Anda di halaman 1dari 3

KAJIAN RISET

DISIPLINER DAN INTERDISIPLINER DALAM


PENDIDIKAN ISLAM MENGHADAPI ISU NASIONAL DAN GLOBAL

Oleh :
MOHAMAD YAMIN ( 3210220022 )

Disipliner adalah pendekatan satu disiplin ilmu yang digunakan untuk mengatasi
permasalahan tertentu. Konsep disipliner dalam kontek pendidikan Islam merupakan konsep
teologi yang bersifat dogmatis dan tuntunan syariah dan pada satu sisi bersifat fleksibel pada
skala teknis. Sumber utama pendidikan Islam adalah Al-Quran dan hadits.

Konsep khalifatullah menggiring manusi akan pentingnya Pendidikan. Allah menciptakan


manusia, mengemban tugas sebagai perwakilan Allah untuk mengelola alam dan segala isinya.
Oleh karena itu fitrah sebagai potensi utama manusia harus dikembangkan. Fitrah ini diartikan
akal dan hati. Potensi akal itu diberikan dan dituntun Allah swt. Ali ra berpandangan bahwa akal
itu terbagi dua, 1) yang dicetak sebagaimana Nabi saw berkata kepada Ali ra,” Allah tidak
menciptakan makhluk yang paling mulia daripada akal, dan 2) yang didengar, sebagaimaan Nabi
saw berkata kepada Ali,” apabila manusia mendekatkan diri kepada Allah swt dengan berbagai
kebaikan, maka engkau telah mendekatkan pada akalmu. Hadits ini menjelaskan bahwa taqarrub
(mendekatkan diri) itu harus diperoleh dengan usaha yang sungguh-sungguh. Gharizah Akal
dalam proses menerima dan mengolah informasi harus sejalan dengan gharizah hati dan gharizah

basyar.11 Akal dan hati pada perkembangannya harus dididik melalui proses pendidikan yang
sistematis, sehingga terarah dan menghasilkan insan kamil seperti tujuan pendidikan islam yang
diungkapkan Zakiah Darajat, pendidikan islam bertujuan membentuk manusia insan kamil,
manusia yang sempurna lahir batin.

(Interdisipliner) Fenomena pembelajaran abad 21 terfokus pada penguatan akal. Seperti yang
dijelaskan di atas, untuk mengantisipasi meluapnya informasi yang sedang dan akan diterima
siswa di masa yang akan datang, kurikulum sebagai satu komponen dalam perencanaan
pembelajaran yang berorientasi teknologi digital menjadi penting. Teknologi digital digunakan
sebagai alat untuk melatih siswa berfikir kreatif dan inovatif. Penelitian tentang model
pembelajaran project base learnig, cooperative learning yang menggunakan teknologi informasi
web 20 merupakan model pembelajaran integratif dan sesuai dengan prinsip pembelajaran abad
21 yang berprinsip pada komunikasi, kolaborasi, berfikir kritis, dan berfikir kreatif. 16 Penelitian
tentang penggunaan satu laptop satu anak yang dilakukan di Catalonia menunjukkan terjadi
penurunan nilai siswa. Oleh karena itu sebaiknya mepertimbangkan dengan cermat jika ingin

menerapkan teknological.17 Kemudian temuan penelitian yang berbeda menunjukkan peluang


dan tantangan unik yang dihadapi guru dalam mendidik kewarganegaraan global dan
menyarankan perlunya mengintegrasikan pendidikan kewarganegaraan global dalam program
pendidikan guru melalui pendekatan holistik.

Bagai mana Pola pikir Disipliner dan Interdisipliner mengahadapi isu nasional?

1. Interdisipliner

Banyak hal yang bisa diselesaikan dengan pola pikir interdisipliner, salah satu contoh :

TAWURAN

interdisipliner dimana permasalahan tawuran disolusikan menggunakan lintas disipliner yang


serumpun untuk saling memberikan feedback keilmuan masing-masing dan menghasilkan solusi
terintegrasi. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah sebagai solusi tawuran dari
sudut pandang ini adalah membuat kebijakan mengenai keterlibatan siswa dalam ospek dan
tawuran. Kebijakan ini dapat didasarkan atas keilmuan psikologi pertumbuhan dimana siswa
pada umur remaja memang memiliki kecenderungan untuk mengeksplorasi sisi di luar aturan.
Dasar pemikiran ini dapat dijadikan dasar untuk membuat kebijakan ospek dimana nilai-nilai
yang perlu diturunkan dari senior kepada junior adalah nilai akademis dan kontribusi, bukan nilai
permusuhan dan senioritas. Cara penyampaian ospek yang notabene masuk ranah keilmuan
pendidikan dapat mengadopsi cara komunikasi yang baik dengan dasar keilmuan psikologi untuk
memaksimalkan keberterimaan nilai-nilai baik melalui kegiatan ospek, dan bukannya nilai-nilai
senioritas yang dapat menuju pada tawuran dalam jangka panjang.

2. Disipliner

Salah satu konsep dari pola pikir ini adalah menyelesaikan masalah dengan sederhana, salah satu
contoh penyelesaiannya yaitu :
Fokus Pembelajaran

Pola pikir ini sebenarnya sudah kita pelajari di bangku sekolah, dimana dulu pembelajaran harus
tentang sains, matematika, sejarah, dll. Pada kemajuan zaman maka konsep pola pikir ini
memang harus diubah, maka konsep disipliner di era sekarang lebih ke memfokuskan
pembelajaran seorang siswa dalam satu bidang yang memang siswa itu memiliki bakat atau
potensi dalam bidang itu, contoh : pada umumnya tidak semua siswa paham dan pintar dalam
segala bidang, maka solusi agar siswa tetap fokus dan giat dalam pembelajaran, sekolah harus
bisa menuntun dan mendukung siswa yang memiliki potensi yang berbeda - beda.

Dengan demikian, pendidikan di negara ini akan selalu menciptakan orang - orang hebat dengan
potensi yang berbeda - beda, halnya sekarang pemerintah Indonesia sudah mulai menerapkan
polo disipliner itu pada pendidikan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai