Anda di halaman 1dari 33

NAVIGATION SYSTEM

COMMUNICATION SYSTEM : HF & SATKOM


HF COMMUNICATION SYSTEM

• Sistem komunikasi radio High Frequency (HF) merupakan


sistem komunikasi memiliki kelebihan yaitu memanfaatkan
lapisan ionosfer untuk memantulkan sianyalnya, sehingga system
komunikasi HF dapat menjangkau jarak yang jauh.

• Sistem yang digunakan untuk komunikasi jarak jauh, hal ini


dikarenakan sinyal komunikasi High Frequency (HF) dapat
merambat lebih jauh sebagai hasil pantulan lapisan ionosphere
atau biasa disebut juga Skip Distance Phenomena.

• Biasanya pada pesawat terbang terpasang 2 system yaitu HF1 dan


HF2.
HF COMMUNICATION SYSTEM

International Telecommunications Union (ITU) - Menentukan


Rentang Gelombang Elektromagnetik Frekuensi Radio (Gelombang
Radio antara 3 dan 30 MHz). Dikenal Band Decameter atau
Gelombang Decameter karena panjang gelombang berkisar dari 1
sampai 10 decameters (10 sampai 100 meter).

Gelombang Radio di band ini dipantulkan kembali ke bumi oleh


lapisan Ionosfer di atmosfer - Metode dikenal sebagai Propagasi
"Skywave" - Frekuensi untuk komunikasi jarak jauh.

Band digunakan oleh Stasiun Penyiaran Internasional Gelombang


Pendek (2,310-25,820 MHz),
 Komunikasi Penerbangan
 Stasiun Waktu Pemerintah
 Stasiun Cuaca
 Radio Amatir
 Penggunaan lainnya.
Frekuensi Tinggi (HF) Untuk rentang gelombang elektromagnetik
frekuensi radio (gelombang radio) antara 3 dan 30 MHz. Dikenal
sebagai band decameter atau gelombang decameter sebagai
panjang gelombang yang berkisar dari satu sampai sepuluh
decameters (sepuluh sampai seratus meter).
• Sistem komunikasi radio HF digunakan untuk melakukan komunikasi
jarak jauh antara pesawat dengan pesawat lain atau dengan ground
station.
• Komunikasi HF (High Frequency) adalah salah satu bentuk
komunikasi yang digunakan di pesawat, baik untuk suara (voice)
maupun data. radio HF menggunakan range frekuensi antara 3MHz
sampai dengan 30MHz.
• Sistem propagasi dari komunikasi radio HF termasuk dalam sky wave
propagation hal di tunjukan berdasarkan karakteristik gelombang
HF yang dapat di pantulkan oleh lapisan ionosphere dari atmosfhere
bumi yang dapat di lihat pada gambar
Komunikasi Radio HF membutuhkan ground station sebagai
repeater. Selain itu disisi pesawat juga harus terpasang beberapa
komponen untuk mendukung komunikasi ini yaitu :
 HF Transceiver yang berfungsi sebagai komponen utama,
komputer yang mengolah sinyal HF yang diterima dan akan
dipancarkan
 HF Antena berfungsi sebagai penerima dan pemancar signal
 HF Coupler berfungsi sebagai coupling antara antenna
dengan transceiver
 HF comm control panel sebagai interface ke flight crew
Komponen Sistem Komunikasi HF :
• Tranceiver
• Antenna
• Antenna Coupler
• Radio Set Control

Spesifikasi Sistem Komunikasi HF :


• Range Frequency : 2 MHz – 30 MHz
• Spacing Frequency : 1 KHz
• Emergency Frequency : 8364 KHz
• Power Output :
1. AM transmitter : 100 watt
2. Transmitter : 400 watt
3. Reciever : 500 watt
HF ANTENNA LOCATION
• Standard untuk radio HF antara lain :
1. ARINC 719-5 Airborne HF/SSB System
2. FAA TSO-C170 High Frequency (HF) Radio Communications
Transceiver Equipment Operating within the Radio Frequency
Range 1.5 to 30.00 MHz
3. RTCA DO-163 (Radio Technical Commission for Aeronautics,
supersedes DO-163) Minimum Performance Standards –
Airborne HF Radio Communications Transmitting and Receiving
Equipment Operating within the Radio-Frequency Range of 1.5
to 30 MHz.

• Dibanding VHF, radio HF sebenarnya memiliki keunggulan dalam


digital tuning, efisiensi pemakaian SSB (single-side band) serta
penggunaan daya, konsep antenna baru, ukuran yang kompak dan
pemasangannya yang sederhana.

• Keunggulan lain adalah kemampuannya menjangkau jarak jauh


karena selain merambat sejajar tanah (sebagai ground-wave, sampai
100 NM), HF juga dipantulkan oleh lapisan ionosfer (sebagai sky-
wave, hingga ribuan NM). Kekurangan gelombang HF adalah sangat
dipengaruhi oleh kondisi atmosfer dan kualitasnya yang tidak sebaik
VHF.
Contoh produk radio HF misalnya :
• HFS-900D dari Rockwell Collins pada pesawat Airbus 319, 320, 321,
330, 340, Boeing 737, 747, 757, 767, 777, MD-11 dan 90;
• Primus HF 1050 dari Honeywell pada pesawat bisnis danregional
• AN/ARC-220 dari Rockwell Collins pada helicopter militer

Primus HF 1050 terdiri atas empat LRU (Line replaceable unit) yaitu :
• PS 440 Primus II Select HF Controller sebagai panel kendali dan
tampilan frekuensi;
• KAC 1052 Antenna Coupler untuk meningkatkan efisiensi transmisi
antenna
• KPA 1052 Power Amplifier sebagai penguat daya
• KRX 1053 Receiver/Exciter sebagai prosesor radio

Karena radio kounikasi HF di pergunakan untuk jarak jauh, maka


dari itu ada beberapa hal yang menjadi kelemahan dalam sistem
radio HF yaitu mengenai noise, maka dari itu komunikasi ini
biasanya hanya digunakan untuk rute penerbangan yang melewati
lautan (ocean region), untuk yang menggunakan rute darat biasanya
lebih memilih untuk menggunakan sistem komunikasi VHF.
PROPAGASI GELOMBANG IONOSFIR

• Pada frekuensi tinggi atau daerah HF, yang mempunyai range


frekuensi 3 – 30 MHz, gelombang dapat dipropagasikan
menempuh jarak yang jauh akibat dari pembiasan dan
pemantulan lintasan pada lapisan ionospher.

• Gelombang yang berpropagasi melalui lapisan ionosfir ini


disebut sebagai gelombang ionosfir (ionospheric wave) atau juga
disebut gelombang langit (sky wave).

• Gelombang ionosfir terpancar dari antena pemancar dengan


suatu arah yang menghasilkan sudut tertentu dengan acuhan
permukaan bumi.

• Dalam perjalanannya, bisa melalui beberapa kali pantulan


lapisan ionosfir dan permukaan bumi, sehingga jangkauannya
bisa mencapai antar pulau, bahkan antar benua.
Aksi pembiasan pada lapisan ionosfir dan permukaan bumi tersebut
disebut dengan skipping . Ilustrasi dari efek skipping ini, dapat dilihat
pada Gambar dibawah.
Gelombang radio yang dipancarkan dari pemancar melalui antena
menuju ionofir, dan dibiaskan/dipantulkan kembali pada titik B ke
permukaan bumi pada titik C. Kemudian oleh permukaan tanah
dipantulkan kembali ke ionosfir dan sekali lagi dibiaskan ke bumi
kembali pada titik D menuju penerima di titik E pada permukaan
bumi.

Untuk memahami proses pembiasan lebih lanjut pada atmofir bumi,


maka susunan kita harus mengetahui proses kimiawi lapisan
atmosfir dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Lapisan atmofir bumi terdiri dari 3 (tiga) lapisan, yaitum : lapisan


troposfir (troposphere), stratosfir (stratosphere) dan ionosfir
(ionosphere). Troposfir terletak di permukaan bumi hingga
mencapai ketinggian kira-kira 6,5 mil. Lapisan berikutnya
(stratosfir) berada mulai dari batas troposfir sampai ketinggian
sekitar 25 mil. Dari batas stratofir hingga ketinggian 250 mil adalah
lapisan ionosfir. Di atas ionofir adalah ruang angkasa.
• Lapisan troposfir adalah lapisan terendah dari bumi, dan di
dalamnya berisi zat-zat yang diperlukan untuk kelangsungan
hidup. Lapisan ini dapat dilalui gelombang yang berfrekuensi
tinggi menuju lapisan berikutnya. Karena itu, tidak akan terjadi
inversi temperatur atau juga tidak bisa menyebabkan pembiasan
yang berarti.
• Lapisan stratosfir dengan temperaturnya yang konstan tersebut
disebut juga daerah isothermal.
• Ionosfir adalah nama yang benar-benar sesuai, karena lapisan ini
tersusun dari partikel-partikel yang terionisasi. Lintasan ini tidak
terkontrol dan bervariasi terhadap waktu, musim dan aktivitas
matahari. Kerapatan pada bagian yang paling atas adalah sangat
rendah dan semakin ke bawah, makin tinggi kerapatannya. Bagian
yang lebih atas mengalami radiasi matahari yang relatif lebih kuat.
• Lapisan ionospher terdiri dari beberapa/bermacam-macam
lapisan yang terionisasi kira-kira ketinggian 40 – 400 km (25 mil –
250 mil) diatas permukaan bumi.
• Ionisasi ini disebabkan oleh radiasi sinar ultraviolet dari matahari
yang mana lebih terasa pada siang hari dibandingkan pada malam
hari.
Untuk lebih jelasnya tentang fenomena masing-masing lapisan pada ionosfir
diberikan berikut ini.
 Lapisan D terletak sekitar 40 km – 90 km. Ionisasi di lapisan D sangat rendah,
karena lapisan ini adalah daerah yang paling jauh dari matahari. Lapisan ini
mampu membiaskan gelombang-gelombang yang berfrekuensi rendah.
Frekuensi-frekuensi yang tinggi, terus dilewatkan tetapi mengalami
redaman. Setelah matahari terbenam, lapisan ini segera menghilang karena
ion-ionnya dengan cepat bergabung kembali menjadi molekul-molekul.
 Lapisan E terletak sekitar 90 km – 150 km. Lapisan ini, dikenal juga dengan
lapisan Kenelly – Heaviside, karena orang-orang inilah yang pertama kali
menyebutkan keberadaan lapisan E ini. Setelah matahari terbenam, pada
lapisan ini juga terjadi penggabungan ion-ion menjadi molekul-molekul,
tetapi kecepatan pe nggabungannya lebih rendah dibandingkan dengan
lapisan D, dan baru bergabung seluruhnya pada tengah malam. Lapisan ini
mampu membiaskan gelombang dengan frekuensi lebih tinggi dari
gelombang yang bisa dibiaskan lapisan D. Dalam praktek, lapisan E mampu
membiaskan gelombang hingga frekuensi 20 MHz.
 Lapisan F terdapat pada ketinggian sekitar 150 km – 400 km. Selama siang
hari, lapisan F terpecah menjadi dua, yaitu lapisan F1 dan F2. Level ionisasi
pada lapisan ini sedemikian tinggi dan berubah dengan cepat se iring
dengan pergantian siang dan malam.
Pada siang hari, bagian atmosfir yang paling dekat dengan matahari
mengalami ionisasi yang paling hebat. Karena atmosfir di daerah ini
sangat renggang, maka penggabungan kembali ion-ion menjadi
molekul terjadi sanga t lambat (setelah terbenam matahari). Karena itu,
lapisan ini terionisasi relatif konstan setiap saat. Lapisan F bermanfaat
sekali untuk transmisi jarak jauh pada frekuensi tinggi dan mampu
membiaskan gelombang pada frekuensi hingga 30 MHz.

Sebagai tambaha n, pada lapisan-lapisan ionosfir yang ditunjukkan di


atas, ada juga variasi-variasi lain yang tidak menentu yang terjadi akibat
dari partikel-partikel radiasi dari matahari, sehingga mengakibatkan
kacau atau rusaknya propagasi gelombang radio. Jenis badai ini dapat
berlangsugn beberapa hari, tetapi komunikasi
masih dapat dipertahankan dengan menurunkan frekuensi kerjanya.

Radiasi yang berlebihan dari matahari, juga dapat mengakibatkan


ionisasi yang berat sekali pada daerah/lapisan bawah yang dapat
menyebab-kan komunikasi black out sama sekali untuk gelombang
dengan frekuensi di atas 1 MHz.
AIRCRAFT OPERATIONAL CONTROL
SATTELITE COMMUNICATION SYSTEM

Satelit yang merelay dan memperkuat Sinyal Radio Telekomunikasi


melalui Tansponder.

Menciptakan saluran komunikasi antara pemancar sumber dan


penerima di lokasi yang berbeda di Bumi. Satelit komunikasi yang
digunakan untuk Televisi, Telepon, Radio, Internet, dan Aplikasi Sipil /
Militer. Lebih dari 2.000 Satelit Komunikasi di Orbit Bumi, Digunakan
oleh kedua Organisasi Swasta dan Pemerintah.

Sesuai Namanya, Satcom (satellite communication) adalah system


komunikasi yang dilakukan melalui satelit. Jadi, disini (satu atau lebih)
satelit yang mengorbit Bumi dipakai untuk meneruskan informasi yang
dibutuhkan. Hal ini menghilangkan ketergantungan akan stasiun
antenna penerus (repeater) yang ada di darat, sehingga Satcom dapat
dipakai didaerah yang jauh dari daratan seperti di bagian selatan
Pasifika tau Hindia.
Komunikasi satelit menawarkan potensi komunikasi udara jarak
jauh yang lebih andal. Namun keandalan ini melibatkan
kompleksitas teknis dan biaya yang cukup besar.

Ada dua sistem navigasi satelit utama, yaitu The U.S. Department of
Defense’s NAVSTAR Global Positioning System (GPS) and The
Russian Federation’s Global Orbiting Navigation Satellite
system(GLONASS).

ICAO & RTCA telah menetapkan sistem yang lebih global yang
mencakup dua sistem ini, satelit overlay geostasioner, bersama
dengan sistem navigasi satelit masa depan.

Keuntungan dari navigasi satelit adalah menyediakan kemampuan


navigasi seluruh cuaca yang akurat di seluruh dunia.
Kerugian utama adalah rentan terhadap gangguan internasional dan
ketidaktersediaan karena sinyal masking atau kurangnya jangkauan
visibilitas.
Komunikasi Nirkabel menggunakan Gelombang
Elektromagnetik. Untuk membawa Sinyal. Gelombang ini
memerlukan Line-Of-Sight, karena terhalang oleh kelengkungan
bumi. Untuk menyampaikan sinyal di sekitar kurva komunikasi
antara titik yang terpisah di Bumi.

Satelit Komunikasi menggunakan Frekuensi Radio dan Microwave,


untuk menghindari gangguan sinyal, Organisasi Internasional
memiliki peraturan "Rentang Frekuensi (Band)" dan Organisasi
tertentu diperbolehkan untuk menggunakan. Alokasi Band akan
meminimalkan Risiko Gangguan Sinyal.
System Configuration
Consists of three segments
• Space segment
• Control segment
• User segment
SPACE SEGMENT
• Space Segment terdiri dari konstelasi satelit yang terdiri dari
beberapa satelit.

• Satelit menyediakan kerangka acuan navigasi dasar dan


mengirimkan sinyal radio dari mana pengguna dapat
mengumpulkan pengukuran yang diperlukan untuk solusi
navigasinya.

• Pengetahuan tentang posisi satelit dan riwayat waktu (ephemeris


dan waktu) juga diperlukan untuk solusi pengguna. Satelit juga
mengirimkan informasi itu melalui modulasi data sinyal
CONTROL SEGMENT

Terdiri dari tiga elemen utama:

• Monitor Station yang melacak sinyal yang ditransmisikan satelit &


mengumpulkan pengukuran yang serupa dengan yang
dikumpulkan pengguna untuk navigasi mereka.

• Master Control Station yang menggunakan pengukuran ini untuk


menentukan & memprediksi ephemeris & riwayat waktu satelit
dan kemudian mengunggah parameter yang dimodulasi satelit
pada sinyal yang ditransmisikan.

• Antena stasiun bumi yang melakukan Upload control ke satelit


USER SEGMENT

• Terdiri dari peralatan penerima dan prosesor yang melakukan


solusi navigasi.

• Peralatan ini tersedia dalam berbagai bentuk dan fungsi,


tergantung pada aplikasi navigasi
ORBIT SATELIT
Satelit komunikasi memiliki salah satu dari tiga jenis utama orbit,
sementara klasifikasi orbital lainnya digunakan untuk lebih
menentukan Rincian Orbital

Satelit Low Earth Orbit (LEO)


Orbit melingkar sekitar 160 sampai 2.000 kilometer (99 ke 1.243 mil) di
atas permukaan bumi. Waktu berputar mengelilingi bumi) sekitar 90
menit.

Karena ketinggian rendah, satelit terlihat dalam radius sekitar 1.000


kilometer (620 mil) dari titik sub-satelit.

Karena ketinggian yang rendah, satelit ini hanya terlihat dari dalam
radius sekitar 1.000 kilometer (620 mil) dari titik sub-satelit. Selain itu,
satelit di orbit bumi rendah mengubah posisi mereka relatif terhadap
posisi tanah dengan cepat. Jadi, bahkan untuk aplikasi lokal, sejumlah
besar satelit yang diperlukan jika misi membutuhkan konektivitas
terganggu.
Medium Earth Orbit (MEO)

Berada antara 2.000 dan 35.786 kilometer (1.243 dan 22.236 mil) di atas
permukaan bumi. Terlihat untuk waktu yang lebih lama dari satelit LEO, 2
dan 8 jam.

Memiliki cakupan area yang lebih besar dari satelit LEO. Durasi
Visibilitas dan Footprint yang lebih luas berarti lebih sedikit satelit yang
diperlukan dalam jaringan.

Salah satu kelemahan bahwa jarak satelit memberi lebih lama waktu
tunda dan sinyal lemah dari satelit LEO, meskipun keterbatasan tidak
separah dari satelit GEO.
Geostationary Earth Orbit (GEO)

Berada 35.786 kilometer (22.236 mil) dari permukaan bumi. Memiliki


karakteristik khusus posisi yang jelas di langit bila dilihat oleh pengamat
bumi tidak berubah, Satelit tampaknya "Diam" di langit. Karena periode
orbit satelit adalah sama dengan tingkat rotasi Bumi.

Keuntungan dari orbit ini bahwa antena tanah tidak harus melacak satelit di
langit, mereka bisa diperbaiki untuk menunjuk lokasi di langit satelit
muncul.

LEO dan MEO mengorbit Bumi lebih cepat, tidak tetap terlihat di langit ke
titik tetap di bumi terus seperti GEO, tetapi pengamat bumi untuk
menyeberangi langit dan "Mengatur" ketika satelit pergi di belakang
Bumi.
Komunikasi Satelit biasanya terdiri dari
subsistem berikut:
• Komunikasi Payload
STRUKTUR SATELIT
Terdiri dari transponder, antena, dan
sistem switching.
• Mesin Penggerak
Digunakan untuk membawa satelit ke
orbit yang diinginkan
• Stasiun Keeping Pelacakan dan
stabilisasi sub-system
Menjaga satelit di orbit yang tepat,
dengan antena yang menunjuk ke arah
yang benar, dan sistem kekuasaan
menunjuk ke arah matahari
• Power sub-system
Untuk menyalakan sistem satelit,
biasanya terdiri dari sel surya, dan
baterai yang mempertahankan
kekuatan selama Gerhana Matahari
• Komando dan Pengendalian sub-
system
Mempertahankan komunikasi dengan
stasiun kontrol. Stasiun kontrol bumi.
Memantau kinerja satelit dan
mengontrol fungsi selama siklus hidup-
nya.
STANDARD SATELIT KOMUNIKASI

Standar untuk SATCOM misalnya :


• ARINC 781-6 Mark 3 Aviation Satellite Communication Systemss;
• RTCA DO-262B Minimum Operational Performance Standards for
Avionics Supporting Next Generation Satellite System (NGSS)
• FAA TSO-C159a Next Generation Satellite System (NGSS)
Equipment

Contoh System komunikasi satelit antara lain :


• SAT-906 Aero-H and -L dari Rockwell Collins pada pesawat Airbus
300, 310, 330, 340, Boeing 737, 747, 757, 767, 777, Dassault Falcon
50, 900, Gulfstream IV,V, C-135 dan C-141
• MCS-7100 series dari Honeywell pada berbagai pesawat transport
• SB800 dari Cobham pada berbagai pesawat

Anda mungkin juga menyukai