Anda di halaman 1dari 6

PAKM

Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk memberikan gambaran untuk praktek dari sebagian dari
standar audit. Berikut ini adalah informasi mengenai perusahaan fiktif, Royal Hotel, yang
menggunakan PSAK sebagai kerangka pelaporan keuangan. Data dan informasi yang diberikan
tidak merepresentasikan keseluruhan kondisi dan pertimbangan yang seharusnya auditor
dapatkan pada saat pengauditan. Auditor harus selalu menerapkan professional judgment pada
setiap pengauditan.

Royal Hotel

Royal Hotel didirikan pada bulan Desember 2000 sebagai pengembang terkemuka di Indonesia
yang fokusnya untuk pengembangan hotel dan resor yang ramah lingkungan. Royal Hotel dikenal
dengan keunggulannya karena bangunan arsitektur hotelnya yang bertaraf internasional,
menggabungkan inovasi, rekreasi dan gaya hidup menjadi suatu pengalaman unik dan baru bagi
wisatawan lokal dan manca negara yang mencari tujuan wisata yang menonjolkan keselarasan
budaya dan lingkungan di tengah-tengah kemewahan, ketenangan dan petualangan.

Perusahaan berdomisili di Badung, Bali dan memiliki brand hotel Royal yang telah beroperasi secara
komersial sejak Royal Hotel berdiri. Saat ini selain hotel di daerah Uluwatu yang merupakan hotel
pertama dari Royal Hotel, Perusahaan juga memiliki dua hotel lain di Ubud dan di Manggis yang
sudah beroperasi secara komersial.

Saat ini Royal Hotel sedang melakukan pembangunan untuk hotel di daerah Manado yang memiliki
60-80 kamar yang diperkirakan akan beroperasi di tahun 2022. Perusahaan juga menawarkan jasa
pengelolaan manajemen perhotelan untuk beberapa hotel di Jakarta dan Bali.

Bidang usaha Royal Hotel yang tercantum pada akta dan ijin usahanya adalah bidang jasa
akomodasi (cottage) dan perhotelan dengan kegiatan utamanya sebagai berikut:
 Menjalankan kegiatan usaha sebagai jasa akomodasi (cottage),
 Menyediakan jasa penginapan yang meliputi penyediaan kamar menginap, tempat dan
pelayanan makan dan minum, pelayanan pencucian pakaian/binatu, penyediaan fasilitas
akomodasi dan pelayanan lain yang diperlukan bagi penyelenggaraan kegiatan usaha hotel,
 Memperoleh tanah dengan maksud untuk membangun hotel atau cottage atau tempat tujuan
pariwisata lainnya yang menjadi satu kesatuan dengan tanah yang bersangkutan,
Untuk menunjang kegiatan utama di atas, Royal Hotel melakukan kegiatan sebagai berikut:
 Memperoleh bangunan lama dengan maksud untuk membangun dan mengelolanya sebagai
hotel,
 Menyewa tanah untuk dioperasikan sebagai hotel
 Memperoleh saham dari perusahaan lain yang memiliki bangunan, tanah dan/atau komplek
hotel atau cottage, pengembangan hotel baru, restoran, spa, fitness center, tempat karaoke
dan/atau fasilitas hiburan hotel dan transportasi yang tengah berjalan,
 Mengambilalih usaha hotel, restoran, spa, fitness center, tempat karaoke dan/atau fasilitas
hiburan hotel dan transportasi,
 Menjalankan fungsi sebagai Hotel Management Company,
 Mengoperasikan vila/unit milik pihak ketiga berdasarkan kerjasama operasi,
 Mengoperasikan usaha event organizer termasuk namun tidak terbatas pada wedding
organizer dan party organizer,
 Memiliki dan mengoperasikan usaha restoran,
 Memiliki dan mengoperasikan usaha spa,
 Mengoperasikan usaha dan memproduksi produk-produk kebutuhan hotel & resort dalam
ruang lingkup gift shop termasuk namun tidak terbatas pada pakaian dan perhiasan,
 Menjual kavling tanah atau villa yang berlokasi dalam kawasan hotel & resort kemudian
mengelolanya dengan sistem bagi hasil ke pemilik.

Industri

Industri perhotelan di Indonesia saat ini masih cukup potensial mengingat Indonesia mempunyai
potensi alam, keragaman dan keunikan budaya sehingga industri perhotelan yang menunjang industri
pariwisata masih cukup berpotensi untuk berkembang. Akan tetapi industri pariwisata juga cukup
sensitif terhadap issue politik dan keamanan dari Indonesia.

Perkembangan bisnis perhotelan di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan
meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan di Indonesia. Wilayah yang dikembangkan pemerintah
untuk menjadi tujuan pariwisata baru juga mendukung pertumbuhan ini, sehingga daerah pariwisata
sekarang tidak hanya di daerah tertentu saja. Program percepatan pembangunan proyek-proyek
infrastruktur pemerintah Indoneisa secara langsung memiliki dampak terhadap potensi pertumbuhan
pariwisata di sejumlah daerah di Indonesia. Kehadiran bandara udara baru di berbagai daerah di
Indoensia memberikan peluang bagi pelaku usaha perhotelan dan pariwisata untuk dapat menyambut
momentum tersebut. Kesempatan ini menyebabkan terbukanya peluang untuk pengembangan bisnis
ke destinasi-destinasi pariwisata unggulan, khususnya ke daerah timur Indonesia.

Tingkat hunian secara umum juga bisa dikatakan meningkat, akan tetapi kompetisi juga bisa dibilang
meningkat juga. Kemudahan untuk melakukan booking melalui berbagai website booking online juga
mendukung hal ini. Perkembangan industri pariwisata tahun 2018 dipengaruhi oleh perekonomian
Indonesia yang mampu mempertahankan level pertumbuhan ekonominya tahun 2018 di atas 5%.
Walaupun tidak menunjukkan pertumbuhan yang berarti, perekonomian indonesia mulai bergerak dari
topangan konsumsi domestik rumah tangga menuju pertumbuhan beberapa sektor industri.

Industri pariwisata sendiri diprediksi mengalami pertumbuhan, baik dari sisi kualitas maupun
kuantitas. sebagian kalangan berpendapat, turunnya industri ritel bukan disebabkan menurunnya
daya beli masyarakat, melainkan timbulnya kecenderungan masyarakat untuk melakukan
penghematan konsumsi dan melakukan pembelanjaan di sektor traveling dan pariwisata. Kontribusi
kunjungan wisatawan mancanegara (“wisman”) juga memberikan pengaruh signifikan terhadap
perkembangan pariwisata indonesia.

Di tahun 2018, data Kementerian Pariwisata menunjukkan adanya peningkatan kunjungan wisatawan
mancanegara dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah kunjungan wisman dari 19 pintu masuk yang
ada di indonesia meningkat menjadi 15,81 kunjangan dibandingkan 11,79 juta kunjungan di
sepanjang tahun 2017. Wisman dari Singapura masih mendominasi, diikuti oleh wisman dari Malaysia
dan Jepang. Walaupun peningkatan tercatat kecil, kondisi perekonomian global yang penuh
tantangan patut menjadi pertimbangan bahwa pariwisata indonesia memiliki daya tarik yang besar
bagi para wisman. Bali sebagai lokasi usaha dari Perusahaan memiliki profil yang sedikit berbeda.
Mendominasi jumlah kunjungan wisman, Bali berkontribusi hampir 50% dari jumlah keseluruhan
kunjungan wisman ke Indonesia. Kedatangan dari wisman dari Cina merupakan yang terbanyak, ,
yang kemudian diikuti oleh kunjungan wisman dari Australia dan Eropa lainnya. Dengan kondisi
pariwisata yang terbilang cukup menjanjikan, Perusahaan berupaya untuk terus menghadirkan
produk dan jasa terbaiknya. Melalui 3 (tiga) lokasi usaha yang telah beroperasi di Bali, Perusahaan
melakukan peningkatan di seluruh aspek operasional dengan tujuan memberikan layanan yang
optimal kepada pelanggan.

Strategi

Salah satu kekuatan Hotel Royal yang dikelola Perusahaan terletak pada nuansa alami yang
diintegrasikan ke dalam seluruh elemen, mulai dari arsitektural hingga sosial budaya dari masyarakat
setempat. Konsep ini menjadi bagian penting dari kebijakan strategis Perusahaan untuk memberikan
differensiasi dengan pelaku usaha perhotelan lainnya, termasuk pangsa pasar yang dituju. Di
samping itu, ciri khas kearifan lokal masyarakat dan alam Bali justru menjadi tema yang diusung
ketiga hotel yang dimiliki Perusahaan. Untuk dapat memperkuat hal tersebut, di tahun 2018
Perusahaan antara lain telah membentuk Komite Keberlanjutan. Komite ini berfungsi untuk
memperkuat aspek keberlanjutan yang telah dilakukan Perusahaan selama ini, baik pengelolaan
lingkungan yang terintegrasi dengan lokasi usaha, maupun dukungan terhadap kearifan lokal
masyarakat Bali. Komite ini menjadi bentuk komitmen Perusahaan untuk dapat menciptakan
keberlanjutan dalam dunia usaha, sekaligus memperkokoh bisnis perhotelan yang telah dijalankan
oleh Perusahaan. Tahun 2018 juga menjadi tahun inisiatif baru bagi Perusahaan. Di tahun tersebut,
Perusahaan melaksanakan audit lingkungan, sebuah konsep audit yang masih terbilang baru di
Indonesia. Audit dilaksanakan mengikuti standar international environmental audit yang biasa
dilaksanakan oleh perusahaan-perusahaan di Eropa dan Amerika.. Audit mencakup beberapa hal
seperti emisi Gas Rumah Kaca (GRK), efisiensi energi, konservasi & manajemen, pengelolaan
sumber daya air, konservasi dan pengelolaan ekosistem, manajemen sosial dan budaya,
perencanaan & pengelolaan lahan, perlindungan kualitas udara, pengelolaan air limbah, pengelolaan
limbah padat, serta zat berbahaya lingkungan.

Perusahaan juga berencana untuk melakukan initial public offering (IPO) dan akan menjadi
perusahaan publik dengan timeline di 3 tahun mendatang, untuk pengembangan Perusahaan.

Ownership dan Struktur Organisasi

Saat ini Royal Hotel sahamnya 100% dimiliki PT Royal Abadi Sejahtera yang bergerak di bidang jasa
konstruksi. Sehubungan dengan rencana IPO perusahaan, struktur organisasi baru-baru ini dirubah
dengan menambahkan pos business development. Hal ini dikarenakan Perusahaan memiliki memiliki
target untuk mempunyai proyek-proyek baru sejalan dengan perencanaan IPO ini, sehingga pos ini
bisa dikatakan cukup penting untuk strategi Perusahaan.
Saat ini Perusahaan dikelola oleh manajemen yang profesional dan masing-masing pejabat di pos-
posnya adalah manajer yang mempunyai latar belakang perhotelan dan mempunyai pengalaman
ekstensif di bidangnya. Catatan untuk bagian business development dipegang rangkap jabatan
dengan direktur dari PT Royal Abadi Sejahtera yang merupakan induk Perusahaan dari Royal Hotel,
hal ini dikarenakan pos business development tersebut masih baru, sehingga masih dicari manajer
yang layak untuk menempati pos tersebut.

Operasional

Tahun 2018 merupakan tahun yang baik bagi perusahaan, karena pertumbuhan sektor pariwisata
yang ditunjang dukungan dari pemerintah pusat, Perusahaan menikmati dampak positif dari
momentum yang sudah berjalan dari tahun sebelumnya tersebut yaitu peningkatan okupansi hunian
yang berdampak pada pendapatan kamar yang meningkat, juga peningkatan pada pendapatan
makanan dan minuman, sbb.:
Manajemen berencana untuk mengembangkan aset perusahaan secara inorganik dengan membeli
properti yang sudah beroperasi sehingga perusahaan dapat meningkatkan pendapatan secara
langsung.

Salah satu faktor risiko yang mempengaruhi industri pariwisata adalah cuaca dan siklus alam. Faktor
ini menjadi sebuah kendala sekaligus tantangan bagi Perusahaan, seperti yang terjadi pada tahun
2018 dan juga di tahun 2017. Gunung Agung, gunung terbesar dan tertinggi di Pulau Bali, memasuki
masa siklus erupsinya dengan tingkat erupsi yang cukup besar. Peristiwa ini memiliki dampak yang
luar biasa bagi pariwisata Bali. Bahkan, Pemerintah sempat memutuskan untuk menutup jalur
penerbangan sebagai salah satu jalur utama keluar-masuk bagi Pulau Bali akibat tertutup debu dari
letusan gunung.

Menyikapi bencana tersebut, Perusahaan mendukung kearifan lokal masyarakat Bali dalam
memandang erupsi Gunung Agung sebagai bagian dari kultur dan sejarah yang tak terpisahkan
dengan jati diri masyarakat. Sikap ini merupakan hal yang penting, dimana Perusahaan menjadi
bagian dari komunitas masyarakat setempat yang memiliki kepentingan yang sama terhadap kondisi
yang stabil dan harmonis

Di tahun 2018 pemerintah memiliki tiga program prioritas yang diimplementasikan, yakni digital
tourism, homestay (pondok wisata), dan konektivitas udara. Menpar menegaskan, untuk
meningkatkan kunjungan wisman secara signifikan, digital tourism menjadi strategi yang harus
dilakukan untuk merebut pasar global khususnya pada 12 pasar fokus yang tersebar di 26 negara.
Program digital tourism dimulai dengan meluncurkan iTX (indonesia Tourism Exchange) yang
merupakan digital market place platform dalam ekosistem pariwisata atau pasar digital yang
mempertemukan buyers dan sellers di mana nantinya semua travel agent, akomodasi, atraksi
dikumpulkan untuk dapat bertransaksi. Pemerintah juga akan membangun konektivitas udara
mengingat sekitar 75 persen kunjungan wisman ke indonesia menggunakan moda transportasi udara
sehingga tersedianya jumlah kursi pesawat (seat capacity) yang cukup menjadi kunci untuk mencapai
target tahun 2017 hingga 2019 mendatang.Untuk memanfaatkan momentum tersebut, Perusahaan
berkomitmen untuk menyelesaikan proyek proyek yang sudah direncanakan untuk pembangunan
hotel. Selain itu Perusahaan akan membuka opsi untuk berkembang secara inorganik dengan
mengakuisisi bisnis usaha sejenis yang sudah beroperasi.

Properti Royal Hotel


Royal Uluwatu
Royal Uluwatu, terletak sepanjang pantai selatan Bali di Uluwatu, sebuah daerah di Pulau Bali yang
memiliki kekhasan alam dan budaya Bali. Dibangun di atas lahan sekitar 60.000 m2, Royal Uluwatu
berdiri di atas tebing yang indah dan menampilkan arsitektur resor modern. Properti ini selesai
dibangun pada tahun 2009 itu dan telah menjadi salah satu resor bergaya hidup masa kini, serta
menjadi acuan bagi penerapan konsep hijau yang bertujuan memelihara keharmonisan dengan
lingkungan sekitar. Royal Uluwatu menawarkan konsep ramah lingkungan diwujudkan dalam bentuk
penggunaan kayu daur ulang untuk bahan bangunan, pemanfaatan air hujan, kolam renang yang
menggunakan air laut, serta penanganan limbah air yang terencana dengan baik. Royal Uluwatu
menjadi sebuah destinasi liburan mewah yang telah mengubah daerah yang sebelumnya ‘tidak
terjamah’ menjadi sebuah tujuan wisata kelas dunia, dan mengambil lokasi di daerah wisata baru di
Bali yang berdekatan dengan properti-properti mewah lainnya. Maha karya yang terletak di lereng
tebing ini menjanjikan kepada para tamu suatu pengalaman liburan dan gaya hidup yang mewah
namun artistik dalam bentuk perawatan spa, serta ragam pilihan cita rasa kuliner yang disajikan
dengan cara fine dining ataupun santai.

Royal Ubud
Royal Ubud, BaliRoyal Ubud adalah sebuah resor hasil karya perusahaan arsitek terkemuka dunia,
Kerry Hill, yang berhasil mengubah resor yang telah berusia 15 tahun itu menjadi sebuah tempat
yang menawarkan ketenangan dan kenyamanan. Properti ini mengkombinasikan unsur tradisional
dan kontemporer dari kesenian Bali, dan telah menjadi surga bagi mereka yang mencari ketenangan
di area Ubud, salah satu pusat seni tradisional Bali yang sangat terkenal. Dengan meniru konsep
desa di Bali, Royal Ubud dipercantik dengan taman tersembunyi, teras yang luas, dan taman tropis
yang indah. 14 unit villa Royal Ubud bertingkat dua yang menghadap langsung ke lembah sungai di
bawahnya ini menampilkan cita rasa seni tinggi di setiap fasilitas yang dimilikinya, termasuk kolam
renang ”tak terbatas” yang menghadap ke Sungai Ayung, cabana di tepi kolam, ruang rapat, butik
galeri seni, restoran di tengah perkebunan, The Royal Spa, ruang perpustakaan, bale bengong untuk
menikmati pengalaman kuliner yang unik, serta ruang pernikahan yang menawan. Royal Ubud
merupakan jawaban atas kebutuhan mereka yang mencari ketenangan, pada resor berkonsep ramah
lingkungan, desain berkualitas, yang memadukan pemandangan sungai dan budaya Bali yang khas.

Royal Manggis
Royal Manggis merupakan resor tepi laut yang terpencil namun elegan di daerah Manggis, Bali
Timur. Dikelilingi pohon-pohon kelapa, resor ini tersembunyi di antara laut dan Gunung Agung yang
megah, yang dianggap suci oleh penduduk. Semua kamar dan suite menghadap ke laut dengan
pemandangan yang membentang hingga ke Nusa Penida. Interpretasi modern atas arsitektur
tradisional Bali, dipadu dengan fasilitas modern sehingga menghadirkan suasana yang santai dan
selaras dengan lingkungan sekitar. Diakuisisi pada bulan Oktober 2015, Royal Manggis membuka
akses bagi Perusahaan ke pasar di Bali bagian Timur. Properti baru ini dikhususkan bagi wisatawan
yang ingin menikmati Bali di wilayah terpencil dan sunyi dan telah memberikan kontribusi positif
terhadap kinerja Perusahaan.

Royal Manado (under construction)


Royal Manado, yang terletak di Sulawesi Utara, adalah salah satu investasi masa depan Perusahaan,
berlokasi dekat dengan salah satu tempat penyelaman yang indah di Manado, yang diproyeksi akan
menjadi tujuan wisata Indonesia populer berikutnya. Properti baru yang akan memiliki 60-80 kamar
tersebut akan dibangun di lahan pinggir pantai seluas sekitar 4,5 ha di Tanjung Tarabitan.Lokasinya
yang dekat dengan tempat menyelam yang cantik di Sulawesi Utara akan menjadi daya tarik bagi
wisatawan untuk lebih menikmati keindahan Indonesia bagian Timur yang masih belum terlalu
terjamah.

Pengembangan lainnya
Perusahaan sedang melakukan perencanaan untuk pengembangan proyek dan pengambilalihan
hotel di daerah Yogyakarta dan Jakarta yang sudah hampir pasti dimulai sebelum IPO. Proyek-
proyek lain di Indonesia Timur juga sedang dalam taraf penjajakan dan negosiasi.

Anda mungkin juga menyukai