Anda di halaman 1dari 3

TELAAH STAFF

Untuk : Direktur RSUD dr. Agoesdjam


Dari : Kepala Instalasi Gawat Darurat
Nomor : 20 / IGD-RSUD / 2020
Tanggal : 23 Desember 2020
Sifat : Penting
Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal : Kebutuhan Tenaga Dokter Jaga IGD
Tebusan : Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD dr. Agoesdjam

Pokok Permasalahan :

Dokter merupakan tenaga medis yang diberikan kewenangan berdasarkan undang-undang praktek
kedokteran dalam memberikan pelayanan medis, meliputi tindakan promosi kesehatan, preventif,
kuratif, dan rehabilatatif terhadap suatu penyakit. Dokter memiliki peranan penting terhadap suatu
pelayanan kesehatan karena dianggap memiliki ilmu yang kompeten dan secara hukum memiliki
legalitas dalam prektek kedokteran. Jumlah dokter di Indonesia saat ini merupakan terendah kedua
di Asia Tenggara, yaitu 0,4 dokter per 1000 penduduk, yang artinya Indonesia memiliki 4 dokter yang
menangani 10.000 penduduknya (World Bank, 2020). Hal ini tentunya akan berdampak pada kualitas
pelayanan kesehatan di Indonesia. Dokter terdiri dari dokter umum dan dokter spesialis. Dokter
umum merupakan dokter yang bertugas memberikan pelayanan primer dan kegawatdaruratan
terhadap pasien, sedangkan dokter spesialis merupakan dokter yang ahli dalam bidang tertentu
yang memberikan pelayanan lanjutan.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Agoesdjam merupakan rumah sakit daerah Kabupaten
Ketapang yang memberikan pelayanan medis oleh dokter umum dan dokter spesialis. Dokter umum
yang memberikan pelayanan kegawatdaruratan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan dokter
umum yang berwenang dalam menangani tindakan medis kegawatdaruratan dan telah dibekali ilmu
kegawatdaruratan seperti Advanced Cardiac Life Support (ACLS), Advanced Trauma Life Support
(ATLS), General Emergency Life Support (GELS), dan lain sebagainya.

Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. Agoesdjam pada masa Pandemi COVID19 memberikan pelayanan
COVID19 dan non COVID19. Pelayanan ini menitikberatkan pada sistem Triase IGD untuk memilah
antara pasien COVID19 dan non COVID19 yang selanjutnya untuk menentukan ruangan perawatan
agar tidak terjadi infeksi silang antar pasien di Rumah Sakit. Dokter yang bertugas di IGD
ditempatkan di Triase dan di pelayanan non-COVID. Dokter di Triase menggunakan Alat Pelindung
Diri (APD) level 3 karena selain memilah pasien (antara COVID19 dan non COVID19), juga menangani
pasien COVID19 pada zona merah, sedangkan dokter IGD yang menangani pasien non COVID19
menggunakan APD level 2 yang menangani pasien umum di zona hijau. Dokter umum yang bertugas
di IGD RSUD dr. Agoesdjam berjumlah 6 orang ditambah 1 orang dokter umum yang bertugas
sebagai kepala Instalasi. Pada Grafik kunjungan pasien ke IGD RSUD dr. Agoesdjam Ketapang
cenderung meningkat dari tahun ke tahun, tetapi pada tahun 2019 terjadi penurunan angka
kunjungan dikarenakan Pandemi COVID19. Tetapi hal ini berdampak pada tugas dokter IGD yang
dikarenakan harus menangani pasien COVID19 dan non-COVID19, yang mana jika dinas sendiri
dokter IGD akan bolak balik menangani pasien COVID19 dan non COVID19 sehingga beriko kelelahan
dan menularkan infeksi antar pasien di Rumah Sakit.

Pra Anggapan :

Dengan adanya penambahan dokter jaga IGD, diharapkan akan memberikan kemudahan dalam
pelayanan COVID19 dan non COVID19 di IGD RSUD dr. Agoesdjam, yang dikarenakan saat ini di IGD
hanya tersedia 6 dokter jaga IGD ditambah 1 kepala instalasi. Hal ini akan dirasa sulit apabila pada
shift yang dokternya hanya bertugas sendiri, menagani psien COVID19 dan nonCOVID19 sehingga
beresiko kelelahan dan menginfeksi silang antar pasien di Rumah Sakit. Dengan adanya penambahan
satu dokter IGD, akan membantu dalam pelayanan IGD terutama pada shift pagi dan sore dimana
jumlah pasien yang datang meningkat pada waktu tersebut.

Fakta dan Data yang Berpengaruh :

Tenaga dokter di IGD berjumlah 6 orang ditambah 1 kepala Intalasi, yang mana pada satu shift hanya
terdapat 1 sampai 2 orang dokter. Dokter yang bertugas di IGD terbagi di Triase (memilah pasien dan
menangani pasien COVID19) dan di Ruangan Tindakan (menangani pasien non COVID19), hal ini akan
memberikan kesulitan jika yang dinas hanya satu orang dokter saja untuk menangani kedua pasien
COVID19 dan non COVID19. Sedangkan Kepala Instalasi IGD bertugas mengkoordinasikan tugas
dokter IGD dan mengurus admisitrasi di IGD.

Pembahasan / Analisis

Dari fakta dan data diatas, diperlukan tambahan satu dokter IGD dalam membantu tugas IGD yang
saat ini terbagi menjadi dua jenis pelayanan, yaitu pelayanan COVID19 dan non COVID19. Hal ini
akan membantu dalam pelayanan kegawatdaruratan yang efektif di IGD RSUD dr. Agoesdjam
Ketapang, turatama dalam menghadapi Pandemi COVID19.
Kesimpulan

Dengan telaah staff ini, kami mengharapkan tambahaan satu staff dokter IGD untuk mendukung
pelayanan di IGD sehingga bisa memberikan pelayanan yang optimal.

Saran Tindak :

Demikian telaah ini kami sampaikan. Kami mohon arahan, saran, dan tindak lanjutnya demi
pelayanan yang lebih optimal di IGD RSUD dr. Agoesdjam Ketapang.

Ketapang, 23 Desember 2020


Kepala Instalasi Gawat Darurat

dr. DOFI PEBRIADI


NIP. 19910221 201902 1 001.

Anda mungkin juga menyukai