Pancur
KERANGKA ACUAN
PROGRAM P2 DB
UPT PUSKESMAS PANCUR
A. Pendahuluan
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah infeksi yang disebabkan oleh firus Dengue.
Dengue adalah virus penyakit yang ditularkan dari nyamuk aedes Spp, nyamuk yang
paling cepa berkembang di dunia ini telah mneyebabkan hampir 390 juta orang terinfeksi
setiap tahunnya. Beberapa jenis nyamuk menularkan atau menyebarkan virus dengue.
DBD memiliki gejala serupa dengan Demam Dengue, namun DBD memiliki gejalan lain
berupa sakit/nyeri pada ulu hati terus menerus, perdarahan pada hidung, mulit, gusi atau
memar pada kulit.
Virus dengue ditemukan di daerah tropic dan subtropic kebanyakan diperkotaan dan
pinggiran kota di dunia ini. Untuk Indonesia dengan iklim tropis sangat cocok untuk
pertumbuhan hewan atau tumbuhan serta baik bagitempat berkembangnya beragam
penyakit, terutama penyakit yang dibawa oleh vector, yakni oragnisme penyebar agen
pathogen dari inang ke inang, seperti nyamuk yang banyak menularkan penyakit.
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) merupakan
salah satu penyakit yang di sebbakan oleh nyamuk spesies Aedes Aegypti atau Aedes
Albopictus (DBD, 1999) sebagai vector primer serta Aedes Polynesiensis, Aedes
Scutellaris serta Ae (finlaya) niveus sebagai vector sekunder. Biasanya juga terjadi
penularan trans seksual dari nyamuk jantan ke nyamuk betina melalui perkawinan
(WHO, 2009). Serta penularan trans ovarial dari induk nyamuk ke keturunannya (Josi
dan Sharma, 2001).
Menurut data WHO, Asia Pasific menanggung 75 persen dari beban Dengue di dunia
antara tahun 2004 dan 2010, sementara Indonesia di laporkan sebagai negara ke- 2
dengan kasus DBD terbesar diantara 30 negara wilayah endemis
B.Latar belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah Kesehatan
masyarakat di Indonesia yang jumlah penderitanya semakin meningkat dan
penyebarannya semakin luas, penyakit DBD merrupakan penyakit menular yang
umumnya menyerang pada usia anak- anak umur kurang dari 15 tahun dan juga bisa
menyerang pada orang dewasa (widoyono, 2005).
AkreditasiPuskesmas 2022 UPT Puskesmas
Pancur
Sejak tahun 2005, nampak adanya kecenderungan penurunan CFR DBD. Sedikit
peningkatan nampak pada tahun 2009. Kecenderungan penurunan tersebut tidak nampak
pada IR DBD per 100.000 penduduk. IR DBD sejak 2006 hingga 2010
cenderung fluktuatif. Pada tahun 2010 jumlah kasus DBD yang dilaporkan
sebanyak 155.777 penderita (IR: 65,57/100.000 penduduk) dengan jumlah
kematian sebanyak 1.358 (CFR0,87 %).
Melihat hal tersebut diatas, dipandang perlu untuk melakukan kegiatan yang dapat
mencegah terjadinya penularan DBD melalui Tindakan promotive kepada masyaraka
C. Tujuan
1. Tujuan umum:
Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena DBD Bersama lintas program dan
lintas sector terkait.
2. Tujuan khusus :
a. Tercapainya penurunan angka kesakitan
b. Terwujudnya masyarakat yang mengerti, menghayati dan melaksanakanhidup
sehat melalui kegiatan pencegahan sehingga kesakitan dan kematian DBD dapat
dicegah.
D. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan
1. Melakukan penyelidikan Epidemiologi setiap ada kasus DBD
2. Pemeriksaan jentik berkala
3. Lomba bebas jentik
4. Monitoring dan evaluasi kinerja kader jumantik.
E. Cara Melaksanakan Kegiatan Dan Sasaran
1. Cara Melaksanakan Kegiatan
a. Perencanaan
Persiapan jadwal dan perlengkapan yang akan digunakan dalam melaksanakan
Penyelidikan Epidemiologi seperti formulis, buku catatan dan alat tulis.
b. Pelaksanaan
Melaksanakan PEnyelidikan Epidemiologi saat ada kasus DBD
c. Pelaporan
Hasil kegiatan dilaporkan setiap selesai penyelidikan epidemiologi berdasarkan
formular yang baku dari Dinas Kesehatan dan dilaporkan seiap ada kasus DBD.
2. Sasaran
a. PJB dilakukan di rumah rumah warga dan saran umum lainnya.
b. Kegiatan lomba bebas jentik dilakukan di semua desa di wilayah kerja
Puskesmas Pancur
c. Monev kinerja kader jumantik dilakukan kepada kader jumantik supervisor
AkreditasiPuskesmas 2022 UPT Puskesmas
Pancur
Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Pancur