Anda di halaman 1dari 5

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT SUMBER WARAS

NOMOR : /SK/DIR/I/2019

KEBIJAKAN
PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA RS SUMBER WARAS
TAHUN 2019 - 2022

I. Kebijakan Umum :
1. Kebijakan penanganan kasus infeksi secara multidisiplin melibatkan klinisi
( DPJP,farmasi klini/apoteker, Keperawatan, dr Spesialis Patologi Klinik,
komite Farmasi dan Therapi, Komite pencegahan dan pengendalian
2. Pengendalian resistensi antimikroba dikoordinir oleh Tim Pengendalian
Resistensi Antimikroba (PRA)
3. Kebijakan pencegahan peningkatan bakteri resistensi di rumah sakit yang
terdiri dari 2 strategi penting, yaitu :
a. Untuk selection pressure diatasi melalui penggunaan antimikroba
secara bijak
b. Untuk penyebaran bakteri resisten diatasi melalui peningkatan
ketaatan terhadap prinsip-prinsip kewaspadaan standar yang telah
diatur dalam Standar Prosedur Operasional ( SPO ) Komite PPI
4. Kebijakan penggunaan antimikroba terdiri dari antimikroba terapi dan
profilaksis
5. Kebijakan pemberian antimikroba terapi meliputi antimikroba empirik dan
definitif
6. Kebijakan pemberian antimikroba profilaksis pembedahan meliputi
antimikroba propilakssis dan indikasi operasi bersih dan bersih terkontaminasi
7. Sebelum terapi antibiotik, diharuskan diambil spesimen untuk pemeriksaan
mikrobiologi untuk pasien yang dirawat di ruang intensif dan pewarnaan gram
untuk ruang perawatan.

II. Kebijakan Khusus :


a. Tujuan :
1
1) Mendapatkan data dasar penggunaan antibiotik pada pasien di rumah sakit.
2) Menurunkan terjadinya resistensi antimikroba di rumah sakit.
3) Identifikasi dini kejadian luar biasa (KLB) kuman infeksi di rumah sakit.
4) Terwujudnya penggunaan antibiotik secara bijak di rumah sakit.
5) Mengukur dan menilai keberhasilan suatu program pengendalian resistensi
antimikroba dan program pencegahan pengendalian infeksi di rumah sakit.
6) Memenuhi standar mutu pelayanan medis dan keperawatan di rumah sakit.
7) Merencanakan dan melaksanakan program pengendalian resistensi antimikroba di
rumah sakit.
8) Membuat struktur organisasi Tim PPRA
9) Memahami tugas pokok dan fungsi unsur dalam PPRA
10) Menyusun tahapan pelaksanaan PPRA
b. Ruang lingkup :
Kebijakan ini menjadi acuan staf medis RS Sumber Waras dalam memberikan
therapy Antibiotik , agar bisa lebih tepat dan efisien.
c. Definisi :
1). Antimikroba profilaksis pembedahan adalah antimikroba yang diberikan 30-60
menit sebelum dilakukan insisi dan tidak melebihi 24 jam pasca operasi pada
kasus yang secara klinis tidak memperlihatkan tanda infeksi dengan tujuan
mencegah terjadinya infeksi Daerah Operasi
2). Terapi antimikroba empiris adalah penggunaan antimikroba pada kasus infeksi
atau diduga infeksi yang belum diketahui jenis bakteri penyebab dan pola
kepekaannya
3). Terapi antimikroba definitif adalah penggunaan antimikroba pada kasus infeksi
yang sudah diketahui
4). Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh agen biologi (virus,
bakteri, parasit, jamur), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau
kimia (seperti keracunan)
5). Antimikroba adalah bahan-bahan/obat-obat yang digunakan untuk memberantas/
Membasmi infeksi mikroba khususnya yang merugikan manusia.
6). Antibiotika adalah suatu senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme
yang dalam konsentrasi kecil mempunyai kemampuan menghambat atau
membunuh mikroorganisme lain.
2
7). Antijamur adalah senyawa yang digunakan untuk pengobatan penyakit disebabkan
oleh jamur.
8). Antivirus adalah senyawa yang digunakan untuk pengobatan penyakit yang
disebabkan oleh virus.
9). Antiparasit adalah senyawa yang digunakan untuk pengobatan penyakit yang
disebabkan oleh parasite.
10). Resistensi adalah kemampuan bakteri untuk menetralisir dan melemahkan daya
kerja antimikroba
d. Singkatan :
1) PPRA : Program Pengendalian Resistensi Antimikroba
2) TPRA : TIM Pengendalian Resistensi Antimikroba
3) PRA : Pengendalian Resistensi Antimikroba
4) NAP AMR : National Action Plan on Antimikrobial Resistence
5) MDRO : Muilti Drug Resisten Organisme
6) ESBL : Extended Spectrum Beta Lactamase
7) MRSA : Methicillin Resistent Staphylococcus Aureus
8) CRE : Carbapenemase Resistent Enterobacteriaceae
9) SPO : Standar Prosedur Operasional
10) RS : Rumah Sakit

e. Kegiatan program Pengendalian Resistensi Antimikroba :


1) Menyusun program pengendalian resistensi antimikroba ( PPRA ) oleh TIM
Pengendalian Resistensi Antimikroba ( TPRA )
2) Melakukan evaluasi program pengendalian resistensi antimikroba ( PPRA )
3) Melakukan inventarisasi sarana dan prasarana yang belum terealisasi
4) Persiapan SDM dengan di lakukan pelatihan / workshop / seminar / inhous
training tentang PPRA
5) Menetapkan pilot project pelaksanaan PPRA dan penanggung jawab tim
pelaksana pilot project
6) Menentukan batasan atau kriteria pasien yang akan dilakukan pemeriksaan
kultur
7) Mengumpulkan data penggunaan antibiotika di tahun 2019
8) Mengumpulkan hasil kultur pasien mulai tahun 2019
3
9) Melakukan Sosialisasi program pengendalian resistensi antimikroba RS
Sumber Waras
10) Melakukan evaluasi hasil pengumpulan peta kuman dan penggunaan
antibiotika secara berkala
11) Menyusun pedoman / panduan, SPO dan kebijakan yang berkaitan dengan
pengendalian resistensi antimikroba antara lain:
a. Panduan praktek klinik penyakit infeksi
b. Panduan penggunaan antibiotik profilaksis dan terapi
c. Panduan pengelolaan spesimen mikrobiologi
d. Panduan pemeriksaan dan pelaporan hasil mikrobiologi
e. Panduan/pedoman PPI, KLB dan Surveilans
12) Membuat indikator mutu program pengendalian resistensi antimikroba
13) Melakukan Sosialisasi dan pemberlakuan pedoman/panduan/SPO penggunaan
Antibiotik
14) Melakukan monitoring dan Evaluasi tentang penggunaan Antibiotika secara
berkala terhadap :
a. Laporan pola mikroba dan kepekaannya
b. Pola penggunaan antibiotik secara kuantitas dan kualitas
c. Kepatuhan penggunaan antibiotik terhadap kebijakan dan panduan di
rumah sakit
d. Penerapan kewaspadaan standar
e. Surveilans kasus infeksi yan di sebabkan mikroba multiresisten
f. Cohorting/isolasi bagi pasien infeksi yang disebabkan mikroba
multiresisten
g. Restriksi jumlah dan jenis Antibiotik terutama golongan Cefalosporin
generasi ke-3, Karbapenem dan Fluoroquinolon dengan Antibiotic Time
Out (ATO) dan Automatic Stop Order (ASO).
15) Membuat laporan kepada Direktur rumah sakit untuk perbaikan kebijakan,
pedoman/panduan, SPO, dan rekomendasi perluasan penerapan PPRA di
rumah sakit.
16) Melakukan screening untuk pasien baru masuk yang di curigai mengalami
Methicillin Resistent Staphylococcus Aureus ( MRSA ), sesuai criteria yang
ada.
4
17) Mengajukan rencana kegiatan dan anggaran tahunan PPRA kepada Direktur
rumah sakit

Ditetapkan di Cirebon
Tanggal :

Direktur RS SUMBER WARAS

dr. Tirtamulya Juandy


CCA571

Anda mungkin juga menyukai