, seringkali ilustrasi
tersebut dikerjakan dalam waktu yang lama, hal tersebut disebabkan oleh
faktor kurangnya SDM dari tim digital graphic. Tim digital graphic saat ini
berjumlah 12 orang berbanding terbalik dengan banyaknya program di Metro
TV sehingga setiap satu orang dari tim digital graphic mengerjakan
pemesanan ilustrasi dari beberapa program yang akan mempengaruhi waktu
pengerjaan ilustrasi program The Journalist. Solusi yang dilakukan oleh
seorang asisten produksi adalah menemui langsung divisi digital graphic dan
melakukan pengecekkan ilustrasi secara berkala agar dapat mengetahui
progess dari ilustrasi yang telah dipesan sebelumnya.
Setiap berkas yang dibutuhkan untuk program The Journalist seperti rincian
biaya liputan dan honor narasumber harus disetujui dan ditandatangani oleh
banyak pihak, mulai dari excecutive producer, manager produksi, hingga
pimpinan redaksi. Banyaknya pihak yang harus menyetujui berkas tersebut
membuat proses pencairan dana untuk narasumber membutuhkan waktu yang
lama. Maka dari itu, seorang asisten produksi harus memberikan berkas dan
dokumen melalui sekretariat redaksi dalam jarak waktu yang jauh sebelum
hari keberangkatan liputan dan proses wawancara dengan narasumber,
sehingga dalam jarak waktu tersebut berkas dapat segera disetujui
31

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya,
maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:
1) Asisten produksi pada program The Journalist ikut andil dan memiliki peran
dari mulai proses pra produksi yaitu menentukan tema dan melakukan riset,
booking alat, menghubungi narasumber serta melakukan pengecekkan
dokumen BPD, pada proses produksi yaitu menyiapkan alat dan melakukan
liputan. Pada proses pasca produksi, seorang asisten produksi memiliki
tanggungjawab untuk membuat naskah, menyiapkan materi, memesan
ilustrasi, membuat promo episode hingga mengirimkan Master on Air (MOA)
ke bagian quality control (QC). Seorang asisten produksi juga menjadi
jembatan bagi setiap tim untuk saling berkoordinasi pada produksi program
The Journalist seperti excecutive producer, produser, reporter, editor hingga
cameraman. Asisten produksi juga bertanggungjawab terhadap kelancaran
proses produksi setiap episode program agar bisa ditayangkan tepat waktu.
2) Asisten Produksi pada program The Journalist terkadang mengalami
hambatan pada proses pra produksi, produksi hingga pasca produksi.
Hambatan tersebut antara lain hambatan teknis seperti server error dan
koneksi internet lambat, serta hambatan non teknis seperti ketidaksediaan
narasumber dan waktu yang lama untuk memesan ilustrasi. Hambatan yang
telah dievaluasi kemudian dipertimbangkan solusi terbaik untuk mengatasi
hambatan tersebut.

Saran
Berdasarkan simpulan yang didapat mengenai proses, hambatan serta solusi
yang telah dibahas sebelumnya, saran untuk meningkatkan kinerja Program The
Journalist yaitu:
1) Proses yang paling menentukan kelancaran produksi secara keseluruhan
adalah pada proses pasca produksi. Hal yang pertama harus disiapkan pada
proses ini adalah naskah, sebuah naskah menjadi pedoman bagi tim The
Journalist untuk melaksanakan tanggungjawabnya pada saat proses produksi
program, terutama bagi seorang asisten produksi yang memililki andil besar
pada proses pasca produksi program The Journalist mulai dari pencarian
gambar hingga dalam mengawasi proses editing.
Pada naskah terdapat keterangan gambar, teks dubbing-an, keterangan
ilustrasi yang harus dipesan, hingga nama file yang dibutuhkan pada proses
editing agar memudahkan pencarian gambar, semua hal tersebut harus segera
disiapkan sebelum pelaksanaan editing program. Jika tidak ada naskah,
semua tim The Journalist akan kesulitan untuk melakukan proses produksi
pada tahapan pasca produksi ini, sehingga sangat krusial untuk
memperhatikan produksi naskah agar tidak terlalu lama dan tidak berdekatan
dengan waktu editing.
Maka dari itu, produksi naskah harus segera dilakukan setelah liputan selesai
dan produksi naskah pun bisa dilakukan secara berkala dari segmen satu
hingga segmen empat, agar saat mendekati waktu proses pengeditan semua
materi telah dipersiapkan.
32

2) Tedapat banyak server yang digunakan pada setiap program di Metro TV,
seperri server Graphixity untuk melakukan pemesanan ilustrasi, server dalet
script untuk melakukan penyimpanan data, server formica untuk melakukan
pemesanan editor, server 158 untuk server promo episode dan lain sebagainya.
Tujuan dari server ini adalah untuk mempermudah koordinasi antar
departemen dan juga untuk melakukan penyimpana data setiap program agar
dapat di akses di semua komputer.
Setiap server di Metro TV ini sering kali terjadi error dikarenakan
banyaknya data yang tersimpan dalam server tersebut, maka dari itu
seharusnya dilakukan pembersihan data-data secara berkala agar error yang
sering terjadi tidak terulang.
3) Pada proses produksi program The Journalist Metro TV, seorang asisten
produksi memiliki tanggungjawab untuk melakukan pemesanan ilustrasi ke
bagian digital graphic. Pemesanan biasa dilakukan menggunakan server
graphixity yang langsung terhubung ke sistem komputer bagian digital
graphic, tim digital graphic juga akan menerima pemesanan ilustrasi tersebut
melalui server yang sama dan asisten produksi bisa melihat riwayat
pemesanan ilustrasi apakah sudah diterima atau tidak.
Seringkali pemesanan tersebut tidak diterima oleh tim digital graphic karena
kurangnya SDM pada divisi tersebut yang berbanding terbalik dengan jumlah
program Metro TV yang melakukan pemesanan. Maka dari itu, hendaknya
menambah sumber daya manusia khususnya bagian digital graphic, yang
diharapkan mampu menuangkan ide-ide baru yang lebih kreatif serta inovatif
serta mampu mempercepat pengerjaan ilustrasi setiap episode program The
Journalist.
33

DAFTAR PUSTAKA
Danial, E. AR. 2009. Metode Penulisan Karya Ilmiah.Bandung: Laboratorium
PKn-FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia.
Dewabrata, A.M. 2012. Kalimat Jurnalistik Panduan Mencermati Penulisan
Berita. Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara
Dwyer, dkk. 2012. Handbook of Research Methods in Tourism: Quantitative and
Qualitative Approaches. Cheltenham: Edward Elgar Publishing Limited.
Fachruddin, Andi. 2012. Dasar-dasar Produksi Televisi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Haryati, dkk. 2016. Berani jadi Wirausaha Sosial?. Depok : DBS Foundation
KBBI. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online, diakses tanggal 10 Mei
2022]
Latief, R., & Utud, Y. 2015. Siaran Televisi Non-Drama. Jakarta: Kencana.
Mabruri, Anton. 2018. Manajemen Produksi dan Penulisan Naskah.. Jakarta : PT.
Gaskindo.
Morissan. 2013. Manajemen Media Penyiaran – Strategi Mengelola Radio &
Televisi. Jakarta [ID]: Prenadamedia Group.
Naratama. 2014. Menjadi Sutradara Televisi dengan Single dan Multi Camera.
Jakarta : Grasindo
Parmadi, dkk. 2015. Perancangan Buku Ilustrasi Untuk Memperkenalan
Implementasi Tri Hita Karana Pada Organisasi Subak di Bali. Vol.2.
Jakarta
Sumandiria, AS Haris. 2006. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan feature,
Bandung : Simbiosa Rekatama Media
Wahyudi,J.B.2012. Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak, Jakarta:
Gramedia
Wibowo, Fred. 2007. Teknik Produksi Televisi. Yogyakarta: Pinus Book Publisher
34

LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi saat on cam

Lampiran 2. Liputan mengenai Sungai Ciliwung


35

Lampiran 3. Booth editing The Journalist

Lampiran 4. Preview episode oleh Excecutive Producer


36

Lampiran 5. Proses wawancara bersama narasumber

Lampiran 6. Dokumentasi rapat internal program The Journalist


37

RIWAYAT HIDUP

Penulis dengan nama lengkap Sarah Triandini


lahir di Bogor pada tanggal 25 Oktober 2001 dari
pasangan Eryadi dan Nurwismet. Penulis adalah puteri
ketiga dari tiga bersaudara. Riwayat pendidikan dari
TK Pertiwi, SDN 26 Jati Utara, SMPN 5 Padang dan
SMAN 4 Padang. Tahun 2019 penulis lulus dari
SMAN 4 dan lulus seleksi masuk perguruan tinggi
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB) jalur
USMI dan diterima di Program Studi Komunikasi
Angkatan 56.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam mengerjakan
tugas-tugas setiap mata kuliah. Pada saat semester satu, penulis pernah
menjadi produser pada script writer leader “Jangkar Show” untuk
pemenuhan tugas akhir Mata Kuliah Teknik Wawancara. Pada semester
tiga, penulis pernah menjadi Liason Officer pada event “Seminar Media
Sosial Fotography 2022” untuk pemenuhan tugas akhir Mata Kuliah
Event Organizer, dan menjadi sekretaris pada Event Organizer Awards
2018. Pada semester lima, penulis terpilih menjadi script writer kelompok
Radio untuk pemenuhan tugas mata kuliah produksi siaran radio, dan
menjadi produser dalam film “Apakabar, Anakku?” untuk pemenuhan
tugas akhir Mata Kuliah Produksi Film dan Video. Penulis juga menjadi
sekretaris pada program Distribusi Informasi Kampus Desa. Penulis juga
mendapatkan IPK 3,77 dengan 101 SKS kumulatif.
Selain itu, penulis juga aktif mengikuti berbagai kegiatan internship
di berbagai platform edukasi digital, penulis pernah mengikuti program
magang content writer pada web Campus Digital, penulis juga sudah
menjalankan tugas selama dua tahun di salah satu platform edukasi
dengan posisi saat ini sebagai Senior of People Acquistion and
Development. Penulis juga telah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
mulai dari tanggal 1 Februari sampai tanggal 31 Maret 2022 di program
The Journalist Metro TV, sebagai asisten produksi dengan judul Laporan
Tugas Akhir “Peran Asisten Produksi dalam Proses Produksi Program The
Journalist di Metro TV”.

Anda mungkin juga menyukai