Disusun Oleh :
Meisye Wulandari
41205425117063
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk
pola perilaku Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus).
BAB II
BIOLOGI SATWA
A. Taksonomi
Orangutan termasuk kera besar dari ordo Primata dan famili Homonidae
(Groves, 2001), dengan klasifikasi sebagai berikut :
Tabel 1. Klasifikasi Orangutan Kalimantan
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrae
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Family : Pongidae
Subfamily : Pongoninae
Genus : Pongo
Pongo pygmaeus (Orangutan Kalimantan/
Species :
Borneo)
Meijard et al. (2001) menjelaskan bahwa orangutan adalah salah satu anggota
famili Pongidae yang mencakup tiga kera besar lainnya, yaitu ; bonobo Afrika
(Pan paniscus), simpanse (Pan troglodytes) dan gorila (Pan gorila). Berdasarkan
persamaan genetis dan biokimia, Pongidae tersebut berkembang dari leluhur yang
sama selama periode waktu kurang dari sepuluh juta tahun. Ada dua jenis
orangutan yang masih hidup, yaitu anak jenis dari Sumatera dan dari Kalimantan.
Orangutan Kalimantan terbagi lagi menjadi tiga sub spesies yaitu Pongo
pygmaeus pygmaeus (bagian Utara dan Barat Pulau Kalimantan), Pongo
pygmaeus wurmbii (bagian Tengah Pulau Kalimantan), dan Pongo pygmaeus
morio (bagian Utara dan Timur Pulau Kalimantan).
B. Morfologi
Orangutan merupakan satu-satunya kera besar yang hidup di Asia, kera besar
lainnya yaitu gorilla, simpanse dan bonodo ditemukan di wilayah Afrika (Suhud
dan Saleh, 2007). Total populasinya 90% berada di wilayah Indonesia, yaitu
hanya dapat ditemukan di Borneo (Kalimantan) dan di bagian utara Sumatera.
Padahal menurut catatan fosil para ahli, Orangutan hingga akhir Pleistone dapat
ditemukan di sebagian besar hutan dataran rendah di Asia Tenggara, dari kaki
perbukitan Wuliang Shan di Yunan, Cina Selatan, sampai ke selatan Pulau Jawa,
dengan luas sebaran total yakni 1,5 juta km² (Rijksen dan Meijard, 1999).
Habitat orangutan cukup menyebar, mulai dari hutan dataran rendah sampai
pada hutan pegunungan. Habitat yang optimal bagi orangutan paling sedikit
mencakup dua tipe lahan utama yaitu tepi sungai dan dataran tinggi kering yang
berdekatan. Tepi sungai dapat berupa dataran banjir, rawa, atau lembah aluvial;
sedangkan dataran tinggi kering biasanya adalah kaki bukit. Habitat orangutan
secara umum banyak ditemukan di daerah dataran rendah pada ketinggian 200–
400 m dpl (Meijaard et al., 2001).
BAB III
jenis kelamin. Sedangkan Rodman dan Mitani (1987) mengatakan bahwa ada
hubungan antara ukuran tubuh antara Orangutan jantan dengan Orangutan betina
Orangutan betina melahirkan satu bayi sekali setelah mengandung selama 8,5
bulan, dan tidak akan memiliki bayi lagi hingga bayi pertamanya mencapai usia 7
tahun. Ini adalah jarak antar kelahiran terpanjang dalam dunia hewan dan
memungkinkan induknya untuk memberikan perhatian penuh pada sang bayi
dengan mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan untuk bertahan hidup dan
mandiri, termasuk membuat sarang, mengenali jenis pakan alami, dan
menghindari predator. Bayi orangutan ini juga tetap tinggal dengan induknya
untuk mendapatkan perlindungan dan mempelajari kehidupan di hutan, terutama
untuk mengetahui di mana semua sumber pakan penting ada, sampai saatnya ia
meninggalkan induknya.
Orangutan adalah makhluk yang sangat cerdas. Mereka dapat memanfaatkan
hal-hal di lingkungan sekitarnya untuk peralatan dan obat-obatan. Populasi
orangutan yang berbeda bisa menunjukkan perilaku unik dalam mengatasi
masalah yang sama dengan cara yang berbeda. Orangutan belajar dari orangutan
lain dan biasanya mereka akan membagi keterampilannya sendiri saat mereka
bertemu, terutama saat ketersediaan pakan tinggi. Di pusat rehabilitasi atau di
pulau-pulau pra-pelepasliaran BOS Foundation, di mana ketersediaan pakan tidak
terbatas, mereka dapat dengan cepat mengembangkan dan berbagi keterampilan,
seperti memancing, berenang dengan menggunakan pelampung atau penggunaan
alat untuk akses makanan secara efisien.
BAB IV
KESIMPULAN
Orangutan betina melahirkan satu bayi sekali setelah mengandung selama 8,5
bulan, dan tidak akan memiliki bayi lagi hingga bayi pertamanya mencapai usia 7
tahun. Orangutan adalah makhluk yang sangat cerdas. Mereka dapat
memanfaatkan hal-hal di lingkungan sekitarnya untuk peralatan dan obat-obatan.
Populasi orangutan yang berbeda bisa menunjukkan perilaku unik dalam
mengatasi masalah yang sama dengan cara yang berbeda
DAFTAR PUSTAKA
Dephut. 2007. Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Orangutan Indonesia 2007-
2017. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
Departemen Kehutanan.
Rijksen, H.D., and Meijaard, E. 1999. Our vanishing relative. The Status of
wildnorangutans at the close of the twentieth century. Kluwer Academic.