Anda di halaman 1dari 4

MATERI HUKUM SIBER

1. *Suatu alat bukti elektronik dikategorikan sebagai alat bukti petunjuk apabila alat
bukti tersebut ditemukan dalam suatu tindak pidana korupsi, hal ini sebagaimana yang
diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi Pasal 26 yang berbunyi :
Alat Bukti yang sah dalam bentuk petunjuk sebagaimana dimaksud dalam pasal 188
ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana,
Khusus untuk Tindak Pidana Korupsi juga dapat diperoleh dari:
a. alat bukti lain yang berupa informasi yang diucapkan, dikirim, diterima, atau
disimpan secara elektronik dengan alat optik atau yang serupa dengan itu.
b. dokumen, yakni setiap rekaman data atau informasi yang dapat dilihat, dibaca, dan
atau didengar yang dapat dikeluarkan dengan atau tanpa bantuan suatu sarana, baik
yang tertuang di atas kertas, benda fisik apapun selain kertas, maupun yang terekam
secara elektronik, yang berupa tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, huruf,
tanda, angka, atau perforasi yang memiliki makna.
Oleh karenanya, berdasarkan bunyi Pasal 26 UU Tipikor tersebut, suatu alat bukti
elektronik dan dokumen elektronik dapat dikategorikan sebagai alat bukti petunjuk
dikarenakan tetap masuk sebagai alat bukti sebagaimana yang diatur di dalam
KUHAP.

* Suatu alat bukti elektronik dikategorikan sebagai alat bukti mandiri apabila alat
bukti tersebut ditemukan dalam tindak pidana yang berkaitan dengan UU ITE, UU
TPPO, UU TPPU dan UU TERORISME. Hal ini sebagaimana bunyi dari pasal
undang-undang tersebut:
1) UU TPPU Pasal 73
Alat bukti yang sah dalam pembuktian tindak pidana Pencucian Uang ialah:
a. alat bukti sebagaimana dimaksud dalam Hukum Acara Pidana; dan/atau
b. alat bukti lain berupa informasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima, atau
disimpan secara elektronik dengan alat optik atau alat yang serupa optik dan
Dokumen.
2) UU TPPO Pasal 29
Alat bukti selain sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang Hukum Acara
Pidana, dapat pula berupa:
a. informasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima, atau disimpan secara elektronik
dengan alat optik atau yang serupa dengan itu; dan
b. data, rekaman, atau informasi yang dapat dilihat, dibaca, dan/atau didengar, yang
dapat dikeluarkan dengan atau tanpa bantuan suatu sarana, baik yang tertuang di atas
kertas, benda fisik apa pun selain kertas, atau yang terekam secara elektronik,
termasuk tidak terbatas pada:
1) tulisan, suara, atau gambar;
2) peta, rancangan, foto, atau sejenisnya; atau
3) huruf, tanda, angka, simbol, atau perforasi yang memiliki makna atau dapat
dipahami oleh orang yang mampu membaca atau memahaminya.
3) UU TERORISME Pasal 27
Alat bukti pemeriksaan tindak pidana terorisme meliputi:
a. alat bukti sebagaimana dimaksud dalam Hukum Acara Pidana;
b. alat bukti lain berupa informasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima, atau
disimpan secara elektronik dengan alat optik atau yang serupa dengan itu; dan
c. data, rekaman, atau informasi yang dapat dilihat, dibaca, dan/atau didengar, yang
dapat dikeluarkan dengan atau tanpa bantuan suatu sarana, baik yang tertuang di atas
kertas, benda fisik apapun selain kertas, atau yang terekam secara elektronik,
termasuk tetapi tidak terbatas pada:
1) tulisan, suara, atau gambar;
2) peta, rancangan, foto, atau sejenisnya;
3) huruf, tanda, angka, simbol, atau perforasi yang memiliki makna atau dapat
dipahami oleh orang yang mampu membaca atau memahaminya.
*Bahwasannya terhadap alat bukti mandiri tersebut tidak tergantung pada adanya
keterangan saksi, surat atau keterangan terdakwa hal ini snagat berbeda dengan alat
bukti petunjuk sebagaimana yang diatur dalam KUHAP, bahwa maksud dari tidak
tergantung disini adalah alat bukti elektronik tersebut bisa ditemukan terlebih dahulu
baru akan dicarikan keterangan saksi atau ahli. Kemudian pada alat bukti mandiri
akan memudahkan apparat penegak hukum untuk dapat mencari alat bukti yang lain
hal ini akan memudahkan pengungkapan dan penyelesaian tindak pidana yang akan
terjadi, sedang terjadi dan sudah terjadi. Dalam hal ini untuk penetapan seorang
tersangka dibutuhkan minimum dua alat bukti dan hakim dapat menjatuhkan pidana
dengan didukung oleh minimum dua alat bukti.

2. Prinsip yang bisa diaplikasikan dalam hal perlindungan data pribadi ada 7 yaitu:
1) Keabsahan, keadilan dan transparansi
Maksud dari prinsip ini adalah bahwa identifikasi keabsahan dokumen yang
digunakan tidak bertentangan dengan hukum dan undang-undang. Kemudian
dalam hal transparansi maka prinsip ini bertujuan untuk menjaga keutuhan data
dan informasi dari kerusakan akibat kecerobohan dan ketidak hati-hatian. Dalam
hal prinsip keadilan maka harus jelas, jujur, terbuka terkait apa yang akan anda
lakukan dengan data tersebut.
2) Batasan tujuan
Dalam hal perlindungan data pribadi maka Batasan tujuan ini dilakukan dengan
menggunakan dan memperlakukan data sebagaimana mestinya bahwa data
individual bukanlah merupakan informasi publik. Contohnya dalam hal ini data
pribadi hanya digunakan untuk kepentingan tertentu seperti terkait kebutuhan
inform consent.
3) Minimisasi data
Memadai – cukup untuk memenuhi tujuan Anda dengan benar, Relevan –
memiliki hubungan rasional dengan tujuan tersebut, Terbatas pada apa yang
diperlukan – Anda tidak memegang lebih dari yang Anda butuhkan untuk tujuan
itu.
4) Akurasi
Langkah-langkah yang wajar menghindari salah dan menyesatkan Corrective–
check and recheck jika menemukan kesalahan data.
5) Batasan penyimpanan
Simpan tidak lebih lama dari yang Anda butuhkan. Jelaskan berapa lama Anda
perlu menyimpan data Review berkala untuk: menghapus, menghapus,
menghancurkan.
Anda dapat menyimpan data: Pengarsipan kepentingan umum, Penelitian ilmiah
dan sejarah, tujuan statistik.
6) Integritas dan kerahasiaan (security)
Pastikan perlindungan yang sesuai. Perangkat keras, perangkat lunak, dan/atau TI.
Berdasarkan standar perlindungan pemerintah (jika ada) atau standar Profesi.
7) Akuntabilitas
Dalam prinsip ini diharuskan untuk memenuhi standar yang ditentukan oleh
regulator.

Anda mungkin juga menyukai