Anda di halaman 1dari 11

Prinsip penempatanAlat Pemadam Api

Ringan sesuai peraturan Menteri tanggal 14


April 1980 No.04/MEN/1980 adalah:
• Mudah dilihat.
• Cepat diambil dan digunakan.
• Tidak akan memungkinkan sipemakai terjebak
bila kebakaran meluas
• Bebas dari kemungkinan perusakan.
• Penyebaran merata, sedapat mungkin pada
tempat yang homogen
• Setiap penempatan Alat Pemadam Api Ringan
diberi tanda pemasangan yang jelas dengan
menurut peraturan Depnaker.
1
Tanda Pemasangan Alat Pemadam Api
Ringan pada dinding seperti gambar berikut :

35 cm

Ketentuan :
1. Segi tiga sama sisi dengan
FIRE POINT 3 Cm warna dasar merah
2. Ukuran sisi 35 Cm.
3. Tinggi huruf 3 Cm berwarna
merah.
4. Tinggi tanda panah 7.5 Cm
7.5 Cm warna putih

2
Tanda Pemasangan Alat Pemadam Api
Ringan pada tiang dapat dilihat pada
gambar berikut :

Ketentuan :
1. Warna dasar
tanda
pemasangan
merah
2. Lebar Ban pada
kolom 20 Cm
20 Cm
mera 20 Cm sekitar kolom.
h

125
125 Cm
Cm

3
Konstruksi / tenaga dorong yang dimiliki
setiap APAR adalah berbeda-beda, yakni :
• Pressurized system ( sitem bertekanan ),
dimana tenaga dorongnya bercampur dengan
media pemadam.
• Catridge System ( tabung gas tersimpan ),
dimana tenaga dorong yang dimiliki
• Self Generating ( Swa Cipta ), dimana tenaga
dorong APAR diperoleh dari hasil reaksi media
pemadamnya.
• Self Expelling ( Swa Pancar ) dimana tenaga
dorong APAR diperoleh dari hasil
penguapannya sendiri dari media
pemadamnya.
4
Syarat-syarat Penempatan APAR
di Bangunan :
• Di Jalur Exit (keluar).
• Cukup dekat dengan daerah yang
berbahaya.
• Dekat dengan pintu.
• Pada gedung bertingkat:
• Pada posisi yang sama pada tiap lantai.
• Pada sudut-sudut Coridor (Gang).
• Dekat dengan pintu tangga.

5
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan APAR, yakni:

• Sifat kebakaran petensial.


• Orang yang akan menggunakan APAR.
• Keadaan dimana APAR akan diletakkan

6
APAR harus dipilih berdasarkan Kelas
kebakaran yang akan dipadamkan :
• Untuk bahaya kebakaran kelas “A”, dipilih
APAR jenis : Air, Busa, Tepung Kimia
Serbaguna ( multi purpose ).
• Untuk bahaya kebakaran kelas “B”, dipilih
APAR jenis : Busa , Halon,FM200, CO2,
Tepung kimia.
• Untuk bahaya kebakaran kelas “C”, dipilih
APAR jenis : CO2 , Halon, Tepung kimia.
• Untuk bahaya kebakaran kelas “D”, dipilih
APAR jenis : Tepung kimia khusus

7
Pada dasarnya sikap yang perlu
diperhatikan bagi seorang operator
pada saat akan memadamkan
kebakaran dengan menggunakan
APAR ,yakni
• Bersikap tenang.
• Bersikap waspada.
• Bertindak cepat dan tepat.

8
Tata cara pengoperasian APAR jenis CO2 ,
Halon adalah sebagai berikut :
• Ambil APAR dari tempatnya, biasanya menggantung pada
dinding.
• Putuskan segel dan cabut pen pengaman.
• Pegang nozzle dan arahkan ketempat yang aman (untuk
APAR jenis CO2 pegang horn pada isolatornya ).
• Coba sebentar untuk meyakinkan isi APAR, dengan cara
menekan valve.
• Bawa APAR kelokasi kebakaran, datangi dari atas angin
dengan jarak ± 3 feet.
• Arahkan nozzle/horn kearah pangkal api dan semprotkan
media pemadam sambil mengibaskan nozzle dan yakinkan
bahwa semprotan APAR tersebut melingkupi permukaan
yang terbakar.
• Apabila kebakaran sudah padam,posisi nozzle tetap siap
tembak dan mundur satu/dua langkah untuk menghindari 9
terjadinya flash back.
Tata cara pengoperasian APAR ,jenis busa
kimia adalah sebagai berikut :
• Ambil APAR dari tempatnya dan langsung bawa APAR
tersebut kelokasi kebakaran, (datangi dari atas angin).
• Taruh APAR ,ambil nozzle & selang selipkan pada
tutup APAR dan pegang dengan ibu jari.
• Ambil tutup pengaman dan tekan nidle (jarum
penusuk) dengan baik.
• Balik APAR tersebut dan gunakan botol untuk
melindungi muka.
• Semprotkan APAR pada dinding bagian dalam dari
obyek yang terbakar.
• Yakinkan bahwa busa yang terjadi menutupi seluruh
permukaan cairan yang terbakar.
10
TERIMAKASIH

11

Anda mungkin juga menyukai