Anda di halaman 1dari 15

Yurisdiksi

Pemajakan
Larasati Intan Pandini / 185030400111022
Ambartari Ariibah Ningsih / 195030400111033
Indah Risqi Ramadani Putri / 19503040111045
Safiah Putri Amalina / 195030407111012
Karamina Safira Noor / 195030407111032
Imely Leona Sugianto / 195030407111033
Yurisdiksi Pemajakan
Yuridiksi adalah hak pemajakan suatu negara terhadap yang diterima atau
diperoleh oleh warga negaranya baik yang bersumber dari dalam negeri dan luar
negeri maupun oleh warga negara asing yang bersumber dari dalam negeri.
Yuridiksi Pemajakan ada 2 yaitu :

● Yuridiksi Domisili
hak pemajakan yang didasarkan kepada siapa yang memperoleh penghasilan
(berorientasi hanya pada subjek pajak).

● Yuridiksi Sumber
hak pemajakan yang didasarkan kepada objek penghasilan tersebut berada atau
diperoleh (sumber penghasilan berada/ terletak di Indonesia, berorientasi kepada
objek pajak).
Ada beberapa pendapat pakar perpajakan/keuangan negara tentang yurisdiksi pemajakan,
seperti diuraikan berikut:

Martha (1989: 18) sebagaimana Knechtle, 1979: 34


dikutip oleh Rosdiana dan
Irianto (2012: 124) terdapat “Tax jurisdiction is a
empat teori justifikasi legal hak consequence of a
pemajakan suatu negara, yaitu Owen (1980) dan state’s territorial
Ongwamuhana (1991) sovereignty”. Yurisdiksi
a. Realistis atau empiris (the sebagai kedaulatan
realistic or empirical theory), Yurisdiksi pemajakan kedaulatan wilayah
b. Etis atau retributif (the ethical merupakan dalam bidang
or retributive theory), kewenangan suatu perpajakan merupakan
negara untuk konsekuensi dari
c. Kontraktual (the contractual
merumuskan dan wilayah suatu negara.
theory), dand. Soverenitas (the
memberlakukan
theory of sovereignty)
ketentuan perpajakan.
Domisili Fiskal
Menurut Kurniawan (2015: 7), Domisili fiskal (Fiscal domicile) atau Fiscal resident adalah status
kependudukan yang digunakan untuk tujuan pemajakan. Umumnya, domisili fiskal tidak selalu
dikaitkan dengan status kewarganegaraan atau status kependudukan. Setiap negara memiliki
ketentuan domisili fiskal yang berbeda-beda.

Prof. Rochmat Sumintro dalam Kurniawan (2015: 1) menyebutkan pemajakan terdiri atas :
1. Asas domisili, Subjek pajak dikenakan pajak di negara tempat subjek pajak tersebut
berdomisili. Menurut asas ini, penghasilan dikenakan pajak di negara domisili baik yang
diperoleh di dalam negeri maupun luar negeri (worldwide income).•
2. Asas sumber, Pajak dikenakan berdasarkan dari mana sumber penghasilan berasal tanpa
melihat tempat tinggal subjek pajak. Sumber penghasilan biasanya dilihat dari negara mana
yang melakukan pembayaran atas penghasilan tersebut.•
3. Asas kewarganegaraan, Pajak dikenakan berdasarkan status kewarganegaraan seseorang.•
4. Asas campuran dari asas-asas di atas, Asas campuran menganut campuran asas yang
tercantum di atas.•
5. Asas territorial, Pajak dikenakan atas penghasilan yang diperoleh di wilayah (teritorial) suatu
negara. Pengenaan pajak hanya terhadap penghasilan yang diperoleh dalam wilayah negara
tersebut.
Subjek Pajak Dalam Negeri & Luar Negeri

Perbedaan Wajib Pajak Dalam Negeri dan Luar Negeri


Perbedaan Subjek Pajak Luar Negeri dan Subjek Pajak Dalam Negeri
serta BUT Tidak Termasuk Subjek Pajak Dasar Pengenaan Pajak
Wajib Pajak Luar Negeri
Perbedaan WPDN & WPLN
(Penghasilan)
WPDN WPLN
OP : Dikenakan pajak atas OP : Dikenakan pajak atas
penghasilan yang penhgasilan yang
diperoleh dari dalam bersumber dari
negeri maupun luar Indonesia.
negeri (world wide BUT : - Attributable Income
income) - Force of Attraction
.Badan : Dikenakan pajak Income
atas penghasilan yang - Effectively Connected
diperoleh dari dalam Income
negeri maupun luar
negeri (world wide
income).
Perbedaan WPDN & WPLN
(Tarif Pajak)
WPDN WPLN
OP : Berdasarkan OP : Berdasarkan penghasilan
penghasilan neto bruto dengan tarif pajak
dengan tarif umum sepadan (Basis Bruto-PPh
progresif (Basis Pasal 26).
Neto-PPh Pasal 17). BUT : Berdasarkan penghasilan
Badan : Berdasarkan neto dengan tarif umum
penghasilan neto progresif (Pasal 17 UU PPh)
dengan tarif Bila penghasilan bersih
penghasilan 25% setelah pajak ditransfer ke
(Basis Neto-PPh Pasal luar negeri dikarenakan
17). Branch Profit Tax (PPh Pasal
26, sesuai Tax Treaty).
Perbedaan WPDN & WPLN
(Kewajiban Menyampaikan SPT)
WPDN
WPLN
OP : Wajib
OP : Tidak
menyampaikan SPT
wajib  menyampaikan
sebagaimana sarana
SPT karena
untuk menetapkan
kewajibannya
pajak yang terutang
dipenuhi melalui
dalam satu tahun.
pemotongan dalam
Badan : Wajib
satu tahun pajak.
menyampaikan SPT
BUT : Wajib
sebagaimana sarana
menyampaikan SPT.
untuk menetapkan
pajak yang terutang
dalam satu tahun.
Perbedaan WPDN & WPLN
(Domisili Residen di Indonesia)
WPDN WPLN
OP : Bertempat tinggal OP : Bertempat tinggal di
di Indonesia lebih Indonesia kurang dari
dari 183 hari dalam 183 hari dalam waktu 1
waktu 1 tahun. tahun.
Badan : Didirikan atau Badan : Tidak didirikan di
berkedudukan di Indonesia dan tidak
Indonesia. bertempat kedudukan
di Indonesia,
menjalankan usaha
melalui BUT.
BUT : Ditentukan oleh time
test BUT sesuai Pasal 5
(2) Tax Treaty.
Perbedaan WPDN & WPLN
(Tempat Kedudukan)

WPDN WPLN
OP : Indonesia. OP : Luar Negeri.
Badan : Indonesia. Badan : Luar Negeri.
BUT : Luar Negeri.
Menurut Pasal 3 UU PPh 1984 yang tidak termasuk subjek pajak adalah
sebagai berikut:
● Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat-pejabat lain dari negara  
asing dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan
bertempa tinggal bersama-sama mereka dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan
di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan di luar jabatan atau
pekerjaannya tersebut serta negara bersangkutan memberikan perlakuan

● Kantor perwakilan negara asing

● Organisasi-organisasi internasional dengan syarat:


-indonesia menjadi anggota organisasi tersebut; dan
- tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia
selain memberikan pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal dari iuran anggota.

● Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional dengan syarat bukan warga negara


Indonesia dan tidak menjalankan usaha, kegiatan, atau pekerjaan lain untuk memperoleh
penghasilan dari Indonesia.
Dasar Pengenaan Pajak Wajib Pajak Luar
Negeri
Wajib Pajak Luar Negeri dikenakan pajak atas penghasilan yang diterima dari Indonesia.
Penghasilan yang diterima tanpa melalui BUT merupakan objek pemotongan PPh Pasal 26.
Penghasilan yang termasuk dalam PPh pasal 26 adalah:

● Dividen, bunga, sewa, royalti, imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan,
hadiah dan penghargaan, uang pensiunan, premi swap, dan keuntungan pembebasan
utang → dikenakan tarif pajak 20% dari peredaran neto.

● Capital gain atas penjualan atau pengalihan harta di Indonesia dan premi asuransi yang
dibayarkan kepada perusahaan asuransi luar negeri. Termasuk juga penghasilan dari
penjualan atau pengalihan saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3c) UU PPh
→ dikenakan tarif pajak 20% dari perkiraan penghasilan neto.

● Penghasilan Branch Profit Tax BUT. Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi pajak dari
bentuk usaha tetap di Indonesia dikenai pajak sebesar 20% kecuali penghasilan tersebut
ditanamkan kembali di Indonesia.
Asas Pengenaan Pajak di Indonesia
Pemerintah Indonesia pada dasarnya menganut asas pengenaan pajak atas
seluruh penghasilan, termasuk penghasilan dari luar negeri.

● Untuk wajib pajak dalam negeri, pengenaan pajak didasarkan atas asas
domisili.
● Bagi warga negara asing yang tinggal dan memperoleh penghasilan di
Indonesia, dilakukan pengecekan batas waktu untuk menentukan apakah
orang pribadi atau badan termasuk wajib pajak dalam negeri (tinggal di
Indonesia lebih dari 183 hari dalam 12 bulan), atau termasuk wajib pajak luar
negeri (tinggal di Indonesia maksimal 183 hari dalam 12 bulan)
● Bagi wajib pajak luar negeri, hanya dikenakan terhadap penghasilan yang
diperoleh di Indonesia saja.
Dimensi Pajak Internasional
1. taxing the foreigners’ income: yaitu pengenaan pajak atas penghasilan yang
diperoleh orang asing (foreigners) yang berasal dari dalam negeri.

2. taxing the foreign income: yaitu pengenaan pajak atas penghasilan yang berasal
dari luar negeri yang diperoleh penduduk (resident).

Akibatnya adalah Pajak Berganda (Double Tax)


THANK YOU!!

Anda mungkin juga menyukai