Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga Rekayasa
Ide ini dapat tersusun sebelum waktu yang ditentukan. Tidak lupa Penulis juga mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah dan berkontribusi.
Harapan Penulis semoga Rekayasa Ide ini dapat menambah pengetahuan dan
pengengalaman bagi para pembaca, untuk kedepan nya dapat memperbaiki bentuk makalah
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman,Penulis yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu ,Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................................i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….………………………………………...ii
RINGKASAN.............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................9
ii
RINGKASAN
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penggunaan tiang listrik yang sekarang sudah kurang baik dan banyaknya
kerusakan yang diakibatkan kurangnya ketahanan kabel serta kesemrautan tatanan
kota sehingga sering terjadi korselting yang menyebabkan trafo meledak dan
pemadaman listrik dan tidak rapinya tatanan kota. Dimana dalam memperbaiki kabel
tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga banyak pekerjaan yang
memerlukan aliran listrik mejadi terhambat. Dan dampak dari
terhamabatnya pekerjaan tersebut akan menghambat jumlah produksi dan
menyebabkan pendapatan ekonomi berkurang, maka dari itu kami akan membuat
kabel-kabel yang diatas tiang tersebut menjadi berada di dalam tanah agar tidak
menggagu jalanan.
1
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN / GAMBARAN UMUM
Bahan dielektrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang
sangat kecil atau bahkan hampir tidak ada. Bahan dielektrik dapat berwujud padat,
cair dan gas.Tidak seperti konduktor, pada bahan dielektrik tidak terdapat elektron-
elektron konduksi yang bebas bergerak di seluruh bahan oleh pengaruh medan
listrik. Medan listrik tidak akan menghasilkan pergerakan muatan dalam bahan
dielektrik. Sifat inilah yang menyebabkan bahan dielektrik itu merupakan isolator
yang baik.
Dalam transmisi dan distribusi tenaga kabel listrik banyak dilakukan dengan
banyak cara diantaranya melalui saluran udara (Over Head line) dan saluran kabel
bawah tanah (underground transmission). Akan tetapi transmisi dan distribusi saluran
udara menjadi sangat sulit untuk dilaksanakan khususnya pada daerah yang
jumlah penduduknya banyak seperti di kota-kota dengan alasan beresiko tinggi
dan mengurangi keindahan lingkungan, dan juga pengggunaan melalui saluran
udara sangat beresiko pada daerah yang jangkauannya berada di pegunungan,
karena cukup banyak resiko yang akan merusak saluran listrik tersebut seperti di
pegunungan dan daerah yang banyak ditumbuhi pepohonan, hal ini sangat
beresiko tinggi apabila terjadi pohon tumbang ataupun disebabkan peristiwa-
peristiwa alam lainnya. Sehingga melalui saluran dibawah tanah merupakan salah
satu cara yang cukup baik untuk menanggulangi permasalahan tersebut.
Namun agar penggunaan saluran listrik bawah tanah dapat dijalankan dengan
baik, tentu saja kita harus bisa mempertimbangka ketahanan kabel listrik ang kita
gunakan di dalam tanah nanti. Untuk itu, kita harus bisa membuat dan
merancangkan kabel listrik yang dapat tahan lama dan awet di dalam tanah,
dengan menammbah ketahanan kabel terhadap kejadian yang dapat membuat
kabel listrik rusak sehingga transmisi listrik terganggu.
Untuk itu, kami mencoba merancangkan pembuatan kabel llistrik yang tahan dan
awet dalam penggunaannya di dalam tanah. Ide yang kami akan tuangkan dalam
tulisan ini adalah penggunaan karet ebonite sebagai bahan dielektrik atau kabel
listrik yang dapat bertahan dan kuat dalam penggunaanya sebagai lapisan tembaga
sebagai konduktor jaringan listrik
Dalam penggunaan kabel bawah tanah ada beberapa bagian yang sangat penting
dalam menjaga pemakaiannya yaitu penghantar, isolasi, tahir, dan selubung. Namun
dalam tullisan ini kita akan lebih endalami dalam pemakaian dan penggunaan
isolasinya yaitu yang kita gunakan ebonite sebagai isolasinya.
2
Dari semua sifat yang harus dipenuhi untuk menjadi isolasi yang baik, ebonite
memiliki sifat yang cenderung kaku. Untuk itu, sifat kekakuan pada ebonite harus kita
kurangi dengan cara menambah bahan karet alami dalam pembuatan ebonite agar
dapat digunakan sebagai isolasi kabel listrik bawah tanah yang baik. Serta untuk
mengurangi dan memperkecil daya serap ebonite pada air dan uap air, ebonite dapat
dicampur dengan suatu cairan minyak yang berfungsi untuk membuat tidak menyerap
air maupun uap air.
Sehingga ebonite, dapat menjadi isolasi yang sangat baik dalam
penggunaanya sebagai isolasi kabel listrik dalam transmisi saluran bawah tanah.
Karena transmisi listrik dengan melalui bawah tanah sangat mengurangi resiko
terjadinya kerusakan-kerusakan jaringan listrik daripada dibandingkan degan
penggunaan jaringan listrik dalam saluran udara.
3
Ebonit (hard rubber) dibuat dari karet alam dan ataupun karet sintetis (butadiene
rubber, styrene butadiene rubber, nitril butadiene rubber) yang dicampur dengan
belerang dalam jumlah mencapai 25-60 bagian perseratus bagian karet kemudian
divulkuanisasi dengan cara pemanasan alam waktu yang relative lama. Bila
vulkuanisasi dilakukan pada suhu 100 ℃ maka dierlukan waktu sampai 10 jam,
sedangkan jika pada suhu 155 ℃ diperlukan waktu sekitar 3-5 jam.
Ebonite bersifat resistan terhadap alcohol, gliserol, aseton dan hidrokarbon
alifatik lainnya. Ebonite merupakan bahan yang mmempunyai sifat fifik relative bagus
antara lain kuat tarik, ketahanan pukul, kekakuan pada suhu normal, daya tahan
terhadap listrik dan dayan tahan terhadap bahan-bahan kimia serta cairan yang
cersifat korosif dan stabil pada kondisi lembab. Oleh karna itu ebinit sangat cocok
untuk keperluan pembuatan alat-alat listrik atau komponen pesawar telpon, mesin
tekstil dan sebagai rancangan kita yang akann kita gunakan sebagai bahan
dielektrik sebagai kabel listrik dalam transmisi saluran bawah tanah.
Untuk meminimalkan kabel di atas permukaan tanah dengan tujuan untuk
menghindari pemadaman listrik akibat gangguan dari kegiatan publik dan demi
keindahan tatanan kota, dapat diatasi dengan pembuatan saluran kabel bawah
tanah (underground transmission). Dalam gagasan ini, bahan dielektrik yang
digunakan sebagai pelindung pada kabel adalah ebonit.
a. Bagian utama : yaitu bagian yang harus ada pada setiap kabel antara lain :
- Penghantar (conduktor)
- Isolasi (Insulation)
- Tabir (screen)
- Selubung (Sheath)
b. Bagian pelengkap yaitu : bagian yang hanya di pergunakan untuk memperkuat
(memperbaki) sifat – sifat kabel tenaga atau untuk melindungi kabel tenaga
antara lain yaitu :
- Bantalan (bedding)
- Perisai (armour)
4
Gambar II.10. Bagian Utama dari Kabel
Keterangan
1. Selubung
2. Isolasi
3. Penghantar
4. Tabir
Keterangan
1. Sarung kabel
2. Perisai
3. Bantalan
4. Bahan pengisi
a. Bagian Utama
1. Penghantar (konduktor)
Berdasarkan dari inti kabel, maka sebagai penghantar yang banyak di
pakai adalah :
5
- Tembaga : yaitu kabel tembaga polos (plain wire) tanpa lapisan dan
kawat tembaga berlapis timah atau (finned lopper wire).
- Aluminium : dalam penggunaan kabel, untuk pengaman terdiri
penghantar bulat tanpa rongga, penghantar bentuk sektoral
penghantar bulat berongga.
2. Isolasi
Isolasi adalah sifat atau bahan yang dapat memisahkan secara elektris
beberapa buah penghantar yang berdekatan, sehingga tidak terjadi kebocoran
arus.
3. Tabir (screen)
Tabir adalah suatu lapisan yang ada pada kabel yang di pasang sesudah
bahan isolasi, dimana tabir ini biasa di jumpai pada kabel tegangan tinggi.
4. Selubung (sheath)
Selubung (sheath) di gunakan untuk melindungi inti kabel dari pengaruh
luar, seperti : pelindung terhadap korosi, penahan gaya mekanis, mencegah
keluarnya minyak dan mencegah masuknya uap air (cairan) kedalam kabel.
b. Bagian Pelengkap
1. Bantalan (Bedding)
Bantalan (bedding) adalah lapisan yang terbuat dari serat – serat
yang berguna untuk tempat duduk perisai (armour) dan mencegah proses
elektrolisa sehingga tidak merusak bagian dalamnya.
2. Perisai (Armour)
Perisai (armour) ini berfungsi untuk melindungi bahan isolasi dari
kerusakan mekanis.
3. Bahan Pengisi (Filler)
Bahan pengisi biasanya di pakai pada konstruksi kabel yang berinti
tiga yaitu di gunakan untuk mengisi ruang (celah) yang kosong sewaktu
pemasangan intinya, sehingga dapat bentuk bulat.
4. Sarung kabel (serving)
Kabel yang akan dipasang dalam tanah, pada mulanya hanya menggunakan
isolasi kertas yang diserapi minyak (oil impranated) namun bahan ini tidak tahan air
dan sinar matahari. Dengan mengganti menggunakan isolasi menggunakan bahan
ebonite yang diserapi minyak bertekanan akan menjadikan bahan isolasi ini lebih
tahan air dan sinar matahari. Bahan isolasi ini digunakan sebagai pelindung luar
kabel.
Teknik penyambungan kabel berisolasi bahan ebonite. Teknik Panas Ciut (Heat
Strink), isolasi berupa ebonite bahan tipis dan fleksibel diselongsongkan pada
konduktor kabel yang akan disambung. Selongsong isolasi ini kemudian dipanasi dan
setelah selesai pemanasan akan menciut lalu mencengkeram konduktor kabel
bersangkutan, kemudian sambungan konduktor kabel ini diletakkan dalam kotak
sambungan yang kedap air dan kotak sambung ini berfungsi juga sebagai pelindung
mekanis. Dengan menggunakan teknik ini akan tidak aka nada air yang akan masuk
melewati bhannisolasi pelindung kabel sehingga dapat mencegah terjadinya arus
pendek, akibat terjadi konsleting pada kabel yang tekena air.
6
Gambar Kabel dengan menggunakan bahan isolasi ebonite
Penghantar
tembaga
Isolasi
(ebonite)
Lapisan pembungkus
inti
Selubung
(ebonite)
7
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada rekayasa ide yang disajikan oleh penyaji di atas dapat terlihat jelas bahwa
dalam pembuatan kabel PLN dalam tanah, penyaji ingin memperkuat ketahanan kabel
PLN dalam tanah ini terletak pada lapisan pembungkus kabel yang biasanya hanya
terbuat dari isolasi yang diserapi minyak bertekanan akan menjadikan bahan dari isolasi
bahan ebonite ini lebih tahan air dan sinar matahari. Sehingga kabel PLN yang
biasanya digunakan di dalam tanah itu mengandung bahan yang ketahannannya kurang
saat tanah tersebut terkena sinar matahari dan air menjadi sebuah kabel yang memiliki
ketahannan yang lebih tinggi. Kabel inilah yang kemudian dapat dijadikan kabel PLN
dalam tanah.
Dengan kabel PLN yang telah diletakkan di dalam tanah ini, diharapkan akan
menjadikan lingkungan kota lebih rapi dari biasanya. Selain itu, karena diletakkannya
kabel PLN dalam tanah ini juga yang akan diharapkan dapat mengurangi terjadinya
korsleting arus listrik baik yang disebabkan oleh badai,pohon tumbang, banjir,dan
bencana lainnya.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/363816705/Rekayasa-Ide