Anda di halaman 1dari 4

RESUSITASI JANTUNG PARU

No. Dokumen : No Revisi Halaman :


/SPO/PAP/V/2019 1/2

RS BUDI ASIH
TRENGGALEK

STANDAR Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit : DIREKTUR RS BUDI ASIH
OPERASIONAL KABUPATEN TRENGGALEK
20 MEI 2019

dr. RENDRA ANDRIAWAN


NIP.01.04.19.0085

Pengertian Resusitasi jantung paru merupakan usaha yang dilakukan untuk


mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi pada henti
nafas (respiratory arrest) dan atau henti jantung (kardiak arrest) pada
orang dimana fungsi tersebut gagal total oleh suatu sebab yang
memungkinkan untuk hidup normal selanjutnya bila kedua fungsi tersebut
bekerja kembali.
Tujuan 1. Sebagai acuan penerapan langkah—langkah bagi perawat
dalam resusitasi jantung paru
2. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan
respirasi yang adekuat sampai keadan henti jantung teratasi
atau sampai penderita dinyatakan meninggal
3. Memberikan oksigenasi terhadap otak, jantung dan organ-
organ vital lain sampai datangnya sistem pengobatan yang
definitif
Kebijakan SK Direktur RS Budi Asih Trenggalek Nomor : 19/SK-
PAND/PAP/RSBA/V/2019 tentang pelayanan pasien resiko
tinggi di Rumah Sakit Budi Asih.
1. Prosedur  Penatalaksanan
 Penilaian respon
 Setelah menemukan pasien tidak sadar lakukan
penilaian respon
 Penilaian respon dilakukan setelah petugas yakin
dirinya aman untuk melakukan pertolongan
 Penilaian dilakukan dengan cara menepuk-nepuk
atau menggoyangkan sambil memanggil pasien
Contoh: pak...pak...paak
 Meminta bantuan pertolongan perawat lain (II)
atau petugas yang ditemui di lokasi untuk
menelpon 105 dan untuk mengaktifkan code
RESUSITASI JANTUNG PARU

No. Dokumen : No Revisi Halaman :


/SPO/PAP/V/2019 2/2

RS BUDI ASIH
TRENGGALEK

blue.
 Lakukan cek nadi carotis
 Lakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) sesuai
SOP BHD RS Budi Asih Trenggalek / AHA
2015 sampai dengan tim code blue
 Perawat ruangan yang lain (II) atau penolong
kedua, segera menghubungi operator telepon
“105” untuk mengaktifkan code blue, dengan
prosedur sebagai berikut:
 Perkenalkan diri.
 Sampaikan informasi untuk mengaktifkan code
blue.
 Sebutkan nama lokasi terjadinya cardiac
respiratory arrest dengan lengkap dan jelas,
yaitu: area ….. (area satu/dua), nama lokasi atau
ruangan,jumlah pasien.
 Jika lokasi kejadian di ruangan rawat inap maka
informasikan : “ nama ruangan ….. nomor …. “.
 Waktu respon operator menerima telepon “105”
adalah harus secepatnya diterima, kurang dari 3
kali deringan telepon.
 Jika lokasi kejadian berada di area ruang rawat
inap ataupun rawat jalan, setelah menghubungi
operator, perawat ruangan II segera kembali ke
lokasi dan membantu perawat ruangan I
melakukan resusitasi sampai dengan tim Code
Blue datang. Operator menggunakan alat
telekomunikasi pengeras suara mengatakan code
blue dengan prosedur sebagai berikut:
 “Code Blue, Code Blue, Code Blue, di area …..
(satu/dua/), nama lokasi atau ruangan,jumlah
pasien…..”.
 Jika lokasi kejadian diruangan rawat inap maka
informasikan: “Code Blue, Code Blue, Code
Blue, nama ruangan ….. nomor kamar …..”.
 Setelah tim code blue menerima informasi
tentang aktivasi code blue, mereka segera
RESUSITASI JANTUNG PARU

No. Dokumen : No Revisi Halaman :


/SPO/PAP/V/2019 3/2

RS BUDI ASIH
TRENGGALEK

menghentikan tugasnya masing-masing, dan


menuju lokasi terjadinya cardiac respiratory
arrest. Dan petugas ruangan yang ditempati
trolley emergency segera membawa ketempat
kejadian.
 Waktu respon dari aktivasi code blue sampai
dengan kedatangan tim code blue di lokasi
terjadinya cardiac respiratory arrest adalah 5
menit.
 Sekitar 5 menit kemudian, operator menghubungi
tim code blue untuk memastikan bahwa tim code
blue sudah menuju lokasi terjadinya cardiac
respiratory arrest
 Jika lokasi terjadinya cardiac respiratory arrest
adalah lokasi yang padat manusia (public area)
maka petugas keamanan (security) segera menuju
lokasi terjadinya untuk mengamankan lokasi
tersebut sehingga tim code blue dapat
melaksanakan tugasnya dengan aman dan sesuai
prosedur.
 Untuk pelaksanaan code blue di area dua, Tim
code blue memberikan bantuan hidup dasar
kepada pasien kemudian segera ditransfer ke
Instalasi Gawat Darurat.
 Tim code blue melakukan tugasnya dengan
diketuai seorang ketua tim code blue.
 Ketua tim code blue memutuskan tindak lanjut
pasca resusitasi.
 Jika resusitasi berhasil dan pasien stabil maka
dipindahkan secepatnya ke Instalasi Gawat
Darurat untuk mendapatkan perawatan lebih
lanjut jika keluarga pasien setuju.
 Jika keluarga pasien tidak setuju atau jika
Instalasi Gawat Darurat penuh maka pasien di
rujuk ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas
sesuai penyakitnya.
 Jika keluarga pasien menolak dirujuk dan
RESUSITASI JANTUNG PARU

No. Dokumen : No Revisi Halaman :


/SPO/PAP/V/2019 4/2

RS BUDI ASIH
TRENGGALEK

meminta dirawat di ruang perawatan biasa, maka


keluarga pasien menandatangani surat penolakan.
 Jika resusitasi tidak berhasil dan pasien
meninggal, maka dilakukan koordinasi dengan
bagian bina rohani, kemudian pasien dipindahkan
ke kamar jenazah.
 Ketua tim code blue melakukan koordinasi
dengan DPJP.
 Ketua tim code blue memberikan informasi dan
edukasi kepada keluarga pasien.
 Perawat ruangan mendokumentasikan semua
kegiatan) dan melakukan koordinasi dengan
ruangan pasca resusitasi.
 Tim code Blue yang bagian obat dan notulen
menghubungi petugas farmasi untk mengecek
ulang kelengkapan obat dan peralatan emergency
kit.

Unit Terkait 1. Rawat jalan


2. Rawat inap
3. IGD, HCU
4. Seluruh area rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai