Anda di halaman 1dari 2

Praktikum Perpajakan

Aplikasi Perpajakan

SPT Wajib Pajak Badan

TUGAS 9

Nama : Mariska Amaliya Issyarofah

NIM : 19.05.52.0067

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS STIKUBANK SEMARANG

Andi Kartika
UNIVERSITAS STIKUBANK (UNISBANK) SEMARANG
TUGAS 8:

1. Dari Kasus PT Vamata, Berikan penjelasan Saudara mengapa dalam laporan Pajak
perlu dilakukan rekonsiliasi fiscal?.
Jawab :

Penyusunan laporan keuangan suatu perusahaan tentu harus disesuaikan


dengan peraturan fiskal yang berlaku, apalagi ketika laporan keuangan tersebut
dijadikan dasar untuk membuat SPT PPh yang akan dilaporkan ke kantor pajak.
Penyusunan Laporan Keuangan sudah diatur dalam bentuk Standar Akuntansi
Keuangan yang penggunaannya terutama dimaksudkan agar kualitas laporan
keuangan bisa dipertanggungjawabkan sehingga bisa menjadi sarana
mengkomunikasikan apa yang telah dilakukan manajemen perusahaan kepada
pihak investor atau kreditor. Laporan keuangan umumnya dibuat berdasarkan
standar akuntansi keuangan yang belum tentu sama dan sesuai dengan
peraturan/ketentuan perpajakan. Oleh karena itu, dibutuhkan koreksi fiskal atau
yang biasa disebut dengan rekonsiliasi fiskal.
Laporan keuangan menjadi dasar dalam pembuatan Surat Pemberitahuan
(SPT) Pajak Penghasilan (PPh yang akan dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak
(KPP). Namun kenyataanya, pembuatan laporan keuangan kadang tidak sesuai
dengan aturan perpajakan. Dengan begitu, diperlukan koreksi fiskal.
Rekonsiliasi fiskal adalah langkah untuk mencocokan ketika ada hal yang
berbeda antara laporan keuangan komersial dan laporan keuangan. Laporan
keuangan komersial, penyusunannya didasarkan atas sistem keuangan akuntansi
(SAK). Sedangkan laporan keuangan, penyusunannya berdasarkan sistem fiskal.
Rekonsiliasi fiskal merupakan lampiran SPT tahunan PPh badan yang
berupa kertas kerja berisi penyesuaian antara laba rugi komersial sebelum pajak
dengan laba rugi berdasarkan ketentuan perpajakan. Rekonsiliasi fiskal dilakukan
terhadap seluruh unsur penyusunan laporan laba rugi yang meliputi pendapatan
dan beban. Penghasilan dapat berupa penghasilan usaha maupun penghasilan dari
luar usaha. Begitu pula dengan biaya, ada biaya-biaya untuk melakukan usaha dan
ada juga biaya-biaya di luar usaha. Dalam konteks pajak Penghasilan, unsur dalam
perhitungan laba fiskal juga terdiri dari penghasilan dan biaya.
Rekonsiliasi fiskal perlu dilakukan agar sebelum data laporan keuangan
komersial dimasukkan ke dalam SPT tahunan PPh, maka data-data tersebut telah
disesuaikan dengan ketentuan fiskal, mengingat terdapat perbedaan besar diantara
keduanya baik beda waktu maupun beda tetap. Jadi rekonsiliasi fiskal yang
dilakukan akan menghasilkan output berupa hasil koreksi yang berpengaruh besar
terhadap besarnya laba kena pajak dan PPh terutang. Dari uraian tersebut
diharapkan Perusahaan-perusahaan dapat memahami mengapa perlu adanya
rekonsiliasi fiskal dan lebih memperhatikan terhadap penghasilan dan biaya-biaya
yang akan disajikan dalam laporan Keuangan guna menghasilkan Laporan
Keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi dan dapat dipertanggungjawabkan
atas pajak penghasilannya.

Anda mungkin juga menyukai