Anda di halaman 1dari 3

Law of Attraction : Hukum Tarik Menarik untuk Mengejar Tujuan Hidup

Pernah gak sih sedang kepikiran sesuatu, lantas kita mempercayai sesuatu tersebut, terus
kejadian? atau sering gak sih mendengar kutipan “You are what you think?” atau yang lebih
umum lagi ialah ungkapan “Ucapan adalah Doa?”

Pasti kita sering mendengar atau bahkan mengalami bahwa pikiran memiliki kekuatan untuk
mewujudkan berbagai keinginan, seperti pemikiran positif yang tentunya akan berdampak
positif bagi berbagai sisi kehidupan kita. Di sisi lain, pemikiran yang negatif turut
membuahkan hasil serupa, yaitu membawa pengaruh buruk bagi kehidupan seseorang.
Atau pernah gak sih kamu membayangkan dan memfokuskan pikiran pada suatu hal, lantas
pengalaman pikiran tersebut terbawa ke dalam kenyataan?. Kalau pernah, maka kamu perlu
berkenalan dengan konsep the law of attraction yang tentunya akan menarik perhatianmu!

Konsep ini dipopulerkan oleh Rhonda Byrne melalui karyanya, yaitu The Secret. Pada
awalnya, ungkapan yang disampaikan ialah “kekuatan pikiran” sebagai upaya untuk
mewujudkan keinginan dengan cara memfokuskan pemikiran terhadap apa yang ingin
dicapai.

Istilah the law of attraction (LoA) didefinisikan sebagai hukum ketertarikan, artinya apapun
yang kita fokuskan dalam pikiran dan rasakan, maka akan ditarik dan hadir dalam
kehidupan, baik secara sadar ataupun tidak sadar, positif ataupun negatif, dan diinginkan
ataupun tidak diinginkan. Lantas, bagaimana hukum law of attraction bekerja?

Sederhananya, konsep law of attraction meyakini bahwa kita menarik apapun yang kita
pikirkan, artinya ketika kita membayangkan sesuatu, maka pikiran-pikiran itu terkoneksi dan
dikirim ke alam semesta, dan secara magnetis pikiran akan menarik semua hal yang serupa,
lalu dikembalikan pada sumbernya, yaitu diri kita.

Pikiran merupakan bentuk energi, dan pikiran yang sedang kita bayangkan saat ini sedang
menciptakan kehidupan masa depan kita. Apa yang paling kita pikirkan atau fokuskan akan
muncul sebagai bentuk manifestasi dalam kehidupan kita. Pikiran kita akan menciptakan
dan menjadi sesuatu. Menariknya, kita dapat menyadari bahwa kita bukan saja menarik hal
yang diinginkan, melainkan menarik atas apa yang kita yakini akan terwujud.

Hal ini selaras dengan konsep law of attraction, yaitu vibrasi yang kita pancarkan turut
menarik hal yang sefrekuensi pula, atau hal-hal yang serupa akan tertarik satu sama lain.
Contohnya, kita lebih nyaman berinteraksi dengan orang yang sepemikiran. Atau pada saat
kita membentuk pemikiran positif dalam mencapai impian, maka pandangan tersebut
cenderung mendekatkan kita dengan hal yang diinginkan.

Hukum law of attraction turut didasari oleh prinsip Nature Abhors a Vacuum, yaitu pikiran
dan hidup selalu memiliki ruang untuk berpikir, tinggal bagaimana individu tersebut
mengonsumsi pemikirannya untuk mengisi kehidupan, apakah dengan hal yang positif
ataupun negatif.

Hukum ini juga menyarankan untuk hidup pada masa kini, artinya kita dapat memusatkan
energi pada bagaimana cara untuk menyempurnakan momen saat ini, bukan di masa depan
ataupun masa lalu. Secara sederhana, prinsip ini menekankan bahwa kita jangan
menghabiskan waktu dan energi untuk memikirkan hal yang tidak pasti.

Lalu, bagaimana mempraktekkan konsep law of attraction dalam kehidupan sehari-hari?


Yang pertama, Kekuatan visualisasi, yaitu dengan memberi gambaran terhadap keinginan
yang ingin dicapai, bisa dengan menuliskan di suatu papan, wallpaper gadget, atau bahkan
rutin menulisnya dalam sebuah jurnal, lho!

Kedua, Mencari hal positif dalam setiap situasi. Artinya kita dapat memetik pelajaran positif
dalam setiap situasi, dan membentuk pola pikir yang baik ketika menghadapi hal yang buruk
sekalipun. Selanjutnya, Menggunakan positive self-talk, yaitu berdialog dengan diri sendiri
yang tentunya mempengaruhi pikiran, perasaan, serta tindakan, dan bermanfaat bagi
kesehatan fisik dan mental kamu!

Namun, hukum ini juga menuai berbagai kritik dan pertentangan. Konsep ini sepenuhnya
menjelaskan pemikiran yang akan membentuk kenyataan, dan tentunya bertentangan
dengan individu yang menganut konsep stoicism. Singkatnya penganut stoicism
mempercayai bahwa terdapat dikotomi kendali. Ada beberapa hal yang tidak dapat kita
kendalikan (eksternal), dan ada beberapa hal yang dapat kita kendalikan (internal).

Saat individu yang menganut hukum law of attraction mengalami kejadian negatif, bisa saja
ia menyalahkan pemikirannya sendiri, namun kita harus mengetahui bahwasannya ada
banyak situasi yang bisa terjadi di luar kendali, dan hal yang memungkinkan untuk
dikendalikan ialah bagaimana kita merespons terhadap situasi tersebut.
Pada akhirnya, konsep law of attraction ialah konsep abstrak yang multitafsir dan bersifat
abu-abu. Artinya, selama kita sudah mensyukuri apa yang dimiliki dan memberikan usaha
terbaik, maka tidak menutup kemungkinan cita-cita dan tujuan hidup dapat tergapai. Di
sinilah peran law of attraction untuk mengganti pemikiran negatif dengan sikap optimisme,
serta dapat memberikan kekuatan saat berhadapan dengan tantangan.

Anda mungkin juga menyukai