Tiram ini sekitar 14 jam dan bekerja selama 7 pekerja pengemasan ikan berada pada
hari dalam seminggu tanpa hari libur. kelompok umur ≤ 31 tahun yaitu sebanyak
Berdasarkan kondisi di atas maka 17 orang (53,1%), dan mayoritas sudah
penulis melakukan penelitian dengan tujuan kawin yaitu sebanyak 21 orang (65,6%) dan
untuk menganalisis upaya pencegahan, potensi mayoritas mempunyai masa kerja ≤ 5 tahun
kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan pada
yaitu sebanyak 17 orang (53,1%).
pekerja pengemasan ikan di Kecamatan Tanjung
Hasil penelitian Maharani (2016)
Tiram Kabupaten Batubara.
menunjukkan (58,1%) nelayan mengalami
keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs),
METODE PENELITIAN (53,5%) nelayan tergolong umur berisiko,
Jenis penelitian ini merupakan
(46,5%) nelayan tergolong masa kerja lama, dan
penelitian survei deskriptif. Penelitian ini
(83,7%) nelayan bekerja dengan sikap/tubuh
dilakukan di Kecamatan Tanjung Tiram
kerja tidak ergonomis (Maharani, 2016).
Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara.
Yang dimaksud dengan populasi/objek
Tabel 2 Pekerja Pengemasan Ikan Berdasarkan
dari penelitian ini adalah semua pekerja Kategori Upaya Pencegahan
diseluruh tempat pengemasan ikan yang ada di Upaya Jumlah Persentase
Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara Pencegahan (n) (%)
yang berjumlah 4 tempat pengemasan ikan dan
Baik 16 50
berjumlah 32 orang pekerja dan sekaligus
Kurang 16 50
menjadi sampel dalam penelitian ini.
Total 32 100
Data primer diperoleh melalui observasi
dan wawancara dengan menggunakan kuesioner
yang diberikan kepada para pekerja pengemasan Berdasarkan Tabel 2 upaya
ikan untuk mengetahui upaya pencegahan, pencegahan pekerja pengemasan ikan pada
potensi kecelakaan kerja dan gangguan kategori baik sebanyak 16 orang (50%)
kesehatan. sedangkan pada kategori kurang juga
Analisis data dalam penelitian ini secara sebanyak 16 orang (50%).
deskriptif dengan bantuan aplikasi analisis data. Ini dapat terlihat dari 62,5% pekerja
pengemasan ikan tidak mencuci tangan dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN air bersih dan sabun sebelum dan sesudah
Hasil yang diperoleh dalam melakukan proses kerja pengemasan ikan,
penelitian ini adalah: 59,4% pekerja tidak memakai sarung tangan
yang kedap air dalam melakukan proses kerja
Tabel 1 Karakteristik Responden di Kecamatan pengemasan ikan, 62,5% tidak membersihkan
Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara sarung tangan setelah digunakan pada proses
Karakteristik Pekerja kerja pengemasan ikan, 62,5% tempat kerja
(n) (%) tidak dibersihkan agar tidak ada genangan air di
Pengemasan Ikan
Umur lantai, 62,5% tidak melakukan peregangan otot
≤ 31 tahun 17 53,1 sebelum mulai bekerja, dan 50% tidak memakai
> 31 tahun 15 46,9 sarung tangan digunakan dua buah untuk tangan
Total 32 100 kanan dan kiri.
Masa Kerja Hasil penelitian Zurimi (2019) yaitu
≤ 5 tahun 17 53,1 dengan diberikannya perlakuan penggunaan
> 5 tahun 15 46,9 APD untuk pencegahan pada nelayan keramba
Total 32 100 dapat mengurangi terjadinya kejadian vulnus /
luka. Hasil analisis menunjukan adanya
Berdasarkan Tabel 1 hasil penelitian perbedaan kejadian vulnus / luka yang
karekteristik pekerja diketahui mayoritas signifikan sebelum dan sesudah penggunaan
pada nelayan keramba dipesisir pantai Desa yang dikategorikan cukup baik mengenai
Waiheru Kota Ambon dengan hasil uji statistik keselamatan kerja dan prosedur kerja di kapal
p value sebesar 0,000 (Zurimi, 2019). (Riantoro, 2017).
Hasil penelitian Yunifi, dkk (2020) Menurut penelitian Ramadhanti (2019)
diketahui bahwa paling banyak responden hazard teridentifikasi menjadi beberapa
memiliki pengetahuan tentang keselamatan dan klasifikasi hazard berdasarkan tahap pekerjaan
kesehatan kerja kurang sebanyak 52 (86,7%) yaitu bahaya ergonomi yang bersumber dari
responden, dan melakukan tindakan tidak aman aktivitas membungkuk, menarik dan
sebanyak 42 (70,0%) responden. Kesimpulan mengangkat, bahaya biologi bersumber dari
dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan aktivitas berdiri dan bekerja didalam air,
pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan bahaya fisik bersumber dari aktivitas
kerja dan tindakan tidak aman dengan kejadian dilakukan pada suhu ekstrim, bahaya mekanik
kecelakaan kerja pada kelompok nelayan di bersumber komponen benda tajam, bahaya
Desa Tambala (Yunivi, 2020). listrik, dan bahaya kimia bersumber dari
Menurut asumsi peneliti pengetahuan aktivitas pemeliharaan hama dan penyakit
tentang upaya pencegahan memberikan ikan. Perlunya diadakan pelatihan mengenai
sumbangsi dalam mencegah terjadinya pelaksanaan Budidaya Ikan Air Tawar dan K3
kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan.
bagi petani budidaya ikan mengenai bahaya
Menurut Natoatdmodjo (2018) salah satu upaya
yang terdapat pada usaha budidaya ikan
untuk meningkatkan pengetahuan individu
adalah melalui pendidikan dan pelatihan baik
(Rahmadhanti, 2019).
Hasil penelitian Wibisono (2018)
secara formal maupun informal. Pengetahuan
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara
merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang, dari factor personal hygine dengan gangguan kulit
pengalaman dan penelitian terbukti bahwa pada nelayan di Kelurahan Posokan
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan Kecamatan Lembeh Utara Kota Bitung
langgeng daripada perilaku yang tidak didasari (Wibisno, 2018).
oleh pengetahuan (Notoatmojo, 2018). Kecelakaan terjadi karena adanya
kontak dengan suatu sumber energy seperti
Tabel 3 Potensi Kecelakaan Kerja pada Pekerja mekanis, kimia, kinetik, fisis yang dapat
Pengemasan Ikan mengakibatkan cedera pada manusia, alat, atau
Potensi Kecelakaan Kerja n % lingkungan. Dalam proses terjadiya kecelakaan
Tertusuk duri ikan 26 81,2 kerja 4 (empat) unsur people, aquipment,
Tertimpa bongkahan es 12 37,5 material, environment (PEME) yang saling
Terpeleset lantai licin 10 31,2 berinteraksi untuk menghasilkan produk atau
Tangan tergores terkena gergaji es 4 12,5 jasa. Kecelakaan terjadi dalam proses interaksi
yaitu ketika terjadi kontak antara manusia
Berdasarkan Tabel 3 Hasil penelitian dengan alat, material dan lingkungan dimana dia
menunjukkan bahwa potensi kecelakaan kerja berada (Ramli, 2010).
pada pekerja pengemasan ikan yaitu tertusuk Menurut Undang-undang No 1 Tahun
duri ikan 81,2%, tertimpa bongkahan es 37,5%, 1970 persyaratan keselamatan kerja salah
terpeleset lantai licin 31,2% dan tangan tergores satunya mencegah dan mengurangi kecelakaan.
Hal ini berkaitan dengan upaya pencegahan
terkena gergaji es 12,5%.
kecelakaan kerja dari setiap pekerjaan atau
Hasil penelitian Riantoro dkk (2017)
kegiatan berbahaya (UU. No.1, 1970).
menyatakan bahwa berdasarkan JSA diperoleh
Keselamatan kerja adalah tugas semua
bahwa risiko kecelakaan kerja yang timbul
orang yang bekerja. Keselamatan kerja adalah
terbagi dalam 3 kategori yakni kategori tidak
dari, oleh dan untuk setiap tenaga kerja serta
parah (88%), parah (12%) dan sangat parah
(0%); (2) nelayan bagan memiliki pengetahuan
orang lainnya, dan juga masyarakat pada pusing, gangguan pendengaran, kebas pada
umumnya (Suma’mur, 2014). tangan, muntah-muntah, dan sakit pinggang.
Keselamatan dan kesehatan kerja Kecelakaan kerja yang sering terjadi pada
merupakan suatu bentuk upaya untuk mencapai nelayan adalah terkena bisa binatang laut,
situasi perusahaan, dimana para karyawan sedangkan keluhan yang paling banyak
merasa sehat dan aman dari ancaman bahaya. dirasakan adalah nyeri punggung. Disarankan
Sedangkan tujuan akhir suatu program agar nelayan lebih berhati-hati pada saat bekerja,
keselamatan dan kesehatan kerja adalah tidak perbaikan sikap kerja agar lebih ergonomi dan
adanya angka kecelakaan kerja bahkan hingga menggunakan pakaian pelindung dengan lengan
tidak adanya angka cidera atau sakit akibat kerja panjang, serta menggunakan pelampung (Syahri,
dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan 2018).
secara menyeluruh (Tarwaka, 2015). Hasil penelitian Budiman (2015) yang
dilakukan terhadap 80 pekerja pada nelayan
Tabel 4 Gangguan Kesehatan pada Pekerja tangkap menunjukkan bahwa 65 orang nelayan
Pengemasan Ikan merasakan gejala Musculoskeletal Disorders.
No Jenis Keluhan n % Dari hasil NBM (Nordic Body Map) bahwa 41
1 Sakit di bahu kiri 11 34,4 pekerja (65.0%) merasakan keluhan pada bagian
2 Sakit di bahu kanan 9 28,1 leher, bahu, lengan, pnggang, pinggul, 24
3 Sakit pada lengan kiri 18 56,2 pekerja(35.0%) merasakan sakit pada bagian
4 Sakit pada lengan kanan 18 56,2 siku, pergelangan tangan, kaki (Budiman, 2015).
5 Sakit pada pinggang 20 62,5 Menurut Suma’mur (2020), pekerjaan
6 Sakit dan tangan membengkak 26 81,2 sejauh mungkin dilakukan sambil duduk,
serta diselingi dengan rasa gatal keuntungan bekerja sambil duduk adalah (1)
7 Jari tangan mengkerut 27 84,4 kurangnya kelelahan pada kaki, (2) terhindarnya
8 Sakit pada lutut kiri 11 34,4 sikap kerja yang kurang alamiah, (3)
9 Sakit pada lutut kanan 11 34,4 berkurangnya pemakaian energi, dan (4)
10 Sakit karena tangan terluka 28 87,5 kurangnya tingkat keperluan sirkulasi darah.
Alat pelindung diri menurut keperluannya untuk
faktor bahaya basah dan air, bagian tubuh yang
Berdasarkan Tabel 4 gangguan
perlu dilindungi yaitu tangan, lengan dan jari
kesehatan pada pekerja pengemasan ikan adalah dengan menggunakan sarung tangan
mayoritas mengalami sakit karena tangan plastik/karet dan karet berlengan panjang,
terluka sebanyak 28 orang (87,5%), jari sedangkan untuk faktor bahaya terpotong atau
tangan mengkerut 27 orang (84,4%) dan tergosok, bagian tubuh yang perlu dilindungi
sakit dan tangan membengkak serta diselingi yaitu tangan, lengan dan jari adalah dengan
dengan rasa gatal sebanyak 26 0rang (81,2%). menggunakan sarung tangan kulit, dilapisi
Hasil penelitian Kasiadi (2018) logam dan berlengan panjang (Suma’mur,
gangguan kulit pada nelayan di Desa 2020).
Kalinaun Kecamatan Likupang Timur Posisi kerja yang baik adalah bergantian
Kabupaten Minahasa Utara, sebesar 32,8% antara posisi duduk dan posisi berdiri, akan
(Kasiadi, 2018). tetapi antara posisi duduk dan berdiri lebih baik
Hasil penelitian Syahri dan Fitria (2018) dalam posisi duduk. Posisi duduk juga dapat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis mengontrol kekuatan kaki dalam pekerjaan,
kecelakaan yang terjadi adalah terpeleset, kapal akan tetapi harus memberi ruang yang cukup
karam, tenggelam, kena bisa binatang laut, untuk kaki karena bila ruang yang tersedia
terpatuk ular, terkena engkol mesin dan terkena sangat sempit maka sangatlah tidak nyaman
jaring. Selain mengalami kecelakaan kerja, (Suma’mur, 2014).
nelayan juga merasakan keluhan saat bekerja
antara lain nyeri punggung, gatal-gatal, batuk,