Anda di halaman 1dari 15

BAB I

DEFINISI

Dalam panduan ini yang dimaksud dengan :

a) Alat kesehatan adalah isntrumen, apparatus, mesin, dan/atau implant yang tidak mengandung
obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan
penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan/ atau membentuk
struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
b) Implant adalah bahan atau materi yang secara buatan di pasang pada tubuh. Banyak tindakan
bedah di rumah sakit yang menggunakan implant prostetik antara lain panggul, lutu, jantung,
dan pompa insulin. Tindakan operasi seperti ini mengharuskan tindakan yang di modifikasi
dengan mempertimbangkan beberapa faktor.
c) Alur pemesanan implant adalah rangkaian tahapan jalan pemesanan implant dari analisa
kebutuhan sampai datangnya implant.
d) Alur pendistribusian implant adalah rangkaian tahapan jalan pendistribusian implant dan
implant datang digunakan pasien.
e) Farmasi adalah unit rumah sakit yang bertugas untuk menyediakan dan mengadakan segala
kebutuhan obat maupun bahan habis pakai
f) Pejabat pengadaan alat kesehatan adalah bagian yang memverifikasi pengajuan permintaan dari
implant
g) Kamar operasi adalah suatu unit khusus di rumah sakit, tempat untuk melakukan tindakan
pembedahan, baik elektif maupun akut, yang membutuhkan keaddan steril. Banyak tindakan
bedah yang menggunakan implant postetik antara lain panggul, lutu, pacu jantung, pompa
isulin. Tindakan pembedahan seperti ini mengharuskan tindakan operasi rutin yang dimodifikasi
dengan mempertimbangkan faktpr-faktor tertentu.
h) Instalasi sterilisasi Sentral adalah unit di rumah sakit yang bertanggung jawab melakukan
sterilisasi alat pembedahan termasuk implant.
i) RS adalah singkatan dari Rumah Sakit, dalam hal yang dimaksud adalah RSIA Permata Hati
Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan, baik dirumah sakit maupun di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Guna
mencapai kondisi maupun fungsi Peralatan kesehatan yang baik serta dapat mendukung
pelayangan kesehatan maka perlu adanya pengelolaan peralatan kesehatan yang terpadu.
Agar peralatan kesehatan dapat dikelola dengan baik diperlukan adanya kebijakan dari
peemrintah dalam pengelolaan peralatan kesehatan di Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya.
BAB II

RUANG LINGKUP

A. Ruang Lingkup Pengelolaan Implant


Panduan ini digunakan untuk mengelola dan mengendalikan semua implant di RS yang meliputi:
a) Analisa kebutuhan barang
b) Pengajuan kebutuhan barang
c) Verifikasi kebutuhan dengan dana pengadaan
d) Pemesanan barang
e) Pendistribusian barang
f) Pemeliharaan barang

B. Kamar Operasi
Kamar operasi menunjuk salah seorang petugas dalam melakukan pengelolaan, penyimpanan
dan pelaporan implant kepada UPS Farmasi Kamar Operasi

C. Form Pengajuan Kebutuhan Barang


Pengajuan kebutuhan barang dilakukan oleh petugas kamar operasi sesuai need assesment yang
dilakukan dan diberikan kepada petugas UPS Farmasi untuk diteruskan kepada bagian pengadaan.

D. Form Pemesanan Barang Oleh Pejabat Pengadaan


Bagian pengadaan mengisi SP (Surat Pemesanan) yang kemudian ditujukan kebagian sales
implant.

E. Pendistribusian Barang
Implant yang datang dari hasil pemesanan kemudian di distribusikan ke masing-masing
depofarmasi kamar operasi dan kemudian dilakukan verifikasi oleh pihak dari kamar operasi

F. Pemeliharaan Barang
Setelah implant di distribusikan pemeliharaannya dilakukan oleh petugas kamar operasi dengan
cara mengirim kebagian ISS untuk dilakukan sterilisasi dan kemudian dilakukan penyimpanan sesuai
jenis di tempat penyimpanan implant.
BAB III

TATA LAKSANA

Untuk menjamin keselamatan pasien, manajemen dituntut dalam proses perencanaan dan
pengadaan peralatan medis/implant yang komperehensif dan berkesinambungan, untuk mendapatkan
perencanaan dan pengadaan yang berkesinabungan dibutuhkan komitmen dalam menerapkan
perencanaan.

A. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan kebutuhan terkait jenis, spesifikasi dan
jumlah impan sesuai dengan kemampuan pelayanan/klasifikasi rumah sakit, beban pelayanan,
perkembangan teknologi kesehatan, sumber daya manusia yang mengoperasujan dan memelihara
sarana dan prasarana. Perencanaan kebutuhan peralatan sangat bermanfaat untuk penyediaan
anggaran, pelaksanaan pengadaan implan secara efektif, efisien dan prosesnya dalpat dipertanggung
jawabkan

B. Penilaian Kebutuhan
Penilaian kebutuhan (need assesment) adalah proses untuk menentukan dan mengatasi
kesenjangan antara situasi atau kondisi saat ini dengan situasi atau kondisi yang diinginkan, penilaian
kebutuhan adalah kegiatan strategis dan merupakan bagian dari proses perencanaan peralatan medis
yang bertujuam umtuk meningkatkan kinerja pelayanan kesehatanm atau memperbaiki kekurangan
pelayanan kesehatan.

Penilaian kebutuhan implant pada dasarnya dimaksudkan untuk pemenuhan implant sesuai
kemampuan rumah sakit, kebutuhan implant dan pengembanagn pelayanan kesehatan sesuai
kebutuhan masyrakat atau perekmbangan teknologi.

Perencanaan kebutuhan implant dilakukan karena faktor:

1. Perkembangan teknologi
2. Kesesuaian terhadap standard keselamatan/regulasi
3. Ketersediaan jumlah dan jenis implant
4. Kesesuaian dengan ilmu kedokteran
5. Anggaran pembelian barang

Pelaksanaan penilaian kebutuhan implan diatu dalam standar operasional memuat:

a. Peran para pihak terkait pengguna (dokter, perawat, keteknisian medik dan keterapian
fisik), tenaga teknis pemelihara dan manajemen rumah sakit
b. Mekanisme pengajuan kebutuhan dari kamar operasi kepada pihak farmasi yang
bertanggung jawab terhadap ketersediaan implant di rumah sakit
c. Proses pengkajian oleh tim perencanaan kebutuhan peralatan medis dan selanjutnya
d. Rekomendasi pemenuhan implan

Dalam melakukan penilaian kebutuhan implant, tim perencanaan kebutuhan membutuhkan


data dan informasi sebagai berikut:

a. Ineventori implant meliputi jenis, spesifikasi, jumlah, dan kondisi implant


b. Kualitas barang : data pemeliharaan meliputi frekuensi kerusakan lama perbaikan, biaya
pemeliharaan.
c. Kinerja barang : data pemanfaatan dan kapasitas alat sesuai spesifikasi
d. Keamanan barang : data vigilance meliputi frekuensi insiden, akibat yang ditimbulkan,
publikasi vigilance
e. Sumber daya manusia meliputi ketersediaan tenaga pengguna dan pemelihara serta
kompetensinya pengguna yang akan menggunakan.
f. Data dan informasi penunjang lainnya seperti kesiapan ruangan penyimpanan.

C. Pedoman Pengelolaan Implant


Perhitungan implant untuk pemenuhan sesuai standar, jenis dan jumlah peralatan medis harus
memperhatikan kemampuan layanan berdasarkan klarifikasi rumah sakit dan ketersediaan jumlah
dan kompetensi SDM yang dipersyaratkan untuk penyelenggaraan jenis dan volume pemanfaatan
pelayanan kesehatan

Pada rumah sakit yang telah operasional, perhitungan implant untuk pemenuhan standar
dibutuhkan data inventarisasi peralatan tiap unit pelayanan seperti kamar operasi

Jenis jumlah yang ada, kapasitas alat, pemanfaatan, estimasi peningkatan pelayanan, kebutuhan.
a. Menilai dengan melihat data utilisasi/ penggunaan peralatan medis setiap harinya baik dari
catatan rekam medik atau melalui penelitian, bila mana utilitas/penggunaan peralatan
medis cukup tinggi, maka diperlukan tambahan peralatan medis yang baru.
b. Perencanaan dengan adanya pengembangan pelayanan kesehatan, artinya diperlukan
penambahan implant dengan teknologi generasi terbaru untuk mendukung pengembangan
pelayanan kesehatan
c. Menelaah ketersediaan implant tersebut apakah sudah tersedia di fasilitas kesehatan atau
rumah sakit lain yang dekat dengan rumah sakit
d. Penilaian kebutuhan untuk pengembangan pelayanan kesehatan. Health Technology
Management, jumlah pasien, perhitungan ekonomi, SDM.

D. Alur Pengadaan Implant

Penilaian pembelian
Analisa Kebutuhan barang Pengajuan Barang
barang

Penerimaan Barang Barang datang Pemesanan barang

Distribusi Barang Pemakaian Barang Evaluasi dan Pencataan

E. Penyimpanan
Kamar Operasi melakukan penyimpanan implant berdasarkan pada :

1) Implant yang digunakan untuk operasi disimpan dalam trolley implant


2) Petugas pengelolaan Implant di kamar operasi bertanggung jawab dalam penyimpanan implant
untuk di lakukan sterilisasi di ISS dan kemudian di pisahkan sesuai jenisnya.
3) Penyimpanan implant dikendalikan depofarmasi kamar operasi
F. Pendistribusian
Petugas kamar operasi bertanggung jawab dalam hal pencatatan pemakaian yang telah
dipakai operasi di setiap kamar operasi kemudian diberikan ke petugas farmasi yang bertugas.

G. Penghapusan
Penghapusan barang dan alat di kamar operasi dilakukan apabila terjadi :

1) Bahan/barang rusak tidak dapat dipakai kembali


2) Bahan/barang tidak dapat didaur ulang atau tidak ekonomi suntuk diatur ulang
3) Bahan/barang sudah melewati masa kadaluarsa (expired date)
4) Bahan/barang hilang karena pencurian atau sebab lain
BAB IV

DOKUMENTASI

a) Panduan ini akan direview jika ada perubahan kebijakan regulasi


b) Dokumen yang terkait dengan pengelolaan implant maupun penggunaannya antara lain:
1) Surat permintaan implant
2) Daftar implant
3) Laporan operasi
Jln. Tamalanrea Raya (Poros BTP) Blok 10 M No. 9-10 Makassar Sulawesi Selatan Telp.
(0411)4774085/(0411)582278

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSIA PERMATA HATI MAKASSAR


NOMOR : /SK/RSIA-PH/ /2018
TENTANG
PENGGUNAAN IMPAN BEDAH DI RSIA PERMATA HATI

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di RSIA Permata Hati,
maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan bedah yang bermutu tinggi;
b. Bahwa dalam rangka mendukung peningkatan mutu pelayanan kesehatan
yang prima dan professional khususnya pelayanan bedah di RSIA Permata
Hati diperlukan suatu pedoman penggunaan implan bedah;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,
maka perlu ditetapkan kebijakan dengan keputusan Direktur.
Meningkat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lebaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
1333/MenKes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan Direktur RSIA Permata Hati tentang Penggunaan Implan Bedah di RSIA
Permata Hati.
KESATU : Kebijakan Penggunaan dan Daftar Implan Bedah di RSIA Permata Hati sebagaimana
tercantum dalam lampiran keputusan ini.
KEDUA : Pembinaan dan pengawasan penggunaan implan bedah di RSIA Permata Hati di
laksanakan oleh Kepala Instalasi Bedah RSIA Permata Hati.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : M a k a s s a r
Pada Tanggal :
DIREKTUR
RSIA PERMATA HATI

Dr. Armanto Makmun,M.Kes


NIK : 2011110227001
PEMASANGAN IMPLANT
RSIA Permata Hati
Jl. Tamalanrea Raya
Blok 10 M No. 9-10
MAKASSAR
Nomor : No. Revisi Halaman
Standar Prosedur 1/2
Operasional Tanggal Terbit :
Ditetapkan :
(SPO)
Direktur RSIA Permata Hati

dr. Armanto Makmun, M.Kes


NIK : 2011110227001

Pengertian Pemasangan Implant adalah melakukan Pemasangan alat kontrasepsi yang


diletakkan di bawah kulit lengan atas dengan jumlah kapsul berbeda yang
bekerja untuk menekan ovulasi dan mengentalkan lender serviks.
Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah penatalaksanaan KB Implant
dalam rangka peningkatan mutu dan kinerja di Puskesmas Sememi.
Kebijakan Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RSIA Permata Hati
Referensi 1. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsin Tahun 2014
2. Pedoman manajemen pelayanan keluarga berencana oleh Kemenkes
Tahun 2014
Prosedur 1. Klien datang dan mengambil nomor antrian
2. Klien mendaftar di loket
3. Petugas loket membawa K/IV/KB di ruang KIA/KB
4. Petugas ruang KIA/KB memanggil klien sesuai urutan
5. Petugas mencocokkan identitas klien diruang KIA/KB dengan K/IV/KB
6. Petugas ruang KIA/KB melakukan anamnesa pada klien
7. Petugas memberi konseling ABPK kepada klien untuk memilih pelayanan
KB yang dikehendaki. Jika klien setuju maka dilakukan klien mengisi
informed consent. Jika klien tidak setuju maka dilakukan konseling ulang.
Jika kondisi klien tidak memungkinkan segera lakukan rujukan.
8. Menjelaskan kepada klien apa yang akan dilakukan dalam proses
pemasangan dan mempersilahkan klien untuk bertanya.
9. Mempersilahkan klien untuk naik ke tempat tidur.
10. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang (jika diperlukan).
11. Mempesiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem
steril atau DTT untuk memegang kasa berantiseptik. Mulai mengusap
dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arahluar dengan gerakan
melingkar 8-13 cm dan biarkan kering (sekitar 2 menit) sebelum mulai
tindakan.
12. Memasang duk lubang di area sekitar insisi
13. Setelah memastikan (dari anamnesa) tidak alergi terhadap obat anestesi,
isi alat suntik dengan 3 ml obat anestesi (1% tanpa epinefrin).
14. Masukkan jarum tepat dibawah kulit pada tempat insisi kemudian
melakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam
pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat anestesi untuk membuat
gelembung kecil dibawah kulit. Kemudian tambah memindahkan jarum,
masukkan ke bawah kulit subdermis sekitar 4 cm. Kemudian tarik jarum
pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil menyuntikkan obat
anstesi sebanyak 1 ml diantara tempat untuk memasang kapsul.
15. Pegang skapel dengan sudut 45 derajat, buat insisi dangkal.
16. Pasang kapsul dengan menggunakan trokar jika Indoplant. Jika implanon
langsung alat dan kapsul jadi satu.
17. Memastikan semua kapsul terpasang.
18. Menutup luka insisi.
19. Membalut lengan tempat insisi dengan perban.
20. Mempersilahkan klien untuk turun dari tempat tidur.
21. Melakukan pemantauan medis dan pemberian nasehat pasca tindakan.
22. Petugas mencatat hasil pelayanan di K/IV/KB dan register kohort KB
Unit Terkait 1. Rawat inap
2. UGD
3. Kamar Bersalin
4. Apotek
Jln. Tamalanrea Raya (Poros BTP) Blok 10 M No. 9-10 Makassar Sulawesi Selatan Telp. (0411)4774085/(0411)582278

DAFTAR PERALATAN IMPLANT DI RSIA PERMATA HATI

1. Meja periksa untuk berbaring klien


2. Alat penyangga lengan (tambahan)
3. Batang implan dalam kantong
4. Kain penutup steril (disinfeksi tingkat tinggi) serta mangkok untuk tempat meletakkan implan
Norplant.
5. Sarung tangan karet bebas bedak dan yang sudah steril (atau didisinfeksi tingkat tinggi)
6. Sabun untuk mencuci tangan
7. Larutan anti septik untuk disinfeksi kulit (misal, betadin atau sejenis gol povidon iodin lainnya),
lengkap dengan cawan/mangkok anti karat.
8. Zat anestesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinefrin)
9. Semprint (5-10ml), dan jarum suntik (22G) ukuran 2,5 sampai 4 cm (1-1 ½ inch)
10. Trokar 10 dan madrin
11. Sekalpel 11 atau 15
12. Kassa pembalut atau plester
13. Kassa steril dan pembalut
14. Epinefrin untuk renjatan anafilaktik (harus tersedia untuk keperluan darurat)
15. Klem penjeit atau forsep mosquito (tambahan)
16. Bak/tempat instrumen (tertutup)

Anda mungkin juga menyukai