Pemajakan
Larasati Intan Pandini / 185030400111022
Ambartari Ariibah Ningsih / 195030400111033
Indah Risqi Ramadani Putri / 19503040111045
Safiah Putri Amalina / 195030407111012
Karamina Safira Noor / 195030407111032
Imely Leona Sugianto / 195030407111033
Yurisdiksi Pemajakan
Yuridiksi adalah hak pemajakan suatu negara terhadap yang diterima atau
diperoleh oleh warga negaranya baik yang bersumber dari dalam negeri dan luar
negeri maupun oleh warga negara asing yang bersumber dari dalam negeri.
Yuridiksi Pemajakan ada 2 yaitu :
● Yuridiksi Domisili
hak pemajakan yang didasarkan kepada siapa yang memperoleh penghasilan
(berorientasi hanya pada subjek pajak).
● Yuridiksi Sumber
hak pemajakan yang didasarkan kepada objek penghasilan tersebut berada atau
diperoleh (sumber penghasilan berada/ terletak di Indonesia, berorientasi kepada
objek pajak).
Ada beberapa pendapat pakar perpajakan/keuangan negara tentang yurisdiksi pemajakan,
seperti diuraikan berikut:
Prof. Rochmat Sumintro dalam Kurniawan (2015: 1) menyebutkan pemajakan terdiri atas :
1. Asas domisili, Subjek pajak dikenakan pajak di negara tempat subjek pajak tersebut
berdomisili. Menurut asas ini, penghasilan dikenakan pajak di negara domisili baik yang
diperoleh di dalam negeri maupun luar negeri (worldwide income).•
2. Asas sumber, Pajak dikenakan berdasarkan dari mana sumber penghasilan berasal tanpa
melihat tempat tinggal subjek pajak. Sumber penghasilan biasanya dilihat dari negara mana
yang melakukan pembayaran atas penghasilan tersebut.•
3. Asas kewarganegaraan, Pajak dikenakan berdasarkan status kewarganegaraan seseorang.•
4. Asas campuran dari asas-asas di atas, Asas campuran menganut campuran asas yang
tercantum di atas.•
5. Asas territorial, Pajak dikenakan atas penghasilan yang diperoleh di wilayah (teritorial) suatu
negara. Pengenaan pajak hanya terhadap penghasilan yang diperoleh dalam wilayah negara
tersebut.
Subjek Pajak Dalam Negeri & Luar Negeri
WPDN WPLN
OP : Indonesia. OP : Luar Negeri.
Badan : Indonesia. Badan : Luar Negeri.
BUT : Luar Negeri.
Menurut Pasal 3 UU PPh 1984 yang tidak termasuk subjek pajak adalah
sebagai berikut:
● Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat-pejabat lain dari negara
asing dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan
bertempa tinggal bersama-sama mereka dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan
di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan di luar jabatan atau
pekerjaannya tersebut serta negara bersangkutan memberikan perlakuan
● Dividen, bunga, sewa, royalti, imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan,
hadiah dan penghargaan, uang pensiunan, premi swap, dan keuntungan pembebasan
utang → dikenakan tarif pajak 20% dari peredaran neto.
● Capital gain atas penjualan atau pengalihan harta di Indonesia dan premi asuransi yang
dibayarkan kepada perusahaan asuransi luar negeri. Termasuk juga penghasilan dari
penjualan atau pengalihan saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3c) UU PPh
→ dikenakan tarif pajak 20% dari perkiraan penghasilan neto.
● Penghasilan Branch Profit Tax BUT. Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi pajak dari
bentuk usaha tetap di Indonesia dikenai pajak sebesar 20% kecuali penghasilan tersebut
ditanamkan kembali di Indonesia.
Asas Pengenaan Pajak di Indonesia
Pemerintah Indonesia pada dasarnya menganut asas pengenaan pajak atas
seluruh penghasilan, termasuk penghasilan dari luar negeri.
● Untuk wajib pajak dalam negeri, pengenaan pajak didasarkan atas asas
domisili.
● Bagi warga negara asing yang tinggal dan memperoleh penghasilan di
Indonesia, dilakukan pengecekan batas waktu untuk menentukan apakah
orang pribadi atau badan termasuk wajib pajak dalam negeri (tinggal di
Indonesia lebih dari 183 hari dalam 12 bulan), atau termasuk wajib pajak luar
negeri (tinggal di Indonesia maksimal 183 hari dalam 12 bulan)
● Bagi wajib pajak luar negeri, hanya dikenakan terhadap penghasilan yang
diperoleh di Indonesia saja.
Dimensi Pajak Internasional
1. taxing the foreigners’ income: yaitu pengenaan pajak atas penghasilan yang
diperoleh orang asing (foreigners) yang berasal dari dalam negeri.
2. taxing the foreign income: yaitu pengenaan pajak atas penghasilan yang berasal
dari luar negeri yang diperoleh penduduk (resident).