AULIA UR RAHMAN A
NRP. 2713 100 139
Dosen Pembimbing :
Ir. Rochman Rochiem,M.Sc
Wikan Jatimurti, S.T., M.Sc
Dosen Pembimbing
Ir. Rochman Rochiem,M.Sc
Wikan Jatimurti, S.T., M.Sc.
Advisor
Ir. Rochman Rochiem,M.Sc
Wikan Jatimurti, S.T., M.Sc.
ABSTRAK
HP heater adalah perlatan Heat Exchanger yang
berfungsi untuk menaikkan temperatur feed water sesuai
temperatur Boiler.Penelitian ini menggunakan material SA
213 TP 304 dan Inconnel 625 di pilih karena memiliki sifat
ketahanan korosi yang tinggi.Kedua material ini di las
menggunakan metode GTAW digunakan sebagai tube dan
tube sheet pada HP heater,akan tetapi sering di jumpai di
lapangan terjadi crack pada material ini.Kemudian peneliti
melakukan Proses pengelasan menggunakan variasi heat input
dengan tegangan 8v,10v,12v,14v,16v. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menganalisa pengaruh heat input (tegangan)
terhadap sifat mekanik dan struktur mikro pada hasil
pengelasan SA 266 GR2N Inconel 625(tube sheet) dengan SA
213 TP 304 (tube). Pada penelitian ini dilakuan Pengujian
yaitu uji makro,uji mikro,uji XRD dan uji
kekerasan.Didapatkan hasil pengujian bahwa daerah aman
untuk di lakukan pengelasan pada parameter 8v dan
10v.Persipitat karbida ditemuka pada parameter 12v dan 14v.
Kata kunci :SA 213 TP 304,Clad Inconel 625,GTAW,
tegangan, struktur mikro, kekerasan.
(Halaman ini sengaja di kosongkan)
Analysis of Effect of Voltage Variation on Quality of
Connections GTAW Welding Result on SA Material 266
Gr 2N with Clad Inconel 625 (Tube Sheet) with SA 213 TP
304 (Tube)
ABSTRACT
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN MUKA…………………………………….i
LEMBAR PENGESAHAN..............................................ii
ABSTRAK......................................................................iii
KATA PENGANTAR....................................................vii
DAFTAR ISI...................................................................xi
DAFTAR GAMBAR......................................................xv
DAFTAR TABEL...........................................................xix
BAB I PENDAHULUAN………………………………1
1.1 Latar Belakang……………………………………1
1.2 Rumusan Masah………………………………….3
1.3 Batasan masalah…………………………………..3
1.4 Tujuan Penelitian…………………………………3
1.5 Manfaat Penelitian………………………………..4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………..5
2.1 High Pressure (HP) Heater……………………….5
2.2 Baja Tahan Karat…………………………………7
2.2.1 Austenitic Stainless Steel………………........9
2.3 Baja SA 213 TP 304…………………………….10
2.4 SA 266GR2 N…………………………………...11
2.5 Clading Inconel 625……………………………..12
xi
2.6 Diagram Fasa Cr-Ni……………………………..13
2.7 Pengaruh Unsur Paduan…………………………14
2.8 Pengelasan………………………………………15
2.8.1 Parameter Pengelasan………………………16
2.9 Metalurgi Pengelasan……………………………17
2.9.1 Sumber Tenaga……………………………..24
2.9.2 Gas Pelingdung…………………………….26
2.9.3 Filler Metal…………………………………27
2.10 Non Destructive Testing……………………….27
2.11 Pengujian Mekanik…………………………….28
2.11.1 Pengujian Kekerasan……………………29
2.12 Pengujian Visual……………………………….31
2.13 X-Ray Diffraction……………………………...31
2.14 Pengamatan Mikro……………………………..32
2.15 Penelitian Sebelumnya…………………………33
2.15.1 Nilai Kekerasan pada pengelasan Austenitic
Stainless Steel menggunakan metode GTAW……33
2.15.2 Pengamatan Mikrosoptik pada pengelasan
Austenitic Stainless Steel menggunakan metode
GTAW…………………………………………….35
xii
2.15.4 Pengamatan Mikrosoptik pada pengelasan SA 266
GR2N Inconel 625 menggunakan metode
GTAW……………………………………………......37
2.15.5 Pengamatan Mikrooptik pada pengelasan inconel
718 menggunakan metode GTAW……………………38
BAB III METODELOGI PENELITIAN………….............41
3.1 Diagram Alir ………………………………………41
3.2 Rancangan Penelitian………………………………42
3.3 Metode Penelitian………………………………....42
3.4 Bahan Penelitian………………………………......43
3.4.1 Material Uji…………………………………...43
3.4.2 Elektroda……………………………………..44
3.4.3 Gas Pelindung………………………………..44
3.4.4 Peralatan Penelitian……………………….....44
3.5 Tahapan Penelitian……………………………….45
3.5.1 Parameter Pengelasan……………………….45
3.5.2 Preparasi Material…………………………..46
3.5.3 Pengelasan GTAW………………………….47
3.5.4 Liquid Dye Penetrant Testing……………….48
3.6 Proses Pengujian…………………………………48
3.6.1 Pengujian Kekerasan (hardness)…………….49
3.6.2 Pengujian XRD………………………………51
3.6.3 Pengamatan XRD……………………………51
xiii
3.6.4 Uji Metallografi dan Makro etsa……………52
4.1 Hasil Pengujian………………………………….54
4.1.1 Pengamatan Visual………………………….54
4.1.2 Perhitungan Lebar HAZ…………………….58
4.1.3 Pengamatan Strukturmikro………………….59
4.1.4 Pengujian Kekerasan ……………………….68
4.1.5 Pengujian XRD……………………………72
4.2 Pembahasan........................................................73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.........................77
5.1 Kesimpulan...........................................................77
5.2 Saran.....................................................................77
DAFTAR PUSTAKA..................................................XIX
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 High Pressure Heater............................................ 5
Gambar 2.2. Proses Flow Pembangkit Listrik Tenaga Uap Siklus
Tertutup.……………………………………........... 6
Gambar 2.3.Diagram fasa Cr-Ni (Sidney H. Avner,1997)...….14
Gambar 2.4.Diagram pembentukan presipitasi karbida pada
stainless steel (Michael McGuire,2008) ............18
Gambar 2.5. Pembentukan karbida pada 316 (James Redmond,
2008)…………………………………................19
Gambar 2.6. Skematik Perilaku Solidifikasi dan Transformasi
(Sunandar, 2005) ...............................................21
Gambar 2.7. Pengelasan GTAW (DED, 2012)……………..23
Gambar 2.8. Distribusi panas pada elektroda tungsten dan kerja
pada setiap tipe arus pengelasan(German
Development Service,2012).............................25
Gambar 2.9.Metode liquid penetrant test (Radiant)………....28
Gambar 2.10 Pengunaan indentor pada masing-masing pengujian
kekerasan (Dieter, 1988)………………...........29
Gambar 2.11.Ilustrasi Difraksi Sinar-X pada XRD(Thermo
ARL,1999)……………………………………...32
Gambar 2.12.Microstructur pada austenitic stainless steel
pengelasan metode GTAW oleh(Ary
Setiawan)..........................................................35
Gambar 2.13 Microstructure pada austenitic stainless steel
pengelasan metode GTAW oleh(Fadhil
Muhammad).....................................................36
Gambar 2.14 Macrostructure pada austenitic stainless steel
pengelasan metode GTAW(PAL) …….............38
Gambar 2.15 Microsoptic pada inconnel 718 dengan stainless
steel pengelasan metode GTAW oleh K.
Devendranath Ramkumar …............................39
Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan................................. 41
xv
Gambar 3.2 Lubang untuk pengelasan............................... 47
Gambar 3.3 Gambar Penampang Spesimen.........................47
Gambar 3.4 Alat Uji Kekerasan ........................................50
xvii
(Halaman Ini Sengaja Di Kosongkan)
xviii
DAFTAR TABEL
xix
(Halaman Ini Sengaja Di kosongkan)
xix
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB I PENDAHULUAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
3
BAB I PENDAHULUAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
4
BAB I PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
4. Karbon
Meningkatkan kekuatan mekanik.
5. Silikon
Meningkatkan ketahanan oksidasi, baik pada
temperatur tinggi, maupun temperatur rendah.
6. Sulfur
Meningkatkan kemampuan machinability.
7. Mangan
Meningkatkan Keuletan.
(Outokompu, 2013)
2.8 Pengelasan
Menurut Md. Ibrahim Khan (2007), pengelasan
merupakan suatu proses penyambungan antara dua material
yang dilakukan melalui peleburan local yang di dasarkan pada
perpaduan factor temperature, tekanan dan kondisi metalurgi
bahan. Sedangkan menurut AWS (American Welding Society)
pengelasan merupakan proses penyambungan mataerial
dengan memanaskan hingga mencapai temperature
peneglasan. Berati dapat dikatakan bahwa pengelasan
merupakan penyambungan lokal pada material yang
menggunakan energi panas.
Proses pengelasan tidak lepas dari proses pemanasan
dan juga pendinginan yang mana kedua hal tersebut
mempengaruhi hasil pengelasan. Pemanasan yang lambat
dapat menyebabkan perambatan panas ke segala arah. Dengan
lambatnya pemanasan tersebut, jumlah pemanasan yang
dibutuhkan semakin banyak sehingga dapat memperlambat
proses pencairan dan menambah kemungkinan terjadinya
penyusutan logam. Sehingga pada pengelasan baja dengan
heat input yang kecil memungkinkan terjadinya transformasi
dari ferrit menjadi austenit. Selain itu, pemanasan juga dapat
14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
26
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
Brinell
Uji kekerasan brinell berupa pembentukan lekukan
pada permukan logam dengan memakai bola baja
berdiameter 10 mm dan diberi beban 3000 kg. Untuk
bahan lunak, beban dikurangi hingga 500 kg agar
tidak terjadi jejak yang terlalu dalam. Sementara
untuk bahan yang keras, menggungakan karbida
tungsten untuk memperkecil terjadinya distorsi
indentor.
27
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
Vickers
Uji kekerasan vickers menggunakan indentor yang
berupa piramida intan yang pada dasarnya berbentuk
bujur sangkar. Besarnya sudut antara permukaan-
permukaan piramid ang saling berhadapan adalah
136o. Sudut iii dipilih karena mendekati sebagian
besar nilai perbandingan yang diinginkan antara
diameter lekukan dan diameer bola. Berikut
merupakan perhitungan pengujian kekerasan Vickers
Rockwell
Uji kekerasan rockwell menggunakan kedalaman
indentasi pada beban yang konstan sebagai ukuran
kekerasan. Mula-mula diterapkan beban kecil sebesar
10 kg untuk mennempatkan benda uji. Hal ini akan
memperkecil jumlah preparasi permukaan yang
dibutuhkan serta memperkecil kecenderungan untuk
terjadi penumbukan ke atas.
28
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
29
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
30
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
31
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
32
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
33
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
34
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
35
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
Weld
Base
36
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
37
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
38
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Tabel 3. 1 RancanganPenelitian
Material Parame UjiMak Uji Metalogr
ter ro Hardne afi
ss
SA 266 GR2N 8.5V
Inconel(tubesh
10.5 V
eet) dengan
SA 213 TP 12.3 V
304 (tube)
14.4 V
16.2 V
42
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
3.4.2 Elektroda
Elektroda yang di gunakan dalam proses pengelasan
ini adalah AWS ERNiCrMo-3 dengan diameter 1.14 mm
43
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
44
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
45
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
46
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
47
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
48
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
49
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
50
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
51
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
52
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
B. Tahap Pengamatan
Tahap pengamatan dilakukan untuk mengamati
struktur mikro dengan menggunakan mikroskop optik.
Pengamatan dilakukan dengan beberapa kali perbesaran
Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Metalurgi, Jurusan
Teknik Material dan Metalurgi ITS dengan menggunakan
mikroskop optik OlympusBX51M-RF.
53
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
54
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN
BAB IV
HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengujian
4.1.1 Pengamatan Visual
Dari hasil foto makro, didapatkan daerah lasan
pada spesimen seperti base metal, weld metal, dan HAZ..
Hasil pengamatan visual secara makro adalah sebagai
berikut
HAZ SS
Base
Base SS Inconnel
Parameter 8.5 v
Weld
Base SS Base
Inconnel
Base
Base SS Inconnel
56
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
Weld
HAZ SS
HAZ Inconnel
Base SS Base
Inconnel
HAZ Inconnel
Base SS
Base
Inconnel
57
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
(mm)
58
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
2,5
2,06
2 1,83
1,56
1,33
LEBAR HAZ
1,5
1,08
1
0,5
0
8.5 v 10.5 v 12.3 v 14.4 v 16.2 v
VOLTAGE
59
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
austenit
austenit
60
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
Austenit
Ferritic
austenit
61
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
austenit
Ferritic Austenit
62
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
austenit
63
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
Ferritic
Austenit
austenit
64
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
carbida
austenit
Gambar 4.17 Hasil struktur mikro fusion line Stainless
steel dengan parameter 14.4 v perbesaran 200 kali
menggunakan etsa glycergia selama 20-25 detik
Ferritic
Austenit
65
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
austenit
austenit
66
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
Austenit
Ferritic
Cr
Ni
67
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
68
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
250
195,1 201,1
184,1
200
144,6 152,2
VHN 150
100
50
0
Base SS HAZ pada Weld HAZ pada Base
SS Metal inconnel inconnel
250 210,8
207,4
185,3
200 170,3
154
150
VHN
100
50
0
Base SS HAZ pada Weld HAZ pada Base
SS Metal inconnel inconnel
69
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
250
198,8 202,7 209
200 180,8
156,3
150
VHN
100
50
0
Base SS HAZ pada Weld HAZ pada Base
SS Metal inconnel inconnel
250
201,8 206,1 210,8
200 172,4
149,4
150
VHN
100
50
0
Base SS HAZ pada Weld HAZ pada Base
SS Metal inconnel inconnel
70
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
250 212,1
202,7 210,2
200 180,2
151,1
150
HVN
100
50
0
Base SS HAZ pada Weld HAZ pada Base
SS Metal inconnel inconnel
71
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
Spesimen
8.5 v
Spesimen
16.2 v
CrNi Cr23C6
Fe
CrNi
FeNi
Fe
72
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
4.2. Pembahasan
Hasil dari pengujian visual, daerah yang terlihat
hanyalah base metal dan weld metal. Daerah HAZ dari kedua
spesimen tidak begitu terlihat pada pengujian visual ini. Oleh
karena itu, untuk mengetahui lebar HAZ yang dihasilkan
73
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
74
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
75
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
76
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
77
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil dari proses pengelasan didapatkan
parameter optimal adalah 8,5 v dan 10,5v yang
dapat ditinjau dari struktur mikro yang tidak
terdapat cacat
2. Kenaikan heat input dengan parameter tegangan
dapat mengakibatkan terjadinya persipitasi
karbida pada stainless steel. Hal ini disebabkan
oleh pada saat kenaikan pada temperature 600oC-
800oC material akan masuk dalam zona sensitas
dan menghasilakn persipitat karbida. Munculnya
persipitat karbida ini disebabkan oleh terikatnya
Cr dengan C yang menyebabkan penurunan kadar
krom pada derah dekat batas butir,ditunjukan
dengan adanya penebalan batas butir.
3. Dari hasil uji kekerasan pada penelitian di
dapatkan hasil bahwa kekerasan pada inconnel
625 yang lebih tinggi dari stainless steel 304.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah:
1. Perubahan material SS menggunakan seri 304L
atau 316 sangat di anjurkan karena adanya
penambahan unsur lain agar dapar mengikat krom
dengan adanya unsur lain.
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material
78
BAB V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 2
DataPengelasan
Tabel 2
Material Tegangan Peak Travel
(v) Temp Speed
( C) (mm/min)
8.5V 60
10.5V 60
SA 266 Gr 2N 12.3V 60
with Clad Inconel 14.4V 60
625 (Tube Sheet) 16.2V 500 C 60
dengan SA 213
TP 304 (Tube)
Lampiran 3
Data Perhitungan HeatInput
Lampiran 4
Perhitungan LebarHAZ
Perhitungan lebar HAZ menggunakan rumus di bawahini
Dimana
ρC= 0.5J/mm3 .0C
t = 2mm
To = 25oC
Tm= 1600oC
Tp = 600oC
4,13 x ρC x t = 4,13 x 0.0044 x2 =0.036344
Sehingga didapatkan lebar HAZ sebagaiberikut
Tabel 4
Material Tegangan Heat Input Lebar
(v) (J/mm) HAZ
(mm)
SA 266 Gr 2N 8.5 V 357 1.08
with Clad Inconel
625 (Tube Sheet) 10.5 V 441 1.33
dengan SA 213 12.3 V 516.6 1.56
TP 304 (Tube)
14.4 V 604.8 1.83
Lampiran 5
Perhitungan Cooling Rate
Sebelum menghitung cooling rate, angka relative thickness harus
diketahui terelebih dahulu agar dapat diklasifikasikan sebagai plat
tipis atau tebal
Dimana
Tc = 600 0C
To = 25 0C
h = 2 mm
ρC = 0.0044 J/mm 0C
Sehingga didapatkan perhitungan relative thinckness sebagai
berikut
Tabel 5
Material Parameter Relativethickness(mm)
Dengan
Kss = 0.0386856
Kin = 0.045372
Tc = 600 oC
T0 = 25 oC
h = 2mm
ρC = 0.0044 J/mm 0C
Lampiran 6
sertifikat material
lampiran 7
WPS dan PQR
Wps
PQR
Lampiran 8
Dokumentasi
BIODATA PENULIS