Anda di halaman 1dari 8

Praktikum APK Modul 4

NAMA : Yolanda Ghina Sabila


NIM : 41620120014

MODUL 4

ANTHROPOMETRI

3.1. Pengumpulan Data


3.1.1 Objek yang Diukur

3.1.2 Pengumpulan data


Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengukur dimensi tubuh dua orang yang
berbeda pada saat praktikum dilaksanakan. Berikut di bawah ini adalah data dari objek
pengukuran.
 R1
Nama : Hanindyo Toriq
Umur : 13 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Jawa

1
 R2
Nama : Astuti
Umur : 51 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Sumatra

3.2.Pengolahan Data
3.2.1 Menghitung Persentil
 P5 = Persentil 5, dicari menggunakan rumus: P5 = Xbar – 1,645σ
 P10 = Pe

rsentil 10, dicari menggunakan rumus: P10 = Xbar – 1,280 σ


 P50 = Persentil 50, dicari menggunakan rumus: P50 = Xbar
 P90 = Persentil 90, dicari menggunakan rumus: P50 = Xbar +1,280 σ
 P95 = Persentil 95, dicari menggunakan rumus: P95 = Xbar + 1,645 σ

3.2.2 Uji Kecukupan Data


Dalam melakukan uji kecukupan data digunakan tingkat ketelitian (S) sebesar 10%
atau 0,1 (Tingkat kepercayaan 95%, maka nilai Z = 1,96 ≈ 2), penghitungan uji
kecukupan data menggunakan rumus sebagai berikut:

Ʃ − Ʃ
=
Ʃ

 Z = Tingkat Keyakinan, karena tingkat keyakinan 95%, maka = 1,96 = 2


 s = derajat ketelitian 10%
 ΣX = jumlah dari data R1 dan R2
 ΣXi² = jumlah dari data orang pertama kuadrat dengan data orang kedua kuadrat
2
 (ΣXi )²= jumlah dari data R1 dan R2 yang kemudian dikuaratkan
Jika N’ ≤ N, data dianggap cukup, namun jika N’ > N data tidak cukup. Hasil
perhitungan terlihat pada table berikut:

3.2.3 Uji Keseragaman Data


Keseragaman data dapat ditentukan dengan mencari batas atas dan batas bawah dari
data yang ada. Batasan tersebut dapat dicari dengan rumus berikut:
BKA = Batas Kendali Atas BKB = Batas Kendali Bawah
BKA = Xbar + Z . σ BKB = Xbar - Z . σ
Keterangan:
 X Bar = Rata-rata pengukuran antara R1 dengan R2

Berikut adalah hasil uji keseragaman data dengan menentukan nilai BKA dan BKB:

Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat bahwa nilai R1 dan R2 berada di antara
Batas Kendali Atas dan Batas Kendali Bawah, yang menandakan bahwa data R1
dan R2 seragam.

3
3.2.4 Menghitung Xp dan Allowance
 Perhitungan Nilai Xp

 Alasan Memilih Persentil


1. Perancangan lebar bahu pada senderan kursi meja makan ini menggunakan data
anthropometri persentil 95. Gunanya agar lebar bahu dari banyak populasi dapat
menggunakan senderan kursi ini, namun tidak terlalu lebar.
2. Perancangan lebar pinggul juga menggunakan data persentil 95 agar rata-rata ukuran
populasi dapat menggunakannya dengan nyaman.
3. Perancangan tinggi mata duduk, tinggi bahu duduk, panjang poplitiel dan tinggi
poplitiel menggunakan data persentil P50 agar mencakup standar ukuran tubuh rata-
rata populasi pengguna.
4. Perancangan tinggi duduk tegak atau yang digunakan sebagai sandaran pengguna saat
menggunakan kursi adalah menggunakan data persentil 90. Hal ini dipituskan karena
agar senderan kursi tidak terlalu tinggi ataupun rendah sehingga pengguna dapat
menekuk tengkuk/lehernya ketika merasa pegal.

 Menentukan Dinamic Clearance

4
 Hasil Xp + Allowance

3.1.5 Rekomendasi Ukuran Rancangan Kursi

5
BAB IV

ANALISA DAN HASIL

4.1 Analisa Praktikum

Dari praktikum yang sudah dilakukan maka didapatkan hasil pengukuran


anthropometri dari dua sampel yang berbeda. Pengukuran ini dilakukan untuk
memperoleh ukuran yang ergonomis dalam perancangan kursi untuk meja makan. Dimana
perancangan ini diharapkan akan membuat pengguna dapat merasa nyaman saat
menggunakan kursi ini.

Berikut dimensi anthropometri yang digunakan padasaat melakukan pengukuran:

1. Lebar Bahu

2. Lebar Pinggul

3. Tinggi Mata Duduk (pwngukuran tinggi pandangan mata hingga alas duduk)

4. Tinggi Bahu Duduk (pengukuran dari ujung bahu ke alas duduk)

5. Tinggi Duduk Tegak (pengukuran dari ujung kepala ke alas duduk)

6. Panjang Politiel (pengukuran dari bagian terluar belakang pantat ke ujung lutut dalam)

7. Tinggi Poplitiel (pengukuran dari ujung lutut dalam ke telapak kaki)

Pengukuran ini guna untuk mempertimbangkan produksi kursi untuk meja makan
kedepannya agar lebih memberikan rasa nyaman dan puas penggunanya. Maka dari itu
perancangan kursi ini menggunakan persentil 50 yang mana mewakili bentuk/dimensi
tubuh rata-rata manusia, lalu juga menggunakan persenti 90 dam 95 agar semakin besar
pasar penjualan karena dapat digunakan oleh berbagai kalangan dimensi tubuh. Berikut di
bawah ini merupakan hasil perhitungan serta analisa persentil yang didapatkan :

a. Panjang Alas Kursi

Untuk perancangan pada panjang alas kursi digunakan data dimensi panjang poplitiel
yang mana menggunakan persentil 50 dengan tujuan kursi dapat digunakan rata-rata
populasi manusia. Setelah penemtuan penambahan allowance sebesar 3 cm maka
perancangan kursi yang ergonomis untuk panjang alas kursi yaitu pada rentang 42,5 –
45,5 cm.

6
b. Lebar Alas Kursi

Untuk perancangan alas kursi ini digunakan pengukuran dimensi lebar pinggul dan
juga panjang poplitiel yang mana menggunakan persentil 50 agar kursi ini dapat
digunakan rata-rata populasi manusia. Dari penentuan allowance diketahui
penambahan sebesar 5 cm pada lebar kursi sehingga didapatkan rekomendasi ukuran
pada rentang 38,5 – 43,5 cm agar tercapai kenyamanan duduk ketika kursi digunakan.

c. Tinggi Kursi

Untuk perancangan ini digunakan data dimensi tinggi poplitiel yang mana diukur dari
alas duduk hingga telapak kaki. Dimensi ini menggunakan persentil 50 agar dapat
digunakan pada rata-rata populasi manusia. Setelah dilakukan penambahan atau
allowance pada dimensi guna untuk mengantisipasi penggunaan tinggi alas kaki
sebesar 4 cm, maka rentang tinggi kursi yang eronomis ada pada 46,5 – 50,5 cm.

d. Tinggi Sandaran Kursi

Untuk perancangan ini digunakan data dimensi tinggi mata duduk, tinggi bahu duduk,
dan tinggi duduk tegak yang mana menggunakan data persenti 95. Alasannya adalah
agar dapat digunakan oleh pengguna yang memiliki tinggi badan yang memang diatas
rata-rata populasi. Penambahan allowance pada tinggi sandaran kursi ini adalah
sebesar 2 cm. sedangkan diketahui bahwa ukuran senderan kursi makan ini adalah
sebesar 53 cm saja, maka untuk membuat kursi yang lebih nyaman lagi perlu dibuat
pada rentang 58,5 – 60,5 cm.

e. Lebar Sandaran Kursi

Untuk perancangan ini digunakan data dimensi lebar bahu dengan menggunakan
persentil 50 agar dapat digunakan oleh rata-rata poulasi manusia. Setelah
menambahkan allowance sebesar 5 cm maka rentang rancangan lebar sandaran kursi
ini berada pada rentang 43,5 – 48,5 cm, dimana kita ketahui bahwa sandaran kursi
makan yang diukur sebelumnya memiliki sandaran kursi dengan lebar sebesar 46 cm
yang artinya sudah masuk ke batas rentang kenyamanan yang ditentukan.

7
4.2 Hasil Analisa

Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka pembuatan kursi perlu dilakukan perancangan
ulang dengan ukuran yang sesuai dengan rata-rata populasi agar dapat digunakan oleh
banyak orang. Namun jangan lupa untuk tetap memperhatikan kenyamanan pengguna saat
menggunakan kursi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai